Hi, aku Merodine Ritsuka-san.
Salam kenal, minna~
Aku udah lumayan lama suka vocaloid. Lagunya itu bagus-bagus dan liriknya itu yang paling wajib di acungi tiga jempol(?) Hahaha… Tapi, jujur aja, aku pernah nangis pas denger lagu Servant Of Evil, loh. Banyak yang kita bisa pelajari dari lagu-lagu vocaloid. Makanya, aku harap buat yang baca fic ini juga bisa belajar suatu hal (sok bijak). Thx! Sekian dulu perkenalannya~ Jangan lupa RnR ya, kawan-kawan~
Disclaimer : Saya bukan pemilik Vocaloid, loh. Percaya, deh~ Hihihi :)
"Jadi, apa keputusannya?"
"Maaf, kita tidak bisa menyimpan mereka lagi. Mereka adalah software yang tidak berguna."
"Tidakkah ada cara lain untuk menyempurnakan mereka?"
"Sudahlah, tidak ada cara lain lagi. Sekali lagi aku katakan. Semuanya percuma."
"K…Kau benar-benar keterlaluan!"
Kembali di saat kejadian itu terjadi…
"Baik, alihkan sumber tenaga ke bagian penyempurnaan data."
"Pak, semua persiapan sudah siap. Data-data yang di perlukan sudah di input ke dalam program mereka. Kita bisa mulai penciptaan mereka."
"Baik, inilah saatnya. Mulai memasukan semua data tersebut. Pastikan mereka tercipta dengan sempurna. Karena ini adalah proyek terbesar yang pernah ada di dunia musik."
"Pak, gawat! Terjadi kerusakan pada generator tenaga utama! Kita tidak bisa melanjutkan proses penciptaan ini, atau generator tersebut akan segera meledakkan tempat ini!"
"Apa? Kita tidak bisa membiarkan proses ini di hentikan!"
"Tapi, pak! Ini situasi yang berbahaya jika terus di lanjutkan!"
"S…Sial… Baik! Hentikan proses penciptaan tersebut!"
"Terlambat! Kita sudah terlalu terlambat!"
"Uwaaaaa…!"
Dan hari itu, awal dari sebuah cerita besar telah di mulai…
"Apa yang terjadi?"
"Kita masih sempat. Tapi…"
"Bagaimana dengan proyek-ku?"
"Mereka ada di sana."
"Miku? Miku Miku?" seorang perempuan berambut hijau terlihat bingung.
"Mmmhh… Aku masih mengantuk…" ucap seorang perempuan berambut abu-abu panjang dan terlihat mengantuk.
"Di mana aku?" ucap perempuan berambut kuning pirang sambil menggaruk-garuk kepalanya.
"M…Mereka telah… Berhasil di ciptakan?"
Ternyata, kenyataan tidak selamanya indah…
"Kita tidak mungkin tetap menyimpan mereka. Mereka sudah gagal."
"Tapi, pertimbangkanlah. Mereka sudah kita ciptakan dengan susah payah, dan kau mau membuang mereka begitu saja?"
"…"
"Jadi, apa keputusannya?"
"Maaf, kita tidak bisa menyimpan mereka lagi. Mereka adalah software yang tidak berguna."
"Tidakkah ada cara lain untuk menyempurnakan mereka?"
"Sudahlah, tidak ada cara lain lagi. Sekali lagi aku katakan. Semuanya percuma."
"K…Kau benar-benar keterlaluan!"
"Aku tahu kau tidak bisa terima, tapi kita masih bisa membuat rancangan yang baru, bukan?"
"Aku… Aku tidak akan rela!"
Demi anak-anaknya, sang ayah rela melakukan apa pun…
"Namamu, Kagamine Rin dan Kagamine Len. Kalian benar-benar bersaudara kembar yang lucu." Ucapnya pada laki-laki berambut acak-acakan dan perempuan berambut pirang. Mereka berdua adalah kembar.
"Kau adalah Megarine Luka. Aku yakin kau punya potensi yang luar biasa di masa depan. Percayalah itu, Luka." Ucapnya pada perempuan berambut pink lurus.
"Namamu adalah Meiko. Meski kau punya kepribadian yang aneh, tapi kau adalah sang ibu dari mereka. Jagalah mereka, Meiko." Ucapnya pada perempuan berambut cokelat.
"Namamu adalah Akita Neru. Kadang memang kau keras kepala, tapi kau punya ambisi dan tekad yang kuat. Kau tidak terkalahkan, Neru." Ucapnya pada gadis pendek berambut kuning dan di ponytail ke samping.
"Kau adalah Yowane Haku. Tenang saja, para saudaramu akan membuat kau menjadi kuat kembali. Jangan pernah merasa lemah pada siapa pun, Haku." Ucapnya pada gadis berambut abu-abu panjang yang sedang tertidur pulas.
"Dan kau adalah, Kaito Shion. Kau adalah ayah dari para saudara-saudaramu. Belajarlah menjadi dewasa, meskipun itu akan terasa sulit." Ucapnya pada laki-laki berambut biru.
"Kau adalah Kasane Teto. Dunia akan melihat keberadaanmu nantinya. Percayalah, kau orang yang paling bisa membaca perasaan orang lain, Teto." Ucapnya pada perempuan berambut pigtail berwarna merah.
"Kau adalah Kamui Gakupo. Kau satu-satunya yang sudah di sempurnakan. Kau punya dua pilihan di tanganmu. Dirimu sendiri, atau saudara-saudaramu. Ingat itu." Ucapnya pada laki-laki yang berambut ungu dan di ikat ke belakang.
"Dan yang terakhir… Namamu, Hatsune Miku. Suara dari masa depan. Kebahagiaan akan terus bersamamu. Kau adalah bintang yang paling bersinar nantinya. Tapi ingat, kau tidak akan pernah bisa sendiri." Ucapnya pada perempuan berambut turquoise hijau.
"Lalu, ayah mau ke mana?" Tanya Gakupo.
"Miku Miku?" Tanya Miku.
"Ayah harus ada pekerjaan yang harus di selesaikan dulu. Kalian tidurlah dengan tenang."
"Kami ingin ayah di sini menemani kami." Pinta Rin dan Len.
"Ya, ayah. Tolonn tenani tani tidun." Ucap Teto.
"Tolong temani kami tidur." Ralat Neru.
"Maaf, anak-anakku. Tapi, ayah sibuk sekali. Jika ada malam lain setelah malam ini untuk kita bersama-sama, ayah janji, ayah akan menemani kalian tidur. Setuju?"
"Setuju! Terimakasih, ayah!" ucap semuanya serentak.
"Dah. Ayah sangat menyayangi kalian." Pintu kamar pun tertutup.
Saat sang ayah sudah mengucapkan selamat malam, dia menangis di balik pintu itu…
Ketika pagi hari datang, semuanya sudah berubah…
"Miku… Mmmhh…" Miku membuka matanya. Dia berada di sebuah bangku taman.
"Miku? Miku Miku Miku?" Miku pun menjadi panik dan terkejut. Saat dia berdiri, secarik kertas terjatuh. Miku pun membaca tulisan yang ada di kertas tersebut.
"Miku, ayah sangat menyayangi kalian. Dan ini semua ayah lakukan demi kalian. Kau dan saudara saudaramu ayah kirim ke tempat yang berbeda. Ada suatu hal yang tidak bisa di jelaskan oleh ayah. Ayah punya satu permintaan untukmu, Miku. Carilah saudara-saudaramu yang lain. Tunjukan pada dunia, kalian adalah suara-suara dari masa depan. Aku menyayangimu, Miku."
"Miku… Miku Miku! Mikuuu…!" ucap Miku bersemangat.
"Hei, apa yang sedang kau lakukan?" tegur seorang laki-laki berkacamata yang terlihat seumuran dengan Miku.
"Miku? Miku Miku?" Tanya Miku.
"Eh, maaf. Aku tidak dapat mengerti apa yang kau katakan. Kau siapa?" tanyanya lagi.
"Miku Miku." Ucap Miku.
"Baiklah, aku kira namamu adalah Miku. Lalu, apa yang kau lakukan di sini?"
"Miku Miku… Miku Miku Miku." Miku mencoba menceritakan sesuatu.
"Hmm… Mungkin kau mau ke rumahku sekarang? Aku akan mencoba membantumu, mungkin. Bagaimana?"
"Miku? Miku!" Miku mengangguk dan terlihat sangat senang.
"Baik, ayo." Ajak anak itu.
Dan saat kita masih percaya pada hari esok, pasti selalu ada jalan yang terbuka untuk terus membuka hari yang baru…
Yep, sekian dulu chapter pertama fic aku~ Aku harap kalian suka. Hihihi :)
Kalau ada yang bingung dengan apa yang di ucapin Miku, jujur aja aku juga nggak ngerti(?) hehehe… Satu penjelasan dari aku. Saat proses penciptaan berlangsung, kan ada kesalahan tuh. Nah, itu yang bikin data-data semua vocaloid itu rusak. Buat lebih detail-nya, nanti kalian ngerti sendiri kok.
Btw, maaf banget karena aku cuma masukin 10 karakter Vocaloid. Karena aku udah ga ada ide lagi. Hehehe…
It's time to say good bye~ Aku akan update secepatnya, tapi ga janji(?). Yah, biasa lah~ aku kan masih anak sekolah. Hihihi… Bye-bye~
