Remorse For You
.
.
.
Remorse For You
Disclimer : Om Tite Kubo
Author : Hanna Hoshiko
Rated : T
Genre : Romance/Hurt/Comfort
Cerita Abal, gak jelas, banyak typo,OOC (banget), dll.
.
.
.
Pesan Author :
Maaf kalau fic ini tidak memuaskan karena saya tergolong Author pemula..!
Maaf kalau ceritanya gak bisa bikin nangis...
Mohon RnR yaa minna..!
Kalo gak suka boleh gak dibaca kok..
.
.
.
.
Remorse For You
.
.
.
Mereka berjalan tanpa kata, keheningan lebih mendominasi di antaranya. Selalu saja begini mereka berdua hanya menikmati ke bersamaan mereka dalam diam.
Mereka mulai memasuki halaman sekolah mereka. Ketika mereka masuk pemuda di sampingnya sudah di sambut oleh teriakkan Fans Girlnya.
"Kya.. Kurosaki-kun~"kali ini gadis berambut merah memanggil pemuda di sampingnya dengan genit.
"Kurosaki-kun~"ucap Senna genit, kenapa Rukia tahu namanya karena Senna teman sekelas Rukia.
Inilah yang paling Rukia benci ketika ia memiliki kekasih yang tampan dan juga populer di sekolah membuatnya hanya tersenyum miris melihatnya.
"Aku ke kelas dulu Ichigo."ucapnya pada pemuda di samping yang hanya membalas dengan senyuman.
Rukia meninggalkan Ichigo dengan senyum tipis di bibirnya. Hingga kini ia belum yakin bahwa kekasihnya itu begitu mencintainya. Ini adalah tahun ke-2 masa pacaran mereka.
Tidak banyak yang tahu dirinya adalah pacar Ichigo, Senna yang teman sekelas Rukia pun tak tahu menahu akan hubungannya dengan Ichigo. Ini demi keselamatannya dari Fans Girl Ichigo yang takkan segan-segan memperingati siapa saja yang berani-berani mendekati pangeran sekolah itu.
"Ohayou Rukia-chan."ucap Rangiku menyapa Rukia.
"Ohayou Ran~"ucap Rukia membalas sapaan Rangiku dengan malas.
"Fans Ichigo lagi ?"kali ini Momo yang bertanya pada Rukia.
Rukia tak menjawab berkataan Momo, ini bukan masalah yang besar untuknya. Rukia memilih melihat keluar jendela di banding ia harus berbicara tentang fans-fans Ichigo dengan ke dua sahabatnya itu.
Rukia terus memandang langit membayangkan dirinya terbang diantara awan biru. Melihat semua yang berada di bawahnya.
Teng.. Tengg.. Teng..
Sepertinya bel masuk berbunyi. Pelajaran yang pertama adalah Mayuri-sensei. Pelajaran yang paling ia benci tapi mau bagaimana lagi.
"Rukia-chan ayo kekantin, Ichigo takkan datang. sudah beberapa kali kau tak makan hanya karena menunggu Ichigo untuk makan bersama di atap,"ucap Momo pada Rukia.
"Haaa~..."Rukia hanya mendesah berat mendengar ucapan sahabat mungilnya itu.
"Baiklah aku ikut denganmu"ucap Rukia menyerah.
"Ayo,"Momo menarik tangan Rukia kearah kantin sekolah bersama Rangiku.
Kantin sekolah memang sangat penuh saat jam istirahat pertama berlangsung. Rukia hanya mengikuti kedua sahabatnya memilih-milih makanan mereka untuk makan siang.
Rukia hanya memilih telur gulung dan nasi kare.
Kedua sahabatnya itu memilih duduk di dekat jendela. Tak heran memang kantin SMA Karakura terletak di lantai 2 membuat kita bisa melihat pemandangan hutan di bukit belakang sekolah.
Rukia terus mandang keluar jendela, makanan yang ia beli hanya tertinggal setengah dan mulai mendingin.
"Rukia-chan makan makananmu.. sebelum menjadi dingin dan tidak enak dimakan."ucap Momo dengan nada mengomel kearah Rukia.
Rukia hanya memandang sekilas kearah momo dan sedetik kemudian pandangannya kembali tertuju keluar jendela.
"Rukia-chan benar apa yang dikatakan Momo-chan, cepat habiskan makananmu sebelum dingin..."ucap Ran membela Momo.
"Hn"tanpa menoleh Rukia hanya memberikan jawaban singkat pada Rangiku.
Rangiku mendengus kesal mendengar jawaban singkat dari Rukia dengan melahap makanannya. Setelah perdebatan kecil diantara ke-3 sahabat itu, hanyalah keheningan yang mengisi suasana makan siang mereka.
"Hentikan lamunanmu Rukia-chan... sebentar lagi bel masuk akan berbunyi."ucapan Momo membuyarkan semua lamunan Rukia.
"Hn"lagi-lagi Rukia hanya bergumam kecil menjawab perkataan sahabat-sahabatnya.
^^ Hanna ^^
Rukia berjalan pulang sendirian, karena Ichigo sedang latihan bakset bersama teman-temannya membuat Rukia tidak bisa pulang bersama dengan Ichigo. Saat pertama kali ia berpacaran dengan Ichigo tak pernah terbelsit dalam pikirannya bahwa hubungannya dengan Ichigo akan menjadi serumit ini.
Kadang ia berfikir, apa yang Ichigo sukai dari dirinya ini. dibandingkan Fans girls Ichigo lainnya yang rata-rata mereka adalah gadis cantik dan modis, Rukia jauh dari itu dan mengapa dulu Ichigo memilihnya...
Apakah ia hanya mainan untuk Ichigo selama 2 tahun ini...?, tak mau berfikir lebih jauh tentang kekasihnya itu. Rukia memilih untuk menghentikan pemikirannya itu dan mulai fokus kembali pada jalan.
Rukia membuka gerbang rumahnya yang bisa di bilang sangat besar itu dengan lesu. Memang rumahnya ada di perumahan biasa tapi rumahnya sangatlah tidak biasa, luas, besar, dan mewah. Meskipun rumahnya itu besar tapi yang tinggal didalamnya hanyalah Rukia, Nii-sannya terlalu sibuk untuk sekedar pulang kerumah, ia lebih memilih beristirahat dikantornya.
"Tadaima, Ojou-sama,"ucap Hanataro menyambut ke pulangan Rukia.
"Apa... Nii-san pulang ke rumah?"tanya Rukia pada Hanataro yang di jawab dengan gelengan kecil.
"Apa, Ojou-sama ingin makan lebih dulu?"tanya Hanataro.
"Aku ingin mandi dulu saja,"ucap Rukia.
"Baiklah."jawab Hanataro, kemudian ia menghilang di balik pintu.
Rukia meletakkan tas asal-asalan di atas kasur dan hampir seperti membantingnya. Dia berjalan gontai ke arah balkon kamarnya dan membukannya lebar-lebar. Angin musim semi masuk begitu saja melewati tubuh Rukia yang terdiam di ambang pintu balkon kamarnya.
Setelah merasakan kamarnya berubah suhu menjadi dingin, Rukia lantas melangkahkan kakinya menuju kamar mandi pribadinya. Setelah beberapa menit, Rukia keluar dari kamar mandi, rambut kelamnya masih basah, masih bisa di lihat tetes-tetes bulir air jatuh dari rambut kelamnya yang masih basah itu.
Rukia berjalan menuju sebuah kaca besar yang berada di dalam kamarnya. Menatap pantulan dirinya di dalam cermin. Wajahnya pucat, rambut acak-acakan dan belum kering, Dan tubuh ringkihnya.
"Haaa~"Rukia mendesah pelan, dan beralih menuju tempat tidurnya.
Drrrt... Drrrt... , ketika Rukia sudah di ambang menuju alam mimpinya, ia di kejutkan dengan getaran Handphone Chappy miliknya.
From : Ichi berry's
Kau sedang apa?
Sebuah senyum kecil singga di bibir kecil Rukia saat melihat pesan yang Ichigo kirimkan padanya.
From : Ruki Chappy's
Aku... akan tidur Ichi...
Rukia mengetik balasan untuk Ichigo dengan Cepat, dan masih dengan senyuman manis ia menunggu balasan pesannya dari Ichigo.
From : Ichi Berry's
Uhm... begitu ya?, tapi bisakah kau temani aku sebentar?
Balasan Ichigo menambah lebar senyuman yang berada di bibr Rukia.
From : Ruki Chappy's
Baiklah aku akan menemanimu Ichi^^
Tapi tak ada balasan dari Ichigo, Rukia terus menunggu hingga ia terlelap dalam alam mimpinya.
^^ Hanna ^^
Pagi menjemput sang Kuchiki mungil ini. membuat Kuchiki mungil itu terusik dari tidurnya. Dengan mata masih menutup setengah Rukia berjalan kearah kamar mandinya.
Setelah selesai dengan urusan mandi dan ganti bajunya, Rukia berjalan ke arah ruang makan.
"Ohayou, Rukia,"ucap Nii-sannya datar.
"Ohayou, Nii"ucap Rukia menjawab sapaan Nii-san yang paling ia sayangi.
Keluarga Kuchiki memang menerapakan tidak boleh bicara saat makan sedang berlangsung.
"Bagaimana sekolahmu Rukia?"tanya Nii-sannya setelah menghabiskan makanannya dan mulai membuka koran yang terletak disampingnya.
"Sekolahku baik-baik saja Nii-san,"ucap Rukia yang tengah membersikan mulutnya dari sisa-sisa makanan.
"Bagaimana Hubunganmu dengan bocah Orange itu?"tanya Nii-sannya, kali ini Nii-sannya menyinggung Hubungannya dengan Ichigo.
"Uhm... aku dan Ichigo baik-baik saja Nii-san."ucap Rukia datar.
Rukia beranjak dari duduknya, "Nii-san, aku pergi dulu ya."ucap Rukia berpamitan pada Nii-sannya itu.
Meski tak mendapatkan jawaban dari Nii-sannya, Rukia mengerti bahwa Nii-sannya itu menjawab ya. Sikap dingin Nii-sannya memang tak pernah berubah sejak kematian kedua orang tua mereka karena kecelakan pesawat. Nii-sannya mulai bersikap acuh dan dingin meski didalamnya masih ada rasa khawatir. Rukia tahu sikap lembut pada Nii-sannya takkan pernah hilang meski kata-kata yang ia lontarkan begitu datar dan dingin.
^^ Hanna ^^
Kali ini Rukia tak berjalan sendirian karena Ichigo menjemputnya tadi pagi di depan Rumahnya. Sama seperti waktu-waktu sebelumnya, mereka hanya berjalan dalam diam tak ada satupun di antara mereka yang mau memulai pembicaraan.
"Kya... Kurosaki-kun~"teriakan Riruka menggema diseluruh koridor sekolah, kemudian matanya menuju ke samping Ichigo. Matanya menatap galak kearah Rukia.
Rukia hanya berwajah datar meski ia tahu kalau sekarang Riruka tengah memandang benci padanya, meski wajahnya datar tapi didalam hatinya ia merasa perih menerima perlakuan Riruka kepadanya. Tanpa berbicara pada Ichigo, Rukia berjalan menujuh kelasnya. Ichigo hanya memandang Rukia sebentar kemudian ia mengalihkan pandangannya lagi pada jalan didepannya.
"Ohayou, Rukia-chan,"sapa Momo pada Rukia.
"Ohayou, Momo-chan,"sapa Rukia balik pada Momo. Sebisa mungkin Rukia tak melihatkan kepiluan hatinya pada sahabat-sahabatnya dengan tetap tersenyum kearah mereka.
"Oh ya, kemana Ran?"tanya Rukia bingung.
"Ohayou, Ruki-chan..."teriak Rangiku dari belakang dan detik berikutnya ia sudah memeluk Rukia dengan pelukan mautnya.
"Raaa... ngikhuuu... lepaskan akhuu..."ucap Rukia yang sepertinya tidak bisa bernafas akibat pelukan maut Rangiku.
"Kau, kenapa Rangi-chan?"tanya Momo penasaran.
"Kau, mengerikan!"ucap Rukia sebal dengan wajah yang masih merah akibat tidak bisa bernafas.
"Tadi Gin-kun menjemputku untuk berangkat bersama~"ungkap Rangiku dengan wajah yang merona hebat.
"Ck, kau dijemput Rubah itu saja senang!"ucap Rukia dengan nada mengejek.
"Ck, yang penting Gin-kun tak berkepala Orange."ucap Rangiku membalas ejekan Rukia.
"Sudahlah, Ochi-sensei sudah masuk."ucap Momo melerai Rukia dan Rangiku yang sedang berdebat.
.
.
.
.
.
.
To be Continued.
Ini Fanfic Hanna yang kedua..
semoga gak mengecewakan yaa..
meski typo-nya banyak..
