"Ryouta, bisa kau jelaskan ini ?"


Ryouta's Diary :: Malaikat dan Iblis

Fandom : Kuroko no Basuke / Kuroko no Basket

Rated : T – indonesia

Genre : Friendship/Humor

Warning : Gaje, No Yaoi.

Disclaimer : Kuroko no Basuke / Kuroko no Basket © Fujimaki Tadatoshi-sama. Tidak ada keuntungan materil yang diperoleh dari membuat ataupun mempublikasikan fanfiksi ini. Fanfiksi ini dibuat hanya untuk kesenangan dan penyaluran hobi pribadi.

Summary :

Ketika Kiseki no Sedai menemukan sebuah diary dalam loker Kise yang kebetulan tidak terkunci. Membuat sang Kapten mengeluarkan asap dari kepalanya.

"Ryouta, bisa kau jelaskan ini ?"


Kise Ryouta kini tengah menampakkan senyum lima jarinya. Dia sedang berada di dalam lingkaran yang dibuat anak-anak Kiseki no Sedai. Kise sempat melirik Kuroko untuk mendapat pertolongan, namun sang pemain bayangan tampaknya enggan memberikan pertolongan sedikitpun kepada pemuda itu. Yah…sebenarnya ini salahnya meletakkan buku diary di loker dan dia lupa untuk mengunci lokernya.

"Anoo…itu cuma pemikiranku saja kok, Akashicchi~ Jangan marah ne ?" Ujar Kise pelan diiringi setitik air di ujung matanya. Namun, Akashi masih menatapnya tajam.

Kuroko yang terlanjur penasaran berat, akhirnya merebut buku yang berada di tangan Akashi. "Aku akan membacakannya, Akashi-kun.."

Akashi menoleh ke arah Kuroko dan mengangguk setuju. "Lakukan, Tetsuya."


Dear Diary,

Kali ini aku akan menceritakan pemikiranku saja sih. Aku akan cerita soal teman-temanku yang imut-imut – tanpa Murasakibaracchi dan Aominecchi – , karena Aominecchi yang ga ada imut-imutnya-ssu!


Dahi Aomine manmpilkan sebuah perempatan imaginer dengan segera. Dia menoleh ke arah Kise yang tengah tersenyum lima jari dengan canggung – nyengir –. Namun sebelum keduanya memulai pertengkaran, Akashi berdeham pelan.

"Simpan tenagamu untuk menghajar Ryouta nanti, Daiki. Atau aku juga akan menghajarmu nanti."

Dan Aomine hanya bisa mengangguk sembari menelan ludahnya.


Apalagi Kurokocchi yang begitu imut dan mungil /(*o*)~ dia begitu nyaman dipeluk-ssu ! Dan sebenarnya Akashicchi juga (sepertinya – SEPERTINYA LOH) nyaman dipeluk, tapi kalian tahu sendiri kan ? Aku belum mau dicium guntingnya lagi-ssu DX


Dan kali ini sebuah gunting benar-benar mencium surai keemasan Kise. "Ryouta – "

"Sudahlah, Akashi-kun. Aku juga sebenarnya tidak terima dengan sebutan mungil ini." Akashi terdiam tanpa protes meskipun Kuroko baru saja menyela perkataannya. Aura Kuroko yang menguar dari tubuh itu begitu kuat – dan tampak lebih mengerikan dari milik Akashi –.


Aku ga mau komentar soal imutnya Midorimacchi deh. Karena sepertinya percuma, dia terlalu tsundere untuk mengakuinya.


Sebuah Deathglare pun menghampiri model muda itu. "Hehe…santai, Midorimacchi."


Jadi, aku akan menuliskan mengenai teman-temanku itu-ssu!

Ini sebenarnya terinspirasi dari novel yang aku pinjam dari Momocchi sih…jadi setelah membacanya aku langsung teringat teman-temanku itu-ssu. Novelnya berjudul "Malaikat dan Iblis dalam Tubuh Manusia".

Jadi, aku langsung berspekulasi bahwa teman-temanku itu juga memiliki sifat malaikat dan iblis di dalam diri mereka.

Yang pertama Murasakibaracchi,

Dia itu punya wajah Iblis malas – menurutku sih – dan sifat yang bisa menjadi Iblis kala murka dan menjadi malaikat ketika mendapatkan snack rasa baru. Tapi kalau di lapangan, aku ga yakin Murasakibaracchi bakal jadi malaikat-ssu.

Yang kedua Midorimacchi,

Dia itu wajah percampuran antara malaikat dan iblis. Tapi kalau sifatnya, um…dia sangat berhati malaikat-ssu~ yah..meski harus dengan sedikit bumbu tsundere disana.

Yang ketiga Kurokocchi,

Dia itu wajah malaikat paling baiiiikk sedunia d*w*)/

Apalagi sifatnya-ssu ! Kurokocchi itu malaikat paling sempurna-ssu! Manis, mungil, baik hati, gentle, dan ah! Pokoknya Kurokocchi perfect deh ;;))

Dan terakhir~

Akashicchi !

Kau tahu, Diary ? Akashicchi itu sebenarnya sama manisnya dengan Kurokocchi~ Dia juga mungil loh~ tapi sayangnya, meskipun wajah malaikat, hati tetap raja iblis =w=

Oh ya, Diary. Kau pasti mengira aku melupakan sesuatu kan ? Sebenarnya tidak sih, aku ga melupakannya kok. Tuan paling dim yang pernah aku temui di Teiko-ssu!

Tuan paling dim ! Mesum ! Nyebelin ! Dan ga peka !


"Ada yang mau berkomentar hmm ?" Wajah Akashi sudah memerah. Tapi dia mengurungkan niat untuk menghabisi Kise sekarang juga karena masih ada lanjutan yang belum dibacaka oleh Kuroko.

Dia menatap Murasakibara yang masih sibuk dengan makanannya tanpa peduli dengan isi diary Kise ataupun dia yang dianggap memiliki wajah iblis malas.

Kemudian, Akashi mellihat ke arah Midorima yang wajahnya juga sangat merah – entah karena dia malu dipuji berhati malaikat atau dia cukup tidak sudi dicap sebagai tsundere untuk kedua kalinya.

Lalu Akashi melihat ke arah Kuroko yang masih adem ayem. Mungkin karena dia tidak dinistakan oleh pemuda berambut pirang itu.

Sedangkan Aomine kini sudah menampakkan wajah yang siap memangsa – tolong jangan berikan tanda kutip disini – Kise kapan saja yang dia mau.

Akashi memejamkan matanya. Dia menghela nafas perlahan untuk meredakan amarahnya. Sedangkan sang pemilik buku diary itu tengah berkeringat dingin.

"Hehe…baca sampai akhir dulu, Akashicchi." Dan hanya itu kalimat yang sedari tadi ingin Kise utarakan.


Tapi meskipun wajah sangar ala tentara iblis bawahan Akashicchi, Aominecchi berhati malaikat seperti Kurokocchi kok. Dan soal cita-citanya yang ingin menjadi seorang polisi mungkin dapat terwujud. Dia baik pada semua orang-ssu.

Akashicchi juga sebenarnya baik hati kok-ssu. Dia perhatian banget dengan anggota se-timnya. Yah..meski jika dia menjatuhkan hukuman itu karena kami melakukan kesalahan sih. Dan kalau Akashicchi ga memberi kami latihan keras pasti tim basket Teiko ga akan setenar karir modelku-ssu. XD


"Kise-kun penyakit N-mu kambuh." Komentar Kuroko.


Dan Kurokocchi kalau marah sepertinya memang berniat membuat pelaku sadar sih-ssu. Kadang kalau Kurokocchi marah itu karena benar-benar keterlaluan pelakunya.

Dan Midorimacchi ? Dia selalu berbuat baik-ssu. Meski tsunderenya tingkat dewa sih.

Kalau Murasakibaracchi itu kelewat baik. Meski dia bertubuh besar dan mengerikan. Dia hanya anak kecil yang rendah hati dan suka berbagi makanan kalau Akashicchi memotong jatah snack bulanannya.

Dan yah…aku beruntung berada dia antara orang-orang yang sangat baik-ssu. \(^_^)/

Dan aku menyayangi mereka~ {}

Nah, sekian dulu ne, Diary-chan. Aku ada pemotretan dan harus pergi dulu.


Kuroko, Akashi, Midorima, dan Aomine – tanpa Murasakibara yang masih sibuk dengan makanannya – menatap Kise dengan tajam dan membuat sang perfect copy itu mundur secara perlahan dengan keringat sebesar biji jagung yang mengalir di pelipisnya.

Crash!

Sebuah gunting kembali melayang dan memotong sebagian kecil surai keemasan itu. Kise berkomat-kamit mengucapkan doa semoga amarah Akashi segera reda dan dia tak mendapat lemparan gunting lagi.

Mata yang memiliki manik madu itu terpejam akan ketakutan besar yang melanda dirinya kali itu. Saat dia menunggu adanya sebuah gunting yang menggores bagian tubuhnya, sampai hampir satu menit dia tak merasakan kesakitan apapun. Namun yang dirasakannya hanya sebuah tepukan di bahunya dan pelukan hangat.

Kise membuka matanya. Dia melihat Akashi yang ada di belakangnya – yang diduga sebagai pelaku tertepuknya bahu Kise – , Aomine yang mengacak rambutnya dan memeluk Kise dari belakang, Kuroko yang memeluk Kise dari depan, serta Midorima yang membenarkan kacamatnya di belakang Kuroko.

"Kami juga menyayangimu, Kise-chin." Murasakibara yang bangkit dari duduknya itu mendekat ke arah Kise. Aomine tersenyum lebar dan mulai menjauh dari Kise. Begitu pula Kuroko.

Dan setelahnya, Kise merasakan tubuhnya hampir remuk karena dipeluk sangat erat oleh Murasakibara.


OWARI


Saya ga tahu ini apa /nangis

Dan harus publish dif fn itu rasanya /merasainificgagal/ /kasih deathglare ke Hell-senpai/

Sigh~ yasudahlah~

Terimakasih telah menyempatkan membacanya~