Badai Arab Spring
Summary : pewaris Namikaze, anak dalam ramalan sudah muncul. Semua orang berebut ingin mendapatkannya. Itachi akhirnya yang kelimpungan dan paling repot dibuatnya. Di lain pihak Naruto punya misi rahasia dari ayahnya. Sekuel Konoha Love Story.
DISCLAIMER : Naruto Belongs to Masashi Kishimoto
Genre : Family dan Drama
WARNING :Cerita Pasaran, garing, Typos, OOC, OC, AU, fem naru, Republish, and many mores.
Pair : ItaNaru, ItaKyuu
Don't Like Don't Read
Chapter 1
At villa pinggiran Konoha malam hari
Drrrrt drttttt ddrtttt, HP di saku celana Itachi bunyi, mengganggu kebersamaannya dengan teman-teman gengnya, merencanakan beragam cara untuk menyiksa MABA (Mahasiswa Baru). Sebenarnya ia ogah menanggapi panggilan tak diundang itu, tapi berhubung kali ini yang tumben BGT Sang ayah yang ngebel, jadi mau gak mau ya diangkat. Klik, dengan kasar ia memencet tombol hijau. "Hallo!"
"Hn, aku mengerti. Ada lagi?"
"Ya udah bye." Katanya tak lagi berselera makan setelah menerima telepon.
"Ada apa Chi? Ada yang salah?" tegur Konan.
"Bukan apa-apa."
"Masalah Kyuubi?" tanya Pain. Setahunya dia, Itachi hanya mengeluarkan ekspresi seperti itu jika itu ada hubungannya dengan Namikaze bungsu itu. Padahal ia sudah lega lihat Itachi yang mulai bersemangat abis ikutan OSPEK. Sekarang ia kembali murung. 'Hah semoga gak ada hal yang buruk.' Doanya dalam hati.
"Bukan hal penting."
"Tak mungkin bukan hal penting. Apa kau tak mempercayai kami?" Kali ini esame Deidara yang nanya.
"Bukan begitu. Aku…" Itachi bingung mesti ngomong apa. Tapi lihat wajah teman-temannya yang mengkhawatirkannya ia jadi gak tega juga. Ia megnhirup nafas panjang lelah. "Katanya anak dalam ramalan sudah ada di Jepang. Dia…"
"Jadi benar ini masalah Kyuubi?" potong Sasori.
"Bukan. Ada Namikaze lagi yang terlahir setelah 'Dia'. Dan kata ayah, aku yang akan menuntun mereka pada orang itu." Kata Itachi ogah menyebut nama mantan kekasihnya itu.
"Oh, wow. Itu berita paling buruk yang pernah ku dengar." Kata Kisame.
"Kenapa?" tanya Hidan.
"Ya iyalah. Abis ini pasti kita bakal dibuntuti kayak dulu dan kali ini lebih parah lagi. Mungkin sekarang para klan elit sialan itu udah mantau kita."Dengus Kakuzu sebal. Dulu waktu hubungan Uchiha sulung dengan Namikaze bungsu aka Kyuubi ditentang klan Namikaze, mereka juga dibuntuti dan itu bikin dia rugi besar.
"Kau benar. Mereka sudah ada di sini." Kata Itachi sambil melihat pemandangan di luar sana lewat kaca jendela.
"Kau tak ingin mencari tahu orang itu?" tanya Zetsu.
"Untuk apa?" kata Tobi masih sibuk dengan lolipopnya.
"Buat balas dendam misalnya. Dia kan masih Namikaze juga." Kata Zetsu asal, tapi berhasil mengalihkan perhatian Uchiha sulung itu. Iya ya kenapa gak kepikiran? Kalo dia berhasil mendapatkan orang itu, ia bisa mempengaruhinya untuk menghancurkan klannya sendiri. Ia pasti mau karena orang itu dibuang oleh para Namikaze itu, dilihat dari kelahirannya yang tak diketahui. Ia menyeringai senang dengan pemikirannya sendiri. Ia sama sekali lupa kalau data orang itu masih sangat sumir. Ia bahkan tak thau orang itu cewek apa cowok? Ia hanya diberitahu kalo orang itu berhubungan dekat dengan Itachi.
Para Akatsuki saling menoleh ke esame rekannya. Mereka mengerti maksud seringai Itachi dan berniat membantunya. Bagaimanapun Itachi sahabat baik mereka dan banyak membantu mereka. Mereka tak ingin Itachi kembali hancur kala dicampakkan oleh Kyuubi. "Kita harus memulai pencarian dari mana?" tanya Konan bingung.
"Hn. Dari orang-orang berambut pirang yang ku kenal dan pernah tinggal di LN cukup lama."
"Kenapa harus rambut pirang, Chi?" tanya Kisame tak mengerti.
"Semua Namikaze berambut pirang."
"Kyuu gak pirang. Apa mungkin dia.." Kata Deidara.
"Rambutnya dicat." Jelas Pain.
"Untuk apa?" tanya Hidan bingung.
"Ada gossip yang mengatakan dia anak selingkuhan Minato jadi dia tak diterima keluarga besar Namikaze. Jadi dia sempat memberontak dengna mengecat rambutnya sebelum memilih jadi anak penurut." Kata Pain.
"oooo…" kata semuanya paham.
Itachi tak memperhatikan pembicaraan mereka. Ia teringat perpisahannya dengan Kyuubi yang menyakitkan. Kyuubi tanpa ragu meninggalkan Itachi atas permintaan Kurenai. Sejak itu Itachi berubah jadi dingin dan menganggap cinta tak lebih dari sampah. Di dunia ini yang terpenting adalah uang. Uang bisa membeli segalanya.
Ia mengertakkan tangannya hingga memutih. Sejak perpisahan mereka, Uchiha sulung bagai di neraka. Ia sering mabuk-mabukan dan bikin onar untuk melepas rasa sakit di dadanya. Saat itu hanya Akatsuki ang tetap setia menemaninya dan perlahan sedikit mengobati rasa sakitnya.
"Kita pasti akan menemukannya secepatnya." Kata Itachi, menatap jendela kaca dingin.
At kediaman Namikaze malam hari.
"Ternyata ada Namikaze lain yang terlahir di luar pengetahuan kita." Kata seorang perempuan paruh baya yang duduk di ujung kursi, sepertinya dia pemimpin klan ini. "Berarti ada yang punya anak haram lagi selain Minato. Atau ada anak lain selain Kyuubi, Minato?" lanjutnya penuh intimidasi pada yang hadir di ruangan keluarga. Tak ada yang berani menjawab. Semua takut pada pemimpin klan Namikaze ini meski usianya sudah renta.
"Tidak ibu. Hanya Kyuubi putra saya." Kata Minato merundukkan kepalanya, duduk di samping istri dan anaknya. 'Apa maksudnya ini? Putraku hanya Kyuubi.' Batinnya.
'Jadi bukan aku yang dimaksud. Sial. Kedudukanku bisa digeser oleh orang itu.' Batin Kyuubi.
'Apa mungkin Minato selingkuh di belakangku? Kalo dia aja dulu pernah mengkhianati Kushina, wanita yang amat dicintainya apalagi aku. Dia menikahiku hanya demi tanggung jawab.' Batin Kurenai.
Orang yang dipanggil ibu itu menoleh tajam pada Minato. Ia tahu putra tunggalnya diam-diam sangat mencintai Kurenai, pembantu keluarga Uzumaki, meskipun ia telah menikah dengan Kushina. Dia juga tahu mereka diam-diam masih menjalin hubungan di belakang Kushina hingga akhirnya ia dan Kushina bercerai. Tak mungkin ia mengkhianati Kurenai. Ia melirik matanya pada anggota Namikaze cabang yang lain.
Ia tahu diantara mereka tak ada yang berani punya anak haram, meski ada juga yang selingkuh. Anak-anak mereka juga terlalu pintar untuk mau punya anak di kala masih muda jadi pasti pake pengaman. Buruk ini benar benar buruk. Kalo sampai anak ramalan itu ditemukan yang lain apalagi keluarga Uchiha, keluarga yang memusuhi Namikaze semenjak putusnya hubungan Itachi dan Kyuubi. Anak itu pasti akan dijadikan senjata untuk menghancurkan keluarganya. Ia tak boleh membiarkan hal itu terjadi. Dia harus lebih dulu menemukan orang itu.
"Kalian buntuti Uchiha sulung itu. Dan kau Kyuu… kau tetap akan bertunangan dengan Shukaku awal bulan depan. Mengerti."
"Kami mengerti." Kata mereka sebelum berpamitan pada perempuan pemimpin klan Namikaze.
At villa dekat Danau malam hari
Semua teman-teman Naruto sudah tewas sejak terakhir makan malam mereka. Mereka terlalu kecapekan hingga sudah tak lagi bisa ngapa-ngapain selain tidur. Oh ya ada tambahan Neji dkk yang juga tidur di sini. Mungkin malam nan dingin ini hanya menyisakan Naruto yang masih terbaring nyalang, melihat langit-langit kamar. Di atas sana ia melihat dengan jelas bayangan roh yang sekarang berubah jadi gadis yang amat sangat cantik tak lagi menampilkan wajah seram menakutkan.
"Apa maumu?"
"Aku mau kau mati. Seluruh keturunan Rikudou harus mati."
"Kenapa?"
"Karena dia telah membantai seluruh keluargaku. Dulu kami adalah klan yang dihormati di seluruh Konoha. Lalu dia datang, pura-pura menikahi adikku sebelum dengan paksa membantai kami untuk mengambil harta kami. Tak hanya itu ia juga merampas banyak harta dari klan-klan lain. Kau tahu Pain. Dia dan keluarganya hidup melarat karena ulah leluhurmu itu. Kalo tak ada Uchiha, ia pasti jadi gelandangan."
"Kau bohong."
"Untuk apa aku bohong?"
"Kaummu terkenal sebagai seorang pendusta ulung. Kau adalah jin yang sekarang mengambil wujud jadi Tsume Orochi. Pergilah dan jangan ganggu kami sebelum kau ku bakar."
"Kau pikir aku takut?"
"Kali ini tak ada ampun lagi." Naruto segera membaca ayat-ayat untuk membakar roh itu yang dari kemarin berniat mencelakakannya. Ia terus membacanya hinggaa dini hari. Tubuh roh itu bergetar, ia berubah wujud jadi sosok mengerikan kembali. Tubuhnya kesakitan dan berteriak "Ampun ampun, panas panas…" tapi tak dihiraukan Naruto. Ia terus membaca doa hingga roh itu hangus terbakar.
Setelah itu Naruto beranjak turun dari pembaringan. Ia mengambil air wudlu karena sekarang sudah masuk waktu shubuh. Ia berjingkat hati-hati melewati para cowok yang entah kenapa tetap tak mau tidur di dalam kamar dan memilih tidur di depan kamar para cewek, tak ingin membangunkan mereka. Ia sama sekali tak sadar salah seorang dari mereka sudah bangun dan memperhatikan Naruto. Ia heran lagi ngapain Naruto di pagi buta gini.
Ia langsung pura-pura tidur saat Naruto kembali memasuki kamar. Ia bernafas lega liat Naruto mengambil mukenanya. 'Oh, mau sholat toh.' Batinnya lega sebelum kembali tidur. Ia menghiraukan bau hangus yang tercium oleh inderanya. Ia menyamankan diri tidur diantara Neji dan Sai. Memang ini sangat tidak Uchiha, tapi daripada tidur gelap-gelapan dengan perut keroncongan. Lagipula ia lelah sekali gara-gara OSPEK kemarin. Semoga hari terakhir ini tak diisi dengan yang aneh-aneh.
SKIP TIME
Pagi ini terlewati dengan cara yang biasa saja. Tak ada lagi kerja rodi paksa. Sarapan mereka normal saja. Sampai mereka heran ni senior Akatsuki lagi pada kesambet apaan baik amat. Abis sarapan mereka disuruh kumpul di lapangan. Hari terakhir diisi dengan kerja bakti membersihkan tempat mereka. Berhubung tim Shikamaru dan bersihin villa mereka dari kemarin jadi sekarang mereka tinggal duduk manis menunggu jemputan. Lega juga rasanya.
Di tempat lain para Akatsuki sibuk sendiri rapat. Mereka masih menelusuri data kenalan mereka yang berambut pirang dan minimal pernah stay di LN, tapi tak kunjung ketemu juga. Belum apa-apa mereka sudah jadi frustasi sendiri. Mana mereka juga menemukan banyak yang mematai mereka lagi, meski sebagian udah diberesin ama bodyguard Uchiha, tetap aja itu nyebelin.
Itachi jadi teringat peristiwa dini hari tadi, ketika ia hendak ke balkon menikmati sunset. Ia melihat bayangan orang mencurigakan di semak-semak. Tanpa ba bi bu, ia menghajar orang itu, dibantu bodyguardnya yagn ternyata juga di tempat itu. Pasti ini suruhan ayahnya. Abis itu ia juga melihat adanya penyusup di kamar-kamar para juniornya berbaur dengan mereka yang lagi tidur. Ia mulai jengah. Pasti tempat ini sudah dikepung oleh orang yang meninginginkan anak ramalan itu.
Ia arus ekstra hati-hati jika tak ingin rencananya disabotase. Ia sedikit khawatir kegiatan hackernya semalam telah berhasil dilacak. Mampus kalo itu yang terjadi. Dengan kesal ia segera menelepon para bodyguardnya untuk membereskan para penyusup dan stalkernya.
Itachi melirik tempat Naruto dkk duduk. Ia mengernyitkan dahi heran. Sejak kapan Sasuke dkk dekat dengan para gembel itu? Dan sejak kapan pula NejiSasuGaa akur gak rebutan tempat soal siapa yang duduk di samping Neji. Dan gadis aneh itu. Ia masih sama seperti kemarin memakai baju karung goni. Ia duduk bersandar di batang pohon. Ia membiarkan angin nan lembut mempermainkan kain kerudungnya.
Kalo dipikir-pikir, baju itu gak buruk juga. Model jubahnya lebih girly, gak kayak baju ibu-ibu gak gaul. Warna jubahnya selalu cerah dan tak terlalu banyak payet kayak penyanyi dangdut. Modelnya berbentuk A, simple tanpa aksesoris selain kain menyerupai ikat pinggang di pinggang yagn motifnya rame, sedikit memberi sentuhan ramping. Kepalanya tertutup kerudung dengan warna gradasi dari jubahnya, hanya dihiasi bros cantik, memberi kesan anggun. Wel secara keseluruhan Naruto itu terlihat anggun, lemah lembut, kuat, cerdas, dan bijak. Semua itu terlihat jelas saat ia berdiri menatap tajam lawan bicaranya.
Saat santai dan ia tertidur ini, ia terlihat seperti malaikat nan cantik. Well tak bisa dipungkiri Naruto itu cantik alami, melebii kecantikan Sakura. Hanya saja dia tak mengumbar kecantikannya. Justru itu membuat ia terlihat mahal. Ia seperti barang mewah yang dibungkus kado kain sutra dengan pita emas. Hmmm…
"Elo naksir Naruto? Dari tadi ngeliatin mulu." Tegur Sasori.
"Bukan, hanya heran aja. Mang dia gak kegerahan pake baju tertutup gitu."
"Ah yang bener?" goda Deidara membuat ia dapat Deathglear gratis dari Itachi. "Bagaimana kalo kita memasukkan Naruto juga dalam penyelidikan kita?" lanjutnya.
"Kalo kau ingin menggodaku awas saja!"
"Bukan begitu Chi. Menurutku dia masih masuk criteria. Dia kenal kita, pirang, besar di LN pula."
"Dari mana kamu tahu dia pirang?" tanya Sasori heran.
"Ingat gak waktu ia menceburkan diri ke sungai. Saat itu rambutnya sedikit menyembul keluar dari kerudungnya."
"Terserah kamulah." Kata Itachi tak acuh.
Setelah acara bersih-bersih yang merepotkan, mereka pun berbaris sesuai barisan. Mereka apel sebelum berjajar rapi masuk ke bus yang akan mengantar mereka pulang ke rumah masing-masing. Mereka bersorak gembira karenanya. Akhirnya mereka terbebas dari hari-hari buruk mereka. Ya sedikit diakui lebih menyenangkan dan tak membosankan daripada OSPEK kampus. Toh ini juga untuk melatih mental mereka juga. Dan yang jelas memperat persahabatan mereka secara tak langsung.
Kan ada istilah senasip sepenanggungan. Gara-gara dijahati para senpai mereka jadi lebih care ama teman sependeritaan mereka dan yang terpenting membuat mereka bisa kenal anak-anak dari fakultas lainnya.
TBC
Ada yang bisa nebak gak siapa anak ramalan itu? Maaf updatenya terlalu lama. Sebetulnya fic Konoha Love Story belum tamat, dan author hanya salah ketik. Berhubung terlanjur ya udah dibikin sekuelnya aja. Cerita ini terinspirasi dari kerusuhan di Timur tengah. Jadi hati-hati aja. Untuk konfliknya bakal lebih jelimet, penuh intrik dan melibatkan dunia spionase tingkat tinggi. Karena ni author kasih bocoran ayah Naruto bukan orang sembarang. Plase saran dan kritiknya.
