langsung saja...


Satu per satu jemari kanan seorang pria terus mengambil belalang goreng dan memakannya. Kurapika duduk bersilang di atas dengan tangan kiri memeluk mangkuk berisikan belalang goreng. Kedua mata birunya memandang langit malam dari jendela kamarnya, namun pikirannya terbang melayang membawangkan sosok seorang wanita yang telah membantunya melawan Genei Ryodan.

"Kurapika, katakan dengan jujur tentang… mmm…"

Kurapika menoleh. Khayalannya segera cepat diusir daripada salah tingkah di hadapannya. Sejujurnya, dia agak terkejut dengan kehadiran Senritsu, namun tidak menghentikannya untuk memakan belalang goreng.

"Tentang?" tanya Kurapika saat masih mengunyah belalang goreng.

Senritsu yang semula berdiri, segera duduk di samping Kurapika, lalu memandang langit malam. Kurapika menghentikan aksi makan belalang goreng saat melihat kelakuan Senritsu.

"Diriku. Apa kau tidak menyesal telah mencintaiku?"

Pertanyaan apaan itu? Setidaknya seperti itu yang ada di benak Kurapika. Sesulit itukah menjawab pertanyaan itu? Sederhana saja, "Tidak, aku tidak menyesal telah mencintaimu. Tidak ada yang perlu disesalkan."

"Tapi aku tidak sempurna. Aku tidak cantik. Aku bahkan masih dalam wujud seperti ini."

Kurapika menghela nafas. Ini bukan pertama kalinya dia mendengar ucapan seperti itu.

"Kau masih mengkhawatirkan itu?"

Senritsu mengangguk. Kurapika yang masih memandang Senritsu berkata, "Kau sempurna apa adanya."

Kau begitu sempurna

Di mataku kau begitu indah

Kau membuat diriku

Akan selalu memujamu

"Sempurna. Bila harus dibanding dengan bulan, kau lebih cantik."

Senritsu menunduk. Wajahnya memerah karena malu, tetapi dia tersenyum. Dia senang menerima pujian itu.

Di setiap langkahku

Ku kan selalu memikirkan dirimu

Tapi tak ku bayangkan

Hidupku tanpa cintamu

Malam semakin larut. Senritsu tertidur di pangkuan Kurapika. Wajah Senritsu sangat tenang dalam tidurnya. Kedua mata Kurapika tidak bisa mengalihkan pandangannya dari wajah Senritsu seolah menyatakan tak mampu bisa melanjutkan hidup tanpa cinta dia.

Janganlah kau tinggalkan diriku

Tak kan mampu menghadapi semua

Hanya bersamamu ku akan bisa

Kurapika mengangkat tubuh Senritsu. Tak pernah disangkanya tubuh Senritsu begitu ringan mengingat dia belum pernah mengangkat seorang wanita. Hanya saja tidak seringan kapas.

Kurapika membaringkan Senritsu di tempat tidurnya. Wajahnya begitu tenang dan damai membuat Kurapika takut suatu hari Senritsu akan pergi meninggalkannya. Dia tak akan sanggup bila hal itu benar-benar terjadi karena...

Kau adalah darahku

Kau adalah jantungku

Kau adalah hidupku

Kurapika melanjutkan aksi makan belalang goreng yang sempat tertunda. Rasanya lezat sekali, namun lebih lezat cinta Senritsu yang sampai kini masih melengkapi hidupnya. Renyah, namun lebih renyah bila bersama Senritsu. Bahkan lebih greget bila makan belalang goreng sambil menyatakan cinta pada Senritsu. Syukurlah, Kurapika tidak pernah menyatakan cintanya seperti itu. Apalagi berpisah dengannya. Mana mungkin bisa bila dia selama ini melengkapi hidupnya, menyemangatinya, dan mencintainya.

Lengkapi diriku

Oh, sayangku kau begitu...

Sempurna

"Kau sempurna senritsu."

Sempurna

/tamat\

Hunter x Hunter © Yoshihiro Togashi

Sempurna (liriknya) bukan milik saya. Ada lirik yang sengaja saya hilangkan di fic ini.

Bila ada kesalahan, mohon maaf! ^_^

Terima kasih sudah membaca! :D