Title : I Give My First Love To You (KrisTao Ver)

Rate : T

Cast : Huang Zi Tao

Kris / Wu Yi Fan

Warning : Typo dimana-mana dan bahasa tidak sesuai EYD

Summary : Saat berusia 8 tahun, Yi Fan divonis bahwa usianya tidak akan bisa lebih dari 20 tahun. Tao pun juga mengetahui hal itu. Namun, Yi Fan sudah terlanjur berjanji pada Tao untuk menikahinya ketika mereka dewasa nanti. Bisakah Yi Fan menepati janjinya?

.

Remake film 'I Give My First Love To You'

.

Menerima kritik dan saran yang bersifat membangun. Jangan memakai kata-kata kasar yang menyakiti hati author.

.

.

Prolog

.

Kehidupan cintaku memiliki batas waktu

Jauh lebih pendek daripada orang lain

Untuk itu, aku tak akan menyia-nyiakan waktuku yang sedikit ini

Aku harus bersinar terang

Seperti kembang api di langit musim panas

Aku tahu tentang ini ketika aku berusia 8 tahun

.

"Ini luar biasa." ucap Tao, gadis manis berusia 8 tahun yang saat ini tengah menempelkan stetoskop milik ayahnya ke dada Yi Fan, lelaki tampan yang usianya sama dengannya.

Yi Fan mengerutkan dahinya mendengar ucapan Tao. "Hah?"

"Jantungmu berdebar sangat cepat." Tao menjelaskan dengan wajah yang dibuat seserius mungkin.

"Dokter Tao, aku tidak yakin apa yang terjadi dengan dadaku." Yi Fan berkata lirih. Jarinya tanpa sadar memelintir ujung piyama rumah sakit yang ia kenakan. "Aku merasa sangat gugup dan itu membuat dadaku terasa sakit." sambungnya.

"Kedengarannya keadaanmu memburuk. Mari aku lihat. Sekarang cepat lepaskan celanamu!" perintah Tao dengan tegas. Mata pandanya yang cantik melotot memperingatkan.

Yi Fan mendelik karena terkejut. "Apa?"

"Lepaskan piyamamu juga!"

"Dokter Tao, i..ini..."

"Jangan malu. Aku ini seorang dokter, jadi sudah terbiasa." Tao memotong ucapan Yi Fan dengan segera. "Untuk itu, mari aku lihat." Tao langsung menubruk tubuh kurus Yi Fan, kedua tangannya mencoba untuk melepas piyama yang Yi Fan kenakan, hal ini tentu saja membuat Yi Fan berteriak memberontak. Tangan kecil Yi Fan mencoba menutupi kancing-kancing piyama yang ia kenakan agar tak bisa Tao lepaskan.

"Hahahaha Dokter Tao, tunggu sebentar hahahaha jangan lepaskan piyamaku." Yi Fan tertawa karena tangan-tangan Tao yang semula berusaha membuka piyamanya, kini berubah menggelitik perut dan pinggang Yi Fan.

Duaaarrr duuuaaarrr duuuaarrr

Kegiatan menggelitik perut dan pinggang Yi Fan terhenti begitu terdengar suara letusan kembang api. Yi Fan dan Tao saling berpandangan, keduanya tersenyum dan setelahnya berlari menuju ke jendela. Mereka bersama-sama mengagumi indahnya warna-warna yang dihasilkan oleh kembang api di atas langit yang gelap.

"Wuuaaahhh cantiknya." Tao bergumam kencang. Ia sampai melompat-lompat saking senangnya, membuat rambut hitam panjangnya bergerak-gerak.

"Kau benar, kembang apinya sangat cantik." Yi Fan membenarkan kata-kata Tao. "Tao, aku akan memanggil ibu dan ayahku untuk melihat kembang api juga. Kau tunggu di sini dulu." perintah Yi Fan yang hanya dibalas anggukan kepala oleh Tao.

Yi Fan berlari keluar dari ruang rawatnya, meninggalkan Tao yang masih melompat-lompat kesenangan karena kembang api yang terus mengeluarkan warna-warnanya yang cantik.

Yi Fan berlari-lari menyusuri lorong-lorong rumah sakit yang saat itu sudah mulai sepi, namun Yi Fan tidak memperdulikannya. Ia hanya perlu berlari menuju ke sebuah ruang dokter dengan tulisan 'Dr. Huang Zhoumi' yang tertempel di depan pintu ruangan.

Ketika sampai di ruang yang dituju, Yi Fan langsung membuka pintunya dengan perlahan, namun ia tak jadi membukanya dengan lebar begitu ia mendengar namanya disebut oleh dokter Huang Zhoumi.

"Maksud dokter, Yi Fan tidak bisa sembuh?" tanya ayah Yi Fan.

"Saat ini masih belum ada yang dapat menyembuhkannya. Tapi kita tidak boleh berhenti berharap. Yang saat ini harus kita lakukan adalah menyuruhnya untuk diet dan tidak melakukan aktivitas fisik." jelas dokter Huang, yang juga merupakan ayah dari Tao.

"Tapi itu hanya untuk memperpanjang hidupnya kan?" tanya ayah Yi Fan lagi. "Jika kita melakukan itu semua, berapa lama lagi Yi Fan akan hidup?" pertanyaan dari ayah Yi Fan ini membuat ibu Yi Fan yang sedari tadi duduk di sebelahnya langsung menarik tangan suaminya dengan keras. "Kita harus tahu hal ini istriku!" bentak ayah Yi Fan kepada istrinya yang membuat sang istri kembali tertunduk sedih.

"Jantung Yi Fan tidak akan dapat menahan pertumbuhan tubuhnya. Pada kasus seperti ini, Yi Fan tidak akan mampu mencapai usia 20 tahun." vonis yang dijatuhkan oleh dokter Huang membuat suami istri tersebut terkejut. Udara di sekitar mereka seakan menekan dada mereka hingga terasa sesak, udara pun seperti sulit untuk mereka hirup dan membuat mereka seakan tercekik. Hingga tanpa sadar, air mata keduanya mengalir tanpa bisa mereka cegah.

Di depan pintu tersebut, Yi Fan berdiri memantung mendengar vonis yang ia terima di usianya yang masih belia. Yi Fan baru tersadar dari lamunannya saat ia mendengar suara isak tangis lirih di belakangnya. Yi Fan berbalik dan melihat Tao menangis di sana, tujuh langkah di belakangnya. Tao mendengar semuanya. Semua yang ayahnya ucapkan kepada orang tua Yi Fan.

.

Kehidupan cintaku memiliki batas waktu

Biarkan aku ulangi kata itu

Kehidupan cinta kita memiliki batas waktu

.

"Hentikan, itu sakit sekali." Yi Fan berontak kesakitan saat para suster mencoba mengikat tangan dan kakinya pada sisi-sisi ranjang dengan kain panjang khusus. "Lepaskan aku, ini sakit sekali." Yi Fan kecil menangis meraung meminta untuk dilepaskan dari kain-kain yang melilit tubuhnya.

"Mungkin terllihat kejam, tapi jika kita membiarkannya terus bergerak, dia akan merobek pembuluh darah dan ia akan mengalami pendarahan hebat." jelas dokter Huang kepada orang tua Yi Fan yang hanya mampu menatap kasihan kepada Yi Fan yang kini berbaring terikat.

"Ibu, tolong lepaskan ini. Aku janji akan diam saja. Aku tidak akan bergerak." Yi Fan menatap ibunya dengan mata berkaca-kaca. Mencoba meminta pertolongan kepadanya.

Ibu Yi Fan berjalan perlahan mendekati Yi Fan, ia segera menggenggam tangan mungil Yi Fan dengan lembut. "Ibu tahu kau pasti bisa, Yi Fan. Yi Fan kan anak yang baik. Tapi untuk saat ini, Yi Fan harus menuruti kata dokter ya."

"Tapi aku ingin buang air kecil." ucap Yi Fan parau.

Ibu Yi Fan tersenyum, tangannya membelai puncak kepala Yi Fan dengan sayang. "Yi Fan kan memakai popok, jadi buang air di sini saja ya."

"Aku tidak mau! Aku mau buang air kecil di kamar mandi. Apa ibu mau mencoba buang air kecil di popok dan ada orang lain yang membersihkannya? Aku ini sudah besar." ucapan Yi Fan membuat orang tua Yi Fan terdiam sesaat.

Ibu Yi Fan tersenyum kembali, "Kamu benar, nak. Kamu bukan seorang bayi lagi."

Yi Fan memalingkan wajahnya, ia tak sanggup menatap wajah ibunya yang berpura-pura tegar. "Aku sudah buang air kecil. Tolong bantu aku membersihkannya."

"Baiklah." lalu ibu Yi Fan berdiri dari duduknya untuk menyiapkan popok baru untuk Yi Fan kenakan.

"Maafkan aku." permintaan maaf tulus yang meluncur dari bibir Yi Fan membuat sang ibu menghentikan kegiatan menyiapkan popok baru untuk Yi Fan. Dipandanginya wajah Yi Fan yang penuh air mata penyesalan, membuat pertahanan milik ibu Yi Fan seketika itu juga goyah. Ia langsung menangis.

Ayah Yi Fan yang sedari tadi duduk mendengarkan obrolan istri dan anaknya pun merasa tak tega. "Aku akan menggantinya, kau bisa menunggu di luar." setelah mendengar perintah dari sang suami, ibu Yi Fan pun segera keluar dari ruang rawat anaknya dengan wajah penuh air mata.

Ayah Yi Fan menggantikan popok Yi Fan dengan cekatan. "Maafkan ayah, Yi Fan." ucapnya di tengah-tengah kegiatannya. "Ayah selalu berdoa dan berusaha agar bisa menghilangkan penyakitmu ini. Ayah minta maaf kau harus mengalami ini semua."

*KT*KT*KT*KT*KT*

Di dalam ruangannya yang serba putih, dokter Huang tampak serius menatap hasil rontgen Yi Fan, lalu ia mencatat beberapa hal penting di dalam buku agendanya. Kegiatannya terhenti begitu salah satu suster mendekatinya dan memberikannya segelas air putih hangat untuknya.

"Ternyata kau di sini." ucap suster.

"Hmm. Terimakasih." suster tersebut hanya bisa mengangguk menjawab ucapan terimakasih dari dokter Huang. Setelahnya ia melangkah pergi keluar ruangan.

"Tunggu sebantar, suster. Maafkan saya." langkah sang suster terhenti begitu dokter Huang meminta maaf padanya.

"Ya?" tanyanya bingung.

Dokter Huang menunjuk pantat si suster dengan kikuk. "Tao melakukannya lagi."

Suster itu pun mengikuti arah telunjuk dokter Huang, matanya melotot begitu ia menyadari bahwa baju putih ala susternya sudah berubah menjadi warna coklat di bagian pantatnya. "Oh tidak. Kursi yang mana lagi kali ini?" pekiknya. Ia pun segera membersihkan noda-noda itu dengan tangannya. Menepuk-nepuknya agar nodanya hilang.

Dokter Huang mendesah keras, "Mungkin sebenarnya dia sedang membutuhkanku. Aku ini memang ayah yang jahat, kan?"

Suster hanya dapat tersenyum mendengar curhatan sang dokter. Suster tahu bahwa Tao sebenarnya gadis yang baik, ia melakukan kenakalan hanya untuk mencari perhatian ayahnya yang sibuk bekerja.

"Apa itu hasil rontgen milik Yi Fan?" tanyanya begitu matanya menangkap plastik bening bergambar foto organ dalam manusia.

"Iya." dokter Huang menjawab dengan suara lirih. "Kau tahu suster, aku sedikit khawatir tentang anakku. Dia telah kehilangan ibunya dan sekarang, apakah ia harus kehilangan temannya? Haruskah aku berhenti membawa Tao ke sini?"

"Entahlah. Kau tahu kan, Yi Fan dan Tao itu lebih dari sekedar berteman." jawab sang suster sambil tersenyum penuh arti.

Dokter Huang mendesah berat, "Cinta pertama ya."

*KT*KT*KT*KT*KT*

Hari sudah mulai pagi. Suara nyanyian burung yang bersahut-sahutan membuat suasana taman di belakang rumah sakit menjadi ramai.

Di taman belakang rumah sakit tersebut, Tao sedang merangkak mencari sesuatu di antara rerumputan.

"Tao." teriak Yi Fan setelah matanya tanpa sengaja melihatnya.

Tao melotot tak percaya bahwa Yi Fan saat ini sedang berjalan mendekatinya. "Yi Fan? Apakah kamu sudah sembuh?" tanyanya.

"Selama aku tidak berlari, aku tidak akan apa-apa. Apa yang kau lakukan di sini, Tao?"

"Aku sedang mencari empat daun semanggi. Apakah kau tahu, jika kita membuat permohonan pada empat daun semanggi, maka permohonan itu akan menjadi kenyataan." jawab Tao yang masih sibuk mencari daun tersebut.

"Aku tidak pernah mendengar hal itu sebelumnya." meskipun begitu, Yi Fan tetap ikut merangkak mencari daun yang Tao maksud. "Jika kau menemukannya, apa yang kau inginkan, Tao?"

"Aku tidak tahu." jawab Tao singkat.

"Kau tidak tahu? Tapi kenapa kau mencarinya?"

Tao menatap wajah Yi Fan dengan kesal. "Diamlah. Aku hanya merasa bosan karena kau tidak bisa aku ajak bermain."

Yi Fan menatap Tao dengan pandangan bersalah. "Hei, jika aku menemukannya, apakah aku bisa meminta permohonan juga?"

"Apa yang kau inginkan, Yi Fan?"

"Aku ingin menjadi astronot ketika dewasa nanti."

Tao memiringkan kepalanya karena bingung, "Astronot?"

"Iyaa astronot. Dan ketika kita dewasa, ayo kita menikah. Itulah keinginanku. Menjadi astronot dan menikahi Tao. Lalu bekerja dan mempunyai rumah yang bagus, pasti sangat menyenagkan. Kita berdua pasti akan bahagia selalu." Yi Fan menatap Tao dengan serius, ia benar-benar meyakinkan Tao bahwa ucapannya itu pasti akan menjadi nyata.

Yi Fan tersenyum saat melihat pipi Tao yang bersemu merah, ia pun kembali mencari empat daun semanggi dan matanya langsung menemukan daun yang dimaksud. "Tao, lihat aku menemukannya." teriak Yi Fan senang.

Tao pun langsung merangkak kencang mendekati Yi Fan, ia langsung berlutut menghadap empat daun semanggi tersebut. "DEWA DARI EMPAT DAUN SEMANGGI. AKU MEMOHON PADAMU. SELAMATKAN YI FAN. JANGAN BIARKAN YI FAN MENINGGAL. AKU INGIN KAMI BERDUA SELALU BERSAMA. KUMOHON SEMBUHKANLAH PENYAKITNYA. AKU MOHON. AKU MOHON. AKU MOHON. AKU MOHON HIKS. AKU MOHON HIKS. AKU MOHON HIKS. AKU MOHON HIKS. AKU MOHOOONNNN." Tao berteriak lantang. Ia memohon dengan sepenuh hati. Hingga tanpa ia sadari, ia telah meraung menangis karena perasaan takut ditinggalkan yang memuncak di dada.

"Tao." Yi Fan menatap Tao dengan sedih, hatinya seperti tertusuk melihat Tao yang menangis karenanya. Ia pun mendekati Tao, menangkup kedua pipi Tao dan menciumnya tepat di bibir, membuat tangis Tao mendadak terhenti.

.

Pada saat itu

Aku tidak benar-benar mengerti apa yang dimaksud kematian

Jadi aku

Menjanjikan masa depan yang kosong kepadanya

.

Dokter Huang sibuk menata sarapan untuknya dan untuk Tao di meja makan. Alisnya terangkat karena ia tak melihat keberadaan Tao sejak tadi. Ia pun akhirnya beranjak menuju ke kamar Tao. Dan alangkah terkejutnya dokter Huang begitu ia menemukan kain putih yang bertengger manis di kepala Tao dan tubuh Tao yang juga sudah dililit oleh kain putih.

"Ayah, aku telah membuat gaun pengantinku sendiri." ucap Tao malu-malu. Dokter Huang hanya mampu menganga. Tao telah merusak tirai jendela putih miliknya dan menjadikannya –yang menurut Tao- gaun pengantinnya.

"Ayah, Yi Fan telah melamarku."

.

Aku membuat janji yang tidak bisa aku tepati

Ayo kita menikah ketika dewasa nanti

.

End Prolog

.

Hallo salam kenal. Kenapa salam kenal? Kan penghuni lama? Karena gue bukan author Huang Yiyi. Anggap aje gue tangan kanan'a dia. Kenapa? Karena mulai hari ini, gue yang update ketikan2 ff dari dia. Dari Senin sampai Jum'at, dia sibuk mencari nafkah sedangkan hari Sabtu Minggu, dia sibuk project cosplay. Hingga akhir'a dia udah jarang bahkan bisa gue bilang nggak pernah ngetik lagi. Berhubung dia sudah punya laptop baru jadi notebook dia yang isi'a ff gue sita. Dan gue menemukan banyak ketikan dia yang belum publish. Akhirnya gue mutusin buat posting2 ketikan2 dia. Tenang aje yang gue posting yang sudah selesai dia ketik kok, salah satu'a ini.

Sebelum gue posting ini, dia minta gue buat ubah nama orang ke tiga dan ke empat. Nggak ngerti deh karena apa. Nah, berhubung gue HL baru, gue masih nggak paham sama sohib-sohibnya Tao, jadi plis bantu gue kasih nama buat orang ke tiga dan ke empat.

Sekian aje deh kata2 gue, jangan lupa reviewnya.

Oh iye, ada yang nungguin si janda Tao, duda Yi Fan dan si kecil William di "sEX"? Ternyata author Huang Yiyi sudah ngetik ch 3'a loh plus ch bonus.

Masih inget kesialan Yi Fan waktu mau lamar Tao di "Shalala Ring"? Kesialan Yi Fan ternyata masih berlaku sampai kepernikahan loh.

Itu dulu aja deh spoiler'a. Tunggu saja.

See u