DESTINY

BxB, Yaoi..

Cast... :

Huang renjun

-Lee jeno

-Na Jaemin

-Mark Lee

-Lee Haechan

and other NCT member

Summary:

Mereka sudah ditakdirkan bersama(mungkin), Hanya perlu waktu dan keberanian untuk mengungkapkan perasaan mereka. Tapi takdir membuatnya rumit. Perpisahan, Penghalang, Kekecewaan, Keraguan, Dan Tangisan. Melibatkan lebih banyak drama didalamnya.

-

-

-

-

-

oO0Oo

2010...

Jeno masih berusia 10 tahun, masih bertitle anak polos. siang itu dia sedang duduk diteras halaman rumahnya, menikmati belaian lembut angin yang menerpa wajahnya, sambil memainkan video game. Tapi sebuah mobil mewah dan truk mengalihkan perhatian jeno, Sepertinya dia akan mempunyai tetangga baru. Terlihat disana beberapa orang menurunkan barang-barang dari dalam truk, mengangkat dan membawanya kedalam rumah yang berada diseberang rumah jeno.

Jeno mengalihkan pandangannya, dia melihat seorang anak sebayanya turun dari mobil mewah tadi. wajahnya terlihat kesal, bibirnya bergerak-gerak sepertinya sedang menggerutu. Entah apa yang ada dipikiran jeno, ia berdiri dari duduknya dan melangkah untuk menemui anak tadi.

Setelah sampai, dia menepuk pundak anak laki-laki tadi, yang sekarang berada disampingnya. Anak laki-laki itu menatap kearah jeno, mengerjapkan matanya polos

"Hei... " sapa jeno ceria.

OooooooO

Renjun kecil masih terkejut sekaligus kesal terhadap orang tuanya, sudah berapa kali dia pindah rumah. lelah?! Tentu saja, masa kecilnya dihabiskan diperjalanan. Keluarga Renjun tidak pernah tinggal menetap, paling lama hanya satu tahun. Itu karena pekerjaan ayahnya yang mengharuskan mereka berpindah-pindah tempat. Ayahnya seorang bisnisman memiliki proyek pembangunan dimana-mana, Dan sekarang ayahnya mengincar salah satu bangunan di kota seoul.

Renjun melihat dari kaca mobilnya, rumah baru mereka terlihat mewah. Ia membuka pintu mobil untuk keluar, didalam ayah ibunya masih sibuk dengan ponsel mereka masing-masing. Renjun menghentakkan kakinya kesal, bibirnya mengerucut

"Apa sebegitu pentingkah pekerjaan mereka?! " gerutu renjun.

Renjun masih sibuk melamun sambil memainkan kakinya, sampai tidak sadar jika seorang anak sebayanya sedang mendekat kearah renjun. Anak itu menepuk pundak renjun.

"hai " sapa anak itu ceria, sambil mengulurkan tangan.

Renjun menatapnya sebentar, sebelum tersenyum dan menerima uluran tangannya.

"Heii juga." jawab renjun

"Siapa namamu? aku lee jeno, rumahku ada di seberang sana " cerocos anak itu, sambil menunjuk rumah megah di seberang rumah renjun.

"Aku huang renjun. " renjun tersenyum kaku, ini pertama kalinya ada seseorang yang menyapa dan berkenalan dengannya.

OooooooO

Sejak saat itu Renjun dan Jeno menjadi dekat, hampir setiap hari Renjun selalu menghabiskan waktu dirumah jeno dengan bermain. Beruntunglah proyek pembangunan ayah renjun akan memakan waktu yang lama, tidak seperti proyek-proyek sebelumnya. Ayahnya juga sudah memutuskan untuk menetap diseoul.

Saat lulus sekolah dasar renjun dan jeno memutuskan untuk memilih sekolah yang sama. Setiap hari mereka bersama, jalan bersama, tertawa bersama, hampir setiap hal mereka lakukan bersama. Masih terlalu awal untuk menyadari jika mereka seperti sudah terikat.

OooooooooO

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

OooooooO

2018...

8 Tahun berlalu dengan cepat, kini Renjun dan Jeno sudah berada di kelas akhir Sekolah menengah atas.

"jeno!!... "

Renjun terus berlari mengejar jeno yang berada didepannya, mencoba menyamakan langkahnya dengan jeno. Dalam hati dia terus merutuki kakinya yang terlalu pendek dan lamban, atau mungkin langkah jeno terlalu lebar.

"Jeno!!.. bisakah kau berhenti sebentar... arkkhh.. "

Bughh...

Jeno menghentikan langkahnya, membalikkan badannya dan mendekati renjun yang terduduk dijalan karena tersandung tadi.

"Renjun.. kau tidak apa-apa?. "

"Hikss.. "

"Re.. renjun kau menangis. hey ma..maafkan aku. "

Jeno gugup saat renjun tiba-tiba menangis, ia mengira renjun menangis karena dia meninggalkannya tadi. jeno membungkukkan tubuhnya, mengisyaratkan renjun untuk naik kepunggungnya.

"Naiklah!. aku akan menggendongmu. "

Renjun mengusap air matanya, menatap punggung jeno kemudian menyeringai.

"Antarkan aku sampai sekolah! Tuan kuda ayoo.. "

Jeno tersentak saat renjun naik dan menepuk punggungnya, Terkekeh kecil. Jeno sudah terbiasa menghadapi sifat kekanakkan Renjun.

"Dasar huang!!.. kau mengerjaiku ya?! "

"tidak aku hanya memberi sedikit pelajaran pada mu lee jeno..Ayo jalan!"

"Siap tuan putri!!... hahaha.. "

Jeno berlari sambil menggendong renjun. Tidak menghiraukan teriakan Renjun yang ketakutan, sambil mengeratkan tangannya pada leher jeno.

-

-

Sudah masuk jam pelajaran,. tapi jeno dan renjun baru saja sampai.

"Astaga jeno! kita terlambat. "

Jeno tidak menggubris teriakan renjun, dia segera berlari sambil menggenggam tangan renjun menuju kelas mereka. Dengan langkah hati-hati mereka masuk ke kelas, pelajaran sudah berlangsung. Jeno menengguk ludahnya dengan susah payah saat mendapati Park songsaengnim sedang menatap kearah mereka berdua, renjun terus menunduk sambil mengeratkan genggaman pada tangan jeno.

"Kalian Terlambat 5 menit!."

"Jeo.. jeoseonghamnida songsaengnim.. "

"Aku tidak meminta permintaan maaf kalian."

Aura tidak menyenangkan tiba-tiba menghampiri benak Renjun dan Jeno. membuat keduanya meneguk ludah bersamaan dan mengeratkan genggaman mereka.

"Bersihkan gudang dibelakang sekolah, Sekarang!. "

Perintah park songsaengnim. Jeno dan renjun segera membungkuk dan melangkah keluar kelas. mereka berjalan dengan gontai menuju gudang sekolah.

OooooooO

-

-

-

OooooooO

Selesai membereskan gudang. Renjun segera melangkahkan kakinya ke kantin, diikuti jeno dibelakangnya. Mendudukan tubuhnya pada bangku kantin yang paling pojok, meletakkan kepalanya dimeja. Jeno yang melihatnya hanya tersenyum geli.

"Kau mau aku pesankan apa renjun? "

"Emmm.. terserah kau saja. "

Renjun memejamkan matanya, tubuhnya serasa remuk saat ini. Membersihkan gudang sungguh sangat melelahkan bagi Renjun. Jeno hanya menghela nafas, kemudian melangkah untuk memesan makanan.

BRAkkkk

"Astaga! " Renjun terlonjak, mendapati seseorang yang menggebrak mejanya.

"Hahahahahaha.. "

Itu suara tawa orang yang menggebrak meja tadi. Renjun melotot marah kearah orang itu.

"Yak! haechan... Sialan kau"

"Mianhae hahaha.. dimana jeno? "

Orang yang tadi disebut haechan mendudukan tubuhnya disamping renjun. "Dia sedang memesan makanan. " jawab Renjun sekenanya, sambil kembali meletakkan kepalanya dimeja.

"Wah... Jeno memang pasangan idaman, kau beruntung mendapatkannya Renjun"

Renjun mengangkat kepalanya saat mendengar penuturan Haechan. Temannya ini memang selalu menggodanya dengan Jeno, berapa kali pun Renjun menjelaskan kalau dia dan Jeno hanya sekedar teman anak ini tetap tidak percaya.

"Berhenti bicara omong kosong Haechan! "

"Aku bicara fakta, sesuai dengan pandanganku hehe"

Renjun mendengus 'dasar keras kepala' batin Renjun, sambil mengalihkan pandangannya kearah Jeno yang tengah berjalan membawa pesanan makanan mereka berdua.

"Jja.. Renjun makanlah! " Ucap Jeno setelah sampai dimeja tempat Renjun, dia membawa 2 orange jus, 2 mangkok ramyeon, dan 1 piring Kimbab.

"Gomawo jeno-ya"

Renjun tersenyum kearah Jeno, yang dibalas cengiran oleh Jeno. Mereka mulai menyantap makanannya, menghiraukan Haechan yang tengah memperhatikan mereka berdua. Jangan heran, ini sudah menjadi kegiatan Haechan setiap hari. XD.

"Kalian sangat cocok, aku curiga apa setelah lulus kalian akan langsung menikah atau tunangan?! "

UHUK UHUK

Renjun dan Jeno terbatuk bersamaan mendengar penuturan yang menurut mereka gila itu. Renjun sudah siap untuk menjitak temannya ini, tapi Haechan lebih dulu menghindar dan lari menjauh sambil tertawa.

"Aish! anak itu hanya membuat hariku semakin buruk saja. "

Renjun menatap Jeno gugup, begitu pun dengan Jeno. Debaran jantung mereka meningkat.

"Ekhem. lanjutkan makannya saja renjun, jangan hiraukan haechan." Ucap Jeno mencoba menghilangkan aura canggung diantara mereka.

"Ah be.. benar. " sial Kenapa dirinya gugup, Renjun menggaruk tengkuknya, menundukkan kepalanya sambil kembali menyantap makannya.

Selesai menyantap makan siang mereka, Renjun dan Jeno segera kembali kekelas untuk mengikuti pelajaran terakhir.

-

-

Selama dikelas Jeno hanya melamun, memikirkan kemungkinan jika dia mengungkapkan perasaannya sekarang pada Renjun. Perasaannya sudah ia pendam terlalu lama, menunggu dirinya yakin bahwa perasaannya adalah cinta.

'haruskah aku mengungkapkannya sekarang, atau saat hari pelulusan' batin jeno. kata-kata yang diucapkan Haechan tadi siang tiba-tiba terpikir di benak Jeno.

'Bagaimana jika langsung melamarnya? argh'

Jeno mengacak rambutnya frustasi, sebenarnya itu bukan ide buruk. Tapi, bagaimana jika Renjun tidak memiliki perasaan yang sama dengannya.

Renjun yang berada tepat dibelakang Jeno, terlihat khawatir dengan tingkah Jeno.

'Kenapa dia? Apa dia sakit atau... sedang memikirkan perkataan haechan? ' #plak

Renjun menepuk jidatnya.

'pemikiran macam apa itu, mana mungkin jeno akan melamarku. menyatakan cinta saja tidak, jangan berharap lebih huang renjun'

Menghela nafas panjang Renjun kembali memfokuskan pikiran ke pelajaran. Membuang jauh-jauh pemikirannya tadi.

'Let's Destiny play with your heart'

-

Tbc

-

ooOO0OOoo

Apa ini Yalord XD

Eyowww Jae bawa Ff chaptered lagi dan kali ini NOREN. baru permulaan kok hehehe Kisah cinta NOREN tidak akan semulus yg kalian pikirkan TT.

Udah taukan siapa yang bakal jadi penghalang buat hubungan Noren wkwkwkwk yap Jaemin and Mark.

ada yang tahu drama korea WINTER SONATA Hubungan Noren bakal aku buat kaya didrama itu XD, yg udah pernah nonton pasti tahu lah. Ok gitu aja, Mohon kritik dan saran nya yaaa

Reviews Juseyo~~~

TTD Jae