Minna-san! Konichiwaaaaa~!
Bener kan apa kataku, fic terbaruku muncuuul! (soalnya di cerita LOVE ch 16 udah kubilangin…)
Muehehehe…berhubung saya lebih suka ke pairingnya GraLu dari pada NaLu, jadi aku bikin lagi…
Tetangga Author : Jiahahahahahhh…dia buat fic baru lagi…
Author : Penyakitnya kambuh lagi, kan? Muncul2 di fic org sembarangan…fic ke satu muncul, fic ketiga muncul, sekarang fic keempat muncul lagi…-_-"
Tetangga Author : Iya dong! Biar terkenal dan makin eksis! *digebukin author
Sudah, sudah. Kita tidak boleh tertarik oleh godaan setan. Kita harus tahan dari hawa nafsu. *parah bgt tetangganya dibilangin setan…
Oke deh, mungkin kalian sudah tak sabar untuk membacanya, jadi…
Selamat membaca deh!
Chapter 1
Dewdrop
Normal POV
"Lucy…hati-hati di jalan ya, nona muda." ucap seorang maid wanita berambut pendek merah muda yang sedang memberi salam pada nona mudanya yang terhormat yang hendak pergi ke sekolah.
"Iya, Virgo. Tenang saja. Aku akan menjaga diriku sendiri." jawab gadis remaja dengan tenangnya sambil memasuki mobil yang sudah terparkir di depan gerbang rumahnya.
BRUUUM!
Mobil yang tadinya berada di dekat wanita maid bernama Virgo itu pun melesat dengan cepat menuju ke sebuah sekolah.
Sekolah itu bernama Fairy Academy. Sekolah di mana murid-muridnya akan menjadi peri untuk mengubah dunia menjadi lebih baik dan lebih indah. Sangat sesuai dengan nama sekolahnya. Iya, kan?
Setelah sampai di depan gerbang sekolah, keluarlah gadis berambut blonde yang sangat manis sehingga penghuni sekolah tersebut baik perempuan, laki-laki, maupun yang masih bimbang (?) langsung terpesona oleh kehadiran gadis berambut blonde itu.
Bola matanya yang begitu indah berwarna cokelat karamel yang disertai dengan bulu mata lentiknya menatap pintu masuk Fairy Academy, bentuk badannya yang juga sangat proposional menarik semua perempuan untuk mempunyai bentuk badan yang sama indahnya dengan gadis itu, tak kalah dengan kulitnya yang juga terlihat mulus saat dimandikan cahaya matahari di pagi yang cerah ini. Rambut pirangnya melambai-lambai di udara karena diterpa angin sejuk dan rambutnya setengah diikat ke samping dengan pita berwarna merah muda yang terlihat cocok dengannya.
"O-Ohayou, Lucy-san!"
Gadis itu pun menoleh ke arah salah satu karyawan sekolah yang memberi salam padanya. Senyuman di wajahnya pun langsung terukir dari bibir mungilnya sehingga membuat semua laki-laki jatuh cinta padanya.
"Ohayou, Taurus-san." balasnya lembut. Suaranya yang juga sangat lembut dan merdu itu membuat semua orang ingin terus menerus mendengarkan dia menyanyi.
Siapakah gadis itu?
Kalau untuk penggemar Fairy Tail, pasti tahu. Kalau tak tahu, pasti itu sangat keterlaluan.
Yup! Dialah putri dari seorang pengusaha sukses yang kaya raya, Lucy Heartfilia. Gadis ideal bagi seluruh murid Fairy Academy. Ia juga madonna Fairy Academy. Semua guru juga sangat senang padanya. Dia memang populer baik di kalangan murid, karyawan, maupun guru.
"Lu-chaaaaan! Ohayouuuu!" sapa gadis berambut biru dan disertai dengan bandana yang terpasang di atas kepalanya.
"Levy-chan! Ohayou! Pagi-pagi sudah ceria aja!" balas Lucy kepada sahabat setianya itu, Levy McGarden.
"Hehehe…iya dong! Levy gitu loh!"
"Yo, Lucy. Kau terlihat manis hari ini." sapa gadis satunya lagi yang berambut panjang scarlet disertai dengan kacamata yang bertengger di atas , ia harus membetulkannya jika kacamata itu sedikit merosot ke bawah.
"Aah, Erza. Hai juga. Begitu juga dengan kau, Erza. Kau juga terlihat manis." jawab Lucy sambil menunjukkan senyum cerahnya kepada gadis yang bernama Erza Scarlet itu. Pipi Erza pun langsung merona dengan warna yang sama dengan warna rambutnya karena dipuji oleh nakama yang sangat ia sayangi itu.
"Ara…ara…ketua kelas, hari ini kau piket loh. Ah, Lucy. Ohayou." sapa gadis berambut putih yang panjang dan poninya diikat ke atas dengan rapi kepada Erza dan baru menyadari kehadiran Lucy.
"Ohayou, Mira-san." balas Lucy lagi. Dia adalah Mirajane Strauss, saingan Lucy dalam bidang kecantikan. Mira tak kalah cantiknya dengan Lucy. Kalau seluruh murid sekolah disuruh memilih Lucy atau Mira, awalnya mereka pasti bingung dan pada akhirnya hasilnya seri. Aneh, ya?
Walaupun mereka adalah saingan, tetapi mereka tetap saja akrab dan akur.
"Lucy-san. Ohayou. Terima kasih atas pinjamannya ya. Novel yang kau sarankan memang bagus. Kau punya selera yang tinggi, ya." sahut gadis bertubuh kecil yang imut disertai dengan rambut biru yang panjang.
"Ohayou, Wendy. Biasa aja kok. Tapi terima kasih atas pujiannya." balas Lucy lagi.
Yup. Beginilah kebiasaan Lucy di pagi hari. Sapaan-sapaan langsung datang padanya sehingga ia harus membalasnya berkali-kali. Tapi, ia tetap menikmati kebiasaan itu walaupun sedikit merepotkan.
"Hoooh…Luce! Ohayou!" sapa laki-laki berambut salmon yang sedang duduk dengan posisi kaki disilangkan yang dinaikkan ke atas meja yang tak lain adalah Natsu Dragneel. Sungguh tidak sopan. Di sebelahnya terdapat laki-laki bertampang dingin dan rambutnya yang berwarna biru kehitaman terkadang melambai-lambai karena diterpa angin yang berasal dari luar jendela. Dialah Gray Fullbuster. Ia tak pernah bicara pada Lucy kecuali kalau ada urusan. Tetapi paling rajin kalau bertengkar dengan Natsu.
"O-ohayou, Natsu." sapa Lucy gugup karena memandang wajah Gray yang begitu dingin sehingga Lucy membatalkan niatnya untuk menyapa Gray.
Beberapa lama kemudian, bel sekolah pun berbunyi. Bel itu memanggil semua murid Fairy Academy yang tadinya asyik sendiri dengan kegiatan masing-masing untuk masuk ke kelas masing-masing dan mengingatkan mereka bahwa pelajaran akan segera dimulai.
Happy-sensei pun masuk ke kelas Lucy dan segera memulai pelajaran. Menit demi menit silih berganti, hingga bel istirahat pun berbunyi. Semua murid langsung berhamburan keluar kelas untuk siap memakan makan siang mereka baik dari kantin sekolah maupun bento yang mereka bawa dari rumah masing-masing.
Lucy masih tetap berada di kelas. Levy yang dari tadi menunggunya menghampirinya.
"Lu-chan nggak makan?" tanya Levy antusias.
"Maaf, Levy-chan duluan aja. Aku mau memeriksa keadaan taman belakang sekolah bersama anggota OSIS yang lain." jawab Lucy sambil beranjak dari kursinya.
"Tugas OSIS lagi, ya?" tanya Levy lagi.
"Iya. Levy duluan saja dulu. Yang lain pasti akan menunggu. Aku akan menyusul nanti."
"Haaah…menjadi OSIS itu memang merepotkan ya! Tapi baiklah, pastikan kau tetap datang ya! Kami akan menunggumu!"
Levy pun pergi meninggalkan Lucy sendirian di kelas. Lucy memang menjabat sebagai wakil ketua OSIS di Fairy Academy. Tak lama kemudian, seorang gadis berambut putih yang pendek berwajah mirip dengan Mira datang menghampiri ke kelas Lucy.
"Aah, Lucy. Ayo! Kita turun ke bawah sekarang juga!" ajak gadis itu.
"Eh, Lisanna! Baiklah, ayo kita turun!"
Yup. Gadis itu bernama Lisanna Strauss, adik kembarannya Mira. Ia dari kelas sebelah. Ia adalah sekretaris OSIS sekaligus pacarnya Natsu . Ia juga terlibat dalam patroli kebersihan sekolah ini. Ia cukup akrab dengan Lucy.
Mereka berdua pun turun menuju depan pintu masuk Fairy Academy. Semua anggota OSIS sudah mulai membagi tugas. Ketika Lucy hendak pergi ke tempat yang ia tuju, ia baru menyadari bahwa orang yang seharusnya patroli bersama dengannya tidak ada. Ya, ketua OSIS. Orang itu tak kelihatan saat pembagian tugas tadi, padahal Lucy melihatnya tadi pagi.
Lucy pun menghampiri Lisanna yang dari tadi hendak pergi juga.
"Ano, Lisanna. Apa kau melihat ketua OSIS?"
"Eh? Kayaknya ia udah pergi duluan deh. Lebih baik kau segera menyusulnya, kasihan dia berpatroli sendiri tuh."
"Ooh…gitu. Ya udah deh, aku duluan ya! Jaa ne!"
Lucy pun langsung berlari ke arah halaman belakang sekolah. Ia terus mencari si ketua OSIS. Tapi sosok itu pun belum ditemukan. Kemana dia?
Oh iya, apakah para readers tahu siapa ketua OSIS Fairy Academy?
Nanti kalian juga akan tahu jika membaca lebih lanjut *plakk
Grasak! Grusuk!
Tiba-tiba, terdengar suara semak-semak. Sumbernya berasal dari semak-semak sana. Lucy pun merasa penasaran dan ia mulai menghampiri semak-semak tersebut dengan berjinjit-jinjit.
'Kira-kira itu suara apa ya…?' gumam Lucy disertai rasa was-was dan mulai mendekat pada semak-semak tersebut. Ketika ia melirik ke balik semak-semak tersebut tersebut, ia melihat…
"Ketua OSIS!" seru Lucy.
Sosok tersebut langsung tersentak kaget dan ia mendengar suara langkah dan obrolan beberapa anggota OSIS yang hendak datang ke arah mereka berdua. Dengan kilat, ia menarik Lucy ke dalam pelukannya.
"Kyaaa!" Refleks Lucy berteriak dan mulutnya langsung ditutup dengan telapak tangan si ketua OSIS dengan tujuan supaya Lucy tidak berisik.
"Mmmhhh…mmhhh…hnnn…" Lucy tak bisa berbicara dengan jelas karena mulutnya jelas tertutup rapat.
"Sssshhhh…jangan berisik. Nanti mereka tahu tentang keberadaan kita." ucap si ketua OSIS setengah berbisik di telinga Lucy. Lucy hanya mengangguk tanda mengerti. Tiba-tiba ia melihat seekor anjing yang berada di pelukan sang ketua OSIS. Anjing yang sangat lucu. Lucy sangat tersanjung saat melihat anjing tersebut.
Ketika para anggota OSIS itu sudah menghilang sosoknya, si ketua OSIS pun langsung melepaskan tangannya dari Lucy. Lucy yang tadinya tak bisa berbicara dengan jelas langsung mengatur napasnya.
"Gray! Kenapa kau menutup mulutku! Aku tak bisa bernapas tau!" keluh Lucy masih dengan napas yang kurang teratur.
Yup. Si ketua OSIS itu adalah Gray Fullbuster. Laki-laki dingin yang ia lihat tadi pagi duduk bersama Natsu. Ia juga sekelas dengan Lucy. Walau dingin, ia sangat populer di kalangan murid perempuan Fairy Academy. Terutama, gadis yang bernama Juvia Lockser. Dialah gadis yang paling terkenal dengan usahanya untuk mendekati Gray. Walaupun ia sudah ditolak oleh Gray berkali-kali, ia tetap mendekati Gray dan telah menyatakan perasaannya berkali-kali dan jawaban yang diberikan Gray selalu menyatakan 'Tidak'.
"Maaf. Aku berusaha agar anjing ini tak ketahuan oleh yang lain." jawabnya datar.
"Ehh? Buat apa? Memangnya kenapa kalau ketahuan?" tanya Lucy.
"Lho? Apa kau lupa? Di sekolah ini kan dilarang keras membawa hewan peliharaan apapun."
"Eh? Oh iya ya. Betul juga. Anjing itu milik Gray? Kenapa Gray membawanya ke sini?"
"Bukan! Ini bukan punyaku. Sebenarnya aku menemukannya di saat aku berangkat sekolah tadi pagi. Karena aku mengelus-elus kepalanya, tanpa tersadari ia mengikutiku sampai depan gerbang sekolah. Lalu dengan cepat, aku menyembunyikannya di sini. Tolong, jangan beri tahu siapa pun tentang hal ini. Aku kasihan pada anjing ini. Kumohon."
Pipi Lucy langsung merona merah menyadari bahwa ternyata Gray begitu polos dan sangat sayang pada hewan.
'Ternyata Gray itu sangat penyayang ya…' batin Lucy sambil tersenyum geli.
"Ke-kenapa kau tertawa…? Apa ada yang aneh?" tanya Gray.
"Nggak ada kok. Aku hanya berpikir bahwa di balik sifat dingin Gray, ternyata Gray itu sangat baik dan penyayang. Hihihi…Tapi aku janji deh. Nggak akan bilang siapa-siapa." jawab Lucy dengan senyum cerahnya.
Gray langsung merona merah. Anjing yang dipeluknya itu menjilat-jilat pipinya yang merah.
"Bi-biasa aja kok."
"Boleh kugendong anjing itu?" tanya Lucy sambil memasang wajah memelas.
"Boleh. Nih." Gray pun memberikan anjing itu kepada Lucy. Lucy memandang anjing itu secara seksama. Bulu kremnya yang rapi menyentuh kulit Lucy dengan lembutnya. Badannya cukup kecil, tetapi sangat imut. Matanya yang sangat jernih berwarna hijau menjadi terlihat seperti embun yang menetes di pagi hari. Tiba-tiba sesuatu terbesit di benaknya.
"Gray, apa anjing ini sudah punya nama?"
"Hem…belum. Aku belum memberikannya nama. Aku masih bingung."
"Bagaimana kalau namanya Dewdrop? Nama yang bagus kan?"
"Eeh? Kenapa harus Dewdrop…?"
"Karena Dewdrop itu mempunya arti yang indah. A drop of a dew. Karena aku berpikir bahwa matanya sangat jernih bagaikan embun yang menetes di pagi hari. Bagaimana…?"
"Ehmm…boleh juga. Nama yang bagus. Oke deh, namanya Dewdrop. Konochiwa, Dewdrop. Anata wa namae wa Dewdrop." ucap Gray sambil menyentuh pipi Dewdrop yang lembut.
"Guk! Guk!"
Kelihatannya Dewdrop senang dengan nama barunya. Lucy hanya tersenyum melihat Gray dan Dewdrop yang wajahnya sama-sama lucu. Tiba-tiba suatu perasaan muncul di pikiran Lucy. Rasanya…ia ingin merawat anjing itu juga bersama dengan Gray!
"Oh iya, Gray! Aku akan membantumu merawat anjing ini! Tetapi aku tidak bisa membawanya ke rumahku, ibuku alergi terhadap bulu anjing. Apa kau bisa?"
"Ehh…aku juga tak bisa. Aku tinggal di mansion. Di mansionku juga dilarang keras memelihara binatang. Berarti tak ada pilihan lain selain membiarkan anjing ini di sini. Nanti malam aku akan datang ke sini untuk membawa susu dan makanan anjing."
"Nanti malam? Kalau begitu, aku juga akan datang! Aku kan juga ikut merawatnya! Nanti ketemu nanti malam di sini lagi jam delapan, ya?"
"Lu-Lucy…baiklah kalau kau memaksa. Oke deh. Tapi kau juga jangan telat ya!" seru Gray sambil mengedipkan mata kirinya.
DAG DIG DUG
Jantung Lucy serasa mau keluar dari tubuhnya.
'Senyuman Gray tadi…sangat keren. Ini pertama kalinya aku melihat Gray tersenyum keren seperti itu dari dekat. ' gumam Lucy.
Tiba-tiba, Dewdrop melompat dari pelukan Lucy.
"Aah! Dewdrop!" seru Lucy bersamaan dengan Gray. Gray dan Lucy pun langsung hendak menangkap Dewdrop, tetapi kepala mereka langsung berbenturan.
DUAGH!
"Ouch…sakit…" keluh Lucy sambil memegangi kepalanya yang terbentur dengan kepala Gray. Gray juga melakukan hal yang sama.
"Ma-maaf!" ucap Lucy dan Gray bersamaan. Mereka pun terdiam.
"Bhu…huhuhu…ahahahaha! Kok bisa barengan gitu sih! Hahahaha…" ujar Lucy sambil tertawa geli.
"Ma-mana aku tahu…hahahaha…" balas Gray yang diikuti dengan tawaan ringan.
Mereka pun tertawa bersama. Dewdrop hanya memandang mereka berdua dengan senang. Kelihatannya Dewdrop begitu senang saat melihat Gray dan Lucy tertawa bersama.
"Guk! Guk!"
"Dewdrop! Kau jangan jauh-jauh dari kami dong! Nanti kau hilang loh!" ucap Gray sambil memeluk Dewdrop kembali. Lucy hanya tersenyum memandang mereka berdua.
Entah mengapa ia merasa hal ini begitu menyenangkan. Ia merasa ia ingin keadaan seperti ini terus mewarnai hidupnya.
Cup!
Dewdrop mencium bibir mungil Lucy…bukan! Ternyata Gray yang menempelkan bibir Dewdrop ke bibir Lucy.
Lucy pun memegangi bibirnya yang tercium oleh Dewdrop karena ulah Gray dan pipinya merona merah.
"Hihihi…ciuman salam kenal!" seru Gray sambil tersenyum usil.
"G-GRAY BAKAAAA!" teriak Lucy sambil hendak menghajar Gray. Gray hanya kabur dan Lucy terus mengejarnya. Terjadilah permainan kejar-kejaran seperti anak kecil. Tetapi Gray dan Lucy tetap menikmatinya, begitu juga dengan Dewdrop.
Ia juga kelihatan senang dan terus mengonggong sambil mengikuti kemana Gray dan Lucy berlari. Kelihatannya petualangan mereka bertiga dimulai dari sini. Petualangan yang sangat menyenangkan!
-To Be Continued-
Author : Gimana? Bagus nggak? Bagus nggak? *puppy eyes mode on
Tetangga Author : Lu napa sih? Nanyanya itu itu melulu! Bosen gue dengernya!
Author : Yahhh…kan gue nanya pendapat…hiks…
Lucy : Wahhh…aku jadi madonna Fairy Academy! Senangnya…
Author : Eh, Lucy! Kok jbjb aja nih anak…
Lucy : Hiks…nggak boleh ya…
Tetangga Author : Waahh…lo parahh…lo buat dia nangis! Parah looo…*kabur takut digebuk sama author
Author : Eh? Eh? Ma-mana gue tau! So-sori banget ya, Lucy…
Lucy : Hihihi…nggak apa-apa kok… tapi aku seneng banget aku jadi menawan di cerita ini…
Author : Tapi tetap saja kelakuan seperti anak kecil pas lagi kejar-kejaran sama Gray…
Lucy : Eh…iya ya…*berkeringat
Gray : Ada apa nih nyebut-nyebut namaku? *tau2 datang
Author : KYAA~ GRAY-SAMAAAA~ *juvia mode on abis itu pingsan karena nosebleed
Lucy : Hoi, Gray! Bajumu! Author-san pingsan karena kau nggak pake bajumu!
Gray : Oh sial! Kalau begitu aku saja yang kasih salam penutupnya!
Lucy : Iya ya! Aku juga! Oke deh, para readers! Klo mau tau lanjutan ceritanya tunggu next ch dengan sabar yaaa…
Author : Tu-tunggu du…
Gray : Baiklah! Jaa ne matta ashita and review please~! *nyeret author turun dr panggung bareng Lucy
Author :TUNGGU! GUE BELUM KASIH SALAM PENUTUPNYAAAAA! *abaikan
