Disclaimer: Isayama Hajime-san
.
Carla Y. & Eren Y. fanfiction
Ibu
#BiweeklyPrompt4's challenge: fictogemino
.
.
.
'Ibu, aku sayang ibu. Selamanya.'
Bisakah ia mengatakan kalimat itu kepada ibunya? Satu kesempatan saja, tidak masalah untuknya.
Pada akhirnya, laki-laki itu sadar. Jiwanya hanya dimanja oleh bunga tidur yang menunjukkannya keindahan masa lalu bersama seseorang yang ia sayangi. Tapi, ia masih tidak percaya kalau orang yang yang sedang mengomelinya dengan penuh kasih sayang itu sudah pergi mendahuluinya, sudah menjadi santapan dari seorang—atau mungkin lebih tepatnya, sebuah—raksasa bernama titan yang selalu tersenyum dengan gigi-gigi menakutkannya itu, setelah selama 100 tahun menahan hasratnya di luar dinding Maria. Sayangnya, walau begitu—
'Ibu...'
Laki-laki itu terdiam. Jantungnya terasa berdetak lebih kencang dari biasanya.
"Eren, tolong dengarkan ibu, tolong."
Wanita berambut cokelat kehitaman itu menatap si pemuda dengan tatapan cemas. Tangan kanannya menyentuh dahinya, sementara yang sebelah kiri memutuskan untuk menyentuh bahu pemuda itu dengan lembut. Iris cokelatnya menunjukkan perasaan khawatir seorang ibu.
"Untuk kali ini saja, tolong dengar ucapan ibumu!"
—tiba-tiba saja, seperti deja vu, ibunya memarahinya dengan kalimat itu.
Eren menghela napas, melirik ibunya tanpa ada pikiran untuk menuruti perintah ibunya seperti biasa.
"Mikasa bilang kamu mencoba berkelahi lagi dengan anak-anak nakal itu." Ibunya memulai pembicaraan. Jemarinya mengambil kain basah yang ada di atas meja makan, kemudian meraih tangan kiri Eren yang terluka untuk dibersihkan. Eren sempat mengaduh saat air yang agak dingin itu mengenai permukaan kulitnya yang terluka. "Apa luka-luka ini belum cukup? Apa kurang perih untuk membuatmu jera?" Wanita itu—Carla Yaeger—melempar banyak pertanyaan sekaligus. "Ibu sudah pernah melarangmu untuk berkelahi, kan?"
Eren tersenyum di saat ibunya sedang sibuk mengomelinya. Bahkan jika Eren tidak pernah menuruti perintah ibunya, atau bahkan apa yang Eren rasakan saat itu adalah mimpi semata—
Seorang ibu akan terus menyayangi anaknya. Selamanya.
—sekarang coba dibaca dari paragraf bawah ke atas –w-/ keke—
a/n: Saya tau ini ancur ;A; /pundung/ saya gabisa bikin yang lebih panjang (dan bagus) dari ini—walau aslinya pengen bikin yang 1000 words sih, ugh. Tapi bikin yang 200words aja udah syuyaaaah~ sekali ;u;
untuk para senpai, mohon kripiknya u.u
.
Syugah smileu, gyurachi—[270614]
