25 November

Adalah hari dimana usia Miyano Shiho tepat menginjak 35 tahun. Selama hampir 15 tahun ia dikenal sebagai wanita yang mapan. Tentu saja, siapa yang tidak akan memujinya saat ia adalah wanita yang mampu lulus di universitas tersohor di Jepang dengan nilai sempurna diusianya yang masih 20 tahun. Prestasi yang sangat mengagumkan untuk dirinya sehingga tak heran jika Shiho selalu menjadi pembicaraan banyak orang.

Apalagi ia bekerja sebagai manajer di salah satu perusahaan terkenal di dunia yang bergerak dibidang teknologi. Tak ayal jika ia selalu masuk dalam radar wanita idaman bagi para lelaki. Namun disamping superioritas dirinya, Shiho sadar jika ada yang masih kurang dalam hidupnya. Sesuatu yang akan melengkapi kehidupan nyamanya saat ini hingga masa depan. Suami, itulah yang selalu Shiho pikirkan semenjak ia menyentuh kepala tiga.

Titipan-titipan kedua orang tua Shiho saat ia berusia 30 tahun terus menghantui Shiho sepanjang hari. Keinginan kedua orang tuanya yang menginginkan untuk dirinya yang segera menikah. Tapi hingga saat ini, sudah 5 tahun semenjak saat itu Shiho belum mampu mewujudkannya. Bahkan sampai mereka berdua pergi meninggalkannya, Shiho belum mampu mewujudkan keinginan kedua orang tuanya tersebut.

Ada rasa sedih yang begitu hebat. Merasa bersalah dan selalu berpikir andai saja. Shiho merasa gagal mengabulkan harapan kedua orang tuanya. Andai saja waktu itu Shiho menerima ajakan Mitsuhiko saat dia melamarnya. Namun alih-alih menerima dia malah menolak hal tersebut dengan alasan ia yang masih berambisi dengan pendidikannya. Apalagi waktu itu Mitsuhiko adalah pemuda polos yang jika dilihat saja tak akan pantas dengannya, namun lagi-lagi Shiho menyesal. Mitsuhiko yang saat ini sudah mapan baik secara materi maupun hal lain. Dan dia sudah bahagia dengan orang lain. Shiho menyesal karena melewatkan kesempatan itu dengan begitu mudahnya.

Ambisi-ambisinya yang tinggi membutakan kesempatan emas untuk hidupnya. Shiho merasa jika andai saja saat itu ia mampu berpikir secara dewasa maka hasilnya pun pasti akan berbeda. Sejak saat itu banyak juga para lelaki yang melamarnya, namun tak ada sama sekali yang masuk dalam kriterianya. Bukan maksud Shiho untuk menjual mahal ataupun matre, melainkan ia hanya selektif. Baginya pernikahan bukan hanya sebatas ucap janji setia, melainkan sebuah ikatan yang akan terus mengikatnya hingga masa tua esok. Karena itu ia tak akan ceroboh dalam memilih pasangan. Shiho tak mempermasalahkan darimana dan siapa dia? Bukan seperti itu yang Shiho cari, tapi apakah dia bisa untuk memimpinnya dalam ikatan keluarga?

Tapi mencari hal tersebut tidaklah mudah. Bahkan setiap lelaki akan selalu berpikir ulang untuk melamarnya karena kedudukan Shiho yang tinggi dan tak sebanding dengan mereka. Itulah dinding kokoh yang selalu membatasi Shiho sehingga jarang dan bahkan sudah tak ada yang mampu meliriknya. Kecuali satu orang. Shiho mengenal seseorang yang mampu membuatnya merasa nyaman saat bersamanya. Dia adalah temna Shiho semenjak SD. Dia adalah Shinichi Kudo, pemuda pintar dengan otak detective.

sudah sejak SD pula Shiho menaruh perhatian pada lelaki itu. Bertahun-tahun lamanya ia mengagumi Shinichi. Namun Shiho juga tahu bahwa Shinichi takkan mungkin bisa bersamanya. Bukan rahasia lagi apabila Shinichi menyukai Ran, teman masa kecilnya. Oleh karena itu, Shiho hanya senantiasa menjadi figure teman bagi Shinichi. Tak lebih!

Tit… tit..

Bunyi pesan suara membangunkan Shiho dalam lamunannya. Ia menatap layar hpnya yang tertera sebuah pesan dari seseorang.

" Yo perawan tua! Jika kau membaca pesan ini dan tidak segera menelpon balikku maka aku akan menyebar foto memalukanmu saat masih kecil. Fufu… kau tahu kan maksudku!"

Bunyi pesan itu, Shiho hanya membacanya tanpa berkedip sedikitpun. Ia sudah mengenal siapa pengirim pesan ini tanpa perlu bersusah payah mencari tahu.

Tit… tit…

"Kenapa tak menelpon balik!" keluh suara pemuda saat Shiho mengangkat pangilan dari nomor yang tak tertambah dikontak miliknya.

"Sebenarnya apa yang kamu inginkan?" seru Shiho tak berniat menjawab keluhan dari pemuda itu.

Diujung telepon pemuda itu mendengus kesal. "huh… aku heran kenapa kamu selalu dingin padaku?"

Shiho menggeram, ia sudah muak dengan pemuda yang selama ini selalu merecoki hidupnya. "sudah kubilang apa maumu?"

Dalam hati pemuda itu meringis meski Shiho pun juga sadar akan ucapannya, namun memang itulah tujuannya. Ia sudah muak dengan pemuda yang selama ini selalu mencampuri hidupnya, menganggu dan melakukan hal-hal konyol padanya. 20 tahun lamanya ia menerima ejekan dan bully dari pemuda itu, kini ia sudah muak dengan semua ini apalagi ditambah dengan masalahnya sendiri.

"Apa yang harus kulakukan agar kamu mau menganggapku?" ucap lirih pemuda itu yang terdengar melalui smartphone Shiho.

Sementara Shiho sedikit termenung. Baru kali ini ia mendengar bahwa pemuda mengesalkan itu mengalah dan menanyakan hal konyol lagi padanya. Namun kini pikirannya sedang kacau, ia merasa ingin mengatakan semuanya.

"pergilah… jangan temui dan jangan hubungi aku lagi."

"Apakah selama ini aku menganggumu?" tanya pemuda itu.

"Ya!" balas Shiho.

"jadi begitu… jika aku mengikuti permintaanmu apakah itu akan membuatmu lebih baik?" tanya pemuda itu lagi setelah beberapa detik kesunyian melanda.

"ya!"

"Baiklah! Aku akan pergi dan tak akan mengganggumu lagi. aku tak akan mengatakan hal – hal konyol dimatamu meski semua itu adalah perasaanku. Aku tak akan menganggu acaramu lagi. aku akan pergi dalam hidupmu, namun boleh kuminta satu hal terakhir!? Tolong sebut namaku untuk pertama dan terakhir kalinya! Aku tahu bahwa kamu tak pernah memanggil namaku sejak pertama kali mengenal mu, dan hal itulah yang membuatku tertarik padamu meski pada akhirnya aku harus merasakan apa yang juga kamu rasakan."

"…"

"Sayonara… Miyano Shiho!"

Tit… tit..

Entah kenapa, rasanya ada yang berbeda… tak ada rasa senang saat pemuda yang selalu menganggunya selama ini pergi. Ada rasa sedih dalam hatinya dan ia menangis. Air matanya keluar begitu saja diiringi dengan rasa dadanya yang menyesakkan batin. Ini kali kedua ia merasakan hal seperti ini, saat dimana ia kehilangan orang yang ia cintai.

"kaito-kun!"

oOo

Fin

Sebut namaku

Disclaimer

Detective Conan by Aoyama Ghoso

Thanks For reads!

I hope you like it!

oOo