STUDY IN LONDON
Pagi yang cerah di pinggiran kota kuala lumpur. Seorang pemuda yang notebane nya murid paling ketjeh, di salah satu sekolah ternama di kuala lumpur.
Yaitu: SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KUALA LUMPUR
Iris biru terangnya menatap lamat-lamat pemandangan sekitar sekolah. Pemuda itu bernama Taufan.
TAUFAN! Panggil seseorang, rupanya itu Ying. Salah seorang teman sekelasnya.
Hosh! Hosh! Hosh!
"Hah! Ada apa Ying?" Tanya Taufan heran.
"Kamu, dipanggil bu Lice tuh!" Ucapnya, sambil menetralkan laju nafasnya.
"Oh! Terimakasih infonya." Ngomong-ngomong, "kau manis sekali hari ini Ying!" Ucap Taufan sambil tersenyum bak prince charming.
"Hehehehe! Baiklah, aku pergi dulu Ying. Bye!" Ucap Taufan sambil berlalu, sedangkan Ying yang tadi habis di puji wajahnya sudah memerah semerah tomat.
Di ruang guru...
"Jadi, ada apa ibu Lice memanggil saya ke sini?" Tanya Taufan, ia memang tak suka basa-basi orangnya. "Jadi begini, sekolah kita sedang mengadakan pertukaran pelajar ke negara Inggris. Tepatnya di kota London.
"Masing-masing sekolah ternama di sini sudah mengirimkan wakilnya." Kamu, sudah terpilih mengikuti program pertukaran pelajar ini Taufan. "Ini, surat edarannya. Sekarang kamu boleh beristirahat."
"Baiklah bu Lice, kalau begitu saya permisi dulu."
"Tunggu!" Panggil bu Lice tiba-tiba. "Berangkatnya tanggal 15 November ya!"
Sekarang Taufan sedang dalam perjalanan menuju kantin. Masih terngiang-ngiang di kepalanya perkataan bu Lice tadi.
"Kamu, sudah terpilih mengikuti program pertukaran pelajar ini Taufan."
Kalau dia boleh jujur, Taufan kurang menyukai keputusan itu. Dia tak ingin meninggalkan orang-orang yang di sayanginya. Namun takdir berkata lain.
Dari pengalaman kakaknya, kak Fang biasanya pertukaran pelajar berlangsung selama satu tahun lamanya.
Taufan tidaklah bodoh. Ia tau satu tahun bukanlah waktu yang sedikit. Dan ia yakin selama ia pergi, pasti akan ada yang banyak berubah nantinya.
Tanpa ia sadari, seseorang terus memanggil-manggil namanya.
"He, Taufan! Taufan!" Rupanya dia Ying.
Taufan pun tersadar dari lamunannya. "Eh! A-apa Ying? Tanyanya gugup.
"Haiyya! Kamu melamunkan sesuatu kah?" Tanya Ying dengan nada khawatir.
"Ti-tidak kok! Aku tidak melamunkan apa-apa." Ucapnya berbohong. "Kau, tidak bisa membohongiku Taufan. Nampak jelas dari raut wajahmu. Kalau ada masalah, ceritalah."
Tiba-tiba...
"Hiks! Hiks! I-iya Ying. Aku, memang ada masalah." Ucapnya sambil memeluk Ying. "Hmmmh, menangislah Taufan." Ucap Ying sambil mengelus punggung Taufan.
"Ceritalah. Apa masalahmu." Ujar Ying lembut.
"Hiks! Aku, a-aku tak mau meninggalkan mu Ying". Ucapnya masih menangis. "Jangan tinggalkan aku Ying, aku mau kau tetap disini. Hiks!"
Sontak, seluruh murid di kantin pun, bersorak. Ada yang cemburu dan ada yang mendukung. Maklumlah, prince charming gitu lho.
"Hey! Taufan, kau kenapa?" Tanya Yaya, yang tiba-tiba hadir dari kerumunan orang-orang. Jujur, Yaya sebenarnya sudah melihat semua ini dari awal. Dan itu membuat dirinya sedikit errr... cemburu.
Karena sebenarnya, Yaya ada perasaan terhadap Taufan.
"Sshhhtt!" Ying menempelkan telunjuknya di bibir, tanda menyuruh Yaya memelankan suaranya. "Dia hanya butuh ketenangan Yaya, pergilah nanti aku menyusulmu."
"Uh! Baiklah, aku pergi dulu!" Ucap Yaya. Ying yang melihat itu, hanya tersenyum tipis.
"Hiks! Hiks! Ying, aku... aku ingin jujur padamu Ying!" Ucap Taufan, sembari menangis kecil. "A-aku, aku menyukaimu Ying. Sebab itulah aku tidak mau kehilangan kamu."
"Taufan, lihat aku." Panggil Ying lembut.
Ying pun merogoh saku seragamnya. Dia pun mengeluarkan gantungan kunci berbentuk pinguin, berwarna biru. "Simpan ini, jika kau melihatnya kau akan ingat aku Taufan." Ucap Ying sembari memberikan gantungan kunci itu pada Taufan.
"Terimakasih, Ying. Aku, akan selalu menjaga ini, dan mengingatmu Ying." Ujar Taufan, yang mulai tersenyum.
"Mulai sekarang, jangan menangis lagi ya." Ucap Ying sambil tersenyum tulus. Ia berjalan mendekat ke arah Taufan, dan membisikkan sesuatu. "Karena aku tak mau melihat orang yang kusayangi menangis, berjanjilah Taufan kau akan selalu tersenyum." Ucap Ying pelan.
"Iya Ying, aku berjanji akan selalu tersenyum untukmu, tunggu aku ya! Ucapnya sambil memeluk Ying.
Siang itu saat istirahat, menjadi saat yang menyenangkan dan menyedihkan di saat yang bersamaan. Menyedihkan karena, Yaya melihat ini semua di depan matanya.
.
.
.
~TBC~
Holaaa! Balik lagi bareng coklatkeju, ini fic penebusan Me karena, untuk dua fic ku 'my love' dan 'Drabble Boboiboy Bersaudara' tanda bacanya masih kurang.
Maafkan saya, para readers sekalian kalau Fic ini kurang memuaskan.
Oh iya! Disini pair nya Taufan~Ying.
Berhubung pas Me liat fic ini kekurangan pair Taufan~Ying.
Review please
