~oOo~ { READ MY BIO FIRST BEFORE YOU READ MY OWN FANFICT } ~oOo~

Yuta rilis Fanfict baru nih, udah ngebet bgt pengen share fanfict yang satu ini. Mungkin fanfict agak di luar kehendak/? karena memang diliat dari judulnya aja itu udah BRENGSEK bgt wkwkwk xD Buat yang masih polos, innocent atau sejenisnya, mohon untuk tidak membaca fanfict ini. Karena di pastikan setelah baca fanfict ini, kalian yang awalnya polos jadi tidak polos lagi *apa ini?

Oke, ini hanya cerita ya.. jadi semua peran, adegan, karakter dan pairing disini jangan terlalu di ambil ke hati. Ingat! Ini hanya sekedar fanfict! Jadi jangan ngebash dan marah-marah ga jelas! Lebay bgt tau ga! Bhakk :v *digampar readers*

DAN DI FANFICT INI TERDAPAT PAIRING CHANSOO! JADI BAGI YANG GA SUKA, PLEASE JANGAN BACA KARENA YUTA JUGA GA MAKSA. WALAUPUN BANYAK CHANSOO, TAPI FANFICT INI TETAP KE CHANBAEK KOK. JADI, CERITANYA BAEKHYUN SUKA SAMA CHANYEOL YANG SUDAH MEMILIKI ISTRI YAITU KYUNGSOO. OTOMATIS BAKALAN BANYAK CHANSOO NYA DONG? IYEGA?

TENANG AJA, INI TETAP FANFICT CHANBAEK! DAN HANYA FOKUS KE CHANBAEK.

Yuta udah memperingatkan ya, jadi Yuta harap ga ada komen negatif untuk fanfict ini. Dan sebelumnya Yuta juga mau ngucapin terima kasih sebanyak-banyaknya buat kalian yang udah menyempatkan waktunya untuk membaca Fanfict gaje ini wkwk

Daripada kebanyakan bacot dan congor/? Langsung aja baca yaa~ Khamsahamnida *emot cium*

.

.

.


Author:

Yuta CBKSHH

Tittle:

I LOVE YOUR HUSBAND (CHANBAEK)

Main Cast:

Park Chanyeol

Byun Baekhyun

Support cast:

Do Kyungsoo

Kim Jong In

And others cast (EXO's members)

Rating:

M ++

Genre:

Marriege Life, Romance, Drama, Hurt/Comfort

Disclaimer:

Fanfict yang terinspirasi dari beberapa pengalaman. Di tulis oleh Yuta sendiri dan juga di bantu oleh Maple Fujoshi2309 (Auhtor pemes, siapa sih yang kaga kenal sama Maple? xD). Dan tidak memplagiat cerita dari orang lain. PLAGIARISM ISN'T MY STYLE! NO COPAST! NO PLAGIAT! Semoga kalian suka ^^

Warning:

BL-BoysLove / YAOI / SHOUNEN-AI / HUBUNGAN SESAMA JENIS. MATURE CONTENT INSIDE! NC-21! DLDR! DO NOT BASH BUT KRITIK ATAU SARAN SANGAT DI PERBOLEHKAN. ENJOY IT!

Summary:

Baekhyun mencintai Chanyeol yang ternyata sudah memiliki seorang istri yang bernama Kyungsoo. "Aku mencintaimu dan kau mencintaiku. Tinggalkan istrimu, dan dengan begitu kita bisa saling mencintai. Walaupun ini sulit untukku, tetapi aku akan tetap merebutmu dari istrimu.." (CHANBAEK) Slight CHANSOO, KAISOO. RnR!

Backsong:

Yiruma - River Flows In You

~~ HAPPY READING ~~


.

.

.

"Hyaa! Tunggu aku! Bagaimana bisa kau meninggalkanku sendirian di kelas yang sudah sepi ini eoh? Sahabat macam apa kau ini?"

Sosok lelaki cantik sedang merengut kesal pada sahabatnya yang tiba-tiba berlari meninggalkannya seorang diri di kelas. Mereka berdua memutuskan untuk belajar bersama saat bel jam pulang sekolah berbunyi. Lelaki cantik yang memiliki mata yang sangat sipit itu memutuskan untuk minta di ajari oleh sahabatnya yang merangkap menjadi teman sebangkunya karena sahabatnya itu memang sangat pintar. Selalu meraih peringkat pertama di kelas nya karena prestasinya. Berbeda dengan dirinya yang sama sekali tidak paham-paham dengan materi yang sudah di jelaskan oleh songsaengnim yang mengajarnya.

Cukup lama mereka berdua belajar disana, hingga tak terasa mereka sudah memakan waktu hampir 4 jam. Langit terang yang berada di luarpun tak terasa menjadi gelap, karena saat ini jam sudah menunjukkan pukul 6 sore. Dan sekolah mereka pun sudah semakin sepi, mungkin hanya menyisakan mereka berdua saja disana.

Awalnya lelaki cantik bermata sipit itu ingin membelikan ice cream pada sahabatnya karena sudah berbaik hati mau mengajarinya. Tapi yang terjadi justru seperti sekarang ini. Sahabatnya yang memiliki mata bulat itu berlari dengan tiba-tiba dan meninggalkan seorang diri. Tidak taukah sahabatnya itu jika ia sangat ketakutan sekarang ini?

"Maafkan aku! Aku ada urusan mendadak! Dan anggap saja aku berhutang penjelasan padamu. Annyeong~"

Tap

Tap

Tap

Lelaki cantik itu mengembungkan pipinya karena merasa kecewa dan hanya mampu menatap punggung sahabatnya yang semakin lama semakin menjauh darinya.

"Huftt untung saja dia anak baik. Jika tidak, mungkin aku sudah mempraktekkan jurus hapkido ku padanya.. Haiisshhh jinjjaaa!"

Setelah puas berteriak, akhirnya ia menyampirkan tas sekolah nya di punggungnya dan memutuskan untuk kembali ke rumahnya juga.

Dengan langkah kaki yang sengaja ia hentak-hentakkan, ia mulai berjalan ke arah pintu gerbang. Bahkan hingga menimbulkan suara yang cukup keras dan menggema keseluruh ruangan kelas kosong yang di lewatinya.

Namun raut wajahnya yang semula kesal, kini berubah menjadi cerah dengan senyuman lebarnya yang sangat manis. Bahkan senyumannya lebih manis dari milkshake strawberry yang dijual di kantinnya. Dan ia menyadari itu kkkk~

"Haaahhh~ betapa bahagianya aku memiliki sahabat sepertinya. Walaupun ia sangat tertutup, tetapi ia begitu baik padaku. Aku harus mentraktir banyak makanan untuknya besok hahaha"

Ia berbicara dan tertawa sendiri.

Namun tidak lama kemudian, langkahnya dengan perlahan terhenti dan ia menunjukkan wajah mengernyitnya karena ia mendengar sebuah suara dengan alunan musik yang indah yang ia yakini suara itu berasal dari ruangan musik yang sedang ia lewati saat ini.

"River flows in you?" Gumamnya sambil menempelkan telinganya pada daun pintu untuk mendengar lebih jelas lagi suara indah itu.

Jelas ia mengetahui apa judul dari instrument yang tengah dimainkan oleh seseorang yang berada didalam ruang musik tersebut, karena itu adalah intrument piano favoritenya. Entah kenapa ia terpaku akan permainan piano orang itu yang membawakan alunan tersebut dengan sangat indah. Bahkan sangat mirip seperti instrument aslinya.

If there's a road that's for you

Then it is inside of you

If you can endure it

Then leave everything of yours to me

Holding you holding you

It's in you, river flows in you

Slowly, slowly the river in my heart flows

Holding you holding you

It's in you, river flows in you

Longing, at the end of that longing

I would be there

I want to throw my heart at you

So that you can always feel it with you

If you can endure it still

Then leave everything of yours to me

Lelaki cantik itu terduduk bersandar pada pintu tersebut karena entah kenapa kakinya terasa lemas.

Dan degupan di jantungnya ini..

Begitu keras.

Keras sekali hingga membuat tubuhnya terasa kaku.

Ia meremas dada kirinya berharap degupan itu segera menghilang tapi yang ada justru ia meneteskan airmatanya. Ia menatap ke sekelilingnya dengan tatapan kebingungan. Ia sungguh tidak mengerti dengan perasaannya saat ini. Kenapa hanya dengan mendengarkan lagu itu bisa sampai membuatnya seperti ini? Sebenarnya apa yang terjadi pada dirinya?

Cklek

Deg!

Seseorang yang baru saja memainkan piano itu keluar. Membuat lelaki cantik yang terduduk sambil menangis itu mendongakkan kepalanya untuk melihat siapa orang tersebut dengan tatapan kosongnya. Wajahnya sudah memerah dan alisnya berkerut menggambarkan ekspresi kebingungan dan terkejutnya dalam waktu yang bersamaan. Bibir tipisnya sedikit terbuka dan bergetar. Matanya berkaca-kaca seperti meminta pertolongan.

"Apa yang kau lakukan disini?"

Ucap lelaki tinggi dengan suara husky nya yang ternyata adalah pelaku yang telah membuat lelaki cantik itu kalut seperti ini.

"Dan.. kenapa kau menangis?"

Lelaki tinggi itu mendekatkan tubuhnya untuk memperhatikan wajah lelaki cantik yang menurutnya aneh karena tiba-tiba menangis seperti ini.

"Um.. umm ti-tidakk-"

Brukk tap tap tap!

"Hya hya! Tunggu! Setidaknya kau harus menjawab pertanyaanku dulu! Yakk!"

Percuma.

Percuma saja lelaki tinggi itu berteriak karena lelaki cantik tadi sudah berlari dengan sangat kencang menjauhinya. Dan ia hanya menggeleng-gelengkan kepalanya heran dengan sikap bocah tadi.

"Apakah permainan piano ku mengganggunya sehingga ia menangis karena ia tidak berani untuk mengatakannya padaku?"

Ia mengangkat bahunya tidak ingin terlalu memperdulikan bocah mungil tadi. Dan mungkin saja ia bisa bertemu kembali dengan bocah itu. Karena di lihat dari seragam yang dikenakannya, bocah itu ternyata berada di bangku tingkat dua.

"Ahh molla"

Dan lelaki tinggi itu akhirnya memutuskan untuk kembali kerumahnya karena hari sudah semakin gelap.

'Bolehkah aku menyukaimu? Atau apakah aku boleh lebih dari itu? Mencintaimu?'

Ternyata lelaki cantik tadi masih berada disana bersembunyi di balik dinding dan terus memperhatikan lelaki tinggi tadi yang tengah berjalan keluar melewati gerbang sekolahnya.

'Permainan pianomu mengingatkan ku pada Appa.. dan aku ingin kau menjadi milikku.. Sunbaenim'

.

.

.


.

.

.

"Ungghh nehh ahh ahh~ terusshh Chanyeolhh~"

Clokh clokh clokh

"Sshh aku akan terus memberikan mu rasa nikmat ini istriku aahh"

"Kau yang terbaik, suamiku.."

"Kau bahkan yang paling mengerti diriku, Park Kyungsoo sshh arghhh"

Dan keduanya mempertemukan kedua belah bibir mereka dengan bagian bawah tubuh mereka yang masih menyatu dengan sempurna. Lelaki yang sedang menggagahi istrinya tersebut terus mendorong pinggulnya agar masuk lebih dalam pada lubang sempit sang istri. Terus menerus melakukan gerakan maju mundur untuk menciptakan rasa nikmat yang lebih luar biasa lagi dari ini.

Tangan Chanyeol menggenggam erat tangan Kyungsoo dan mengusap-usap tangan tersebut dengan lembut. Selalu bersikap romantis pada istrinya saat mereka tengah bercinta seperti sekarang ini. Memberikan ketenangan pada Kyungsoo karena istrinya ini selalu saja gelisah saat mereka tengah bercinta.

Ya, gelisah.

Chanyeol bahkan tidak tau alasannya apa.

Bukankah mereka sudah menjadi sepasang suami istri semenjak 4 tahun yang lalu? Dan bahkan sudah memiliki seorang anak laki-laki yang sangat lucu. Jadi, apa yang harus Kyungsoo khawatirkan lagi?

"Ssshh aahh aahh sebentar lagi ahh! Sebentar lagi aku akan sampai-"

Kyungsoo yang mengerti langsung membuka lebar kedua pahanya agar memudahkan Chanyeol untuk membobol lubangnya. Ia sungguh tidak ingin mengecewakan Chanyeol. Kembali.

Ia ingin menjadi yang terbaik untuk suaminya ini. Melawan semua rasa gelisahnya dengan sekuat tenaga dan menerima kenyataan yang sudah ditakdirkan oleh Tuhan untuknya.

'Maafkan aku..'

'Kau jahat Kyung! Aku membencimu! Kau adalah seorang yang paling jahat yang pernah aku temui! Hiks!'

'Kau tidak akan mengerti. Semua terjadi di luar dugaanku. Maafkan aku, aku sangat menyayangimu'

'Enyahlah dari hadapanku sebelum aku nekat untuk membunuhmu..'

'Aku bisa membatalkannya jika kau mau'

'Sudah terlambat. Pergilah bersamanya dan jangan pedulikan aku. Hahaha atau kau bisa menganggapku sudah mati Kyung..'

'Jangan mengatakan hal konyol. Aku tetap sahabatmu dan aku akan selalu menggapmu sebagai sahabatku'

'Omong kosong. Kau hanya seorang perkhianat Kyung. Pergilah dari hadapanku. Aku sudah muak melihat wajahmu!'

'Ohh dan satu lagi. Dimataku, kau akan selalu menjadi seorang pengkhianat! Camkan itu baik-baik, Do Kyungsoo'

"Aahhh Chanyeolh~ lebih cepat lagi.. nngghh aku pun ingin sampai angghh~"

Dengan senang hati Chanyeol menuruti permintaan istrinya dan ia semakin mempercepat gerakan maju mundurnya. Tangan Kyungsoo meremas tangan Chanyeol dengan erat dan ia meringis karena rasa nikmat pada bagian lubangnya. Kyungsoo menggeleng-gelengkan kepalanya dengan masih memejamkan matanya meresapi setiap kenikmatan yang diberikan oleh Chanyeol. Walaupun ngilu, tetapi Kyungsoo menyukainya. Ini sangat menyenangkan untuknya.

"Sudahh cu-cukuph cepat eoh? Aahh~"

"Ahh nehh nikmat sekali Chanyeol ungghh mmhh~"

'Sahabatku yang ternyata seorang pengkhianat..'

Kyungsoo meneteskan airmatanya. Bahkan kalimat itu masih bisa ia dengar dengan begitu jelas di telinganya. Tangannya terangkat untuk mempertemukan bibirnya dengan bibir Chanyeol kembali, kemudian menyesap bibir suami nya itu cukup dalam. Mencoba untuk mengusir suara yang selalu menghantuinya hingga saat ini. Sungguh mengganggu dan Kyungsoo sangat tidak menyukainya.

'Kau hanyalah seorang pengkhianat..'

"Aaarrghh aku akan sampai Kyung- aahh!"

'Pengkhianat..'

"Cpkh aahh hahh! Lepas! Lepaskan penismu itu dari lubangku Chanyeol! Lepaskan sekarang juga hiks!"

Kyungsoo tiba-tiba mendorong tubuh Chanyeol dengan sekuat tenaga hingga Chanyeol terhuyung kebelakang. Membuat penyatuan kelamin mereka terlepas begitu saja. Cepat-cepat Kyungsoo menarik selimutnya hingga menutupi seluruh bagian tubuhnya. Membiarkan Chanyeol disana yang menumpahkan cairannya di sprey kasur milik mereka.

"Apa ada dengan mu Kyung?" Lirih Chanyeol.

Kemudian ia mulai mendekati istrinya yang sudah berbaring itu dan mengusap rambut kepala Kyungsoo dengan lembut.

"Apa aku melakukan kesalahan hingga kau selalu menolakku?" Lanjut Chanyeol dengan senyuman mirisnya.

Ya, memang selalu seperti ini yang terjadi setiap saat mereka sedang bercinta. Kyungsoo selalu menolak sperma Chanyeol untuk memasuki tubuhnya dan menangis dengan tiba-tiba seperti ini. Selalu seperti ini. Dan Kyungsoo bahkan tidak pernah memberitahu apa alasannya.

"Kau istriku Kyung.. tidak seharusnya kau bersikap seperti ini"

Chanyeol bisa melihat dengan jelas tubuh mungil Kyungsoo yang bergetar. Sepertinya ia menangis lagi, dan tangisan Kyungsoo membuat hati Chanyeol berdenyut karena mengetahui fakta ialah penyebab tangisan istrinya tersebut. Ia merasa gagal menjadi seorang suami yang baik untuk Kyungsoo.

Semuanya menjadi serba salah. Sangat canggung dan rasanya Chanyeol ingin mengakhiri pernikahan ini. Tetapi ia kembali tersadar jika ia tidak bisa melakukannya dengan seenak jidat. Semuanya pasti akan menjadi lebih sulit lagi.

"Jujur saja aku sangat kecewa padamu Kyung.."

"Berhentilah berbicara. Kau tidak akan mengerti"

Sungguh menyakitkan bagi Chanyeol. Suara bergetar yang Kyungsoo keluarkan saat ini masih sama seperti malam-malam mereka sebelumnya. Tetapi Chanyeol yakin jika apa yang barusan Kyungsoo ucapkan bukanlah berasal dari hati Kyungsoo, melainkan dari perasaan emosinya saja.

"Bagaimana aku bisa mengerti jika kau tidak menjelaskannya padaku?"

"Percuma. Waktu tidak akan bisa di putar kembali. Dan kau tetap tidak akan mengerti"

Semuanya berawal baik-baik saja semenjak taun pertama pernikahan mereka. Tetapi kenapa semakin kesini pernikahan mereka semakin tidak tertolong?

"Kau menyakitiku Kyung.. dan sepertinya aku memang seorang suami yang tidak bisa mengerti dirimu"

"Maafkan aku.. hiks"

"Kau tidak salah. Aku lah yang salah disini. Aku merasa gagal menjadi suami"

"Kumohon jangan katakan yang tidak-tidak. Aku sungguh tidak ingin mendengarnya"

"Setidaknya aku akan terus menunggumu sampai kau bisa menjelaskan semuanya padaku Kyung. Aku mencintaimu.."

'Ti-tidak. Kita tidak saling mencintai Chan. Kau berbohong. Dan aku pun begitu. Kita saling berbohong Chanyeol..'

"Istirahatlah dengan tenang. Aku tidak akan mengganggumu, aku akan tidur di sofa. Tidurlah dengan nyenyak karena kau harus ikut ke kantorku besok pagi.."

Setelah mengatakan itu, Chanyeol memakai pakaiannya kembali yang sempat ia lepas karena mereka bercinta barusan. Dan ia kemudian melangkahkan kakinya ke sofa panjang yang tidak jauh dari ranjang miliknya bersama Kyungsoo.

"Selamat malam istriku.."

Dan Chanyeol terlelap menuju alam mimpinya.

.

.

.


.

.

.

Terlihat seorang lelaki cantik tengah mencocokkan dirinya di depan sebuah cermin besar yang berada didalam kamar apartementnya. Senyum manisnya terus saja berkembang membuat paginya menjadi cerah karena senyumannya sendiri. Wajahnya terlihat sangat cantik dan ia sangat bangga akan karunia yang Tuhan berikan kepadanya ini. Walaupun tanpa make up sedikitpun, wajahnya terlihat sangat polos dengan mata nya yang sipit di lengkapi dengan hidung mungilnya dan jangan lupakan hal yang satu ini..

Yaitu bibir nya yang berwarna merah alami juga bentuknya yang tipis. Membuat siapa saja lelaki yang melihatnya akan menunjukkan ekspresi mesumnya ingin merasakan bibir tipis itu.

Bahkan banyak yang mengatakan jika tampak dari luar dia itu seperti seorang bocah sekolah polos yang tidak mengerti apa-apa. Tetapi semua orang tidak tau siapa dia sebenarnya jika dilihat lebih dalam lagi.

"Aishhhh kenapa lenganku semakin gemuk eoh? Bagaimana mungkin Sajangnim akan tertarik padaku jika lenganku seperti ini huhhh!"

Lelaki cantik ini menggerutu sendiri ketika ia menyadari jika ada yang tidak beres dengan lengannya. Ini pasti karena ia terlalu banyak makan coklat dan eskrim kemarin malam. Tetapi kenapa bisa berakibat sangat cepat seperti ini? Ugh! Sungguh menyebalkan!

Lalu ia berusaha untuk meminum air putih sebanyak-banyaknya karena ia berpikir jika ia meminum banyak air putih seperti ini, maka lemak yang berada di lengannya akan terbawa turun oleh air tersebut. Kkkk~ sungguh tidak masuk akal.

"Aahh haahhh~"

Ia mengusap bibir sempurna nya tersebut setelah ia selesai meminum satu buah botol air putih yang diketahui berisi satu liter tersebut. Sungguh mengejutkan usaha tidak bergunanya ini kkk~

"Ohh lemak. Turunlah dan enyahlah dari seluruh bagian tubuhku! Aku sangat membencimu lemak!"

Setelah puas menggerutu, ia akhirnya kembali menampilkan senyum cerianya dan meraih tas kerjanya. Bersiap untuk berangkat kekantor dan bertemu kembali dengan Sajangnim yang disukainya disana.

Seperti biasa ia selalu mengenakan pakaian yang baru setiap harinya karena ia ingin menarik perhatian seseorang. Ya, dia menyukai atasannya sendiri dan mencoba untuk mendapatkan hati lelaki tampan tersebut. Entah bagaimanapun caranya ia harus melakukan yang terbaik dan bekerja dengan baik pada atasannya tersebut.

Guk guk!

"Eoh?"

Guk guk guk!

"Ada apa dengan- Ohh aishhh aku lupa memberimu makan astagaaa!"

Baru saja ia ingin keluar dari apartemennya, tetapi anjing miliknya menghentikan langkahnya dengan gongongan manisnya. Ya, dia memang memelihara seekor anjing yang berjenis Golden Retriever berwarna cokelat putih bersih yang ia beri nama Mongryeong. Ia sangat menyayangi anjingnya yang satu ini karena hanya anjing inilah yang selalu berada disampingnya saat ia sedang senang, marah ataupun sedih.

Dengan segera ia berlari kembali menuju dapur dan mencari kotak makanan anjing yang terdapat di sana. Tak membutuhkan waktu lama baginya, bahkan saat ini makanan untuk anjing manisnya tersebut sudah siap tersaji. Dengan wajah yang masih menunjukkan keceriaan, kemudian lelaki cantik itu berjongkok dan memberikan semangkuk makanan anjing pada Mongryeong. Dan tentu saja segera di lahap oleh anjing tersebut karena kelihatannya ia memang benar-benar lapar.

"Lanjutkan makanmu dan jangan lupa untuk di habiskan. Aku ingin ke kantor dan tunggu aku sampai aku kembali bekerja ne? Ok Mongryeong?"

Guk!

"Baguss!"

Lelaki cantik tersebut mengacungkan kedua jempolnya pada Mongryeong dan tersenyum bangga karena memiliki anjing yang sangat pintar.

Setelah mengusap-usap kepala Mongryeong, ia lalu kembali mengambil tas kerjanya dan benar-benar keluar dari dari apartemennya menuju ke kantor yang terletak tidak jauh dari apartemennya tersebut.

Drrrttt drrttt

Nan niga eobtjanha~

Nameun ge eobtjanha~ (Davichi - Spring)

Saat ia sudah berada didalam bus, tiba-tiba ponselnya berbunyi dan dengan cepat ia melihat siapa nama yang menghubunginya tersebut. Seketika ia tertawa kegirangan karena Sajangnim yang ia sukai lah yang menghubunginya.

"Ahh Sajangnimm~"

Ia bahkan menyempatkan dirinya untuk menjerit kecil karena saking bahagianya. Sungguh kekanakan dan cukup memalukan kkkk~

"Ehemm ehemm"

Setelah ia menyiapkan suaranya agar terdengar lembut, akhirnya dia memggeser tombol hijau yang berada di layar ponselnya kemudian dengan perlahan menempelkan ponselnya ke telinganya.

'Kau berada dimana?'

Deg deg deg

Lelaki cantik itu bertingkah seolah ia baru saja di ajak berkencan oleh lelaki yang ia sukai selama bertahun-tahun saat ini. Jantungnya berdegup dengan sangat keras dan wajah cantiknya seketika merona. Padahal nyatanya, ia hanya di telepon oleh atasannya itu mungkin karena urusan pekerjaan. Tubuhnya tidak bisa berhenti untuk mengejang dan ia menggigit bibirnya sendiri karena tak kuasa mendengar suara husky sang atasan yang menurutnya itu err.. seksi?

"A-aku masih dalam perjalanan um.. sajangmin" jawabnya dengan suara yang sangat lembut.

'Apakah 30 menit lagi kau bisa tiba di ruanganku?'

"Ahh tentu saja tentu, bahkan aku hanya membutuhkan waktu 10 menit saja untuk tiba disana. Ne.. 10 menit" jawabnya dengan antusias.

'Baiklah. Jangan terlalu tergesa-gesa dan.. hati-hati, Byun Baekhyun'

Lelaki canitk yang di ketahui bernama Byun Baekhyun itu seketika berdiri dari posisi duduknya dan ia bahkan hampir saja mencium pria yang berdiri disebelahnya karena saking senangnya. Sungguh lucu tingkahnya ini jika ia sedang bahagia seperti ini.

Kalian dengar apa yang dikatakan Sajangnim nya tadi? Ya, hati-hati. HA-TI HA-TI! Bayangkan! Hati-hati! Ohhh astagaaaa! Bukankah itu menunjukkan jika lelaki itu perhatian padanya? Dengan menyuruhnya untuk hati-hati dan tidak membiarkan sampai terluka?

"Aaahhhh kau perhatian sekali sajangnim!" Baekhyun terus saja menjerit seperti orang gila. Tidak memperdulikan jika banyak penumpang lain yang memperhatikan tingkah anehnya.

Apakah Sajangnimnya ini mulai tertarik dengannya? Semoga saja iya. Karena dengan begitu, itu bisa menjadi kekasih dari sajangnimnya tersebut dan menjalani hari-harinya berdua dengan sajangnimnya, juga setelah mereka menyelesaikan pekerjaan mereka dikantor, mereka bisa minum-minum di sebuah klub hingga mabuk dan jika keduanya sudah mabuk, maka mereka akan..

"Ahh! Aku tidak sanggup membayangkannya!" Teriak Baekhyun kemudian ia berlari memasuki gedung kantor tempatnya bekerja yang sudah berada di depan matanya.

"Tunggu aku Sajangnim!"

Ok, sepertinya Baekhyun membutuhkan obat penenang agar tidak terus berteriak seperti itu. Dan bagi siapa saja yang mempunyai obat penenang tersebut, tolong berikan pada Baekhyun kkkk~

.

.

.


.

.

.

"Baiklah, aku akan segera kesana setelah asistenku tiba. Siapkan semua yang kita butuhkan untuk presentasi nanti. Jangan sampai terlupa sedikitpun, karena aku selalu ingin sesuatu yang sempurna"

Chanyeol menutup sambungan telepon nya setelah memberikan perintah pada bawahannya yang sudah tiba di kantor kolega bisnisnya. Hari ini ia akan mengadakan sebuah rapat direksi untuk bekerja sama dengan kantor lain. Rapat ini sangat penting karena ini menyangkut tentang perusahaanya. Dan ia sudah mempersiapkan rapat ini jauh-jauh hari agar berjalan dengan sempurna juga membuahkan hasil yang memuaskan.

Chanyeol melirik sebentar ke arah jam tangan rolex yang melingkar sempurna di tangannya. Sekitar satu jam lagi rapat penting itu akan di laksanakan, tetapi kenapa sampai saat ini asisten barunya itu belum datang juga?

Tidak ingin membuang terlalu banyak waktu, akhirnya Chanyeol memutuskan untuk mempersiapkan kembali dokumennya sembari menunggu asistennya itu datang.

"Kenapa dia lama sekali.." gumamnya.

Namun tidak lama kemudian, pintu ruang kerja terbuka dan menampilkan sosok lelaki cantik yang sedang bertumpu lutut dengan nafas yang terengah-engah. Reflek ia mengalihkan pandangannya pada lelaki cantik itu dan mengernyit heran.

"Kau su-"

"Maafkan aku sajangnim. Dan aku berjanji aku tidak akan mengulangi kesalahanku lagi. Sekali lagi maafkan aku"

Setelah berhasil memotong perkataan atasannya tersebut, Baekhyun -lelaki cantik itu- membungkukkan tubuhnya berkali-kali untuk meminta maaf pada Chanyeol. Chanyeol yang melihat tingkah lucu Baekhyun ketika sedang panik ini langsung mengembangkan tawa tipisnya.

"Baiklah aku memaafkanmu. Dan sekarang cepatlah kau bawa tas ku dan ikuti aku"

"Ne sajangnim"

Baekhyun dengan perlahan berjalan menuju meja kerja Chanyeol dan meraih tas kerja yang sudah di siapkan oleh Chanyeol disana. Kemudian Chanyeol berjalan mendahuluinya dan tentu saja langsung di ikuti oleh Baekhyun di belakangnya. Semua karyawan yang berpapasan dengan mereka, membungkuk hormat dan menyapa Direktur muda tersebut dengan ramah. Dan hanya di tanggapi oleh senyuman menawan sang Direktur.

Baekhyun yang sedari tadi mengikuti langkah Chanyeol, hanya mampu menjerit-jerit dalam hati mengagumi sosok tampan ini dari belakang. Membayangkan hal yang 'iya-iya' pada saat matanya menangkap bahu lebar Chanyeol dan juga kakinya yang panjang. Postur tubuh Chanyeol sangat sempurna dan jantan, berbanding terbalik dengan tubuhnya yang mungil menyerupai tubuh wanita. Dan kini Baekhyun bahkan menggigit bibirnya sendiri menyadari jika mereka pasti akan sangat cocok saat berjalan berdampingan di altar nanti. Ugh! Apa yang kau pikirkan Byun?

"Masuklah"

"Ne?"

"Masuklah kedalam mobilku"

Ucapan Chanyeol membuat Baekhyun membuyarkan lamunannya. Dan bahkan ia juga tidak sadar jika mereka sudah tiba di parkiran mobil Chanyeol.

"A-ah ne sajangnim" jawab Baekhyun tergagap.

Kemudian dengan jantung yang berdebar, ia mulai menaiki mobil sedan mewah milik Chanyeol tersebut. Memakai sendiri sabuk pengamannya dan matanya bahkan tidak pernah lepas dari sosok tampan itu ketika Chanyeol mulai memasuki mobilnya juga.

'Aigooo sempurna sekaliii~ kenapa kau semakin tampan saja sajangnim? Dan asal kau tau, aku sangat menyukai gaya rambutmu yang seperti ini uuhh~' jerit Baekhyun dalam hati.

"Sudah siap?" Lagi-lagi ucapan Chanyeol membuat lamunannya menjadi buyar.

Dan Baekhyun menjawab dengan anggukan, lalu tersenyum manis pada Chnayeol.

'Tentu saja aku siap sajangnim. Penuhi aku malam ini aaaaa~'

Baekhyun membekap mulutnya sendiri dan berteriak tanpa suara. Untung saja Chanyeol sedang fokus mengemudi, jadi Baekhyun bisa mengekspresikan rasa bahagiannya dengan bebas.

.

.

.


.

.

.

"Aku mencintaimu.."

Lelaki manis bermata bulat itu terdiam sejenak setelah mendengar perkataan yang keluar dari bibir lelaki yang selama ini selalu ia banggakan. Tak terasa airmatanya menetes jatuh membasahi wajah putihnya begitu saja. Wajahnya sangat datar, tetapi airmatanya cukup menggambarkan jika hatinya saat ini sedang terluka. Entah terluka karena apa, ia sendiripun tidak tau.

"Harusnya aku bahagia mendengar kau menyatakan cintamu padaku. Tetapi kenapa hatiku menjadi sakit?"

Tubuh lelaki manis itu bergetar dan ia tidak mampu menahan isakannya lagi. Menangis sekeras-kerasnya di hadapan lelaki yang ia kagumi dengan kepala yang ia tundukkan dalam-dalam.

Pernyataan cinta inilah yang selama ini ia tunggu-tunggu. Bahkan ini adalah impiannya sedari dulu untuk membuat lelaki tinggi berkulit tan yang berada di hadapannya ini jatuh padanya dan dengan begitu, ia bisa hidup bersama selama-lamanya. Membangun sebuah keluarga saat sudah tiba waktunya, dan dikaruniai seorang anak yang mungil hasil buah cinta mereka kelak. Saling mencintai, melindungi dan menyayangi tanpa ada perasaan ragu yang terselip di benak mereka masing-masing.

"Sungguh aku mencintaimu.."

Lelaki tinggi itu berjalan mendekati sang lelaki manis dan mendekap tubuh mungil itu kedalam pelukan hangatnya.

"Hiks! Kenapa kau baru mengatakannya sekarang? Semua sudah terlambat.. hiks"

"Dengarkan aku. Aku meminta maaf atas semua yang telah kita lalui bersama kemarin. Dan maafkan aku juga karena kebodohanku yang baru menyadari perasaan ini. Kali ini aku tidak berbohong. Aku sungguh-sungguh mencintaimu.."

"Aku bahkan sudah memaafkanmu sedetik setelah kau melakukan kesalahan itu. Karena aku yang lebih dulu menyukaimu. Aku tidak menyangka jika akan secepat itu kau melakukannya padaku. Tapi disisi lain aku tidak bisa melakukan apa-apa lagi untuk memperbaiki semua yang telah kau lakukan padaku.."

Lelaki manis itu terus menangis sesunggukkan disana. Menikmati hangatnya dekapan lelaki yang nyatanya ia cintai tetapi ia harus kembali pada kenyataan jika ia tidak bisa bersatu dengan lelaki ini.

"Terima kasih kau telah mempercayaiku. Dan aku hanya ingin kau tau jika aku mencintaimu. Walau pada akhirnya kau akan hidup bersama lelaki lain yang tidak kau cintai.."

"Kumohon lupakan semua yang telah kita lalui mulai detik ini. Aku tidak ingin mengharapkan sesuatu yang mustahil dan belajar untuk menerima kenyataan ini. Aku akan belajar untuk mencintai lelaki itu dan melupakanmu.. Maafkan aku"

Pelukan lelaki tinggi itu tiba-tiba terlepas dan si lelaki manis mulai menjauhi tubuhnya dengan mundur beberapa langkah.

"Baiklah jika itu pilihanmu. Dan satu hal yang harus kau ingat untuk selamanya.."

Lelaki tinggi itu tiba-tiba menarik tangan kurus si lelaki manis dan mencium bibir hati itu cukup lama. Mengecup dengan kuat bibir itu sambil meneteskan airmatanya menyadari jika saat ini adalah saat-saat terakhirnya bersama lelaki manis ini.

Sekitar satu menit ia mengecup bibir lelaki itu, kemudian ia melepaskan tautannya dan melanjutkan kalimatnya yang sempat terpotong tadi.

"Bayi yang ada di perutmu sekarang ini adalah darah dagingku.."

Dengan cepat lelaki manis itu membalikkan tubuhnya dan kembali menangis.

"Ya, aku tau itu. Dan aku akan merawat bayi ini hingga ia tumbuh dewasa nanti.."

Setelah mengatakan itu, lelaki manis tersebut berlari meninggalkan lelaki yang ia cintai begitu saja sendirian disana.

Ia rasa sudah cukup untuk semua ini.

Sudah cukup rasa sakit yang ia rasakan jika melihat wajah lelaki itu.

Ia harus meninggalkan semuanya.

Demi permintaan kedua orangtuanya.

.

.

.


.

.

.

"Dimana suamimu? Kenapa kau seorang diri disini?" Ucap seorang lelaki berkulit tan pada lelaki mungil yang tengah duduk sendirian di sofa lobby.

"Dia masih berada di dalam perjalanan kesini.." singkat lelaki mungil yang memiliki mata bulat tersebut tanpa mau menatap lawan bicaranya.

Kai -lelaki berkulit tan itu- mengeluarkan senyum remehnya dan ia sedikit tertawa pada lelaki mungil tersebut.

"Ck! Apakah suamimu selalu membuatmu harus menunggu seperti ini, Kyungsoo?"

Dengan kurang ajarnya Kai meraih kedua tangan lelaki mungil yang di ketahui bernama Kyungsoo tersebut, lalu sedikit meremasnya.

"Aku rasa ini sama sekali bukan urusanmu.."

Kyungsoo menghempaskan tangan Kai dengan kasar dan ia beranjak dari sana menjauhi Kai. Sepertinya lebih baik jika ia menunggu suaminya tersebut di ruang meeting, daripada ia berada disini dengan Kai yang membuatnya tidak nyaman.

Sedangkan Kai yang melihat Kyungsoo telah pergi menjauhinya, hanya mampu berdecih dan tersenyum miring. Berpikir kenapa istri dari kolega bisnisnya ini begitu membuatnya tertarik. Walaupun sebenarnya Kai tidak begitu mengenal Chanyeol, tetapi hanya dengan mendengar namanya saja sudah membuatnya muak.

Dalam urusan kerja, ia akan bersikap professional dan terus menjalankan kerja sama dengan Chanyeol. Tetapi dalam urusan pribadi, jangan harap ia akan bekerja sama dengan Chanyeol. Mungkin yang ada justru sebaliknya.

Kai akan menganggap Chanyeol saingannya karena ia..

Tertarik dengan Kyungsoo.

"Aku tau jika kau tidak mencintainya. Jangan bersikap angkuh padaku dan akuilah perasaanmu jika kau menginginkanku, Park Kyungsoo"

Kemudian Kai mengikuti langkah Kyungsoo menuju ruang meeting yang sesaat lagi akan di laksanakan.

.

.

.

.

.

.

TBC!

.

.

.

.

.

.

Sengaja Yuta bikin banyak flashbacknya karena masalah awal cerita ini memang berasal dari masa lalu semua tokoh yang ada disini. Kejadian yang terjadi di masa kini sangat berhubungan dengan masa lalu mereka. Jadi jangan bingung ya, untuk bagian flashback nya itu tulisannya di cetak miring, dan untuk yang bagian masa kininya itu tulisannya normal.

Pairing utama di FF ini yaitu ChanBaek dan KaiSoo. Mungkin akan muncul pairing-pairing lain selanjutnya seiring berjalannya waktu. Jadi khusus untuk di Chap ini, fokus ke ChanBaek dan KaiSoo dulu yaa~

Kalo Review mencapai 30, Yuta lanjut dan Yuta bikin lebih jelas lagi cerita ini. Dan kalo Review ga mencapai 30, ya dengan terpaksa Yuta update lagi FF ini nunggu Reviewnya sampe 30 wkwk xD

Kalo ada yang mau nanya, bisa PM atau Tulis aja pertanyaannya di kolom Review. Nanti bakal Yuta jawab di Chap selanjutnya.

Btw, kalian suka sama karakter mereka di FF ini ga? Jawab yaahh hehehe

Ok. LAST!

NEXT?

REVIEW JUSEYO~

SARANGHAE BBUING~