Disclaimer: Masashi Kishimoto
Warning: standart warning applied. AU. Typos bertebaran, alur loncar-loncat, tanda baca nyasar, cerita ga jelas, EYD melenceng dari yang sudah berlaku dll.
.
.
Holla, Akemi Lovers! (bejeked XD)
Balik lagi bersama Akemi disini lengkap dengan fic abal nan gaje terbaru Akemi. Fic berjudul 'Too Late' dengan mengambil tema 'Achilless Heel' ini didedikasikan khusus untuk event Family: Fall angd Feel SasoSaku sekaligus menjadi fic dengan pair SasoriSakura pertama saya. Jadi, Maaf jika mengecewakan.
.
.
Mohon maaf bila ada kesamaan ide dengan author lain. Ide ini murni dari otak Akemi yang rada konslet. Mungkin bila ada kesamaan itu merupakan unsur ketidak sengajaan dan mungkin err.. jodoh?
#plakk XD
Happy Reading, Minna-san! :)
DON'T LIKE DON'T READ!
.
.
Summary: Sakura hanya mengharapkan Sasori mau menikahinya dengan berbagai cara. Setelah tujuannya tercapai bukannya merasa bahagia namun rasa bersalah kian menggelayuti perasaannya. Sakura mengakui kebohongannya dan Sasori tak menerimanya. Segalanya berangsur-angsur memburuk. Rumah tangganya terancam hancur. Apa yang akan terjadi selanjutnya?
.
.
Semua kisah pasti punya akhir dan kita pasti ingin akhir kisah kita bahagia meski yang terjadi malah sebaliknya. Tapi setidaknya kita mengharapkannya,kan?
Setiap manusia pasti memiliki harapan walau terkadang, harapan itu tak sempat terwujud. Tapi, karna harapan itulah yang memotivasi kita untuk terus menjalani hidup.
Xxxxxxxx
Title: Too Late
Main Pair: Sasori A. x Sakura H.
Genre: Family & Drama
Xxxxxxx
Sakura POV
Kata orang cinta itu indah, cinta itu manis, cinta itu menyenangkan, cinta itu buta.
Well, aku setuju dengan poin terakhir.
Cinta itu buta.
Cinta itu buta karna aku tau dia menyakitiku tapi aku tak pernah bisa melawannya.
Cinta itu buta karna aku melihatnya menghianatiku tapi aku pura-pura tak menyadarinya.
Cinta itu buta,kan?
Cinta juga seperti pasir.
Saat kita menggenggamnya terlalu erat, maka cintapun akan perlahan terkikis.
Mungkin karna aku menggenggamnya terlalu erat, hingga perasaannya untukku semakin mengikis dan perlahan habis tak tersisa.
Xxxx
Hari ini Suna terasa lebih terik dari biasanya, mungkin karna beberapa hari mendekati musim panas. saat itu, aku dan Ino, sahabat baikku sekaligus istri Gaara selaku pemimpin Suna berjalan santai setelah belanja untuk kebutuhan sehri-hari.
DEG
Jantungku seolah berhenti berdetak saat ku menelusuri satu per satu pedagang yang menjajakan barang dagangannya di pinggir jalan, tak sengaja mataku menatap sosok yang sangat familiar. Sosok pria dengan rambut merah bata dan tatapan sayu menggoda. Pria itu sedang membeli sebuket bungan dan digelayuti dengan manja oleh seorang wanita cantik berpakaian terbuka.
'Sasori-kun?'
Mataku memanas dan pasokan udara disekitarku entah kenapa kian menipis. Dengan bodohnya, aku hanya diam disana dan terus menatap pria itu. Kakiku terasa berat untuk sekedar menapak. Hatiku hancur seketika menjadi kepingan-kepingan kecil. Atau mungkin sudah hancur tak berbentuk karna saking seringnya.
Memang ini bukan pertama kalinya aku melihat suamiku pergi dengan wanita lain malah tak jarang dia tak pulang dengan alasan sibuk kerja di kantor untuk bermain dengan para wanitanya.
Ya, Akasuna no Sasori adalah salah satu cassanova paling terkenal di Suna dan dia adalah suamiku. Lantas setelah mengetahui fakta yangmenjadi rahasia umum itu apa yang kulakukan? Terlebih 'cukup sering' melihatnya bersama wanita lain dengan mata kepalaku sendiri.
Marah?
Sudah pasti. Tapi apa yang 'bisa' kulakukan?
Aku tak ingin dia menceraikanku. Aku terlampau takut dia meninggalkanku dan anak kami yang berada dalam kandunganku. Mungkin, sebaiknya aku menutup mata dan menganggap ini semua tak pernah terjadi. Sungguh menyedihkan, bukan?
Ini semua karna salahku yang mengikatnya dengan pernikahan yang berakar suram ini. Tak berdasarkan cinta. Karna aku yang pura-pura hamil dan memaksanya untuk menikah denganku. Karna keegoisanku namanya tercoreng dengan aib itu. Semuanya salahku!
Dan inilah balasan untukku. Atas semua yang kulakukan padanya. Seharusnya aku bersyukur karna dia tak pernah marah padaku. Setidaknya, tepat didepanku. Tapi, aku pun tau dia tak pernah mencintaiku. Kenapa ini sungguh menyakitkan?
TES
"Kau menangis, Sakura. Ada apa?" Tanya Ino padaku. Aku tau dari sorot matanya dia benar-benar mengkhawatirkanku. Tapi, aku tak mau dia tau apa yang kulihat.
Cukup aku saja… meski itu telah menjadi rahasia umum.
"Kenapa kau menangis, Sakura?"
Lagi
Ino menanyakan hal yang sama tapi, aku terlampau shock hingga aku tak tau kalau aku menangis.
"Tidak apa-apa, Pig. Aku baik-baik saja! Aku hanya kelilipan debu"
Kataku sambil tertawa garing.
Bohong!
Aku tau cara yang terbaik untuk mengakhiri percakapan ini adalah dengan kebohongan. Dan Ino sepertinya juga mengetahui kebohonganku itu namun tetap bersikap biasa seolah tak terjadi apa-apa.
"Kau yakin?"
Aku mengangguk terlalu cepat. Itu sangat mencurigakan, bahkan aku yang berbohong sekalipun sampai mengetahui gelagat tingkahku yang tak biasa ini.
"Ayo pulang!"
Aku menarik tangan kiri Ino yang bebas dari barang belanjaan dan menyeretnya untuk mencari taksi.
'Maafkan aku, Ino. Hanya kebohongan ini yang tak dapat kukatakan padamu'
END of Sakura POV
XXX
Sasori mendecih sebal. Padahal hanya beberapa jam atau bahkan menit, tapi dirinya sudah tak tahan ingin pulang dan menemui istrinya yang telah menjadi sesosok yang tak dikenalnya. Sosok pembohong ulung yang dapat memainkan berbagai peran dengan mudah.
Bisa menjadi sesosok perempuan lemah yang membutuhkan pertolongan.
Menjadi sesosok istri yang patuh dan mencintainya sepenuh hati namun disisi lain teguh dan kuat dalam pendiriannya.
Menjadi sosok penipu yang membohonginya dan seluruh keluarganya.
Dia benar-benar dibuat bingung apa lagi peran yang dimainkan istrinya kali ini.
Segera Sasori menuju kamar mandi yang terletak di samping kamar tamu untuk membersihkan tubuhnya yang lengket oleh keringat dan beberapa 'bekas percintaan' nya dengan mainan barunya.
DEG.
Jantung Sasori seolah berhenti berdetak saat melihat sebuah testpack yang tergeletak di atas wastafel yang menampakkan hasil berupa dua garis strip merah. Sasori tau benar arti dari dua garis strip tersebut yang berarti 'siapa pun' yang menggunakannya testpack itu telah hamil. Entah kehamilan itu diinginkan atau tidak.
Bola mata pria bersurai merah maroon itu memerah, hidungnya mendengus marah dan giginya bergemeltuk keras menahan murka. Sakura benar-benar sudah kelewatan!
"Wanita Jalang!"
PRANG
Sasori meninju kaca yang ada dihadapannya dengan kekuatan penuh demi meluapkan amarahnya yang tak dapat dibendungnya. Kaca wastafel itu telah berubah bentuk menjadi kepingan kecil berserakan di lantai. Darah segar menetes dan tersapu oleh aliran air yang mengalir dari shower yang tadi dibiarkannya menyala.
Sasori benar-benar muak dengan tipu muslihat Sakura kali ini. Sempat terbesit rasa bahagia di hatinya saat dahulu kala mendengar perihal kehamilan istrinya. Rasa bahagia itu kian memuncak seiring dengan rasa bangganya karna kesadaran bahwa sebentar lagi dirinya akan menjadi seorang ayah.
Namun, semua perasaan itu jatuh berkeping-keping meninggalkan bukan hanya sekedar luka, tapi lubang kekecewaan yang tak berdasar saat wanita itu mengakui bahwa dia telah berbohong padanya perihal kehamilannya agar dirinya mau menikahi wanita itu. Seolah wanita itu tak memberi pilihan padanya.
Dengan kasar Sasori meraih smartphone yang berada di Sakura celananya dan menekan nomor yang dihafalnya diluar kepala. Segera menghubungi seseorang yang dicarinya itu.
"Moshi-moshi, Tayuya bisakah kau kemari? Aku membutuhkanmu sekarang!"
"Bagaimana dengan istrimu?"
"Dia pergi"
"Baiklah aku akan kesana"
"Cepatlah"
BIIP
Sambungan itu berlalu dengan cepat.
XXX
Pertama kali melihat sepatu hak tinggi yang tak dikenalnya berjejer manis di samping deretan sepatunya dan suaminya, Sakura benar-benar curiga. Perasaannya tak tenang.
Setelah melewati ruang tamu dan kamar tamu kecurigaannya kian terasa nyata. Apalagi saat mendengar suara aneh yang berada di kamar utama. Suara aneh itu semakin jelas berupa desahan dan geraman kepuasan. Sakura membuka pintu kamar mereka dengan kasar.
Dan coba tebak apa yang dilihat oleh iris emerald Sakura?
Suaminya bercinta dengan wanita lain di kamar mereka berdua!
Great! Good Job!
Sasori kau telah benar-benar menghancurkan hati istrimu
Tanpa piker panjang wanita beriris emerald itu berlari keluar dari rumah. Tak tentu arah membiarkan tapak kakinya membawanya entah kemana.
TES
Tetes air matanya membasahi tiap jengkal tanah yang ditapakinya. Tapi Sakura menghiraukannya.
TBC
bagi yang menunggu chap 2 nya. akan akemi update pas hari terakhirnya aja deh ye (ga ada yang nunggu kali –a)
betewe eniwe baswe itu hari terakhirnya kapan ye ? #buagh (LOL)
yang tau tolong kasih tau akemi via ripyu, PM, DM anything. Dari hati ke hati juga boleh dah (pletak XD)
Salam damai
Akemi M.R
