Title : I'm yours, don't worry.
Author : Park Min Chan
Cast : Lee DongHae ( Super Junior )
Super Junior Members
Lee SooRa ( Other Cast )
Lee Jaebum ( Other Cast )
Genre : Romance ( Maybe )
Author Short Story : This is my first time for create a fanfiction. I hope you can enjoy it, and don't be a silent reader. I need your critic or else.
Disclaimer : All them belong to themselves and GOD. I own only the plot.
Chapter 1
Author POV
Jam sudah menunjukkan pukul setengah 7 tetapi SooRa belum juga bergerak dari tempat tidurnya, bagaimana tidak SooRa tidur sangat larut tadi malam karena sibuk mengerjakan tugasnya yang sangat banyak. SooRa benar-benar tidak mendengar suara alarm yang sudah daritadi berbunyi dari jam nya, eomma nya yang sudah teriak pun tidak didengarnya sama sekali.
"Ya! Lee SooRa~, ini sudah jam berapa? Apa kau tidak kuliah pagi?" tanya eomma nya yang mungkin sudah seribu kali mencoba membangunkan SooRa tapi tidak ada hasil sama sekali. SooRa pun akhirnya membuka mata dan melihat ke jam dinding nya yang sudah menunjukkan pukul setengah 7.
"Ya! Setengah 7?! Aku telat!"
"Eomma, aku telattt!"
"Siapa yang mengatakan bahwa kau tidak telat? Eomma daritadi sudah membangunkanmu SooRa-ah!"
"Aduh bagaimana ini"
"Sudahlah cepat mandi SooRa-ah" suruh eomma nya. Memang karena kampus SooRa tidak lumayan jauh dari rumahnya, maka dari itu eomma nya menyuruh SooRa mandi. SooRa terlihat sangat buru-buru seperti dikejar hantu.
"Jangan lupa sarapan"
"Aniya eomma, tidak mungkin lagi. Aku berangkat." Jawab SooRa bersamaan dengan mencium pipi eommanya".
SooRa pun berlari masuk mobil dengan supirnya dan pergi dari rumahnya menuju kampusnya, dia benar-benar berharap bahwa ia tidak terlambat. Dan untung saja, gerbang kampus belum ditutup dan diapun masih bisa masuk kuliah pagi. Menuju ke kelasnya SooRa pun berlari karena ia ingin membereskan semua tugasnya lagi, dan dia pun menabrak seseorang. Ia pun terjatuh dan saat melihat ke atas ada tangan terulur untuk membantu ia berdiri. Dan saat SooRa melihat tangan siapa itu, detak jantung nya serasa berhenti, mata nya terus tertuju dan ia tidak bisa mengatakan suatu hal apapun. Ternyata Donghae, Lee Donghae yang ditabrak nya dan Lee Donghae pun yang mengulurkan tangannya untuk membantu ia berdiri. Ia seakan tidak percaya, seorang Donghae mau membantu nya berdiri.
"Mengapa kau melamun? Ayo berdiri, bel sudah bunyi. Kau sudah terlalu lama diam" goda Donghae sambil melemparkan senyumnya yang indah.
"Ne ne.." jawab SooRa dengan gugup dan segera menyambut tangan Donghae. Ia masih tidak percaya! Tangan nya menyentuh tangan Donghae. Dan dia baru menyadari bahwa ada beberapa orang yang melihat dirinya dengan Donghae. Donghae melepaskan tangan SooRa dan ia langsung mengambilkan semua tugas SooRa yang terjatuh karena ketidaksengajaan yang terjadi tadi.
"Ini milikmu, sana masuk kelasmu. Kelasmu sudah masuk sejak tadi".
Donghae pun meninggalkan SooRa. Sampai saat itu SooRa masih tidak percaya, dan dia sempat diam beberapa saat dan segera sadar bahwa ia sudah telat. Akhirnya ia masuk kelasnya dan benar-benar sangat lelah sehingga sahabatnya, HaMi, bingung melihat tingkahnya.
"Kau kenapa? Lelah sekali?" tanya sahabat nya, HaMi, penasaran. SooRa hanya senyum dan menjawab.
"Ne, lelah, tapi senang juga". HaMi pun bingung dan ia terus bertanya apa yang sudah terjadi tetapi SooRa hanya membuatnya penasaran karena tidakada satupun pertanyaannya yang dijawab.
"Ceritakan padaku, jangan membuatku penasaran" minta HaMi kepada SooRa.
Bagaimana SooRa tidak senang mengingat kejadian yang baru saja terjadi pada dirinya? Donghae adalah kakak kelasnya dan dia adalah kakak kelas yang sangat diidam-idamkan oleh semua wanita di kampus tersebut. Bagaimana tidak? Dia tampan, bahkan sangat tampan. Senyumnya benar-benar indah. Dia bisa bernyanyi, rapp juga dance. Ia adalah salah satu member Super Junior, memang belum terlalu terkenal karena belum debut pertamanya, tapi sudah banyak yang mengenalnya. Wanita mana yang tidak mengidolakannya? Dan SooRa termasuk dalam daftar wanita yang mengidolakannya. Dia benar-benar tidak percaya tapi di sisi lain sangat senang ia bisa menyentuh tangan kakak kelasnya yang tampan itu.
"Nanti saja ku ceritakan" jawab SooRa kepada HaMi yang masih membuat HaMi sangat penasaran.
"Pulang kerumah ku dulu saja, aku ceritakan dirumah"
"Ne ne" jawab HaMi dengan semangat. Setelah bel sekolah berbunyi SooRa dan HaMi pun pulang bersama, dan sampai di depan gerbang sekolah ternyata ada Donghae, jantung SooRa pun berdetak dengan kencang, mulut SooRa terasa terkunci. HaMi pun bingung melihat temanya seperti itu.
"Kau mengapa SooRa?" tanya HaMi.
Tidak ada jawaban dari SooRa, ia hanya memandangi Donghae yang berdiri didepan sekolahnya yang tampaknya sedang menunggu jemputan, dan ternyata benar. Sebuah mobil menghampiri Donghae dan Donghae segera masuk kedalamnya, sebelum masuk Donghae melihat SooRa lalu tersenyum, ia pun bingung kepada siapakah Donghae melemparkan senyumnya? Ia melihat ke belakangnya dan tidak ada seorang pun yang sedang melihat kearah Donghae, sepertinya hanya Ia yang benar-benar memperhatikan Donghae. SooRa pun melihat kembali kearah Donghae, lalu Donghae tersenyum kembali dan segera masuk kedalam mobil yang sudah menjemputnya itu.
"Aigooo... Apakah tadi Donghae-ah yang tersenyum padaku?" pikir SooRa dalam hatinya. HaMi menggoyang-goyangkan badan SooRa seperti sedang menyadarkan orang yang sedang tidak sadar.
"SooRa-ah kau mengapa? Aneh sekali" HaMi terus menggoyang-goyangkan SooRa.
"Itu... Donghae... Senyum padaku... HaMi-ah..." jawab SooRa yang masih memperhatikan dimana tempat Donghae berdiri tadi.
"Jadi Donghae-ah tersemyum padamu? Pantas saja kau tidak berkedip sama sekali."
"Ne HaMi-ah, Ya Tuhan.."
"Ne, ne aku tau kok dia tampan. Ayo pulang"
"Memang tampan" jawab SooRa sambil melanjutkan perjalanan pulangnya bersama HaMi. Mereka pun sampai di rumah SooRa.
"Aku pulang" teriak SooRa dari dalam rumahnya.
"Hami-ah, sudah lama tidak datang. Silahkan masuk" sapa eomma SooRa kepada HaMi.
"Aku banyak tugas, gomawo ahjumma" jawab HaMi sopan.
"Mari ke kamar ku saja"
"Tidak makan dulu SooRa-ah?" tanya eomma nya.
"Nanti saja eomma, apakah kau sudah lapar HaMi-ah?"
"Belum. Nanti saja eomma. jawab HaMi-ah
"Ne..." jawab eomma SooRa. SooRa dan HaMi pun segera ke kamar, mereka berdua pun segera menghempaskan badan mereka ke kasur SooRa yang empuk.
"Hah! Lelah sekali" keluh HaMi
"Mwo? Aku tidak, aku senang sekali" jawab SooRa sambil senyum-senyum sendiri.
"Kenapa? Cepat ceritakan padaku" bujuk HaMi sambil menggoyangkan-goyangkan SooRa
"Ne... ne... " SooRa pun memulai ceritanya.
HaMi-ah pun antusias mendengarnya.
"Mwo? Dibantu oleh DongHae? Lalu kau memegang tangannya? Jinjja? Yang benar saja?" tanya HaMi tidak percaya
"Tentu saja aku benar HaMi-ah. Aku senang sekali"
"Aku juga ingin, SooRa-ah"
"Dia milikku"
"Ne tenang saja aku tidak menyukai Donghae oppa" goda HaMi-ah.
"Setelah itu bagaimana?" tanya HaMi lagi
"Ya semua buku dan tugas ku yang jatuh diambilkan olehnya"
"Apakah kau diam saja agar Donghae yang mengambilkan semua bukumu?"
"Ya! Ani. Aku diam tidak disengaja, aku masih tidak percaya dia membantu ku."
"Kau pasti senang sekali. Semoga saja dia menyukaimu, SooRa-ah"
"Ne, Amin, tapi banyak wanita yang lebih cantik dan menyukainya juga"
"Kau pasti bisa mendapatkan nya!" support HaMi-ah pada SooRa-ah
"Aaaaaaaaa HaMi-ah, gomawo" SooRa memeluk sahabatnya itu.
"Ne SooRa-ah" HaMi membalas pelukan SooRa.
Ditempat yang berbeda Donghae sedang latihan dance bersama semua teman-temannya. Beberapa temannya ada yang satu sekolah dengan Donghae, dan ternyata ada yang melihat bahwa waktu itu Donghae-ah menolong SooRa.
"Donghae-ah, kau kemarin membantu seorang yeoja saat jatuh ya?" tanya Hyukjae temannya
"Ne, dia jatuh karena aku yang menabraknya. Jadi salah ku juga" jawab Donghae-ah sambil tertawa karena ia mengingat kejadian itu.
"Banyak yang melihat kau membantu anak itu"
"Mwo? Lalu mengapa? Apakah itu memalukan?" tanya Donghae
"Ne, tentu saja tidak, dia SooRa-ah kan?"
"Ne, kau mengetahui nya darimana? Kau menyukainya, ne?" goda Donghae
"SooRa-ah memang lumayan dikenal disekolah kita, dia anak yang lumayan pintar di kampus. Ah, kau juga mengetahui namanya? Apakah kau secret admirer nya?" Hyukjae balas menggoda Donghae.
"Mwo? Ani. Apa yang sedang kau bicarakan! " jawab Donghae gugup
"Mwo? Ne? Apakah benar? Kalau begitu SooRa-ah buatku saja, bagaimana?" goda Hyukjae
"Kau ini benar-benar playboy, semua wanita menjadi milikmu! Donghae membentak Hyukjae
"Apakah kau cemburu? Kau menyukainya? Mengapa tidak mengatakan padaku Donghae-ah?"
"Ah, Hyukjae-ah sebenarnya kau ingin kita latihan tidak? Kalau tidak aku ingin pulang saja." jawab Donghae ketus.
"Haha ne, ayo kita mulai" Mulai dari situ Hyukjae sudah curiga bahwa Donghae ada perasaan pada SooRa, karena Donghae mengetahui nama SooRa dan ia tahu bahwa Donghae itu orang yang sangat cuek tetapi mengapa ia membantu SooRa saat ia terjatuh? Donghae pun jadi sering mengajak nya ke tempat anak kelas sastra, dan SooRa adalah anak kelas sastra. Hyukjae pun terseyum sendiri dan akan segera menyelidiknya.
'Hyukjae mengetahui nama SooRa? Apakah dia menyukai SooRa juga?' pikir Donghae dalam hati. Saat Donghae dan Hyukjae sedang latihan, tiba-tiba Donghae menanyakan kembali darimanakah Hyukjae mengetahui nama SooRa?
"Kau mengetahui SooRa-ah? Sejak kapan? Tanya Donghae
"Ya! Kau menanyakan SooRa-ah lagi, kau menyukai yeoja itu kan? Ne? Jujur saja" lagi-lagi Hyukjae menggoda Donghae.
"Siallll... Hyukjae-ah...
Mengapa aku tidak bisa tahan untuk tidak bertanya tentang SooRa? Bagaimana kalau Hyukjae mengetahui bahwa sebenarnya aku menyukai SooRa?" Donghae menggerutu sendiri didalam hatinya.
"Mengapa tidak dijawab?" Hyukjae terus menggoda Donghae, sehingga Donghae pun kesal dan memutuskan untuk kembali kerumah. Sebenarnya ia kesal karena ia bingung apa yang harus dijawab nya atas pertanyaan Hyukjae, karena memang benar bahwa Donghae menyukai SooRa.
"Aku mau pulang, aku tidak mood. Besok lagi saja, besok aku menjemputmu kerumah."
"Cuma gara-gara Lee SooRa kau tidak mood untuk latihan? Sehebat itukah seorang SooRa-ah? Besok aku ingin melihatnya ah. Apakah SooRa-ah cantik?" goda Hyuk lagi
"Aku pulang saja!" Donghae kesal dan meninggalkan Hyukjae. Hyukjae yang melihat dari belakang hanya tersenyum dan ia benar-benar yakin Donghae menyukai SooRa, karena sifat Donghae yang tidak seperti biasanya. ia pun sangat dekat dan ia memang sudah tahu bagaimanakah sifat Donghae jika sedang jatuh cinta.
"Tapi memang Donghae tampan sekali ya" pikir HaMi
"Memaaang. Sangat tampan!" jawab SooRa semangat. Itulah perbincangan SooRa dan HaMi, tanpa disadari orang yang SooRa sukai pun sedang memikirkannya.
"SooRa-ah... Lucu sekali" pikir Donghae, tanpa disadari ia tersenyum sendiri saat memikirkan SooRa.
"Mukanya sangat lucu, apalagi saat ia terjatuh waktu itu" Donghae tersenyum kembali
"Apakah dia tahu bahwa tadi aku tersenyum padanya?"
"Huh... Apakah Hyukjae menyukai SooRa juga?" pikir Donghae khawatir.
"Itu tidak akan terjadi. SooRa harus suka padaku, bukan Hyukjae." Sebenarnya tanpa berusaha pun SooRa-ah sudah menyukai Donghae. Donghae memang begitu, ia jika sudah menyukai dan tertarik pada seorang perempuan ia akan mencari informasi tentang perempuan tersebut dan ia akan berusaha semaksimal mungkin untuk mendapatkan hatinya. Terkadang ia iri pada teman nya Hyukjae yang bisa menarik perhatian setiap perempuan yang melihat dirinya.
Hah! Apa yang sedang dipikirkan Donghae?! Sedangkan ia pun begitu, semua perempuan tertarik padanya sementara dia tidak melakukan apapun. Ya memang dikampus itu Donghae dan Hyukjae adalah namja yang sangat diidam-idamkan perempuan dikampus itu. Dan begitupun member super junior yang lainnya.
"Hyukjae juga tampan kan, SooRa-ah?" tanya HaMi
"Tampan. Tapi tetap Donghae-ah yang paling tampan!" jawab SooRa
"Itu karena kau sudah menyukai Donghae, SooRa-ah.
"Ya memang". Kedua perempuan itu tidak habisnya membahas kejadian yang terjadi pada SooRa dan Donghae sampai petang menjelang. Dan akhirnya HaMi pun pulang kembali ke rumahnya, rumahnya tidak jauh dari rumah SooRa.
Eomma nya sedang menyiapkan makan malam, SooRa pun menghampiri eommanya dan memeluknya dari belakang, hingga eommanya pun terkejut.
"Ya!, mengejutkan saja! Kau mengapa SooRa-ah? tanya eommanya heran
"Ani eomma, tidak ada apa-apa. Aku ingin menyiapkan makan malam saja" jawab Soora
"Kau terlihat gembira sekali SooRa-ah? Ada apa? Ada sesuatu yang terjadi padamu?"
"Tidak ada apa-apa eomma" jawab SooRa sambil membantu eommanya dan bersenandung tidak jelas yang benar-benar membuat eomma nya bingung.
"Sepertinya anakku, SooRa-ah, sedang menyukai seseorang. Ia sudah besar, biarkan ia tumbuh. Aku tidak melarangnya lagi" pikir eommanya dalam hati sambil tersenyum melihat anaknya yang sedang menyiapkan makan malam.
"SooRa-ah mengapa kau membantu eomma? Pasti ada maunya." goda Lee Soojae kakaknya
"Mwo?! Kau diam saja yang tidak pernah membantu eomma!"
"Sudahlah, Soojae" timpal Appa SooRa. Setelah makan malam SooRa pun kembali ke kamarnya, ia ingin mengerjakan tugas-tugasnya. Jauh di seberang sana ada seorang namja yang tidak berhenti memikirkan SooRa. Ya, Donghae sedang memikirkan SooRa sejak pulang latihan bersama Hyukjae tadi. Donghae mencoba mengirim pesan kepada SooRa, ia mengetahui nomor ponsel SooRa dari teman sekelas SooRa. Ia sudah beberapa kali mengirim pesan tetapi tidak ada balasan dari SooRa, ia khawatir apakah SooRa tidak ingin membalas pesannya, pikiran Donghae sudah bercabang dan ia benar-benar khawatir. Ia pun berpikir apakah SooRa tidak menyukai nya?
"Apakah SooRa menyukai namja lain?"
"Ahhh... Aku tidak pernah seperti ini" keluhnya dalam hati.
"Bagaimana jika Hyukjae juga mempunyai nomor SooRa?"
"Ah bagaimana jika SooRa lebih menyukai Hyukjae?". Berbagai dugaan-dugaan sudah banyak muncul dipikiran Donghae. Sedangkan SooRa bukannya tidak ingin membalas pesannya, tetapi karena ia baru melihat ponsel nya yang tertinggal dikamar.
"Ini nomor siapa ya, tidak ada nama kontaknya di ponselku" batin SooRa. Ia pun bingung ada yang mengirim pesan kepada nya sebanyak dua kali, dan mencoba menghubungi nya sekali.
"Ah paling orang salah sambung saja, tidak penting". SooRa pun tidak membalas satupun pesan dari Donghae. Andai dia tahu bahwa yang mengirim nya pesan adalah Donghae, pasti ia langsung membalas nya.
Donghae pun mencoba menghubungi SooRa kembali dengan menelponnya.
"Tut... Tut..." Donghae was-was menunggu jawaban dari SooRa-ah.
"Yeoboseyo. Dengan siapa ini?" jawab SooRa lembut dari seberang sana.
Donghae terdiam beberapa saat mendengar suara SooRa yang sangat lembut dari seberang sana
"Yeoboseyo. Dengan siapa aku berbicara?"
"Ne. Aku kakak kelas mu. Apakah kau Lee Soora dari kelas sastra?" tanya Donghae
"Kakak kelas ku? Siapa namamu oppa? Ne, SooRa-ah imnida, darimana tahu nomor telepon ku?"
"Rahasia." jawab Donghae singkat
"Mwo? Mengapa rahasia? Beritahu saja namamu siapa dan ada perlu apa?"
"Tidak apa-apa."
"Kau ini siapa? Jangan membuatku kesal! "
Entah mengapa Donghae tersenyum dari seberang sana mendengar SooRa berbicara seperti itu. Seperti anak kecil yang sedang ngambek pikir Donghae. Donghae sengaja membiarkan SooRa-ah berbicara sedangkan ia tidak menjawab.
"Mengapa sekarang kau diam? Jawab pertanyaan ku. Kau ini siapa?"
"Apa kau masih disana? Aku matikan saja!"
SooRa pun sudah terlihat kesal tetapi Donghae senang mendengar SooRa banyak berbicara walaupun ia hanya mendengar lewat ponsel nya saja.
"Orang tidak jelas. Menggangu saja!"
SooRa pun menutup ponselnya. Sedangkan Donghae merasa puas, ternyata SooRa mau menjawab ponsel nya, ia pun segera tidur ia tidak sabar ingin bertemu SooRa dikampus. Sedangkan SooRa masih kesal siapa yang menelponnya tadi, ia tidak mau pusing memikirkannya dan ia pun segera tidur.
"Lebih baik aku tidur sekarang!" pikir SooRa sebelum tidur
"Besok aku akan ke kelas anak sastra" Donghae sudah merencanakan apa yang akan dilakukannya besok.
"Bagaimana bila kemarin yang mengirim kamu pesan itu Donghae, SooRa-ah?" tanya HaMi-ah
SooRa merenung sejenak.
"Bagaimana kalau memang benar itu Donghae? Ah aku bodoh sekali malam itu jika itu benar-benar Donghae
"Bagaimana? Kau pasti menyesal karena sudah membentaknya seperti itu"
"Tentu saja aku menyesal. Apalagi bila itu Donghae"
"Seharusnya kau bicara saja baik-baik"
"Tapi mana mungkin Donghae yang menelpon ku tadi malam?!"
"Mana ada yang tidak mungkin SooRa-ah"
"Sudahlah, aku tidak mau memikirkannya. Mari ke kelas"
Saat SooRa dan HaMi menuju ke kelas nya, Donghae lewat dan ia tersenyum dan menghampiri SooRa, dan Ia memberi kan sebuah kertas kecil pada SooRa. SooRa sangat tidak percaya apa yang telah dialaminya, dan dia bingung apa maksud Donghae memberi kertas kecil itu.
"Ehm, ini kertas apa, oppa? Tanya SooRa gugup.
Donghae hanya senyum lalu meninggalkan SooRa juga HaMi.
"Apa itu SooRa-ah? Cepat lihat.
SooRa pun melihat kertas kecil tersebut dan ada sebuah nomor ponsel lalu ia pun teringat sesuatu dan segera melihat ponsel nya. Dan ternyata kertas yang diberikan Donghae padanya sama persis dengan nomor yang menelponnya tadi malam.
"HaMi-ah! Kemarin yang menelpon ku adalah Donghae!"
"Mwo?"
"Ne! Lihat ini!" SooRa pun menunjukkan kertas yang diberikan Donghae dan menunjukkan nomor yang menelponnya tadi malam.
"Mwo? Jadi Donghae memberikan nomor ponselnya padamu? Jadi Donghae yang menelpon mu tadi malam? Aaaaa SooRa-ah! Beruntungnya dirimu!" HaMi heboh sendiri dan sudah banyak orang yang melihat mereka berdua dan apalagi HaMi berbicara sangat keras dan ia menyebut Donghae beberapa kali.
"HaMi-ah. Jangan keras-keras! Orang-orang sudah banyak yang melihat kita!"
"Ne.. Mianhae... Benarkah itu nomor Donghae?"
"Kau tidak percaya? Sedangkan kau juga melihat dia yang langsung memberikan kertas ini. SooRa mengacung-acungkan kertas yang diberikan Donghae tadi.
"You got it, SooRa-ah!" goda HaMi
"Kau tahu? Aku senang sekali! Aku merasa aku beruntung hari ini!"
"Aku tahu itu SooRa-ah, ayo kita ke kelas. Bel sudah berbunyi sejak tadi.
Sesampainya dikelas ponsel SooRa pun bergetar dan apa pesan dari nomor tidak dikenal, tetapi SooRa tahu itu nomor Donghae karena ia mengetahui dari kertas kecil itu. Kertas kecil tersebut disimpan didompet SooRa, ia tidak akan membiarkan itu hilang.
"Apakah sekarang sudah tahu siapa yang kumaksud? Lain kali jangan terlalu galak, ne?^^"
SooRa malu membaca pesan dari Donghae tersebut, ia pun tersenyum.
"Jika itu kau, mana mungkin kemarin malam aku segalak itu. Mianhae, oppa"
"Ne, mungkin kau tidak suka dengan adanya secret admirer, ne?"
"Mwo? Tidak juga, oppa. Tapi ini apa benar Donghae-oppa?"
"Menurutmu tadi yang memberimu kertas kecil tadi itu siapa? Apakah itu terlihat seperti bukan aku?"
"Ne, aku tahu itu kau. Gomawo."
"Mwo? Gomawo? Untuk apa?"
"Mmm. Aku juga tidak tahu"
"Kau sangat lucu, SooRa-ah"
"Mwo?"
"Pulang dengan siapa?"
"Aku dengan HaMi-ah oppa, memang mengapa?"
"Tidak. Baiklah, belajarlah dulu"
"Ne."
Soora POV
Ya Tuhan, aku mimpi apa tadi malam? Aku terlihat sangat dekat dengan Donghae hari ini, kami seperti telah kenal berapa lama. Donghae pun mengatakan aku lucu? Aku serasa mimpi, aku dikelas hanya tersenyum sendiri membaca pesannya yang satu itu. Aku benar-benar tidak menyangka seorang Lee Donghae bisa sebaik itu padaku, sedangkan banyak sekali perempuan dikampus ini yang sering mencoba untuk menyapanya, tapi kadang tidak ia gubris, hanya beberapa saja yang beruntung jika saat ia menyapa Donghae, ia tersenyum walaupun tidak mengatakan sepatah kata apapun. Aku sering sekali ingin mencoba untuk menyapa atau senyum pada Donghae, tetapi aku benar-benar tidak berani dan aku pasti malu sekali jika aku menyapa dia, dia hanya jalan dan tidak memperdulikanku. Dan sekarang ia yang menghampiriku dan memberikan nomor ponsel nya padaku. Ah aku benar-benar dibuat nya senang hari ini. Aku jadi senyum sendiri didalam kelas.
Pagi ini dosen kelasku tidak hadir, ia absen. Aku mengajak HaMi untuk sarapan karena memang aku belum sarapan. HaMi tidak percaya Donghae mengatakanku lucu, aku menunjukkan pesan darinya dan ia baru percaya.
"Donghae-ssi memang sangat pintar membuat orang tersanjung. Ne, SooRa-ah?"
"Ne, HaMi-ah"
"Mari kita sarapan, kau pesan apa SooRa-ah?"
Aku dan HaMi pun memesan roti dan coklat hangat untuk sarapan. Aku melihat dari jauh Donghae, Hyukaje dan Yesung mendekat menuju kantin.
"Sepertinya mereka ingin makan di kantin ini juga"
"SooRa-ah ada Donghae, Hyukjae dan Yesung-ssi!"
"Aku sudah melihat mereka terlebih dulu HaMi-ah"
"Mengapa kau tidak mengatakannya padaku?!"
"Memang nya kenapa? Disitu ada Donghae-ah tapi aku biasa-biasa saja."
"Mwo? Mengapa kau biasa saja? Kan ada Donghae-ssi?"
"Aku senang, tetapi aku tidak mau berlebihan menunjukkan nya."
"Ne... Ne."
Donghae terlihat tampan, sangat tampan saat itu. Memakai kemeja panjang dan dilipat sampai ke sikut, celana jeans hitam, rambutnya agak berantakan karena terbawa angin. Tapi ia benar-benar terlihat sangat tampan. Walaupun Yesung dan Hyukjae tidak kalah banyak fansnya, tapi entah mengapa aku lebih senang memandang wajah Donghae lama-lama. Ia membuat hatiku serasa lebih tenang, dan sangat sejuk. Apalagi melihat senyumnya yang membuat duniaku serasa berhenti.
Sampai di depan kantin tersebut Donghae tersenyum padaku dan menundukkan wajahnya aku pun membalas senyumannya. Donghae, Yesung dan Hyukjae tidak duduk jauh dari tempat kami duduk.
"Donghae sering sekali melihat kearahku, apa aku saja yang merasa kegeeran?" pikirku
"Mari ke kelas. Kita ada jadwal"
"Ne..." HaMi mengajakku masuk kelas karena memang ada jadwal pagi ini.
Aku dan HaMi pun melewati tiga anggota Super Junior itu.
"Kau terlihat seperti tidak bisa mengalihkan pandanganmu darinya, SooRa-ah"
"Mwo? Aku? Pandanganku ke siapa maksudmu?"
"Tentu saja Donghae!"
"Ani. Aku tidak memandang dia HaMi-ah"
"Jadi? Apakah kau memandangi Hyukjae? Atau Yesung? Kau tidak menyukai Donghae lagi?"
"Aniya... HaMi-ah mengapa kau cerewet sekali hari ini?"
"Kau yang aneh SooRa-ah"
"Aniya, aku tidak memandang siapa-siapa."
Sampai dikelas ponselku bergetar, ada satu pesan masuk dari Donghae.
"Kau kemana SooRa-ah?"
"YaTuhan mengapa aku merasa aku dan Donghae-ah seperti sudah sangat dekat sekarang, apa aku mimpi bisa sedekat ini dengannya?"
"Aku dikelas. Mengapa?"
"Ani. Tidak ada apa-apa SooRa-ah"
"Baiklah"
Author POV
Kuliah SooRa-ah pun selesai di siang hari, SooRa dan HaMi memang sudah ada rencana untuk pergi ke toko buku. Tetapi disaat ingin pergi SooRa dicegat Lee Jaebum, entah mengapa SooRa sangat tidak ingin bertemu dengan namja itu, ia sudah terlalu sakit karena telah mengenal namja itu.
"Ada apa kau menghampiriku? Kau tahu? Aku sama sekali tidak mau melihat batang hidungmu!"
"SooRa-ah, kau masih membenciku?"
"Dan selalu akan begitu Lee Jaebum!"
SooRa dan HaMi pun meninggalkan Jaebum ditempatnya tadi.
"Kau masih membencinya?"
"Tentu!" jawab SooRa-ah ketus.
"Ia kan sudah minta maaf padamu, dan ia terlihat masih mencintaimu SooRa-ah"
"Mencintaiku? Lalu mengapa ia meninggalkan ku, HaMi-ah? Lagipula ia sekarang sudah mempunyai calon istri, ne?"
"Itu hanya desakan eomma dan appa nya saja SooRa-ah, menurutku Jaebum orang yang setia. Dan dia setia padamu"
"Kau tidak tahu rasanya ditinggalkan oleh orang yang sangat kau cintai, HaMi-ah"
"Ne... Memang aku tidak tahu, tapi aku mengerti perasaanmu SooRa-ah"
"Jaebum tidak memperjuangkan ku, dia hanya pasrah dan tunduk saja dengan apa yang dilakukan orangtua nya padanya."
"Kau tahu, Jaebum sudah melawan tapi appa nya langsung mengalami serangan jantung SooRa-ah, kau pun tahu appa nya bisa sadar setelah kau menjenguknya kan?"
"Ne. Aku masih sakit saja dengan apa yang telah dilakukan eomma Jaebum"
"Aku tahu, SooRa-ah. Sudahlah tidak usah kita bahas, aku tidak mau melihatmu sedih"
"Baiklah, apa kita jadi ke toko buku, HaMi-ah?"
"Ne. Aku sangat membutuhkan buku untuk tugas ku nanti SooRa-ah"
Sesampainya di toko buku, HaMi langsung fokus untuk mencari buku untuk tugas kuliahnya nanti, sedangkan SooRa sibuk untuk mencari buku tentang Super Junior. Ya, SooRa sangat antusias mencari buku tersebut. Super Junior belum melaksanakan debut pertamanya, tapi buku tentang history kapan terbentuknya boyband itu sudah banyak dijual di toko buku. "SUPER JUNIOR" itu salah satu judul buku yang sudah dipegang SooRa di tangannya, karena masih disegel SooRa hanya bisa melihat sinopsis nya saja. Ya bercerita tentang SMent dan Lee SooMan dan history terbentuknya Super Junior, SooRa sangan penasaran dengan apa yang ada didalam buku itu.
"Cukup tebal juga buku ini..." gumam SooRa
Dan disana masih banyak buku tentang Super Junior dan SooRa sangat ingin membeli semuanya.
"Aku harus menabung!"
"SooRa-ah, apakah kau sudah membeli suatu buku?"
"Ne, HaMi-ah! Lihat ini" SooRa menutup wajahnya dengan buku yang sudah dipilihnya untuk dibawa pulang.
"Super Junior lagi?"
"Ne! Tentu saja, memangnya kenapa? Ada yang salah dengan mereka?"
"Aniya, tentu saja tidak SooRa-ah. Aku juga menyukai mereka sama sepertimu."
"Memang seharusnya begitu, HaMi-ah."
"Baiklah, ayo kita ke kasir."
Soora POV
aku sampai dirumah dan langsung membuka buku yang sudah kubeli tadi. ponselku bergetar dan muncul nomor yang tidak dikenal, apakah itu Donghae? Tetapi aku sudah menyimpan nomor Donghae. Langsung saja aku mengangkat panggilan tersebut.
-TBC-
