Author : Hai minna! Ide bejad mulai muncul nih di otak Akiko nih, gehe.. Akiko itu tadi habis mikir-mikir, 'gimana ya kalo akatsuki berkeluarga?', dan jadi deh fic ini. Hope you enjoy, TTEBASA!
.
Chapter 1 : Kelahiran anak bungsu
.
.
Siang begitu terik, 7 orang tengah menunggu didalam rumah sakit. Apa yang mereka tunggu?
"OE! OE!" terdengar suara tangisan bayi dari dalam sebuah ruangan. Seketika, ke 7 orang itu bangkit dari tempat duduk mereka. Mereka langsung berlari kedepan pintu, berharap dokter memperbolehkan mereka masuk.
"Silahkan masuk, keluarga Akatsuki" kata sang dokter dengan setengah shock ngeliat 7 akatsuki udah nempel aja di pintu.
"Ibu! Bagaimana? Dimana adik baru kami?" kata salah satu dari mereka mewakili semua yang di ikuti dengan anggukan Akatsuki lainnya.
"Dia sehat. Dia sedang bersama ayah" kata sang ibu aka Konan sambil menunjuk sang ayah aka Pein yang lagi gendong adek bayinya.
"Ibu, apa ibu sudah menamai adik?" tanya kakak tertua yang bukan lain adalah Itachi.
Pertanyaan itu hanya dibalas dengan senyuman kecil dari Konan. Kemudian dia melihat ke arah anak-anaknya yang lain yang asik melihat bayi kecil yang lucu.
.
.
.
1 tahun kemudian...
.
.
"Dedek, ayo sini makan biskutnya" Sasori menyodorkan biskuit kepada bayi baru. Bocah kecil itu langsung berlari kearah kakaknya dan mengambil biskuit dari tangan kakaknya. Sasori senang karena adiknya mengambil biskuit pemberiannya.
Tobi, itulah nama si kecil ini. Tobi berlari kesana kemari hingga dia menabrak Kakuzu. Sasori yang khawatir langsung berlari kearah Tobi dan Kakuzu.
"Kakak, Tobi tidak apa-apa?" tanya Sasori pada Kakuzu. Dia tampak cemas karena adiknya yang lucu menabrak kakaknya yang menurutnya paling galak.
Tobi langsung diangkat oleh Kakuzu. Kemudian dia memukul kepala Sasori sambil berkata "Kalo jaga adik yang bener dong, kasian dia sampe nabrak!".
"Kakak juga, ngapain kakak lewat sini? Udah tau Tobi mau kesini!" Sasori nyalahin kakaknya.
"Kurang ajar lu, awas ya nanti kalo kakak udah panggil temen-temen kakak yang preman, udah dipalakin tabungan lu!" ancam Kakuzu sambil liatin tangannya yang kekar dan ototnya yang besar dan penuh jahitan.
"Huwaa! Emak! Aku diancam Kakak Kakuzu yang kurang ajar!" kata Sasori dengan sangat amat minta dihajar dan dipalak sama temen-temen Kakuzu.
.
PLOK!
.
Sebuah tanaman jatuh menimpa kepala Sasori. Sasori langsung tepar disitu, dan langsung didatengin Kakuzu yang masih gendong Tobi.
"Rasain lu, sembarangan nyalahin gue, kan jadi kena batunya!"
"Aku gak kena batu kak, aku kena pot taneman!" Sasori menimpali, gak tau aja tu anak itu cuma istilah. Habis masih TK sih..
"Sorry dek!" kata seseorang dari lantai atas. "Taneman kakak kelempar!"
"Bagus dek! Bagus!" kata Kakuzu ngasih 100-jempol-no-jutsu ke Zetsu.
"Kak Kakuzu juga mau?" tawar Zetsu sambil nunjukin potnya yang satu lagi. Kakuzu langsung geleng-geleng karena takur tepar kayak adeknya.
.
.
"Bu, nih dedeknya" kata Kakuzu sambil lempar Tobi ke gendongan disamping Konan.
"Kakak! Gak boleh gitu sama dedek!" kata Pein ke Kakuzu.
"Hmph!" kata Kakuzu sambil ngelengos (?) keluar kamar.
"Tu anak kurang ajar banget sih!" kata Konan ke Pein. Dia udah pukul-pukul kasur.
"Ibu tenang dulu ya, tarik nafas, keluarin, biar tenang pukul ayah aja.." kata Pein ke Konan. Konan langsung kesih ekspresi 'ayah-serius-?'.
"Udah, ibu mau bikin jus dulu buat anak-anak" kata Konan sambil gendong Tobi yang masih nangis gara-gara dilempar.
"Yaudah" kata Pein nerusin kerjaannya di laptop (Cie lah, orang kantoran :v).
.
.
.
HUWA!
.
.
Belum satu menit, udah kedengeran suara teriakan Konan dari ruang tamu. Pein, Itachi, Kisame, dan Hidan langsung keluar dari kamar masing-masing.
"Ada apa bu? Ada mayat? Kalo ada aku ambil buat persembahan ke dewa Jashin" tanya Hidan sambil cecelingukan.
Plok!
"Kamu udah kakak bilangin berapa kali jangan ikuti Jashin!" kata Itachi sambil pukul Hidan pake buku Pintar Matematika untuk Kuliah.
"Karpet mahalnya!" kata Konan ke Pein. Apalagi itu karpet adalah peninggalan neneknya.
"Ini pasti Zetsu!" kata Pein ke Konan sambil bergaya detektif yang baru menemukan clue.
"ADEK ZETSU!" panggil Itachi dengan sangat amat saya ucapkan ADEK ZETSU, ghehe, sangat amat kenceng sekali. Sayang gak pake toa.
"gua gi ga gu gu" kata Bayi Tobi sambil ngeluarin toa ultrasonic. Dari mana tu bayi dapet toa?
"Tengkyu dedek" kata Itachi sambil ngambil tu toa. Pas dia udah siap teriak...
"ADEK ZETSU!" "KYAA! KAKAK! JANGAN TERIAK DI TELINGA AKU!" kata Zetsu yang caps locknya jebol bersamaan setelah Itachi teriak (Ai dan Reiko : Maunya bersamaan atau setelah sih?; Akiko : *pundung di pojokan*).
"Maksudnya ini apa sayang?" tanya Konan ke anaknya yang seneng banget sama taneman sampe ceramah tentang tanaman ke Ayah Ibu dan Kakak Adiknya.
"Oh, itu, tadi pot aku jatoh kebawah nimpa Sasori" kata Zetsu polos.
"Sasori? Kamu lemparin potnya ke Sasori? Zetsu, kamu sebagai kakak itu harus bisa jaga adik! Jangan sakiti adik! Adik itu harus dijaga baik-baik! Adik itu bukan boneka yang bisa asal dimainin terus disimpen dimana aja!" kata Itachi ceramah ke Zetsu yang bikin ayah sama ibunya sweatdrop sambil mikir "yang harusnya ceramah siapa sih?".
"I-iya kak" kata Zetsu sambil nunduk. Tapi, dia itu nunduk bukan karena bersalah, tapi liatin potnya, ckckck.
"Liatin apa kamu? Liat ke kakak!" kata Itachi. Udah kayak ayah aja nih, padahal ketemu jodoh aja belom, hahaha (Author FOMCL. Gak tau? Tanya mbah google).
"Udah lah, jangan berantem." Kata Kisame dengan agak (baca:sangat) males.
"Siapa yang berantem? Kisame, emang kamu gak peduli sama adek? Masa Sasori yang masih TK dibiarin tepar? Kalo gak mau punya adek gak usah punya adek!" kata Itachi yang bikin semua sweatdrop.
"Ya... ya... ya... aku tau kakak..." kata Kisame.
"Oh begitu ya? Jadi mau diceramahin lag..." omongan Itachi dipotong sama kipas kertasnya Konan.
"Kakak kalo mau ceramah jangan disini, di mesjid aja sono pake toa sekalian" kata Konan ngusir Itachi dan diikuti sama anggukan seluruh anggota keluarga termasuk si Tobi kecil.
"Ibuku yang cantik, jangan usir kakak dong. Kakak kan masih pengen disini..." Kata Itachi mewek depan ayah ibunya sambil sembah sujud. Adek-adeknya sweatdrop aja ngeliat kelakuan kakaknya ini.
"Yaudah lah bu, nanti Zetsu beresin. Tenang aja.." kata Zetsu dan akhirnya ibu-ibu arisan bubar (Akiko digeplak Akatsuki Family).
"Ada apa sih kak?" kata Sasori yang gak tau sama sekali. Habis dia kan dari tadi dikamar maen barbie gara-gara bete dilempar pot sama kakaknya.
"Telat lu" kata Hidan ke Sasori yang bikin Sasori makin bete. Deidara yang dari tadi nemenin juga sama sama gak tau. Ya, tapi Dei mah diem aja soalnya tadi Sasori udah nanya.
"Ih, kakak jahat!" kata Sasori sambil mukul Hidan. Sebelum dipukul, Hidan langsung mukul kepala Sasori. Dan seketika munculah Itachi dengan wajah suram.
"Itachi-niichan! Hidan-nii jahat ke aku!" Sasori ngadu ke Itachi. Itachi udah ngasih deathglare ke adiknya yang gak tau belajar dari siapa tentang Jashin.
"Eh, dedek, kakak gak gitu kan ke Sasori?" Hidan langsung nanya ke Deidara sambil kedip-kedipin sebelah mata.
"USO!" Dei teriak sambil nakol kepala kakaknya pake koran punya Pein yang kebetulan nganggur dideket situ.
"Ittai!" kata Hidan sambil ngelus kepalanya pake sambit *?*.
"Tuh, anak kecil mah gak pernah bohong. Adek, main sama kakak yuk! Kakak nemu arena main pasir" ajak Itachi yang membuat Sasori dan Dei yang masih lugu itu bersorak.
Ibunya aka Konan cuma bisa ketawa ngeliatin kelakuan anak-anaknya. Tobi lagi main deket-deket situ. Ya, biasa bayi 1 tahun mah senengnya jalan-jalan kesana kemari membawa alamat (Akiko : Yang baca dilarang nyanyi *padahal sendirinya nyanyi pas nulisnya*).
"Adek, mau ikut?" tanya Itachi yang kebetulan lewat dapur. Tobi yag masih kecil ikut-ikut aja, gak tau mau kemana.
"Jaga adeknya ya. Kalo adek sampe nangis, ibu hukum kamu!" kata Konan sedikit ngancem. Itachi mah ngangguk aja.
.
.
Udah sore, Sasori, Deidara, Tobi, sama Itachi masih main. Konan belum selesai bikin jus (lama amat buu..), Konan masih didapur.
.
Oe... Oe..
Terdengar suara tangis Tobi. Kayaknya dia ngompol.
"Dedek kenapa?" tanya Dei ke dedeknya.
"Ugya... hagwu..." kata Tobi sambil mewek.
"Kakak, ini dedek kenapa?" kata Sasori ke Itachi. Itachi yang lagi bikin istana pasir (Masa kecil kurang bahagia, udah S2 masih bikin gituan) langsung nengok ke arah mereka.
"Dedek, sini sini" ajak Itachi. Ya, Tobi masih nangis aja. Lagian masa bayi nangis malah disuruh jalan sendiri ke dia? Gak mikir *Akiko digeplak Itachi pake sekop mainan*.
Itachi langsung ngegendong Tobi. Popoknya dicek, segala-gala di cek. Tapi popoknya gak basah dan gak ada, ehm, Akiko gak tau harus nyebutnya apa biar sopan ke para reader. Tapi Tobi kayak ngemut-ngemut jari gitu.
"Bentar, kalian main aja dulu, kakak mau bilang ke ibu" kata Itachi. Sasori sama Dei manggut-manggut terus ngelanjutin bikin kura-kura pasir (gimana caranya tuh?).
.
"Bu, dedek pengen mamam" kata Itachi sambil nge-peragain orang nyuapin bayi.
"Tuh buburnya di laci makanan, seduh dulu, air panasnya ada di dispenser. Mangkoknya yang kecil aja, ada di tempat piring. Sendoknya pake yang kecil juga" Konan ngejelasin secara detail, padat, jelas, tapi singkat.
"Siap bu" Itachi langsung nyari buburnya. Tobi makin keras nangisnya. Kacian, laper banget.. (pada kenyataannya Akiko juga laper).
.
.
20 menit kemudian..
.
Tobi udah kenyang disuapin sama Itachi. Sekarang Tobi lagi tidur disamping Pein yang ketiduran gara-gara ngelonin Tobi yang susah tidur.
"Ibu, seragam Hidan mana?" tanya Hidan ke Konan yang lagi enak-enakan minum jus sendiri (lha?).
"Coba cari ditempat setrika. Oh ya, kaka Hidan, tolong panggilin adek-adek sama kakak-kakak kamu. Tapi jangan teriak soalnya Tobi lagi tidur" kata Konan ke Hidan agak bisik-bisik.
"Emang kenapa bu?" kata Hidan heran. Konan langsung nunjuk ke gelas-gelas diatas meja makan. Isinya jus. Jus Semangka-Melon. Hidan langsung ngiler dan matanya berubah jadi bintang.
"Cepetan kaka" kata Konan memecahkan suasana Hidan kabita. Akhirnya Hidan naik ke lantai atas buat manggil adek-adek dan kakak-kakaknya.
.
5 Menit.
.
Akatsuki family udah pada ngumpul di meja makan. Menikmati jus Semangka-Melon dan bikin Akiko yang lagi puasa ngiler (Ai : tahan Akiko! Semangat!).
"Ibu, baju dede udah disetrika?" tanya Deidara ke ibunya, diikuti dengan anggukan Kisame, Zetsu, dan Hidan (Sasori, Kakuzu, sama Itachi mah anteng soalnya mereka boleh pake baju bebas).
"Celana Abu kakak gak ada ditempat setrika, adanya dijemuran" kata Kisame.
"Celana biru Zetsu ada di lemari, tapi atasannya gak ada" kata Zetsu dan hampir sama kasusnya *?* sama Kisame.
"Hidan gak ada celana putihnya. Besok kan upacara, kalo gak pake celana putih Hidan dihukum" kata Hidan.
"Dede gak ada baju sama celana putih buat upacara juga bu" kata Dei.
"Iya nanti ibu setrikain. Kaka Itachi, nanti bantuin ibu cari baju Zetsu, Kisame, sama Deidara ya" kata Konan sambil menatap anak-anaknya yang sedang dalam perjalanan mencari baju ditemani kera sakti (Konan & Itachi : Jadi maksudnya kita tuh kera sakti?!; Akiko : Ibu Konan sama Aa Itachi sabar dulu ya, jangan marah-marah, bulan puasa. Akiko gak bermaksud kok.).
"Kakuzu, habis ini ayah mau kerja lagi, jagain Tobi ya" kata Pein ke Kakuzu dengan agak memelas kayak kalo Sasori minta dibeliin barbie.
"Hm" kata Kakuzu cuek. Itachi sih mau jagain, tapi kan dia nyariin seragam adeknya. Dia juga agak khawatir kalo Tobi dititip ke Kakuzu.
"A-ayah, Tobi sama Itachi aja" kata Itachi sambil lirik-lirik Kakuzu. Kakuzu langsung ngasih tatapan –mau-lu-apa-?- bercampur dengan ekspresi –kumaha-kamu-.
"Lha, kakak kan nyariin baju dede?" kata Deidara. Itachi langsung keringet dingin. Kenapa ya? Akiko juga gak tau *ditabok reader*.
"Kakak bisa kok jagain sambil nyariin" kata Itachi meyakinkan seluruh keluarganya.
5 detik..
"Yaudah lah ibu percaya" kata Konan membuat lega Itachi.
Apakah Itachi mampu menjaga Tobi sambil nyariin seragam ketiga adiknya? Cekidot di chap selanjutnya!
.
Akiko : Akhirnya, end of this chapter! Chapter selanjutnya, Akatsuki mau sekolah, jadi yang mau req OC buat temen sekelas siapa aja lah, atau guru, Akiko buka. Asal deskripsinya lengkap, rambut, mata, karakteristik, hobby, dan gender. Ok, Akiko tunggu! Dan ini baru di ubah lagi soalnya posisi Hidan sama Zetsunya salah. Dengan sangat amat Akiko ucapkan, DATTEBASA! JAAA!
