Escaped

Disclaimer : I do not own Vocaloid

Warning : Gajeness, Abalness, OOC, OOT maybe? (?), Typo(s) & MissTypo(s) berserakan dimana–mana (?), Alur ga jelas, Pemula, Don't Like don't Read, ne ~!

Summary : "Aku ingin ke dunia itu Len—Dunia yang penuh kebohongan itu. Aku ingin melarikan diri." / … Maka itu, aku ingin membuat nee-chan tertawa!" / "Kenapa? Kenapa.. mesti kau len..?"

A/N :

N-ne .. Sacchan here .. / Dan ini fic pertama saya yang .. Abal. Gomenne kalo banyak kesalahan Minna ~! /Sujud

(Misa : Pasti bagus yaa ~~ :3) N-ngga bagus ..

(Rue : Setuju sama misachii o,o) Engga bagus woi! Ok, Abaikan Author Note yang ga jelas ini OTZ

(Rue : berarti saya ngga jelas, hn? ^^) B-Bukan begitu Nii-chan! M-maksudnya yang ga jelas itu .. Mikuo!, eh .. (Mikuo : Kok malah saya?) Ehh! B-bu—(Misa : Udah kalian berantemnya ==" . Maaf Readers, jadi menuhin A/N gini ^^" Nah—

Here we go !

.

.

.

.

Normal P.O.V

Flashback

"Sebenarnya.. dunia ini .. apa? Kenapa dunia seakan menolaku? Kenapa?" Sekali lagi, seorang gadis berambut blonde hair itu menangis. Meneteskan bulir-bulir bening dari ke dua bola mata azure-nya. Perasaanya sedang terombang-ambing sekarang. Ia bingung, Ia bingung menjawab pertanyaan yang terus menerus melilit kepalanya. Semakin ia berusaha mencari jawaban, semakin jawaban itu sulit untuk ditemukan.

"Nee, Rin nee -chan, Doshite?"

Gadis yang dipanggil Rin itu mendongakkan kepalanya. Mata nya menangkap sosok yang—sangat—dikenalinya.

"Eh ? tidak. Dainjoubu." Rin menarik kedua sudut bibirnya dengan paksa ; Berusaha membuat senyuman yang manis dihadapan Len.

Len—Laki-laki yang merupakan adik Rin tersebut—Menatap kakaknya dengan pandangan tidak yakin. Dia sangat mengetahui bahwa kakaknya, menyembunyikan sesuatu darinya.

"Katakan hal itu padaku Nee-chan, Aku tahu kau berbohong." Ujar Len tegas. Rin menundukkan kepalanya, Apakah harus ku katakan hal ini pada Len? Mungkin ini saatnya aku menemukan jawaban yang ku cari itu.

" Ung .. Shota, Sebenarnya, dunia itu apa ?"

Len menahan tawanya mendengar pertanyaan—yang menurutnya konyol itu—terlontarkan begitu saja dari mulut kakaknya. Rin yang mengetahui hal itu, menjitak kepala Len dengan penuh amarah, "Baka na Len!" Dengusnya kesal. "Ahahaha Gomen – gomen, Nee-chan," Cengir Len. Rin memalingkan wajahnya, ingin rasanya ia menjedotkan kepala adiknya ke dinding sampai hancur. Tapi hei, Rin tak sekejam itu kan?

"Dunia itu .. ada dua,"

Rin terkejut mendapat jawaban tak logis dari adiknya. Apa.. maksudnya?

"Ada dunia yang penuh kebohongan belaka, yang menghancurkan diri kita secara perlahan. Tapi terkadang membuatmu ketagihan berada di dalamnya. Dan, ada dunia yang penuh fakta, bukti, dan kejujuran, Tapi kebanyakan manusia tak sanggup menghadapi itu semua." Jelas Len seraya tersenyum ke arah kakaknya—yang tampaknya—masih kebingungan.

"Dunia apa yang kau pilih , Shota?" Len tersentak mendengar jawaban dari kakaknya.

Dunia yang kupilih? Ah, aku belum seutuhnya menentukan itu, pikir Len. "Ng .. entahlah. Aku tak bisa memilih." Jawab Len asal. Rin menundukan kepalanya, "Aku ingin ke dunia itu Len—Dunia yang penuh kebohongan itu. Aku ingin melarikan diri."

.

.

Aku ingin melarikan diri

.

walau aku tahu

.

aku belum seutuhnya siap

.

.

"—Internet ?" Rin mengangkat sebelah alisnya. Len mengangguk mantap,"Yup, Internet. Dunia kedua yang kumaksudkan."

" Ng .. aku masih belum mengerti." Rin menatap layar handphone-nya dengan kebingungan. Ya ampun, Nee-chan. Kau benar-benar polos ya? Len mengacak-acak rambutnya frustasi.

"Err.. yah, pokoknya begitulah! Selamat datang ke dunia maya, Nee-chan!" Ujar Len riang. Tapi siapapun tau, keceriaan Len terlihat … aneh.

Rin—yang mulai menyadari hal itu—menatap adiknya dengan pandangan yang .. entahlah, sulit dijelaskan dengan kata-kata, begitu menurut Len.

"Kalau boleh tau, kenapa Nee-chan begitu ingin melarikan diri?" Tanya Len tiba-tiba. Rin hanya diam menanggapi pertanyaan dari Len, Tapi kemudian Mulut Rin terbuka, "I-itu Karena ….

.

.

.

.

Mereka tak menerimaku, Mereka anggap aku tak ada

.

.

Dan semuanya terjadi begitu saja

.

.

.::End of Flashback::.

Rin P.O.V

"Tadaima.." Dengan perlahan kubuka pintu rumahku. Sepi, itu yang menjawab panggilanku. Aku memandang sekeliling dan menghembuskan nafas pelan, "Len, Aku tahu ka—""OKAERI NEE-CHAAN ~!" Dengan kecepatan inhuman Len berlari dan menubruk ku hingga aku ja—ralat. Terjungkal.

"K-Kau gila hah?" Aku menatap Len dengan pandangan, kau-manusia-atau-pisang? .

"Tentu saja aku tidak gila nee-chan~" Len nyengir kearahku. Aku memalingkan muka dan berdiri, "Jangan membuatku kesal, Shota. kau jadi aneh sejak.. hari itu. Sungguh. Kau sebenarnya kenapa, huh? Pisang!" Bentaku kesal. Len hanya nyengir seperti biasa, "Aku ingin menjadi orang yang satu-satunya menerima nee-chan di dunia ini! Maka itu, aku ingin membuat nee-chan tertawa!"

Aku tersentak mendapat jawaban dari Len, dan kurasakan wajahku memanas layaknya kepiting panggang. Atau rebus? entahlah. Aku belum memakan kepiting panggang ataupun rebus sekalipun. Apalagi yang mentah.

"Nee-chan, kau demam.? Atau kau tersipu mendapat jawaban manis dariku?" Tanya Len dengan—sangat—percaya diri. "Semua salah!" Dengan kesal ku tendang manusia pisang itu dan dan berlari menuju kamar.

.

"Hhh.. Baka!" Kujatuhkan tubuhku ke atas tempat tidur. Oh sial, gara-gara kau wajahku jadi seperti tomat! atau kepiting rebus? ARGH! SIAPA YANG PERDULI DENGAN ITU!

"Tapi.." Aku menghentikan kata-kataku dan menghela nafas panjang," Terimakasih, Shota. Kau terlalu baik."

Tunggu, apa kataku tadi? terlalu.. baik? AKU TARIK KATA-KATA KU TADI! KUSOO!

Dan kembali, ku rasakan wajahku memanas. Bahkan lebih panas dari yang sebelumnya. kutekankan sekali lagi, LEBIH.

.

"Nee-chan !"

"…"

.

"Nee-chan banguun!"

"Pergi kau Shota, Ini masih pagi bodoh."

.

"Nee-chan, Aku membawakan banyak pisang!"

"Aku tak perduli."

.

"Nee-chan, aku.. menyukaimu."

*Hening*

1

2

"—HAAAAAH?" Sontak aku terlonjak dari tempat tidurku dan sukses jatuh dengan kepala dibawah alias, jengking.

"Fufufu~ Nee-chan salting ya?" Tanya Len dengan PEDE-nya. "Bodoh!" Bentaku kesal. Len hanya terkekeh, "Sudah pagi, Ayo sekolah.". "Malas, ah." Aku merebahkan diri lagi tempat tidur dan siap-siap menuju alam mimpi.

"Nee-chan .. aku sedih kalau kau seperti itu .."

ARGH! Suara Shotanya yang begitu lembut dan hampir menyerupai desahan itu .. Aku tak kuat!

"Baik-baik, Shota! Gah!" Dengan malas aku bangkit dari tempat tidur dan berjalan menuju kamar mandi.

"Rin Nee-chan suka suaraku ya? ouw so sweet sekali~" Ujar Len dengan tampang banci kalong tingkat menengah pertama.

"URUSAI!"

Dan gayung pun melayang dengan indah

.

"Rin nee-chan! Cepat sedikit jalanmu!" Teriak Len dari seberang jalan. Aku hanya menatapnya tajam. Siapa juga yang mau sekolah? Salah sendiri kau mengajaku, Shota ! Dengan sengaja kulambatkan langkahku, mencoba membuatnya menyesal telah mengajaku ke sekolah.

Tapi ..

"Rin nee-chan! AWAS M—"

.

.

eh?

.

.

Kenapa aku terasa seperti di … dorong?

.

.

.

Kenapa ada suara.. benturan?

.

"U-uh .. Ada apa?" Aku membuka mataku perlahan. Semuanya tampak buram. Dimana ini? Aku melihat ke sekitar dan mendapatkan .. banyak orang berkerumun. Aku bangkit dan berusaha melihat apa yang terjadi diantara celah-celah orang-orang yang—sangat—mengganggu.

"Cepat panggil ambulans! Anak ini tak akan bertahan lama!"

Wah, ada kecelakaan?

"Kyaa! Kasihan anak ini! mungkin ia sudah tak bisa diselamatkan!"

siapa? siapa?

Dengan penasaran aku melonggokan kepalaku dan melihat apa yang terjadi. Buram, pandangan itu yang terlihat dimataku. Air mataku perlahan turun, dan akhirnya menjadi deras. Sangat deras. Dan tak kunjung berhenti menetes. Walau sebenarnya otakku belum bisa mencerna apa yang terjadi. Naluriku dengan cepat memberi sinyal. Sepenuhnya, hatiku belum percaya, Aku benar-benar tak dapat mempercayai apa yang ada dihadapanku sekarang. Tapi kenyataan seaakan menghapus semua keraguanku.

"Kenapa? Kenapa.. mesti kau, Len..?"

.

To be Contiuned!


A/N

Yak, Inilah Fic gajhe saya, mohon dimaklumi atas banyaknya Typo serta MissTypo yang menyebar luas (?). karna .. Ini Fic pertama Author gajheness yg satu ini ;u;

(Rue : Dimohon kesedian para senpai sekalian untuk me-review fic ini, Agar kami bisa lebih semangat dalam berkarya dan menjadi lebih baik lagi #Bows) Sejak kapan nii-chan jadi formal? ;w;

(Misa : Ruepyon kata-katanya sugoi oAob )

(Rue : Fufufu (?))

Mungkin nii-chan lagi stress gara" lagi ujian pemantapan ne.. o.o Ganbatte buat Nii-chaan ~!

(Rue : Arigatou ^^)

(Mia : Yup, Ganbatte Ruepyon! nah, Mind to RnR minna? :3)

(Rue : And no flame!)