AU, Kehidupan Sekolah
Chapter 1: Bosan dengan Kehidupan
~Didedikasikan untuk Rukishiro Kurosaki~
Naruto © Masashi Kishimoto
AU, Kehidupan Sekolah © MnC21
Summary: Seorang wanita misterius berjanji akan mengabulkan permohonan Sakura jika Sakura dapat mengambil kembali batu keramatnya yang telah dicuri para shinobi bayaran. Apa jadinya kalau wanita itu benar-benar mengabulkan keinginan Sakura? AU, HitsuSaku
~xXx~
Pagi itu sangat cerah di Konohagakure. Setiap orang di desa tersebut menjalankan aktivitasnya dengan semangat. Jalanan mulai ramai dengan orang-orang yang berjalan lalu lalang untuk berangkat bekerja.
Seorang gadis belia berambut merah jambu sedang berjalan menuju menara Hokage. Begitu gadis tersebut sampai pada tempat tujuannya, dia mengetuk sopan pintu ruang Hokage. Mendengar kata "masuk", kunoichi muda itu pun membuka pintu dan masuk ke ruangan tersebut.
"Anda memanggil saya, Nona Tsunade?" tanya gadis itu setelah membungkuk memberi hormat pada pimpinan desa tempat tinggalnya.
"Iya," sahut wanita berambut pirang yang sedang duduk menghadap meja yang penuh dengan kerta-kertas dan surat gulungan. "Aku sudah membaca laporan tentang misi solo terakhirmu, Sakura."
Gadis yang dipanggil Sakura itu hanya menatap ke arah guru medisnya, Kuharap Nona Tsunade tidak memberiku hukuman karena sudah menghancurkan sebuah lapangan terbuka di desa tetangga.
"Sepertinya dalam misi terakhirmu ini, kau terlibat dalam pertarungan yang cukup serius," suara sang Hokage terdengar datar, tapi tatapannya terlihat tajam ke arah murid kepercayaannya.
Sakura pun menelan ludah. "I-iya, begitulah…"
Wanita yang umurnya lebih dari setengah abad itu hanya menghela nafas panjang, "Harusnya kau tidak perlu menggunakan tenaga berlebih. Lihat surat keluhan ini."
"Maafkan saya, nona Tsunade," ucap Sakura sembari membungkuk memohon maaf yang sedalam-dalamnya. Dalam hatinya, Sakura hanya membatin, Nona Tsunade, Andalah yang sudah mengajari saya cara menggunakan tenaga berlebih itu. Lagipula kurasa Anda bukan orang yang pantas untuk memberi nasihat tentang hal tersebut.
"Sepertinya untuk sementara, aku tak kan mengirimmu dalam misi luar terlebih dulu." Ucapan sang legenda sannin itu sukses membuat Sakura melotot kaget. "Tidak ada misi keluar desa, aku akan menambah shift-mu di rumah sakit."
Sakura mengepalkan tangannya sebagai tanda protes, tapi dia malah membungkuk hormat dan berkata, "Saya mengerti, Nona Tsunade."
Setelah pertemuannya dengan sang Hokage, Sakura pun menuju rumah sakit Konoha tanpa antusiasme. Kalau tadi aku marah, Nona Tsunade mungkin akan memberiku hukuman yang lebih berat. Shinobi medis itupun menghela nafas, kemudian ia menjalani pekerjaannya di rumah sakit yang menurutnya biasa-biasa saja.
Pernahkah kau merasa bosan dengan kehidupan yang kau jalani? Bahkan terlalu bosan untuk marah? Pernah terpikir oleh kunoichi tesayang kita, seperti apa rasanya menjalani kehidupan yang berbeda. Gadis yang hampir berusia 15 tahun itu memang sedang bosan dengan kehidupannya sekarang ini. Bangun pagi, menghadap hokage, latihan taijutsu atau latihan pengobatan medis atau bekerja di rumah sakit, pulang sore, istirahat tidur, bangun pagi lagi dan menjalani kehidupan yang sama lagi. Dan itu sudah berlangsung terus menerus. Oh, rutinitas… Rasanya membosankan…
Sore itu, anak tunggal keluarga Haruno itu pun berjalan pulang setelah shift-nya di rumah sakit berakhir. Namun, sebelum sampai ke rumahnya, Sakura berpikir jalan-jalan di hutan belakang desa mungkin tak terlalu buruk. Lagipula sebentar lagi matahari tenggelam, melihatnya di alam terbuka terasa lebih menyenangkan. Mungkin itu bisa membunuh rasa bosannya pada kehidupan ini.
Saat sedang duduk di salah satu dahan pohon, Sakura merasakan chakra seseorang yang tak biasa berjalan mendekat. Gadis bermata emerald itu melihat sesosok wanita dewasa, mungkin sekitar 20-30 tahunan. Wanita itu cukup cantik, rambutnya panjang terurai. Pakaiannya cukup aneh, menurut Sakura. Itu bukan pakaian shinobi, juga terlalu berbeda dari pakaian penduduk biasa.
Wanita itu mendongak ke arah Sakura. Dia tak bicara apa pun tapi Sakura seolah mengerti bahwa wanita itu ingin ia turun menemuinya. Oh, apakah ini genjutsu? Tidak, lagipula rasanya tidak berbahaya.
Sakura pun turun dengan elegan, tepat di depan wanita misterius itu. Wanita itu tersenyum ramah dan bertanya, "Kunoichi muda, maukah kau membantuku?"
Sakura memandangi wanita dewasa itu sekali lagi, kali ini dengan jarak yang lebih dekat. Bijaksana dan dapat dipercaya, itulah gambaran yang ada pada wanita tersebut. Sakura menutup matanya untuk menenangkan diri, meyakinkan dirinya bahwa ini memang bukan genjutsu. Kelopak matanya terbuka menampilkan bola mata emerald yang bercahaya indah. "Anda ingin saya membantu Anda apa, Nona?"
"Anggap saja aku memberimu misi, dan akan ada bayaran untuk misi yang kau kerjakan ini." ucapnya lembut.
"Jika ini misi, seharusnya saya menerimanya di kantor Hokage, di hadapan Hokage-"
"Terlalu lama jika harus menemui Hokage terlebih dulu," potong wanita misterius itu dengan nada yang serius, tapi tetap lembut. "Nanti mereka keburu kabur," tambahnya.
Mereka? Kunoichi medis itu hanya memberinya tatapan penuh pertanyaan.
Seperti bisa membaca pertanyaan yang dikirimkan gadis bermata emerald itu lewat tatapan matanya, si wanita misterius itupun mulai menjelaskan bahwa ia adalah pengembara yang sedang melewati desa Konoha dan barang bawaannya dicuri oleh sekawanan shinobi bayaran. Barang bawaannya itu adalah benda berharga yang disebutnya sebagai "batu keramat". Wanita itu berjanji akan mengabulkan satu permohonan Sakura jika ia berhasil mengambil kembali batu keramat itu.
Baiklah, tidak setiap hari kau bertemu wanita misterius yang memintamu mengambil kembali batu keramatnya yang dicuri dan berjanji akan mengabulkan sebuah keinginanmu sebagai balasan, kan? Sakura merasa kegiatan di luar rutinitasnya (yang membosankan) ini tidak buruk untuk dilakukan. Jadi, kunoichi muda ini pun bergegas mengejar para shinobi bayaran yang sudah mencuri "batu keramat".
Melompat dari satu pohon ke pohon lainnya, gadis ninja berambut merah jambu ini mencari kawanan shinobi pencuri. Sekitar tiga puluh meter dari tempatnya bertemu dengan wanita misterus tadi, Sakura mulai melihat ada beberapa shinobi dengan pakaian yang cukup tertutup serta atribut yang menutupi wajah mereka. Sakura bersembunyi di balik pohon, berusaha mengawasi situasi.
Ada tiga orang shinobi, semuanya laki-laki dan membawa senjata shinobi yang ekstrim. Kelihatannya mereka semua kuat. Sedangkan Sakura sendirian, dia perempuan, dan saat itu sedang tidak membawa senjata shinobi kecuali dua buah kunai saja. Apakah itu membuatnya takut? Tidak. Jumlah, jenis kelamin, dan senjata shinobi yang dimiliki bukanlah faktor-faktor yang cukup berpengaruh untuk menjatuhkan mental bertarung shinobi Konohagakure yang satu ini.
Maka, setelah mempersiapkan strategi, kunoichi muda itupun segera menunjukkan kebolehannya sebagai seorang shinobi. Tak sampai lima menit kemudian, tiga orang shinobi pencuri itu semuanya terkapar tak sadarkan diri di tanah dengan cukup banyak luka lebam di tubuh mereka, belum termasuk beberapa batang pohon yang rubuh di area sekitar mereka.
Sakura berjalan menuju salah satu shinobi bayaran yang sepertinya adalah ketua mereka. Gadis bermata emerald itupun mengambil sebuah tas kain yang terbuat dari sutra. Sakura meraba tas tersebut dan merasakan ada suatu benda di dalamnya. Pasti isinya "batu keramat". Tak perlu membuka isi tas tersebut pun, Sakura bisa merasakan sumber chakra yang sangat kuat dari dalam tas itu.
Merasa tak perlu berlama-lama berada di tempat para shinobi naas itu terkapar, Sakura memutuskan untuk segera kembali ke tempat dimana wanita yang meminta bantuannya tadi menunggu.
Begitu sampai, Sakura melihat wanita berambut panjang itu sedang duduk di atas sebuah batu dengan elegan. Wanita itu mengarahkan pandangannya ke arah kunoichi muda yang tadi ia mintai bantuan.
Sakura pun berjalan mendekati wanita itu. Setelah membungkuk sekedar salam hormat, Sakura menyerahkan tas dari kain sutra itu kepada si wanita misterius. "Apakah ini barang bawaan Anda, Nona?"
Wanita itu berdiri dan menerima tas bungkusan itu. Sekedar memastikan, wanita itu membuka tasnya dan melihat isinya. "Ya, batu keramatnya aman. Terima kasih, Kunoichi muda."
"Sama-sama, Nona," balas Sakura dengan sopan.
"Ah, ya, untuk bayaranmu…" wanita misterius tadi ingat akan janji yang sudah ia buat, maka ia bertanya, "Apa keinginanmu, Kunoichi muda?"
"Ke-keinginanku?" Sakura melihat ke atas dan meletakkan tangan kanannya di dagunya menandakan pose seseorang yang sedang berpikir. Beberapa detik kemudian, Sakura memandang si wanita misterius lagi. "Ah, kurasa tidak usah… Menerima misi dari Anda sudah cukup mengabaikan rasa bosan saya, Nona. Saya berterima kasih."
Wanita misterius tersebut melihat Sakura sekali lagi membungkuk hormat padanya. Sembari memegang tasnya dengan lebih erat, ia bertanya, "Ah, rupanya kau sedang bosan ya? Apa kau sedang bosan dengan kehidupanmu sekarang ini? Setiap hari terus saja menjalani rutinitas yang sama…"
Kata-kata itu sontak membuat Sakura kaget. Di-Dia seperti bisa membaca pikiranku… Sakura melihat wanita itu tersenyum.
"Apa kau ingin mencoba menjalani kehidupan yang lain?"
Sakura melangkahkan kakinya mundur selangkah. "Uh, mungkin?"
Hmm, kehidupan apa yang kau inginkan? Yang jelas pasti bukan kehidupan shinobi."
"Err, Nona, Anda…"
"Apa kau suka kehidupan dewa dewi? Dewa kematian mungkin? Ah, kurasa tidak. Kau sepertinya sudah lelah dengan pertarungan, apalagi kalau harus menyaksikan kematian yang mengerikan. Baiklah, akan kukirim kau ke kehidupan biasa saja, kehidupan anak sekolahan…" Wanita misterius itu mengambil batu keramatnya dari dalam tasnya dan batu itu mulai bercahaya indah sekali.
Seolah bisa membaca rasa penasaran Sakura tentang siapa atau apa dirinya, wanita itu berkata, "Kunoichi muda, aku bukanlah shinobi, juga bukan penduduk biasa."
Sebelum pandangannya menjadi benar-benar gelap, Sakura hanya bisa mendengar suara terakhir wanita misterius itu, "Aku adalah seorang penyihir, Kunoichi muda. Dan keinginanmu dikabulkan."
~xXx~
Tsuzuku
~xXx~
Chapter 1 telah selesai. Di sini, masih memakai Naruto Universe. Itu sebabnya saya cuma menuliskan disclaimer untuk Naruto. Mulai chapter depan, akan murni Alternative Universe. Dan, mohon diperhatikan, tidak ada Bleach Universe di dalam cerita ini. Tapi karakter dari Bleach akan mucul di chapter depan.
Terima kasih sudah membaca. Akhir kata, mohon reviewnya~
Salam damai,
MnC21
