Welcome to Haruno's Farm!

Naruto is Masashi Kishimoto's

Haruno's Farm

by Emmie Fleuretta


1. Surat

Pagi yang cerah di peternakan keluarga Haruno! Yuuhuuu!—oh yah, apa Author lupa bilang bahwa pagi ini juga adalah pagi yang ribut di perternakan keluarga Haruno? Yap! Pagi ini adalah pagi yang cerah sekaligus ribut di perternakan keluarga Haruno. Diiringi dengan suara teriakan-teriakan putri sekaligus anak tunggal keluarga Haruno yang membuat burung-burung gereja yang hinggap di atap rumah keluarga Haruno pergi dari situ.

"AAA! Sayang sekali kaasan dan tousan gak disiniii!"

Putri sekaligus anak tunggal dari keluarga Haruno yang bernama Sakura itu menarik-narik helaian rambut berwarna peach miliknya. Di tangannya yang menganggur, tampak memegangi sebuah surat yang elegan dengan warna cyan sebagai warna dasar dan warna hijau tua sebagai warna penghias. Dan, surat itu telah dibuka karena ada sedikit sobekan di bagian atasnya.

Teringat akan sesuatu, Sakura yang berdiri di lantai atas rumahnya segera menuruni tangga, berlari di tangga dengan sangat kencang dan—

BUAKH!

"Aduh!" Sakura mengaduh merasakan ada yang sesuatu yang mengenai kepalanya. Dan benar saja—ketika ia mendongak untuk melihat sesuatu yang menjitak kepalanya, ada sebuah panci besar nan mengkilau! Segera saja Sakura tahu siapa biang yang membuat kepalanya ada benjolan sedikit ini. "Narutooo!" pekiknya garang melihat seorang lelaki berusia duapuluh tahunan itu cengar-cengir.

"Halo, Sakura-chan." sapa Naruto yang seumuran dengan Sakura itu dengan wajah tanpa dosa. "Aku ke sini untuk mengembalikan panci yang kupinjam darimu." Lalu, ia menyodorkan panci mengkilau itu kepada Sakura. Nyengir lagi, ia menambahkan kata-katanya. "Aku sudah menyemir panci ini lagi agar mengkilau… kau tau? Aku menyemirnya dengan mama lemon lho!"

Memutar kedua bola mata emerald-nya dengan bosan, Sakura menerima panci miliknya itu dan hendak menaruhnya sembarangan. "Ya, ya, ya. Mama lemon, itu memang produk yang bagus untuk menyemir panci." sahutnya sembari menaruh pancinya tak jauh dari tempatnya berdiri. Lalu kemudian, sepasang kedua bola mata emerald-nya berbinar. "Tapi ada yang lebih bagus lagi lho!" Sakura berjingrak, sembari mengibar-ngibarkan surat yang didominasi oleh warna cyan itu.

Naruto hanya melihatnya dengan muka masam. Ia mendudukkan dirinya ke salah satu anak tangga. "Aku tahu kau orang kaya sehingga bisa membeli produk yang lebih baik lagi." Kedua bola mata shappirenya berputar. Yah, Naruto memang begitu, berpura-pura lesu jika ada barang yang berproduk lebih baik dari miliknya. Tapi, akhirnya ia akan ikut 'mencicipi' produk yang lebih baik juga. Karena Naruto juga seorang peternak yang butuh produk baik untuk hewan ternaknya ataupun kehidupannya.

Melihat itu, Sakura hanya terkikik sendiri. Ia berjalan ke depan Naruto dan menjongkokkan dirinya. Tersenyum, "Maksudku, yang lebih bagus itu, ini." Ia mengangsurkan sebuah surat yang sedari tadi ia pegang. "Bukalah, sayang sekali kaasan dan tousan gak di sini." Ia nyengir.

"Apa ini?" tanya Naruto setelah menerima surat tersebut.

"Buka saja."

Diperintahkan begitu, akhirnya pun Naruto membuka surat itu dengan hati-hati, dan mulai membacanya. Perlahan, mata beriris shappire-nya bergerak ke kanan dan kiri. Bibir tipisnya menggumamkan tulisan-tulisan yang tertera pada surat tersebut.

"Kepada keluarga Haruno yang terhormat—" Naruto mengangkat alisnya ketika membaca kata 'terhormat'. Sedangkan Sakura asyik mendengarkan sembari tersenyum. "—di tempat. Dengan hormat, dengan datangnya surat ini saya beritahukan bahwa siang ini juga saya akan mendatangkan anak-anak saya ke kediaman keluarga Haruno yang terhormat. Anak-anak saya bandel, ampun deh. Dua ya anaknya. Jaga baik-baik. Kalau mereka pulang, mereka harus baik. Oh, ya, anak saya laki-laki semua. Satu namanya Sasuke, yang kayak ayam. Satu namanya Sai, kayak vampire. Okeh? Selama seminggu. Gak lama kok, keluarga Haruno yang baik. Ih, gak lupa aku kan? Aku, ya aku. Kamu bakalan tau kok—" Naruto mulai megap-megap ketika membaca surat itu, Sakura masih doyan nyengir. Kata terakhir yang Naruto baca, "—with love, Uchiha Mikoto—"

"—INI SURAT APAAN SAKURA?"

Dan Naruto pun segera tepar ketika mendengar jawaban Sakura—

"Aku juga gak tau surat apaan. Pengirimnya, aku gak tau," nyengir, Sakura lanjut. "tapi kayaknya kaasan kenal, deh. Kayaknya."

Oh, Sakura, jadi kok kamu bahagia sekali ketika mendapat surat yang tidak jelas?


TBC

Hehehe, chap pertama masih pendek, tapi saya coba, chap seterusnya panjang! XD

Akhir kata, Read and Review?