Cast :
- Park Chanyeol
- Byun Baekhyun (GS)
- Do Kyungsoo (GS)
- Kim Jongin
- Xi Luhan (GS)
- Oh Sehun
Cerita ini terinspirasi dari lagu EXO - Peterpan. Coba-coba bikin siapa tau ada yang minat. Selesai membaca jangan lupa beri bintang Gomawo.
Chanyeol POV.
Kubuka buku catatan yang sudah usang, disana masih terlukis jelas gambaran mu disana. Berdebar jantung ini ketika mengingat memori tentangmu yang selama ini telah ku lupakan.
Senyuman manis itu selalu membuat ku berdebar setiap kali ku mengingatnya, Namun sangat menyedihkan ketika aku mengetahui bahwa aku tak dapat kembali ke masa itu. Masa dimana ketika aku dan kau menjadi kita.
Andai takdir mempertemukan kita kembali bersediakah kau menjadi Wendy ku? Dan aku menjadi peterpan mu? Lalu kita tinggal bersama di Neverland.
Chanyeol POV End.
Seorang wanita cantik dengan tubuh ramping bak model terkenal tengah berjalan dengan anggun menuju mobil mewah yang tengah menunggu nya di depan Lobby Bandara Incheon.
"Annyeonghaseyo Nona Byun." Sapa seorang pria paruh baya dengan jas hitam.
"Annyeonghaseyo Tuan Kim." Wanita itu membuka kaca mata hitam yang melekat dimatanya.
Oh Lihatlah bahkan para pria yang berlalu lalang di bandara Incheon mengalihkan pandangan pada wanita itu.
Sang wanita dan Pria paruh baya itu menjadi sorotan, bagaimana tidak dengan penampilan yang sederhana sang wanita sudah menunjukan sisi elegant pada dirinya.
"Seperti yang saya duga, anda akan menjadi pusat perhatian Nona." Pria paruh baya itu memperhatikan ke sekeliling mereka.
"Itu sudah biasa bagiku Tuan Kim, bahkan di Amerika menjadi pusat perhatian sudah menjadi sarapan ku setiap hari." Ucap wanita itu sedikit terkekeh.
"Ah bernakah? Tapi maaf Nona bolehkah sesekali aku mencongkel mata para pria itu." Gurau Sang Pria paruh baya.
"Ne Tuan Kim silahkan saja, bahkan aku akan menyemangati mu jika kau bersedia melakukan nya."
"Hehe ani Nona aku hanya bercanda, Baiklah Nona ayo masuk. Tuan Byun dan Nyonya Byun telah menunggu kedatangan putri kesayangan mereka." Pria paruh baya itu membukakan pintu untuk wanita cantik itu.
Selama perjalan pandangan wanita itu tak pernah luput dari jalanan kota Seoul.
"Seoul masih sama seperti ketika aku meninggalkan nya." Gumam sang wanita.
"Seoul tak akan pernah berubah Nona, bahkan Nona saja tak pernah berubah buktinya hingga kini Nona tetap cantik dan menggemaskan."
"Tuan Kim paling bisa membuatku malu."
"Hehe Mianhae Nona Baekhyun."
Tuan Kim dan Baekhyun adalah majikan dan bawahan, Tuan Kim adalah supir yang selalu mengatar Baekhyun ketika pergi ke sekolah dulu.
Tuan Kim telah menganggap Baekhyun seperti anak nya sendiri, Ia juga termasuk orang kepercayan Tuan Byun.
"Gwaenchana." Ucap Baekhyun.
Setelah bergurau dengan Tuan Kim, Baekhyun mengalihkan pandangan nya ke arah jalanan Seoul kembali.
"Setelah sekian lama, Apa kau masih mengingatku?" Batin Baekhyun.
Dilain tempat seorang pria tengah dibuat pusing dengan tingkah laku keponakan kesayangan nya itu.
"Astaga, Park Jihoon jangan mengacau disini sayang." Ucap seorang pria dengan bibir tebal dan telinga peri.
"Samcheon Jihoon bocan ayo ajak Jihoon main Samcheon." Ucap sang bocah dengan pelafalan yang belum terlalu fasih.
"Jihoon sayang .. Samcheon masih banyak perkejaan. Jihoon main dengan Sehun Samcheon saja ya." Bujuk sang Pria.
"Thireo .. Jihoon mau cama Samcheon. Thehun Samcheon tidak asik." Protes sang bocah.
"Cihhh siapa juga yang mau bermain denganmu bocah, berbicara saja masih salah huh." Gerutu pria dengan kulit pucat.
"Tuh kan Samcheon thehun samcheon itu menyebalkan."
"Yakk ishhh Oh Sehun!"
"Mwo? Mwo? Yak Park Chanyeol dengarkan eoh aku akan memberi saran yang sangat-sangat bagus. Jadi daripada aku yang mengajak bermain keponakan mu yang menyebalkan ini lebih baik kau mencari seorang Baby sister."
"Huhhh benar juga." Chanyeol menyetujui ucapan sahabat nya itu.
Sehun tersenyum senang mendengar jawaban sahabatnya itu.
"Tapi karena aku tak punya waktu jadi kau saja yang mencarinya eoh." Seketika senyuman di wajah tampan Sehun menghilang begitu saja.
"Yakk ishhh kau itu selalu saja merepotkan." Gerutu Sehun.
"Samcheon thidak boleh marah-marah sama Chanyeol Samcheon." Jihoon memukul-mukul Sehun.
"Heiii bocah .. berhenti .." Bukannya berhenti Jihoon semakin keras memukul Sehun bahkan ia mengigit kaki Sehun.
"Bocah sialannnnnn..."
Ya ini adalah rutinitas sehari-hari yang dihadapi oleh pria bernama Oh Sehun itu, sedangkan Sang Paman hanya bisa terkikik melihat tingkah sahabat dan keponakan nya itu.
- Peterpan -
"Eomma .. Appa .." Teriak Baekhyun ketika masuk ke dalam rumah.
"Aigoo Putri Eomma .." Nyonya Byun memeluk putri kesayangan nya itu.
"Appa juga ingin berpelukan dengan kalian." Sedari tadi Tuan Byun hanya memperhatikan Baekhyun dan Nyonya Byun.
"Ishh Appa mengganggu saja."
"Aigoo Putri Appa masih saja menyebalkan."
"Hmm biar pun menyebalkan tapi Putri Appa semakin cantik kan?"
"Kepercayaan dirimu ternyata sangat tinggi nak." Tuan Byun segera memeluk Baekhyun.
"Karena Appa menurunkan nya padaku." Ucap Baekhyun ditengah pelukan mereka.
Setelah melepas rindu keluarga bahagia itu makan malam bersama dengan para maid dirumah mereka untuk merayakan kepulangan Baekhyun.
"Ahhh aku sangat merindukan suasana rumah ini." Baekhyun memandangi sekeliling kamar nya.
"Semua nya masih seperti dulu." Baekhyun mengambil salah satu bingkai foto yang menampilkan pria yang tengah merangkul seorang wanita.
"Bogoshipeo." Gumam Baekhyun.
Saat Baekhyun tengah asik memikirkan masa-masa sekolahnya, Nyonya Byun memanggil Baekhyun untuk segera turun.
"Sayang ayo cepat semua sudah menunggu." Teriak Nyonya Byun.
"Nde Eomma." Baekhyun pun segera menyimpan bingkai foto itu ke tempat semula.
"Annyeonghaseyo Nona." Sapa para maid ketika Baekhyun turun.
"Aku merindukan kalian." Baekhyun memeluk satu persatu maid di rumah nya.
Baekhyun memang dekat dengan para maid, tak jarang Baekhyun selalu bercerita tentang masalah pribadinya pada para maid.
Baekhyun menganggap semua orang yang berada dirumah nya adalah bagian dari keluarga nya, itulah alasan kenapa banyak orang yang mencintai dan menyangi Baekhyun.
"Ayokk makan." Ucap Baekhyun semangat.
Sedangkan orang tua Baekhyun hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah sang putri.
Suasana malam di kota Seoul itu sangat ramai, masih banyak orang-orang yang beraktifikas di malam hari. Contoh nya seorang pria tinggi dengan telinga peri yang menjadi pesona nya.
"Huhhh sudah jam 10." Gumam sang pria.
Ia masih setia menatap layar monitor di depan nya tanpa berniat pulang ke rumah walaupun malam semakin menghampiri.
Tak lama ponselnya berdering pertanda ada telepon masuk.
"Yeoboseyo?" Ucap sang pria.
"Yakkkk ini sudah jam berapa eoh? Kau tidak akan pulang?" Teriak seorang wanita diseberang sana.
"Aishhh Noona kau membuat telingaku rusak eoh." Protes sang pria.
"Yoda cepat pulang kau tak tahu sedari tadi eomma mengomel padaku karena kau belum saja pulang, aishhh merepotkan." Wanita yang diketahui Kakak dari sang Pria terus saja mengomel.
"Ishhh baiklah cerewet." Sang pria segera menutup paksa sambungan telepon itu.
"Dasar nenek lampir." Sang pria segera berbenah untuk pulang ke rumah.
Selama perjalan pulang sang pria menoleh ke arah jalan raya untuk melihat pemandangan kota kelahiran nya itu..
Tak sengaja ia menangkap seorang wanita paruh baya tengah berjualan pernak-pernik di malam hari.
"Padahal ini sudah akan menginjak tengah malam tapi dia masih berjualan." Pria itu memutuskan meminggirkan kendaraan nya.
"Halmeoni kau berjualan apa?" Ucap sang Pria.
"Ah ne? Eoh aku menjual beberapa pernak pernik seperti kalung dan cincin. Apa kau ingin membelinya anak muda? Sedari pagi tak ada yang membelinya padahal aku membutuhkan biaya untuk cucuku yang berada dirumah sakit."
"Astaga dia sudah berjualan sejak pagi dan tak ada orang yang berniat membelinya." Pikir sang pria.
"Eumm tolong berikan aku kalung dengan bentuk terbaik menurut Halmeoni."
Wanita paruh baya itu terlihat memilih kalung yang menurutnya cocok untuk pria yang ada dihadapannya itu.
"Sepertinya ini cocok untukmu anak muda." Sang Nenek memberikan kalung hati dengan liontin berwarna pink yang sederhana.
"Ahh tapi aku kan pria Halmeoni." Sang pria berfikir bahwa Nenek itu akan memberinya kalung dengan model lain tapi ia salah.
"Bagiku kalung itu sangat berharga anak muda, Aku yakin kalung ini tak akan sia-sia. Bawa saja aku yakin kau akan memberinya pada seseorang yang berharga dimasa lalu mu nanti."
"Apa aku akan memberikan ini pada wanita itu? Dan Apa dia seorang cenayang?" Batin pria itu.
"Ah begitu? Baiklah berapa harga nya?"
"2000 Won." Sang Nenek tersenyum ramah.
Pria itu terlihat mengeluarkan dompet dan memberi uang pada sang Nenek.
"Tapi aku tak punya kembalian anak muda." Sang Nenek menerima uang pecahan sebesar seratus ribu won.
"Tak apa Halmeoni, kembaliannya untukmu saja."
"Tapi anak muda.."
"Semoga cucumu lekas sembuh Halmeoni."
"Kamsahamnida .. kau baik sekali. Doaku semoga kau segera bertemu dengannya."
"Dengannya? Apakah dia?" Pikir sang pria.
"Ne Halmeoni, aku permisi." Ucap nya sopan.
"Sebentar, apa aku boleh mengetahui nama mu?"
"Park Chanyeol, panggil saja aku Chanyeol Halmeoni."
"Eumm terima kasih banyak Nak Chanyeol."
Chanyeol pun segera pergi karena ini sudah semakin larut malam.
"Lebih baik kusimpan saja kalung ini." Chanyeol memikirkan perkataan Halmeoni itu.
.
.
.
.
.
.
.
.
TBC Or END?
Jadi karena akhir-akhir ini lagi sering dengerin lagu ini alhasil jadilah ff ini wkwk. janji konflik nya ga akan berat-berat insyaallah bakal banyak moment lucu nya hehe.
