A Bestfriend

Mihael Keehl (Mello)
Matt (Mail Jeevas)

They are belongs to Takeshi Obata-sensei

Mihael Keehl atau kerap disapa Mello. Anak laki-laki bersurai pirang sebahu dengan kulit putih mulus berumur 12 tahun. Ia berdiri dikoridor utama panti asuhan itu, Wammy House, sendirian.

KRAKK

Bunyi patahan coklat yang tengah digigit olehnya. Iris Sapphirenya menjelajahi lapangan bola dan rintik hujan yang terhampar didepan matanya. Seiring dengan perlahan munculnya memori tentang masa lalunya yang menyedihkan. Tidak, bukan hanya dia yang memiliki masa kecil yang suram. Semua penghuni Wammy House.

"Mello. Kau sedang apa disini?"tanya seorang anak laki-laki yang berumur satu tahun dibawahnya, si maniak Game, Mail Jeevas atau Matt. Mello menggeleng pelan dengan wajah sedikit suram. Sebuah lengan tersampir dipundak kecilnya dan sang pemilik tangan itu tersenyum sambil menatap hujan yang mulai menderas, "Mello.. kita ini sahabat. Bukan musuh, rival atau hanya sekedar teman sekamar. Kita ini sahabat kan?Yah, mungkin hanya aku saja sih yang menganggapmu Sahabat. , sekarang, ceritakan apa yang mengganjal dihatimu, Mello?"tutur Matt meluruhkan hati Mello. Wajahnya perlahan berubah kembali seperti biasa.

"Ya. Kita sahabat Matt. Aku hanya bingung kenapa hatiku sakit saat menatap hujan"ujar Mello sambil memakan coklatnya. Tiba-tiba, sepasang tangan menutupi kedua matanya membuat Mello menginjak keras kaki Matt hingga Matt memekik kencang

"Awww! Mello! Apa yang kau lakukan? Aku kan hanya membantumu! Kau bilang hatimu sakit Saat melihat hujan? Nah, aku hanya menutupi matamu agar tak melihat hujan dan tak merasakan sakit hati!"penjelasan dari Matt membuat Mello melongo dengan mulut terbuka, "Sudah kubilang Mello, kita ini sahabat. Sebenarnya kau mengerti arti sahabat tidak sih?"kesal Matt sembari mengkerutkan alisnya. Surai pirang dan merah bata mereka bergoyang seiring besarnya angin yang melewati mereka. Mello menggeleng membuat Matt mendesah frustasi.

'Aku tak yakin jika dia bisa mengalahkan Near jika arti sahabat saja dia tak tau'batin Matt kesal. Near? Kalian ingin tahu siapa dia? Kalau kata Mello sih, dia itu si bocah albino karena rambutnya putih natural, kulitnya seputih susu dan semua bajunya berwarna putih hanya saja iris matanya berwarna hitam pekat. Matt tersenyum ke arah Mello, "Sahabat itu, ada disaat kita sedang sedih atau senang. Sahabat selalu berusaha membuat kita tak lagi sedih Mello. Sahabat selalu menghapus air mata kita dan menggantinya dengan senyuman. Karena itu aku menutup matamu tadi. Agar kau tak sedih Mello. Ini! Aku membawakanmu coklat"Mello kini mengalihkan pandangannya ke arah Matt, diambilnya coklat batang berbungkus kertas aluminium itu ditangan sang Game Freak.

"Terima Kasih"untuk ucapan ini, Matt terbelalak dengan mulut menganga, bahkan PSPnya terjatuh membuat Mello menatapnya bingung 'Apa salah kalau aku berterima kasih? Dasar bodoh!'batinnya lalu meninggalkan Matt yang masih dengan posisi itu 'Mello.. Berterima kasih? Apa ada racun didalam coklatnya sampai Mello seperti itu? Yah, tapi aku senang sih'batin Matt bingung dicampur senang.

Ia berlari kecil mengikuti langkah kaki Mello dan merangkul pundaknya. Membuat sang pemilik Wammy House, pengurusnya, dan sang Detective ternama tersenyum kecil kearah mereka. Rupanya mereka bertiga sudah sedari tadi mengintip apa yang dilakukan Dua bocah yang berbeda ini.

END

OOC BANGET YAKS. HALLO SAYA RACOON-RUFF ALIAS ANOTHERALPHA0. SAYA KEMBALI WKWKWK. Btw, ini fanficnya udah dari maret 2014 lhoh :v tapi baru dishare di FFN

RnR?