Disclaimer : Mereka punya diri mereka sendiri serta orang tua mereka
Rate : M (untuk setiap adegan penyiksaannya)
Genre : CRIME & MISTERY *mel tak yakin sama genrenya jadi terserah kalian aja yang menentukan ne .. ^^
Pair : Kalian saja yang menentukan ~
Warning : Typo,Gaje, BoysXboys, OOC, EYD yang tidak sesuai, dan pastinya ceritanya pasaran~
Yang tidak suka dengan warning diatas silahkan tutup Tabnya oke ^^
~ o0o ~
.
~ o0o A Beautiful Mind o0o ~
.
Malam hari itu sungguh sangat menyenangkan bagi seorang namja tinggi yang kini tengah berjalan di lorong rumah sakit. Langkah santainya membawanya ke sebuah ruang rawat namja tua tengah sekarat dengan bantuan alat-alat yang berbunyi, alat yang menjadi kehidupannya.
Dengan senyum terkembang di wajah namja tinggi dengan pakaian seperti dokter perlahan-lahan dirinya mendekati namja tua yang tengah menunggu di jemput oleh sang malaikat mautnya.
"Kau tahu sebenarnya kau dan seluruh keluargamu tidak pantas mendapatkan semua ini tapi karena anak kesayanganmu yang telah mencari gara-gara dengannya maka kalian semua tidak akan pernah di biarkan hidup tenang selamanya" bisik namja tinggi itu di telinga namja tua yang mungkin tak sadarkan diri.
Namja tinggi itu mengangkat tubuhnya menjadi tegak kembali dan mulai mengambil sesuatu di saku baju yang di pakainya. Sebuah botol kecil bening dengan label bertuliskan Potassium chloride di bukanya tutup botol bening tersebut dan di masukkannya sebuah suntikan ke dalam botol bening memasukkan cairan yang berada di dalamnya. Melihat cairannya memenuhi suntikan yang di pegangnya, namja tinggi itu menyuntikkan jarum suntiknya ke infusan yang dipasang di tangan namja tua itu.
Memasukkan perlahan-lahan cairan tak berwarna ke dalam tubuh namja tua yang tengah terbaring. begitu melihat seluruh cairan suntikannya berada di dalam tubuh namja tua itu, tugasnya sudah selesai tinggal menunggu reaksi yang di keluarkannya. Dibalikkannya tubuh tingginya ke arah pintu namun sebelum tubuhnya menghilang di balik pintu putih tulang namja tinggi itu sedikit memberikan kata-kata terakhir untuk sang namja tua "Good Night, Ahjussi" dan menghilanglah sang namja dari balik pintu meninggalkan namja tua yang sedang tersengal-sengal meraup udara sebanyak-banyaknya.
.
.
Namja tinggi itu berjalan dengan santainya sambil melepas baju dokternya dan membuang baju tersebut beserta kacamata besarnya di tempat sampah terdekat. Berjalan seolah tidak terjadi apa-apa padahal di sepanjang koridor tempatnya berjalan selalu di lewati dokter dan suster yang berlarian dengan wajah gelisahnya.
Diambilnya handphone touchscreennya dan mulai mengetikan sebuah massage kepada hyungnya yang telah memberikan tugas mudah semacam ini.
MISSION COMPLETE
Massage tersebut terkirim.
Tak lama Namja tinggi itu langsung tersenyum senang melihat balasan dari hyungnya.
Kerja bagus Max, Sekarang kau cepat kesini kita bersenang-senang malam ini.
"Baiklah hyung aku akan segera kesana, tunggu aku" gumamnya yang masih menampilkan senyuman misteriusnya sambil menuju mobil Audi A6 hitam miliknya dan mulai menjalankannya ke tempat tujuan begitu sang pemilik memasukinya.
.
.
Sementara itu di sebuah gang sempit terdapat dua namja cantik dan imut yang menggenakan hoodie hitam tengah mengawasi rumah mewah di hadapannya.
"Hyung kapan kita bergerak? Tanganku sudah gatal ingin melepaskan peluru indahnya" ujar namja yang sangat imut tengah tak sabaran.
Sedangkan temannya yang dipanggil hyung hanya menganggapi dengan senyuman sambil berkutat dengan handphone applenya.
Max sudah kau handle semuanya?
Tak lama handphonenya menerima massage dari seseorang yang di panggil Max.
Semuanya sudah ku handle hyung, tunggu saja
Melihat massage tersebut, senyuman mengerikan terpampang di wajah cantik namja tersebut. hingga sesuatu seperti asap terlihat di balik pagar tinggi rumah mewah itu. Sang namja cantik berkata "Xiah it's show time" mereka berdua pun menggenakan masker hitam untuk menutupi sebagian wajahnya dan dimulailah rencana mereka.
.
.
TING TONG.. TING TONG..
TAP.. TAP.. TAP..
Suara derap kaki yang terburu-buru menghampiri pintu rumah mewah milik majikannya. "Siapa sih yang bertamu malam-malam begini? Lagian kenapa para bodygard dan keamanan itu membiarkan seorang tamu datang malam-malam begini" keluh pelayan rumah itu.
KRIET
Suara derit pintu tua rumah mewah itu terbuka menampilkan dua orang yang memakai masker hitam berdiri dihadapan pelayan itu dan langsung saja ..
DOR
Suara tembakan yang di tembak dari salah satu namja yang dihadapannya, membuat peluru kini bersarang di kepalanya dan perlahan-lahan mengeluarkan cairan berwarna merah pekat mulai menuruni dahinya melewati kedua matanya dan melewati hidung mancungnya hingga
BRUGH
Tubuhnya terjatuh ke belakang dengan kedua mata yang menatap langit-langit rumah mewah itu. Setelah membereskan serangga kecil terdengar derap langkah kaki yang berasal dari tangga mewah tak jauh dari pintu utama rumah mewah itu.
Tampaklah seorang yeoja paruh baya namun masih terlihat sangat cantik di usianya. "Apa yang kalian lakukan malam-malam begini? Omo apa yang kalian lakukan padanya?" begitulah yang terdengar dari mulut yeoja tersebut dengan nada takut setelah melihat dua namja misterius memasuki rumahnya serta tubuh pelayannya yang sudah terbaring tak berdaya dengan hiasan sebuah lubang di kepalanya yang terus mengeluarkan cairan berbau karat.
TAP.. TAP.. TAP..
Derap kaki dua namja misterius bergema di rumah mewah itu menghampiri yeoja paruh baya yang kini memundurkan tubuhnya begitu dua namja itu maju ke arahnya. Selangkah maju selangkah mundur itulah yang dilakukan oleh ketiganya hingga akhirnya salah satu dari dua namja misterius itu bergerak cepat memukul tengkuk yeoja paruh baya. Membuatnya kini tak sadarkan diri.
"Xiah cepat kau cari target kita" ucap salah satu dari dua namja misterius tersebut.
"Siip.. hyung urus yang ini ya" dilemparkannya tubuh yeoja paruh baya yang tadi ditangkapnya.
BRUGH
Tertangkapnya tubuh yeoja paruh baya itu di salah satu tangannya. Sedangkan namja yang satunya mencari buruannya.
.
.
"Engghhh" suara leguhan yang berasal dari yeoja cantik yang dalam keadaan kedua tangannya terikat.
"Kau sudah sadar nona Hwang" suara seorang namja membangunkan kesadaran yeoja cantik yang tengah meloadingkan apa yang tengah terjadi padanya. Yeoja cantik itu mengedarkan pandangannya, ini masih di rumahnya tapi kenapa dirinya bisa tidak bisa bergerak? Setaunya tadi dirinya berada di kamar dan tiba-tiba semuanya menjadi gelap ketika bangun kenapa dirinya berada dalam keadaan terikat seperti ini "Kalian siapa?" tanya yeoja cantik kepada kedua namja misterius yang ada dihadapanya saat ini.
"Kau tidak ingat kepadaku, nona Hwang?" tanya salah satu namja misterius yang kini berada di sebelah kanannya. Yeoja cantik itu hanya menggelengkan kepalanya saja. Melihat reaksi yang jauh dari perkiraan namja misterius itu pun membuka maskernya dan memperlihatkan dirinya kepada yeoja cantik yang kini terlihat kebingungan "Kau siapa?".
Namja misterius yang ternyata mempunyai wajah yang sangat cantik itu hanya tersenyum penuh arti "Aku? Kau masih tidak tahu aku? Baiklah nona Hwang akan kuberitahu padamu, aku adalah Kim Jaejoong anak baru di sekolahmu dan anak yang berusaha kau culik, Apa kau sudah ingat nona Hwang?".
Yeoja cantik itu membulatkan matanya "Kau Kim Jaejoong? Ani-aniya kau pasti bukan dia? Kau si culun? Jangan membuatku tertawa".
Namja cantik itu hanya mengangkat bahunya "Whatever kau mau percaya atau tidak aku tidak perduli karena kau tahu kau akan segera menyusul seseorang, Xiah~ bawa kemari dirinya" panggil namja cantik itu dan memanggil temannya yang ternyata tadi pergi dari ruangan itu saat mereka berdua berbicara. Kini terlihatlah seorang namja misterius dengan masker hitamnya membawa seorang yeoja tua serta jangan lupakan sebuah pistol jenis SIGP250 berada di samping pelipis yeoja tua itu.
"Ahjumma lepaskan dia, kumohon dia tidak bersalah" yeoja cantik itu memohon kepada namja cantik yang ada di sampingnya.
Namja cantik itu terus berpikir dan memperliatkan senyumannya "Hmm setelah kupikir-pikir aku akan melepaskannya" begitu berbicara seperti itu namja cantik itu tiba-tiba melemparkan pisau lipatnya.
JLEB
Sebuah pisau kecil kini tengah bersarang di dada yeoja tua itu dan tubuhnya terjatuh bagaikan sebuah pohon yang di tebang. "ANDWAE !" sebuah teriakan berasal dari yeoja cantik yang tengah menangisi orang yang selama ini merawat dirinya dari kecil.
Dua namja itu hanya tersenyum puas melihat yeoja cantik itu menangis meraung-raung. Namun, salah satu namja itu segera menjambak rambut yeoja cantik itu "Itu baru awalnya saja karena aku mempunyai hadiah untukmu nona Hwang".
TAP.. TAP..TAP
Suara derap kaki memasuki ruang tamu itu dan terlihatlah seorang namja tinggi dengan seorang yeoja cantik separuh baya berada di sampingnya. Sebuah pisau kecil berada di leher yeoja paruh baya itu sambil mendekati namja cantik yang tengah berhadapan dengan yeoja cantik yang kini semakin membulatkan matanya tidak percaya apa yang tengah dilihtanya, ummanya yang sedang terancam dibunuh oleh ketiga namja gila.
"Nah Max cepat ikat yeoja itu di dinding" titah namja cantik itu kepada namja tinggi yang tengah menghampirinya.
"Siip hyung" ucapnya senang begitu mengetahui apa yang akan dilakukan hyungnya itu. Dengan segera melakukan apa yang di suruh hyungnya, mengikat kedua tangan yeoja paruh baya itu di dinding dan membekap mulut yeoja itu.
"Nah hyung sudah" seru namja tinggi itu senang.
Namja cantik itu kembali menjambak rambut yeoja cantik di hadapannya dan mulai berbisik "Kau dan keluargamu akan segera menyusul Ahjumma itu".
Yeoja cantik itu menggeleng dan mulai memohon "Jebal.. hiks.. Jebal lepaskan kami, aku akan melakukan apapun padamu".
"Jinja?"
Yeoja cantik itu mengangguk "Benar aku akan melakukan apapun tapi kumohon lepaskan kami"
"Baiklah" ucap namja cantik itu dan tiba-tiba mengarahkan pistol FN-FNP45 yang dari belakang pinggangnya ke kepala yeoja cantik yang bernama Tiffany Hwang. Yeoja cantik itu menutup matanya melihat pistol yang terarah di kepalanya.
Pasrah. Itulah yang dirasakan yeoja cantik itu. Tapi "HUAHAHAHAHA" suara gelak tawa bergema di ruangan yang berasal dari namja cantik di hadapannya.
Yeoja cantik itu membuka matanya dan melihat namja cantik di hadapannya tertawa senang "Kau tahu wajah pasrahmu itu membuatku tidak berniat membunuhmu, kau akan kulepaskan" ucap namja cantik dihadapannya.
"Jinja?" pertanyaan spontan yang keluar dari mulut mungil seorang Tiffany Hwang.
Namja cantik itu tersenyum, kembali menjambak rambut panjang yeoja cantik dan menyuruhnya berdiri di hadapan ummanya "Aku akan melepaskanmu tapi ada gantinya, aku ingin kau menembak ummamu dengan tanganmu sendiri" ucapnya sambil meletakkan pistolnya ke tangan yeoja cantik yang sudah terlepas ikatannya.
"Jebal.. Oppa Jebal andwae aku tidak bisa melakukannya" yeoja cantik itu menggeleng tidak bisa menahan tangisannya.
Namja cantik itu pun mengambil pistol SIGP250 dari namja misterius yang dipanggil Xiah dan mengarahkannya tepat di belakang kepala yeoja cantik yang tengah gemetaran "Kau tidak punya pilihan, kau pilih dirimu yang mati atau ummamu yang mati di tanganku. Aku akan menghitung sampai tiga jika kau belum menembaknya maka kepalamu yang akan berlubang sama seperti semua pembantumu" ucapnya mengancam.
"Ichi"
Tiffany mulai mengarahkan pistol FN-FNP45 ke arah ummanya dengan gemetaran sementara umma Hwang menggelangkan kepalanya sambil menangis.
"Ni"
Tiffany mulai menutup matanya, tidak bisa menatap mata sang umma Hwang yang menatapnya dengan pandangan memohon.
"San"
DOR ..
DOR ..
DOR ..
DOR ..
DOR ..
Suara tembakan beruntun yang dikeluarkan oleh benda besi bermoncong itu bergema di seluruh ruangan. Sebuah senyuman menyeringai di bibir manis namja cantik yang melihat seorang yeoja paruh baya kini tubuhnya berlubang-lubang di seluruh badannya, lubang itu terus mengeluarkan cairan merah pekat berbau amis bercampur dengan bau mesiu yang ada di ruangan tersebut sungguh wangi yang sangat disukai olehnya.
TAK
Pistol di tangan mungil nona Hwang terjatuh dan si pemegangnya pun mulai kembali menangis. Di saat itulah namja cantik itu berbisik "Kaulah pembunuhnya, kau pembunuh ummamu sendiri" bisikkan itu terus terngiang-ngiang di telinga yeoja cantik itu.
"Aku pembunuh, aku yang membunuh umma" gumam yeoja cantik itu terus berulang-ulang sambil menangis.
"Max kau lepaskan ikatan yeoja itu" pinta namja cantik pada namja tinggi yang berada di samping yeoja paruh baya yang sudah tak bernyawa lagi.
SRET
SRET
BUGH
Suara terjatuhnya pun sangat indah di dengarkannya, dicampur dengan suara tangisan dari nona Hwang. Namja cantik itu pun mengisyaratkan segera meninggalkan kedua Hwang itu "Max, Xiah cepat kita pergi" ucapnya dan tak lupa mengambil pistol miliknya meninggalkan kedua Hwang itu diikuti kedua temannya.
.
.
"Hyung benar kau akan pulang? Kenapa tidak menginap di rumahku saja sih hyung?" tanya seorang namja imut memandang hyungnya yang ada di sampingnya.
"Aku yakin Xiah, lagian jika aku tidak pulang malam ini umma akan khawatir pada Joongie dan kau tahu Joongie akan sedih hanya karena hal itu" jelas namja cantik yang mulai berubah penampilan menjadi namja nerd dengan kacamata gedenya yang menutupi mata doe eyesnya. Sedangkan kedua temannya hanya melihat perubahan yang dilakukan oleh hyung mereka.
"Nah sudah Max turunin aku disini saja, tidak usah mengantar di depan pintu" pintanya kepada namja tinggi yang sedang mengemudi.
Mobil Audi A6 milik namja tinggi itu pun berhenti di dekat pagar rumah keluarga Kim dan keluarlah namja nerd dari mobil hitam itu "Hati-hati hyung" ucap kedua namja yang berada di dalam mobil itu. Sang namja nerd hanya menampakkan senyum tipisnya dan mulailah dirinya memasuki rumah keluarga Kim, bersiap akan pertanyaan yang akan ditanyakan oleh Umma Kim. Namun, sebuah suara di pikirannya muncul.
'Hero'
'Ada apa Joongie? Kau sudah bangun rupanya'
'Iya Hero, Joongie sudah bangun saat hero keluar dari mobil itu. Joongie khawatir sama Hero biar Joongie yang akan menghadapi umma'
'Joongie yakin? Nanti Joongie malah dihukum sama umma'
'Joongie yakin Hero, Joongie yakin umma gak akan menghukum Joongie karena itu biar Joongie yang menghadapi umma nanti Joongie bilang ke perpustakaan nasional saja karena itu sekarang Hero tutup matanya ne'
'Baiklah kalo itu mau Joongie, Hero turuti'
Usai pembicaraan dengan kepribadiannya yang lain namja nerd itu pun menutup kedua matanya dan kini kepribadiannya yang dipanggil Joongie itu mulai mengambil alih tubuhnya serta memasuki rumah keluarga Kim.
.
.
Keesokkan Paginya
Pagi itu di seluruh korea baik itu di surat kabar maupun di internet tersebar berita tentang keluarga Hwang yang terbunuh, terbunuh dengan sadisnya dan hanya tersisa anaknya seorang yang kini mengalami gangguan jiwa membuatnya mendekam di rumah sakit jiwa.
Berita itu benar-benar menyebar bahkan sampai di sekolah tempat Tiffany Hwang yang menjadi berita utamanya. Seluruh penghuni sekolah baik itu murid maupun para guru membicarakan kejadian tragis itu. Sedangkan namja nerd yang kini sedang tertidur pulas akibat membaca buku tebal yang dibacanya tampak tak peduli dan malah asyik dengan dunia mimpi, tak menyadari dirinya dipandangi oleh seorang namja tampan bermata musang.
Namja tampan itu duduk di sampingnya, memandanginya lekat-lekat dan melepaskan kacamata yang kelihatan mengganggu bagi namja nerd yang tengah tertidur itu. Namja tampan itu tersenyum melihat wajah cantik yang terlihat ketika dirinya melepaskan kacamata itu.
"Kau tahu kau itu sangat cantik tanpa kacamata ini, Boo" gumam namja bermata musang itu. Namja bermata musang itu mendekati bibirnya ke arah namja cantik yang tengah tertidur itu.
CHU~
Ciuman manis mendarat di pipi namja cantik yang tengah tertidur itu dan namja bermata musang itu berbisik "Hurry up Open your eyes,Boo".
Drrrttt... Drrrttt...
Sebuah getaran yang berasal dari handphone namja bermata musang itu pun membuatnya segera membaca massage temannya yang memintanya untuk segera ke lapangan basket. Dengan terpaksa ditinggalkannya namja cantik itu sendirian di perpustakaan.
Tanpa disadari namja bermata musang yang sudah berjalan ke arah pintu perpustakaan, namja cantik itu membuka mata doe eyesnya dan memandangi punggung namja tampan yang sudah menghilang dari balik pintu.
Sebuah senyuman menyeringai menghiasi wajahnya dan mulai bergumam sendirian "Wah.. wah.. Joongie kelihatannya ada yang menyukaimu tuh, tapi sayang aku tidak akan membiarkannya begitu saja".
Namja cantik itu sudah memikirkan berbagai cara untuk namja bermata musang yang sudah mencium pipi Joongienya tanpa seizin darinya.
Well kita lihat saja nasib namja bermata musang yang bernama Jung Yunho selanjutnya.
.
.
.
TBC/END?
Mianhae untuk yang meminta lanjutan "My Brother is devil" gak bisa sekarang. Mel lagi gak mood buat ngetik ceritanya padahal kemaren mel dah punya alur ceritanya tapi begitu ingin ngetik tahu-tahu ceritanya hilang dan malah muncul cerita ini.
Ini fic sequel dari Switching Time, mian jika ceritanya kurang gregetan habis disini mel ingin lebih ke arah penyiksaan mentalnya aja. Gak tahu deh nih ceritanya udah nyiksa apa belom?
Fic ini mendingan di lanjutin apa gak sih? Atau mendingan di End aja ya?
Kok mel malah banyak ngomong ya, ya sudahlah ..
REVIEWnya dong ^^.
