Title : Roommate
Author : YS
Main casts :
Cha Sun Woo a.k.a Baro
Lee Jung Hwan a.k.a Sandeul
B1A4 members as cameo
Genre : Romance, little humor, school life
Rate : T for now, M for tommorow
Status : 2shot
.
.
IT'S YAOI !
.
.
DON'T FORGET TO REVIEW
.
.
ENJOY MY FIC
.
.
CKLEK~ Baro membuka perlahan pintu ruang kepala sekolah itu.
"Anda memanggil saya seongsaenim?"
"Ah, nde Cha Sun Woo. Kemari, duduklah" perintah ahjumma berperawakan bijaksana tersebut. Baro segera masuk dan duduk di hadapan kepala sekolah nya tersebut.
"Ada apa anda memanggil saya?" tanya Baro to the point.
"Baik, aku tidak akan berbasa-basi. Sekolah kita kedatangan murid baru, ia akan masuk ke kelasmu. Dan karena semua kamar asrama sudah penuh, ia akan tinggal satu kamar denganmu. Bagaimana menurutmu?" jelas kepala sekolah. Baro sedikit terkejut, pasalnya baru 1 tahun ia bersekolah disini dan selama ini ia menempati sendiri kamar asramanya. Apakah akan mengasyikan berbagi kamar dengan orang lain?
"Begitu? Kalau boleh saya tahu, siapa namanya?" tanya Baro sopan.
"Ya, namanya Lee Jung Hwan. Namun biasa di panggil Sandeul."
Sandeul? Nama yang manis menurut Baro. Baro berpikir sejenak. Sebenarnya selama ini ia sedikit iri pada teman-teman satu asrama lainnya yang memiliki teman sekamar, namun Baro juga menikmati kesendiriannya. Menurutnya ia akan lebih bebas jika menempati sendiri kamar miliknya, namun Baro tidak ingin menjadi orang yang egois.
"Baiklah, tidak apa-apa. Saya akan menerimanya" jawab Baro sembari tersenyum memamerkan gigi tupainya.
"Bagus. Ia akan datang nanti sore. Rapikan kamarmu! Karena yang ku dengar menurut para pengawas asrama, kamar mu paling berantakan"
BLUSH~ wajah Baro memerah tatkala aibnya diketahui oleh kepala sekolahnya sendiri.
"Ba..baiklah bu. Saya permisi" Baro membungkuk sopan, kemudian segera keluar dari ruangan itu dan melanjutkan pelajaran selanjutnya karena bel telah berbunyi.
©YellowShipper©BaDeul
"Baro, apa yang kau lakukan di ruang kepala sekolah tadi? Apa kau dimarahi?" Jinyoung, teman sebangku Baro bertanya.
"Ah aniya" Baro menggeleng kecil.
"Lalu?"
"Beliau hanya mengatakan bahwa aku akan mendapatkan roommate baru" Baro tersenyum.
"Jinjja? Kau akan memiliki roommate? Siapa namanya?"
"Ne, ia akan datang nanti sore. Namanya.. kalau aku tidak salah ingat ia dipanggil Sandeul." Jelas Baro. Jinyoung hanya mengangguk.
©YellowShipper©BaDeul
Baro baru keluar dari ruang musik sore itu, segera beranjak keluar dari lingkungan sekolah guna menyeberang menuju asrama sekolah itu yang terletak berhadapan. Bibirnya sesekali bersenandung mengingat lirik-lirik lagu yang baru saja dipelajarinya hari itu. Baro mengeluarkan kunci kamar asramanya dari saku, segera naik ke lift(anggap aja kaya apartement di drakor 'Fashion King' itu) dan menekan tombol nomor yang akan menuju ke lantai tempat ruangannya berada.
TING~ lampu lift berubah warna merah tanda lantai yang ditujunya sudah sampai, Baro segera keluar dan berjalan ringan menuju asramanya. Namun Baro merasa sedikit ganjil saat ternyata pintu asramanya tidak terkunci sepenuhnya, dengan kata lain pintu itu terbuka. Baro mengeryitkan dahinya. Walau ia ceroboh, seingatnya ia tidak pernah seceroboh ini sampai-sampai lupa mengunci pintu asramanya. Baro mengangkat kedua bahunya cuek. Perlahan ia segera masuk, dan tidak menemukan sesuatu yang ganjil disana. Seperti biasa, hanya tersedia 1 ranjang spring bed besar, lemari, kulkas kecil, televisi, dan barang-barang pelengkap lainnya. Cukup lengkap, mengingat asrama ini merupakan asrama kelas 1 yang dikhususkan untuk anak-anak orang berduit. Baro mengarahkan pandangannya ke bagian timur ruangan itu, dan cukup dikejutkan dengan melihat sebuah koper besar beserta satu ransel, dan sebuah boneka bebek besar di atas koper itu. Baro memejamkan matanya sejenak, mencoba mengingat sesuatu..
.
.
Ya, roommate baru. Mungkin saja roommate nya sudah datang, dan itu adalah barang-barangnya. Baro mengangguk-angguk mengerti akan hasil pemikirannya sendiri. Tapi tunggu, barang-barangnya ada tetapi dimana pemiliknya?! Baro celingak-celinguk mencari seseorang yang akan menjadi roommate baru nya tersebut, dan pandangannya terhenti pada pintu kamar mandi yang terlihat seperti akan dibuka tersebut. Baro menunggu dengan sabar sampai pintu itu benar-benar terbuka sepenuhnya, dan Baro kembali dikejutkan oleh sosok yang muncul tersebut.
GLEG~ manis. Pikir Baro. Terlihat seorang namja memakai kaos oblong putih dan celana training panjang keluar dari kamar mandi tersebut. Kulitnya yang putih, bibir merah, dan rambut eboni yang basah memberikan kesan cantik dan err.. sexy menurut Baro. Baro menelan salivanya sendiri menyaksikan sosok manis itu yang kini menatapnya dengan kedua mata bulatnya yang indah. Baro semakin blingsatan(?) saat si manis itu kini mendekatinya dan tersenyum sangat amat teramat manis.
"Annyeong haseyo~ Lee Jung Hwan imnida. Kau dapat memanggilku Sandeul. Oh ya, apakah kau yang akan menjadi teman sekamarku?" si manis bernama Sandeul itu menyapa Baro dengan ceria. Baro tak berkedip. Menatap Sandeul dari atas sampai bawah seakan hendak menginterogasi namja tersebut. Beberapa detik Baro terdiam hingga akhirnya sebuah pertanyaan bodoh keluar dari mulutnya dengan cara mengenaskan,
"Kau namja?" #GUBRAAK# Baro berharap ia dapat berubah menjadi tupai sekarang juga agar tak terlalu malu menyadari pertanyaan bodoh yang baru saja dilontarkannya. Terlihat Sandeul membulatkan kedua matanya dengan bibir sedikit terbuka, memberikan kesan imut unyu-unyu bagi siapapun yang melihatnya sekarang ini.
"Maksudmu apa? Kau kira aku bukan namja eoh?" Sandeul mempoutkan bibirnya. Demi apapun, Baro merasa sosok ini benar-benar imut dan tidak pantas menjadi seorang namja. Baro menatap langit-langit ruangannya. Apakah Tuhan akan menjelaskan makhluk apa yang berada di hadapannya ini sekarang? Seseorang dengan paras imut, kulit putih, bibir cherry kemerahan, rambut eboni, wajah unyu-unyu, dan 'mungkin' namja akan menjadi roommatenya? Oh, Baro merasa menjadi orang paling beruntung sore ini. Perlahan kesadarannya kembali ke semula.
"Aniya, aku hanya bercanda! Hehehe. Namaku Cha Sun Woo, panggil aku Baro" Baro memamerkan senyum gigi tupainya dan mengarahkan tangannya ke arah namja imut di hadapannya tersebut mengajak bersalaman.
"Eoh, kau bercanda? Baiklah, senang bertemu denganmu Baro" Sandeul tersenyum dan menjabat tangan Baro.
Halus. Itulah kesan pertama saat Baro menggenggam tangan Sandeul tersebut. Seperti tangan yeoja, pikirnya. Baro yang terbuai dengan tangan Sandeul tak sadar malah tak melepaskan genggamannya pada tangan tersebut, hingga Sandeul lah yang menginterupsinya dan menyadarkan Baro dari pikirannya yang entah sudah melayang ke mana.
"Eumh, Baro?"
"Ne?"
"Bisakah kau melepaskan tanganku?"
"Ah, ne mi..mian" Baro segera menarik tangannya. Dalam hati ia bersumpah tidak akan mencuci tangan nya yang baru saja dipakai bersalaman dengan Sandeul tersebut #gak mandi donk Balo?! ._.a #PLOOK -_-
"Ya sudah, aku akan merapikan barang-barangku dulu" Sandeul kembali tersenyum manis dan beranjak menuju kopernya. Baro memperhatikan Sandeul yang tengah berjalan menuju bagian timur ruangan tersebut. Tak ingin pikirannya kembali ngelantur, Baro pun segera meletakkan ranselnya dan langsung menuju kamar mandi.
©YellowShipper©BaDeul
Malam itu Baro tak bisa tidur. Ia sibuk mengamati namja imut yang mengenakan baju tidur bergambar bebek di sampingnya ini serta selimut yang bergambar bebek juga dan memeluk boneka bebek besarnya. Sungguh manis. Baro tersenyum perlahan. Jarinya menelusuri pipi namja yang baru saja menjadi roommatenya itu. Sandeul menggeliat perlahan merasa tidurnya terganggu. Baro kembali diam dan mengamati pergerakan namja itu. Baro menggeleng-gelengkan kepalanya takjub. Tak menyangka bisa bertemu dengan namja manis yang Baro akui langsung dapat mencuri hatinya dalam pertemuan pertama ini. Dalam hati Baro bertekad, akan menaklukkan namja ini dan menjadikannya miliknya. Baro memejamkan matanya perlahan, wajahnya bergerak mendekati pipi Sandeul dan mengecup pipi gembil itu sekilas.
"Jaljjayo sweetie~" Baro bergumam, dan kali ini ia benar-benar tertidur karena kelelahan.
BLUSH~ Sandeul yang ternyata belum sepenuhnya tertidur itu merasakan pipinya memanas saat menyadari ia baru saja dicium oleh namja yang menurutnya tampan itu, walau hanya di pipi.
©YellowShipper©BaDeul
"Yo! Baro!" CNU memasuki kelas Baro dan menepuk pundak namja yang sedang menyelesaikan tugasnya tersebut.
"Aish, chakkaman hyung! Aku akan keluar sebentar lagi" Baro mengabaikan hyung sekaligus sahabatnya tersebut dan tetap menyelesaikan tugasnya yang tersisa satu nomor tersebut.
"Ck, aku hanya hendak bertanya. Mana namja yang menjadi roommate baru mu tersebut? Menurut anak-anak lain, benarkah ia manis?" tanya CNU penasaran.
"Manis? Bukan manis, ia imut. Tuh di pojok" Baro menuding ke arah Sandeul dengan ujung bolpoinnya. Sandeul tak menyadarinya karena ia juga masih menyelesaikan pekerjaannya.
"Uwaa~ ternyata memang manis" CNU berdecak. "Kau beruntung menjadi roommatenya Baro! Dan ingat, aku harap kau bisa menahan diri! Hahaha" CNU tertawa dan langsung berlalu dari hadapan Baro. Baro hanya menggeleng-gelengkan kepala menyaksikan hyung nya yang termasuk nyentrik tersebut. Dan apa tadi katanya? Menahan diri? Memangnya apa yang harus ia tahan?
©YellowShipper©BaDeul
Baro kembali baru keluar dari ruang musik sore itu. Namun kali ini ia tidak sendirian. Ada Sandeul di sampingnya. Ya, Sandeul mengikuti kelas musik sama seperti Baro. Baro akui, suara Sandeul memang bagus. Jadi ia pantas mengikuti kelas musik, lebih tepatnya di bidang vokal.
"Baro-ah"
"Nde Sandeulie?"
"Aku baru satu minggu di sekolah ini, dan baru seminggu di Korea. Mau kah kau menemaniku jalan-jalan?" pinta Sandeul.
"Begitu? Ah, tidak masalah. Tapi kita harus ke asrama dulu! Bagaimana jika sehabis mandi saja? Sekaligus ku traktir kau makan" tawar Baro.
"Jinjja? Kau mau menemaniku? Baiklah, gomawo Baro!" tanpa sadar Sandeul memeluk leher Baro erat.
DEG~ Baro merasa jantungnya berdetak lebih cepat dan wajahnya memanas.
"Euhm, Deulie.. Bisa kau hentikan? Kita diperhatikan orang" Baro berbisik pelan.
"Eh.. mi..mian.." Sandeul melepaskan rengkuhan tangannya di leher Baro. Sandeul menunduk. Ia tak tahu mengapa bisa tiba-tiba refleks seperti itu.
"Ba..baiklah, kajja kembali" Baro menggandeng tangan Sandeul kembali ke asrama. Kali ini mereka diam. Masih canggung rupanya.
©YellowShipper©BaDeul
Baro menemani Sandeul berjalan-jalan sore itu. Mari kita lihat penampilan mereka, terlihat Baro mengenakan kaos oblong berwarna merah dan celana jeans abu-abu dipadu dengan sneakers merah kesukaannya dan topi andalannya. Tampan. Sementara Sandeul berjalan di sampingnya mengenakan hoodie berwarna kuning bergambar donald bebek dan celana jeans hitam serta kacamata berframe hitam yang membuat penampilannya menjadi manis. Sungguh serasi keduanya jika diperhatikan. Apalagi tanpa ragu Sandeul berjalan dengan menggandeng lengan Baro. Mengabaikan Baro yang merasakan wajahnya benar-benar memanas sejak tadi.
"Baro~ kajja kita kesana!" Sandeul menunjuk ke arah kolam yang berisi sekumpulan bebek yang tengah berenang. Baro tersenyum.
"Kau benar-benar maniak bebek eoh?" tanya Baro dengan nada menyindir.
"Yak, memangnya kenapa jika aku suka bebek? Toh mereka kan lucu" Sandeul tersenyum sembari tetap mengajak Baro ke kolam bebek itu. Sandeul berjongkok di hadapan bebek-bebek yang tengah berenang tersebut, tangannya memainkan air kolam dan sesekali mencipratkannya dengan jahil ke wajah Baro.
"Aish, Deulie! Apa yang kau lakukan?! Kau membuatku basah" Baro mengelap wajahnya yang basah di lengan hoodie yang dikenakan Sandeul.
"Ah! Mengapa kau mengelapnya di bajuku?!" Sandeul mempoutkan bibirnya kesal. Baro hanya tertawa.
"Hey, kan kau yang mulai. Sudahlah jangan poutkan bibirmu itu atau aku akan menciummu sekarang juga" Baro mengedipkan sebelah matanya nakal.
"Ck, pervert" Sandeul memukul pelan lengan Baro dengan wajah yang memerah.
"Hei, lihat ada bebek terbang!" Baro menunjuk ke arah langit.
"Mana?!" Sandeul segera mengarahkan pandangannya ke arah yang ditunjuk Baro, namun
CHU~ Baro mengecup pipi Sandeul sekilas dan segera berlari sambil tertawa.
BLUSH~ Sandeul merasakan pipinya memanas kembali seperti saat Baro mengecup pipinya malam itu. Sandeul tetap terdiam di tempatnya. Merasa Sandeul tak menyusulnya, Baro segera kembali dan duduk di hadapan Sandeul.
"Hey, kau marah?" tanya Baro lembut.
"Ani"
"Lalu?"
"Aku...aku malu" Sandeul menutup wajahnya dengan kedua tangan mungilnya. Baro semakin gemas melihatnya dan mencubit pipi namja manis tersebut.
"Yak! Kenapa kau malah mencubitku?!" Sandeul malah memputkan bibirnya kembali, mengabaikan Baro yang kini terlihat kesulitan menelan salivanya karena menatap bibir merah yang seperti minta dilumat tersebut.
"Karena kau sangat lucu! Yak, sudah ku bilang jangan poutkan bibirmu seperti itu atau aku benar-benar akan menciummu!" Baro kembali menggoda Sandeul. Sandeul bangkit perlahan.
"Traktir aku makan kimchi, baru kau boleh menciumku" Sandeul tersenyum nakal.
"Mwo?!"
-TBC-
