Preview Chap 3

"Mantan kekasihmu adalah ancaman, namun orang baru adalah kehancuran..."

"Hyung, kau darimana? Di lantai atas hanya ada kamar noona."

"Aku hanya jalan-jalan saja." Luhan semakin bingung, apa yang terjadi dengan Jongin? Rambutnya berantakan sekali.

.

"Noona ingin ikut untuk mencari Jongin. Kapan kau akan ke hutan lagi?"

.

"Kau ingin kemana?"

"Kurasa sedikit pemanasan di mobil menjadi agenda pertama kita hari ini."

.

Baekhyun menarik dan mengeluarkan nafas dengan kebimbangan, lagi. Dia tidak ingin begini. Dia menatap ke nakas meja, foto pernikahannya dan Jongin.

.

"Dia tidak akan turun."

"Apa terjadi sesuatu, Kris?"

.

"Kau keterlaluan Kai, kau pasti tau bagaimana aku berusaha menganggap semua baik-baik saja, sebenarnya apa yang terjadi. Jelaskan!"

.

"Kau yakin kita meneruskan kebiasaan bercinta kita yang suka mencoba-coba banyak gaya?"

"Kenapa tidak?"

.

Preview Chap 4 (Last Chap)

Love gives us reason to be a sinner or victim with the wind or the storm, but that's the way we are a goner

"Kau sedang apa Baekkie?"

"Memberikan morning kiss."

.

Jongin hanya merapal nama itu dalam kepalanya, tapi terasa sakit di hatinya.

.

Jongin mengatakannya dengan senyumannya. Baekhyun menatapnya dengan genangan air mata di pelupuknya.

Hiks

Baekhyun tak sanggup melihat wajah suaminya yang berkata demikian dengan begitu lembut...

.

"Dia tampan dan baik."

"Laki-laki?" Kyungsoo menyunggingkan senyum dan menggoda Luhan.

.

"Joy?"

Joy yang dari kejauhan seolah diperhatikan seseorang, melirik Chanyeol dan tersenyum. Dia mendekat.

"Presdir Park, kita bertemu lagi." Tatapan mata itu menggoda, Chanyeol tersenyum tertarik.

.

"Apa kau berlari?"

"Nafasmu seperti saat kau klimaks di bawahku, sayang."

.

"Bicara apa kau ini? Kau yang meninggalkanku sendirian di atas ranjang saat terakhir itu." Jongin masih tidak terima.

.

"Maafkan aku, dia tidak mau melepas tanganku." Chanyeol sempat merutuki, mengapa dia bicara begitu, jelas-jelas Jongin bisa lihat.

.

AAKKHHH

"Sa-sakit."

"Kyungsoo? Apa yang terjadi?"

.

"Sehun, dia noonaku."

"Dan dia suami noonaku." Luhan diam mendengar ucapan Sehun terutama tatapan mata Sehun yang menyembunyikan luka yang sama.

.

"Mengapa kau tidak jujur saja? Agar aku tidak merasa aku satu-satunya yang berbuat dosa yang harus menebus dosa sendirian. Mengapa kau tidak memberitahuku bayi di kandunganmu itu bukan milikku. Dan seseorang tidak perlu tersakiti karena semua omong kosong ini."

.

"Kamar mandi atau ranjang?"

.

"Semua berjalan baik, sayang. Jangan berpikir berat apapun lagi. Pikirkan anak kita, dia harus kita jaga."

-H W-

.

Love, Shin