Disclaimmer:
Boboiboy dkk punya monsta.
Fict ini punyaku.
Tidak ada keuntungan material apapun yang saya terima kecuali kepuasan batin semata.
Warning: Kumpulan Drabble/Ficlet, FaYa, AT, romance friendship, OOC?, miss typo.
aaaaaa - untuk ucapan dalam hati.
1. A ~ Aku mencintainya
Hijab merah muda yang terjulur hingga menyentuh lantai tak sedikitpun dihiraukan oleh si empunya, bahkan sekadar untuk disampirkan ke bahu pun tidak dia lakukan.
Saat ini fokusnya terlalu dipenuhi oleh seorang pemuda berdarah campuran China-Malaysia, yang tengah mendribble bola oranye melewati lawan kemudian memasukkannya ke keranjang.
Siapa lagi kalau bukan Fang, si pengendali bayang.
DUK
Yaya memekik pelan saat sebuah bola sepak ringan terlempar hingga menyentuh kepalanya.
Bola itu berasal dari pintu gym. Yaya segera menoleh. Pemuda bertopi jingga berlari kecil menghampirinya.
"Astaga. . . Maafkan aku, Yaya. Kau tak apa-apa?"
Suara khawatir Boboiboy membatalkan amukan gadis penyandang julukan 'Si Singa Garang'.
Mengelus kepalanya yang sedikit benjol, Yaya bergumam.
"Hm. . ."
"Tadi aku cuma ingin menyapamu, tapi perhitunganku meleset. Ku mohon jangan catat namaku, Yaya."
Boboiboy dengan wajah memelas sukses membuat Yaya mengernyit heran. Bolpoin domba dan note kecilnya tertinggal di tas. Dia juga tak berniat menghadiahi Boboiboy dengan hukuman.
"Sudah ku maafkan, Boboiboy. Lagipula aku baik-baik saja."
Telinganya menangkap helaan nafas lega dari si pemilik kuasa elemen.
"Syukurlah. . . Eh ngomong-ngomong, kau tidak ikut rapat OSIS? Tadi aku ketemu Ying, dia menanyakanmu, makanya aku kemari."
Jidat ditepuk. Gadis teladan yang nyaris perfect itu lupa tentang rapat OSIS sore ini. Terimakasih pada Boboiboy telah menyelamatkan reputasinya. Tidak lucu kan kalau ketuanya terlambat.
"Astaga, aku lupa. Kalau begitu aku segera ke ruang rapat ya, Boboiboy."
Langkah kakinya tergerak menjauhi lokasi. Namun ekor matanya masih tak teralihkan dari pemuda berkacamata nila.
Boboiboy berlari pelan menyamakan langkah di lorong-lorong sekolah, mengikuti Yaya.
"Barengan, Yaya. Aku juga mau ke klub bola."
Yaya tak berkomentar. Ruang rapat OSIS dan sekret klub bola memang berdekatan. Kombinasi yang sedikit tidak nyambung.
"Eh, ngomong-ngomong kok kamu bisa tahu aku ada di gym anak basket?"
Boboiboy melirik.
"Biasanya kan kau memang selalu di situ kalau Fang sedang latih tanding."
Yaya manggut-manggut paham. Sejelas itu ya caranya memperhatikan pemuda itu. Ah tapi kenapa Fang justru tidak peka samasekali.
"Kau menyukai Fang ya?"
DEG
Apa katanya tadi? Yaya tidak salah dengar kan?
Bagaimana Boboiboy bisa menyimpulkan begitu?
Lama terdiam, membuat Boboiboy mengibaskan tangan di depan wajah Yaya.
"Yaya?"
Mata dikerjapkan beberapa kali.
"Eh. . .?"
"Ti-tidak kok," elaknya.
"Oh. . . Kirain. . ." Lirih Boboiboy.
Yaya bersyukur pemuda itu tidak menanyakan kebenarannya lebih jauh lagi.
Yah. . . Walau sebenarnya dia tidak bohong. Bohong itu kan dosa. Yaya tidak mau berbuat dosa.
"Ada-ada saja kau, Boboiboy. Mana mungkin aku menyukai Fang,"
Semburat sewarna hijabnya muncul seenak jidat di pipi Yaya.
Iya. . .Mana mungkin Yaya menyukai si China penggila kepopuleran dengan surai ungu, karena faktanya adalah. . .
Aku mencintainya. . . Sejak dulu.
.
.
A/N
Ini hanya ketikan random di hp ketika saya bosan di bis selama 4 jam, dan hasilnya berupa kumpulan cerita singkat dengan pair FaYa yang akan berkesinambungan perchapternya.
Fict ini direncanakan terdiri dari 27 chapter dengan update paling lambat dua hari sekali. Hanya untuk selingan jadi bisa ketik di hp.
Just for have fun guys. Berhubung lagi libur *plakk
Sekalian, pengen lihat segimana sih yang suka FaYa? Ini couple cukup sweet loh.
Okay, for the last. If you don't mind.
Review Please.
