Title: Throwback
Cast and Pairing:
Kris Wu Yifan
Huang Zitao
Warning: GS for uke, typo, bahasa tidak baku
Disclaimer: semua cast bukan milik saya tapi cerita milik saya
.
.
.
.
.
PART 1
"Apa, cucu kakek dari Korea akan datang?!" Sentak seorang gadis bermata panda yang ditujukan pada laki-laki lanjut usia yang sedang duduk didepannya.
"Benar, kalau tidak ada halangan apapun nanti sore Yifan pasti sudah tiba,"jawab sang kakek membenarkàn sambil menyesap teh hijau miliknya. Siang itu sepasang manusia yang terpaut usia cukup jauh itu sedang mengadakan acara minum teh berdua.
Sang gadis hanya bisa membulatkan bibirnya berbentuk 'o' tanda ia mengerti. Namanya Huang Zitao, umurnya baru 19 tahun. Zitao adalah yatim piatu yang diadopsi konglomerat Wu Wehan (70 th) satu tahun yang lalu. Sejak lahir Zitao tumbuh di yayasan panti asuhan milik kakek Wu. Zitao dapat mengenyam pendidikan pun karena adanya santunan dari yayasan itu. Zitao adalah anank tertua di Panti Asuhan tempatnya berasal, dia hanya bisa menyimpan kesedihannya saat teman-teman sebayanya diadopsi oleh orang tua asuh. Kadang dia merasa sendiri dan tidak dibutuhkan, sebagai anak tertua Zitao sering membantu para pengurus Panti untuk menjaga anak-anak yang senasip dengannya. Tidak memiliki orang tua sejak lahir.
Entah keberuntungan dari mana setahun yang lalu saat kakek Wu mengunjungi panti dia melihat sosok Zitao, keinginan laki-laki tua itu untuk merawat Zitao begitu besar, maka dari itu tanpa ragu sang kakek membawa Zitao kerumah. Dia ingin merawat Zitao seperti cucunya sendiri. Karena jujur saja rumah besar itu terasa begitu sepi sepeninggal mendiang istrinya. Anak satu-satunya pun kini lebih memilih tinggal di Korea karena menikah dengan wanita asal negeri gingseng tersebut.
"Yifan itu, cucu pertama kakek?"tanya Zitao sambil menunjuk foto keluarga yang tergantung di dinding.
"Ya, dia cucu pertama kakek, yang lebih tinggi dan beralis tebal itu, tampan kan?"tanya sang kakek.
Zitao hanya mengangguk,"Sekarang berapa usianya?"
"Tahun ini dia berusia 24 th, tapi ingat itu foto lama yang diambil saat dia masih SMA, sekarang dia jauh lebih tampan."jelas sang kakek.
Entah mengapa Zitao tergelak mendengar itu,"Lalu si kecil itu siapa namanya?"
"Dia Shixun, umurnya terpaut 6 th dari Yifan. Shixun hanya terpaut satu tahun denganmu,"jawab sang kakek lagi.
"Ahhh begitu, tapi kenapa anak dan cucu kakek jarang berkunjung? Mereka kejam sekali membiarkan orang tua hidup sendiri,"sadar atau tidak suara Zitao terdengar seperti menghakimi.
Sang kakek hanya terkekeh,"Mau bagaimana lagi Zie, anak kakek sudah berkeluarga, dan kakek tidak punya hak untuk mencampuri kehidupan pribadinya. Bukannya begitu?"
"Tapi kan.."
"Begitulah hidup Zie, kadang kita berpisah untuk bertemu dan kadang kita bertemu untuk berpisah.."ujar sang kakek bijak.
Zitao tertegun, kata-kata sang kakek tepat mengenai relung hartinya.
..berpisah..untuk bertemu...apa itu artinya aku bisa bertemu papa dan mama...?
XOXO
Ditengah hiruk pikuknya Guangzhou International Airport, berdiri seorang pria bersurai blonde dengan kaca mata hitamnya. Ia menggunakan long coat berwarna coklat tua. Ada bulu-bulu halus disekitar wajahnya pertanda ia sudah beberapa hari tidak bercukur.
Nama pria itu Wu Yifan, pewaris keluarga konglomerat Wu yang terhormat. Perawakannya yang tinggi menjulang dan parasnya yang rupawan sering kali ia dikira selebrity di kalangan koleganya.
Pria berdarah China-Korea itu sejak lahir tumbuh di Korea. Kedatangannya ke negeri tirai bambu kali ini bukan tanpa alasan. Ayahnya terpaksa mengirim dirinya ke China jika tidak mau anak bungsunya mati di tangan kakaknya sendiri. Ya, Yifan sedikit berseteru dengan adiknya Wu Shixun. Tapi bisakah masalah itu dikatakan sedikit, jika kenyataanya sang adik telah menghamili calon istrinya?
Terlalu banyak hal yang kini dipikirkan Yifan, sekarang ini yang ia inginkan hanya secepatnya tiba di rumah sang kakek dan memikirkan bagaimana caranya ia bisa secepatnya kembali ke Korea.
"Luhan..tunggulah aku sebentar lagi..."
XOXO
Sore itu Zitao baru saja keluar dari kamarnya di lantai dua saat dia mendengar keributan dari para pelayan.
"Tuan muda sudah datang,"bisik salah seorang pelayan.
"Wah kau benar. Astaga dia tampan sekali,"imbuh pelayan satunya sambil melongok ke lantai satu.
Zitao mengernyitkan dahinya. Tuan muda? Siapa? Oh ya ampun, sepertinya dia lupa jika cucu sang kakek akan datang sore ini. Dengan rasa penasaran yang tak kalah besar daripada para pelayan akhirnya Zitao ikut melongok ke lantai satu.
Benar saja, di bawah sana sang kakek Wu sedang memeluk seorang pemuda. Zitao ingat jika sang kakek pernah bilang jika cucu pertamanya itu tinggi, tapi ia tidak menyangka akan setinggi itu. Sang kakek hanya sebatas dagunya. Tapi Zitao tidak bisa begitu mengamati rupa sang pemuda karena terhalang kacamata hitam. Lalu dari mana para pelayan bisa berasumsi jika pemuda itu tampan.
Para pelayan mulai berhamburan mencari tempat persembunyian atau pura-pura mengerjakan sesuatu saat sang tuan muda mulai menaiki tangga. Sedangkan Zitao sendiri malah berdiri terpaku tak bergeming barang sedikitpun.
Tap!
Tap!
Tap!
Langkah demi langkah mengantarkan sang pemuda sampai ke lantai dua. Tak disangka kaki panjangnya yang setara model itu bisa menghasilkan suara langkah yang begitu menyeramkan, itu menurut Zitao. Zitao tampa sadar menahan nafas saat pemuda itu berjalan melewatinya. Hanya perasaan Zitao sendiri atau apa, tapi orang disampingnya ini benar-benar memiliki aura yang mencengkam.
Yeoja bermata panda itu bernafas lega saat cucu sang kakek melewatinya begitu saja. Zitao mengelus dadanya yang beberapa detik sebelumnya seraya ingin meledak karena ketakutan. Kalau boleh jujur Zitao benar-benar tidak suka dengan aura yang dipancarkan pemuda itu.
Tak berapa lama Zitao mendengar suara pintu dibuka dan ditutup secara kasar. Wajar jika Zitao tersentak seperti sekarang, bunyi suara pintu itu benar-benar keras. Dan saat itulah Zitao sadar jika pemuda itu masuk ke kamar di sebelah kamar miliknya sendiri.
"A-apa...kenapa orang itu masuk kesitu?"gagap Zitao
.
.
.
"Maaf Tuan, tapi...tuan muda tidak mau turun kebawah.."ujar sang pelayan wanita menyesal sambil menundukkan wajahnya.
Hari sudah malam, saat ini Kakek Wu dan Zitao sudah duduk dimeja makan untuk menyantap santap malam mereka. Mungkin hidangan di depan mereka itu sudah berpindah tempat ke dalam perut mereka jika saja tidak harus menunggu sang Tuan muda. Hal itu entah mengapa meninggalkan kesan buruk bagi Zitao tentang cucu kebanggaan Kakek asuhnya. Menyusahkan, batin Zitao.
Helaan nafas terdengar dari pria lanjut usia itu,"Tidak apa Meiling, kau boleh kembali ke belakang. Biar aku saja yang memanggil Yifan,"
"Kalau begitu saya permisi tuan," undur Meiling, sang pelayan dan mulai berjalan menjauh.
"Kakek biar aku saja!" Cegah Zitao saat melihat sang kakek ingin beranjak dari duduknya.
"Kau yakin? Saat ini keadaan Yifan sedikit-"
"Serahkan saja padaku, aku akan membawa 'gege' itu turun ke bawah!"suara Zitao terdengar percaya diri.
Tanpa sadar sang kakek menyunggingkan senyum teduhnya, "Baiklah kalau kau memaksa, panggil dia kebawah.."
"Siap kaptain!" Seru Zitao sambil membuat hand sigh hormat pada sang kakek. Berniat bercanda tentu saja.
Sang kakekpun hanya terkekeh memandangi kepergian Zitao yang bersemangat dan menaiki tangga dengan berisik. Kaki jenjangnya dengan lincah menapaki anak tangga satu persatu. Surainya yang berwarna hitam pekat itu bergoyang mengikuti gerak tubuhnya. Benar-benar cantik.
Yeoja berbibir kucing itu menghela nafas kuat sebelum mengetuk pintu di depannya.
Tok!
Tok!
Tok!
"Gege, kakek menyuruhmu turun kebawah untuk makan malam!" Teriak Zitao, tapi sayang tidak ada jawaban dari dalam. Tapi bukan berarti Zitao menyesal dia ketuk sekali lagi pintu di depannya.
"Gege kau mendengarku, makan malamnya sudah siap!" Ulang Zitao, namun nihil tak ada tanda kehidupan dari dalam kamar tersebut.
"Huftt sabar Zitao, sabar..."gumam yeoja cantik itu untuk menenangkan dirinya sendiri. Dia putuskan unuk mencoba sekali lagi, kalau kali ini gagal juga maka dia akan kembali ke bawah dan memakan makan malamnya yang tertunda termasuk bagian untuk orang menyebalkan di dalam karmar itu. Huh, biar tahu rasa dia. Tidak ada makan malam untuk orang menyebalkan, begitu pikir Zitao
"Ge-"
CKLEK!
Pintu terbuka bersamaan dengan Zitao yang ingin mengetuk pintu itu. Alhasil kini kepalan tangannya mengambang di udara. Sesaat waktu seperti berhenti saat sosok itu muncul dibalik pintu. Harusnya Zitao percaya saat kakek Wu bilang cucunya itu tampan, tapi sayangnya selama ini Zitao sedikit meragukannya. Dan sertinya yeoja itu menyesal sekarang. Dia belum menyiapkan hati untuk menghadapi orang setampan ini.
"Berisik, kau mengganggu acara mandiku!"
UGH!
Simpang empat muncul di pelipis Zitao, tolong ingatkan dia jika sifat pria di hadapannya ini tidak setampan rupanya.
"Kakek menyuruh gege turun untuk makan malam,"ujar Zitao.
"Aku tidak lapar,"balas Kris seraya menutup pintu kamarnya dengan keras.
BRAK!
Zitao refleks menutup mata saat pintu didepannya tertutup.
"Oh ya Tuhan..benar-benar tidak punya sopan santun,"gerutu Zitao kesal
.
.
.
TBC
a.n
ok, aku bawa side storynya Love Trauma
fic ini akan fokus ke Kristao, mulai dari mereka bertemu, bagaimana mereka bisa akrap, kapan mereka dipaksa menikah and tentu saja tumbuhnya perasaan mereka tanpa mereka sadari..
