Love is ?
Chapter 1
Disclaimer:
Bleach © Tite Kubo-sensei
Love is ? © Hitsugaya Virra
Shiro-chan is mine..
–dihajar toushirou FC & Tite Kubo-sensei-
Summary: Ya, cinta itu susah dimengerti. Aku dibuat pusing karenanya.. My 2nd bleach fanfic, mind to review?
Rated: T
Pairings: Read, and you will know :3 –ditimpukin readers-
SRAAAAAK
"Hoy, Rukia!" Ichigo membuka pitu lemarinya dan ia melihat Rukia sedang mengepak bajunya.
"Ah, ada apa Ichigo?"
"Mau pergi ke mana kau, Rukia?"
"Oh, ini. Mulai hari ini aku akan pindah ke rumah Urahara."
"Hah? Untuk apa?"
"Aku ingin membantu mereka untuk mengurus anaknya. Kau tahu kan Yoruichi-san baru mempunyai anak?"
"Oh ya aku tahu. Siapa namanya, Hajita?"
"Bukan, tapi Hajime. Bodoh."
"Ya, Hajime. APA BODOH KATAMU??"
"Ya, Bodoh."
'Perempuan ini…. Kuharap kau segera menghilang dari hadapanku!' Ichigo mengutuk dalam hatinya.
"Lalu Nona Keras Kepala, kau tidak akan tinggal di sini lagi?"
"Ya begitulah. Aku tahu kau akan merasa sangaaaat kesepian karena tidak ada aku kan? Kau pasti akan mengigau dan menyebutkan namaku karena kau rindu padaku, Tuan Strawbery." Rukia memancing emosi Ichigo agar perpisahannya ini tidak menjadi suatu kesedihan. Dan, sukses! Ichigo terpancing.
"AAPAA?? Tidak! Aku tidak kesepian di sini, masih ada Kon, Karin, Yuzu & Orang Tua berisik satu itu. Dan aku tidak akan pernah mengigau, apalagi sambil menyebut namamu, cih! Pergilah kau, Nona Tidak Tahu Terima Kasih!
"Ya, aku pergi dulu, Tuan Strawberry Yang Keras Kepala."
"Apa? Yang keras kepala itu kan ka-," Sebelum Ichigo menyelesaikan kata-katanya Rukia sudah menghilang.
'Cih, siapa juga yang akan merindukannya? Huh!' Batin Ichigo.
Urahara Shop.
"Konnichiwa. Yoruichi-san, apa kau ada di rumah?" Panggil Rukia dari luar.
"Oh, Rukia. Selamat Datang! Rupanya kau benar-benar mau tinggal di sini dan membantu kami ya? Kupikir kau tidak akan pernah bisa berpisah dari Shinigami Oranye itu." Jawab Yoruichi.
-blush- "A-apa? Tentu saja aku bisa!"
"Hm, ya sudahlah. Ayo silahkan masuk. Kamarmu di sebelah kamar Jinta & Ururu ya."
"Baiklah, arigatou Yoruichi-san."
"Ganbatte."
"Eh? Maksudmu?"
"Kau kan akan tinggal disini dan menghadapi Jinta yang yah kau tahu lah."
"Ahahaha. Ngomong-ngomong dimana Hajime?"
"Dia sedang jalan-jalan..dengan Kisuke." -blush-
"Ternyata dia bisa menjadi ayah yang baik juga ya.." Gumam Rukia.
Rukia's Room.
"Aah, tenang sekali. Tidak ada omelan Tuan Strawberry dan teriakan berisik Kon."
Ia masih ingat kenangan-kenangannya di rumah Ichigo. Ya, selalu penuh dengan keberisikan setiap hari. Entah itu dari ayah Ichigo ataupun Kon. Mungkin suasana ini terlalu sepi untuknya..
Kurosaki's House, Ichigo's Room.
"RU-," Sebelum Ichigo selesai ia teringat sesuatu..
"Ah iya, Rukia kan sudah tidak tinggal disini lagi. Bodohnya kau Ichigo, bisa-bisanya kau merindukannya. Apa mungkin..nanti kau akan memimpikannya dan mengigau memanggil namanya. TIDAK! Tidak akan pernah!" Ichigo marah-marah pada dirinya sendiri..
"HUAAA~! ICHIGOOOO~~!!" Kon mendarat tepat di wajah Ichigo dengan sukses.
"Mengapa Rukia nee-san pergi, Ichigo?? MENGAPAA? HUAAAA~!!" Kon terus menangis dan merengek, membuat Ichigo terganggu.
"Berisik kau, Kon! Tanya saja pada Rukia sendiri!"
"Ah pasti kau penyebabnya Ichigo! Pasti kau selingkuh dari Rukia nee-san sehingga dia pergi!"
"A-apa? Selingkuh? Sejak kapan aku jadi pacarnya, hah?"
"Sudah tak perlu berbohong, Ichigo. Kasihan sekali Rukia nee-san, pasti ia sedih sekali. Mengapa juga ia memilih shinigami bodoh ini sebagai pacarmu?"
"KOON! AKU BUKAN PACARNYA!"
"Lalala, Ichigo selingkuh, Ichigo selingkuh, Ichigo playboy.."
"Kurang ajar kau, Kon! Akan ku buat kau merasakan pahitnya neraka!" Ichigo mengambil Kon dan menempelkannya di bawah closet dengan selotip.
"Mmm! Mmmm, mmm!
"Apa? Kau bilang apa Kon?"
"Mmmm!!!"
"Selamat menikmati neraka buatankuu~!" Ichigo pergi meninggalkan Kon di toilet.
"Aduh! Perutku sakit sekali, aku harus segera ke toilet!" Isshin masuk ke toilet untuk..kalian tahu kan?
"Mmmmmmm!!!!" Kon pun harus menghadapi bau yang terlalu sedap itu..
Morning, Karakura High School.
"Ohayou, Kurosaki-kun!" Orihime 'menyambut' Ichigo di pintu kelasnya.
"Ah, ohayou Inoue-san."
"Loooh? Di mana Kuchiki-san? Biasanya ia selalu bersamamu."
"Dia sudah pindah, ke rumah Urahara. Jadi aku tidak berangkat bersamanya lagi."
"Sejak kapan? Untuk apa ia pindah? Apa ia merasa bosan? Atau, kau sering mengganggunya hingga ia tidak tahan. Ah, mungkin ia hanya mengganti suasana, bukan begitu Kurosaki-kun?" Orihime menghujani Ichigo dengan pertanyaan-pertanyaan yang akhirnya ia jawab sendiri.
"Salah semua! Ia pergi untuk membantu Yoruichi-san mengurus anaknya yang bernama..mmm..HAJIKO!" Pikun sekali ya Ichigo ini.. –dibakar Ichigo FC-
"Hajiko? Mungkin Hajime maksudmu?" Orihime mengoreksi pernyataan Ichigo.
"Oh, ya, kau benar Inoue." Ichigo memasuki kelasnya dan seperti biasa, Keigo menyambutnya dengan berisik. Mizuiro & Chad hanya memperhatikan sambil geleng-geleng.
"TEPAT WAKTU!" Rukia datang dengan terengah-engah. Rambutnya berantakan ia lumayan berkeringat. Cukup menunjukkan kalau ia habis berlari karena terburu-buru.
"Ohayou, Kuchiki-san!!" Dan lagi-lagi Orihime 'menyambut' orang yang baru saja sampai di pintu kelas. Mungkin dia berbakat jadi penjaga pintu??
"Ohayou, Inoue." Jawab Rukia. Dengan penampilannya yang tidak berkualitas itu ia berjalan menuju tempat duduknya.
"Kau tidak apa-apa kan, Rukia-chan?" Tanya Hinamori yang baru menghampirinya.
"Ah, ya. Aku baik-baik saja. Hanya merasa lelah."
"Mau kuambilkan minum?"
"Ya. Arigatou Momo-chan." Dengan cepat Rukia menghabiskan minuman yang dibawakan Hinamori. Dari tempat duduknya, Ichigo mengamati adik Byakuya yang baru sampai itu. Hanya mengamati dan tidak bertindak apa-apa, karena dia berpikir kalu ia memberikan perhatian pada Rukia, Rukia pasti ke-ge-er-an. Dan prinsip bodoh Ichigo itu hanya akan membuat jarak di antara mereka.
"Ayo semuanya duduk di tempat masing-masing." Ochi-sensei yang baru datang membuat murid-murid langsung kembali ke habitatnya.
"Hari ini kita akan memilih pasangan untuk kerja kelompok. Pasangan itu ditentukan melalui undian. Setiap murid harus mengambil satu undian di kotak ini. Yang sebelah kanan untuk perempuan dan yang sebelah kiri untuk laki-laki." Selesai penjelasan dari Ochi-sensei, semua murid bergantian mengambil undian itu dan hasil undian tersebut yaitu..
1. Orihime & Ichigo
"Wah, Kurosaki-kun, nomor kita sama! Aku berpasangan denganmu." Orihime menghampiri Ichigo dan menunjukkan nomornya. Ichigo hanya tersenyum kecil.
2. Renji & Rukia
"Yo, Rukia. Aku berpasangan denganmu." Siapa lagi itu kalau bukan Renji. Di dalam hatinya ia sedang bersorak-sorak, berpesta atau apalah merayakan kebetulan –yang menurutnya- menyenangkan ini, sangat menyenangkan.
"Ah iya. Ini akan jadi menarik!"
-blush- "I-iya, kuharap.."
3. Hitsugaya & Hinamori
-blush- "A-apa kau mendapat nomor 3, Hitsugaya-kun?" Hinamori terlihat gugup menanyakannya.
"Ya, ada apa memangnya, Hinamori?"
-blush- "Aku juga..mendapat nomor 3.."
-blush- "E-eh? Benarkah itu, Hinamori?" Hinamori menunjukkan kertas undiannya untuk meyakinkan Hitsugaya.
-blush- "Ka-kalau begitu mohon bantuanmu, Hinamori."
-blush- "I-iya." Dan terjadilah reaksi 'blush' yang berulang-ulang dari mereka berdua.
4. Ikkaku & Yumichika (???)
"Ikkaku sayangkuuuuu, aku berpasangan denganmuuu." Yumichika menghampiri Ikkaku dengan heboh.
"HAH? APA? Jangan bilang kalau kau mengambil undian dari kotak sebelah kanan.." Ikkaku mundur-mundur ketakutan.
"Loh memangnya kenapa? Benar kan?" Jawab Yumichika dengan tampang innocent…
"BODOOOOHH!!! Itu untuk perempuan. Aku tahu kau ini setengah-setengah, tapi kau ini LAKI-LAKI!!"
"Jangan begituu, terima saja kenyataannya bahwa kau ini pasangankuu~~"
"TIDAK AKAN PERNAH!" Ikkaku memasang tampang angker-nya.
"Aww, Ikkaku jangan galak begitu doong~~." Yumichika merayu (?) Ikkaku dengan nada sok manja.
"YUMICHIKA, KUBUNUH KAU! HEYAAAA~~!!!" Dan Yumicika langsung kabur secepat kilat.
"Baiklah, semua sudah mengambil nomor masing-masing bukan? Sekarang akan aku umumkan apa tugasnya. Kalian akan membuat tulisan yang bertemakan 'Mimpi-Mimpi & Harapanku'. Berisikan harapan & mimpi kalian dan partner kalian masing-masing. Seminggu dari sekarang tugas tersebut harus sudah selesai dan satu persatu kelompok akan membacakannya di depan kelas. Sekian, ada pertanyaan?" Tidak ada satu murid pun yang mengangkat tangan, menandakan tak ada yang ingin bertanya.
"Jika kalian sudah mengerti, kerjakan tugas itu dengan baik. Aku permisi dulu." Ochi-sensei pamit dan keluar dari kelas.
Break Time, School.
"Hey, Inoue." Panggil Ichigo.
"Ada apa, Kurosaki-kun?" Terlihat mukanya sedikit memerah.
"Kapan kita bisa mengerjakan tugas aneh tadi? Dan di mana kita akan mengerjakannya?"
"Bagaimana kalau besok di rumahku?"
"Oke, pulang sekolah kan?"
"Yup!"
"Baiklah." Tanggap Ichigo singkat. Rukia yang melihat itu merasa aneh.
'Aneh? Apanya yang aneh? Aku tidak mengerti. Hatiku terasa seperti..terluka? Cemburu? TIDAK MUNGKIN!' Rukia menepis pikiran anehnya itu.
'Tapi kenapa? Mengapa sejak aku pindah dia terasa begitu jauh, mengapa? Dan mengapa aku tidak merasa nyaman dengan suasana seperti ini? Bukankah terasa tenang, tidak berada di dekat makhluk berisik + emosian berkepala oranye itu? Arrghh, semakin dipikirkan semakin membuatku pusing!!' Pikiran Rukia jadi ruwet.
"Hoooiii, Rukiaaaa???" Renji melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Rukia, mencoba untuk meyadarkan Rukia dari lamunannya mungkin?
"….." Rukia tak menjawab.
"Rukiaaaaaa?"
"………"
"RUKIAAAA!!!!" Renji akhirnya berteriak tepat di kuping Rukia, kesal karena di kacangin terus..
"Hyaaa! A-ada apa, Renji? Kau membuatku kaget saja."
"Dari tadi aku memanggilmu tahu. Kau ini aneh sekali."
"Eh? Maaf aku tak mendengarmu."
"Kau melamun? Jarang sekali seorang Rukia melamun, ada apa? Kau baik-baik saja?"
"Tidak, tidak ada apa-apa. Aku baik-baik saja kok."
"Baguslah kalau begitu. Dasar kau ini, aneh." Renji geleng-geleng.
"Yah.." Jawab Rukia singkat.
After School, Urahara Shop.
"Jadi, kita mulai dari mana, Rukia?" Tanya Renji.
"Kau duluan saja, apa mimpi dan harapanmu?"
"Ngg..yah tentu saja aku ingin menjadi kuat, lebih kuat dari Kuchiki-Taichou & Si-Kepala-Oranye itu. Dan em.."
"Apa?Apa?" Tanya Rukia penasaran.
"Aku ingin..melindungi orang yang..aku sayangi.." Blush! Wajah Renji menjadi merah padam seketika sampai tidak bisa dibedakan mana rambut mana wajah..
"Oh, begitu. Khas Renji sekali ya."
"Kalau kau, apa?"
"Aku? Aku ingin membuat nii-sama bangga suatu saat nanti, juga membahagiakannya. Aku akan menunjukkan pada nii-sama kalau aku juga bisa menjadi sekuat dirinya. Mungkin itu saja."
"Sungguh, tak ada yang lain?"
"He-eh." Rukia mengangguk, Renji mendengus kecewa.
"Ada apa, Renji?"
"Tidak apa-apa, tak usah dipikirkan." Jawab Renji lemas.
Morning, Karakura High School.
Setiap hari selalu sama. Jarak semakin luas di antara Rukia & Ichigo. Tentu saja itu karena prinsip bodoh mereka berdua. Kalaupun mereka mengobrol, hanya seperlunya saja. Di sisi lain mereka sering memperhatikan kedekatan satu sama lain. Rukia melihat Ichigo semakin dekat dengan Orihime dan sebaliknya, Ichigo melihat hubungan Rukia & Renji semakin dekat.
"Kurasa kita perlu perbaikan di bagian ini, Inoue." Saran Ichigo.
"Yang mana?"
"Itu yang bagianmu."
"Oh, kenapa memangnya?" Tanya Orihime heran.
"Terlalu berlebihan…"
Bagian 'Mimpi & Harapan' Orihime mencapai 4 halaman, sedangkan Ichigo hanya 1 halaman karena ia malas memikirkannya.
"Lohh, ini kan baguus??" Orihime menunjukkan 4 lembar itu yang rapat dengan tulisan sambil nyengir.
"Baiklah, sesukamu saja."
"Yeeyy, arigato Kurosaki-kun!!"
"Hhh." Ichigo hanya mendengus pasrah.
Lagi-lagi..Rukia melihat kedekatan mereka. Senang? Tidak. Kesal? Tidak mungkin. Merepotkan sekali ya mengurusi perasaan aneh yang satu ini. Meskipun Rukia mencoba untuk tidak peduli, tetap saja tidak bisa. Mereka sekelas dan tempat duduk mereka juga tak jauh dari tempat duduk Rukia saat ini.
"Ada apa Rukia-chan? Sepertinya akhir-akhir ini kau melamun terus." Tanya Hinamori, menyadarkan Rukia dari lamunannya.
"Aku juga tidak tahu, Hinamori."
"Aku lihat kau melamun juga memandangi Kurosaki-kun. Ada apa dengannya?"
Rukia hanya menggelengkan kepala, sekarang ia merasa menjadi orang terbodoh sedunia.
"Kau..menyukainya..?" Tanya Hinamori. Matanya membesar, menanggapi ucapan Hinamori tadi.
"A-apa kau bilang?? Aku? Menyukainya? Tidak Mungkin!" Tepis Rukia.
"Mengapa tidak mungkin?"
"Kau lihat saja sendiri, Ichigo dan Inoue begitu dekat, jadi tak mungkin aku menyukainya. Siapa juga yang mau menyukai orang bodoh, emosian dan aneh itu? Ah, juga keras kepala!"
"Lihat, kau begitu tahu tentang dirinya."
"Apa benar?"
"Ya, sayangnya yang kau sebutkan tadi hanya keburukannya saja. Mungkin kau tahu sisi baiknya tapi tidak menyadarinya?"
'Sisi baik? Ichigo mempunyai sisi baik? Tidak mungkin!' Batin Rukia.
"Errr..mungkin ini sedikit rumit ya?"
"Ya, cinta itu rumit, Rukia-chan."
"Lalu, kau sendiri?"
"Aku? Ada apa denganku?"
"Kau dan..orang yang di sana." Rukia menunjuk orang pendek berambut putih yang juga jenius!
"A-a-apa maksudmu, Rukia-chan?"
"Yah, kau tahu sendiri kan. Seorang Hinamori Momo sedang jatuh cinta dengan juara kelas yang diidolakan semua cewek di sekolah ini, yaitu Hit-," Hinamori segera membungkam mulut Rukia agar ia tidak menyelesaikan kata-katanya itu.
"Sshht! Diam Rukia-chan! Nanti ada yang dengar.." Rona merah pada wajah Hinamori sudah tak bisa ditutupi lagi.
"Dan juga satu kelompok dengannya adalah suatu kebetulan yang menyenangkan, yang pastinya membuat iri cewek satu sekolah.," Rukia kembali menggoda Hinamori.
"Ya, kebetulan yang aneh.."
"Tapi kau senang kan? Ya kaan?" Hinamori hanya mengangguk pelan.
"Hhh, bagaimana kau ini, tadi menceramahiku soal cinta itu blablabla, sekarang malah kau sendiri yang kewalahan menghadapinya." Hinamori manyun mendengar pernyataan Rukia. Tapi, ia akui itu memang benar.
vira: "Selesai juga chap. 1, tadinya mau bikin one-shot tapi idenya ngembang (emangnya kue?) jadi gini deh.."
Uryuu: "Kok gue ga muncul sih?"
vira: "Males munculin elo.."
Uryuu: "Apa?! Kubunuh kau author sialan!!"
vira: "Ehh?? Waah jangaan!! Iya kok entar muncul (kalo sempet) di next chapter! Enggak janji sih.."
Uryuu: "Awas aja gue ga muncul, gue bawa pasukan buat ngebunuh lo entar!"
vira: "Yah tergantung mood aja deh ya. Oh ya please review! Gamau review ya nggak apa-apa.."
Uryuu: "Jangan di review kalo gue ga muncul…" -dikeroyok-
