Naruto Pura pura Mati

Karakter oleh: Cak Masashi Kishimoto

Perdana Menteri yang Korupsi Bernama Itachi pulang ke istana dan langsung memerintahkan para temannya menangkap Naruto. Tetapi Naruto telah hilang entah kemana karena ia tahu sedang diburu para prajurit kerajaan. Dan setelah ia tahu para Preman sudah meninggalkan rumahnya, Abu Nawas baru berani pulang ke rumah.

Hinata: "Suamiku, para preman tadi pagi mencarimu."

Naruto: "Ya istriku, ini urusan gawat. Aku baru saja menjual Kisame Hoshigaki menjadi budak."

Hinata: "Apa?"

Naruto: "Kisame kujadikan budak!"

Hinata: "Kenapa kau lakukan itu suamiku."

Naruto: "Supaya dia tahu di negerinya ada praktek jual beli budak. Dan jadi budak itu sengsara."

Hinata: "Sebenarnya maksudmu baik, tapi Itachi pasti marah. Buktinya para preman diperintahkan untuk menangkapmu."

Naruto: "Menurutmu apa yang akan dilakukan Sultan Harun AL Rasyid kepadaku,"

Hinata: "Pasti kau akan dihukum berat."

Naruto: "Gawat, aku akan mengerahkan ilmu yang kusimpan."

Naruto masuk ke dalam, ia mengambil air wudhu lalu mendirikan sholat dua rakaat. Lalu berpesan kepada istrinya apa yang harus dikatakan bila Itachi datang. Tidak berapa lama kemudian teman teman Naruto geger, karena istri Naruto menjerit-jerit.

Sasuke: (sambil Tergopoh gopoh) "Ada apa?"

Hinata "Huuuuuu...suamiku mati....!"

Sasuke "Hah? Naruto mati?"

Hinata: "Iyaaaa..., !"

Kini kabar kematian Naruto tersebar ke seluruh pelosok negeri. Itachi terkejut. Kemarahan dan kegeraman beliau agak susut mengingat Naruto adalah orang yang paling pintar, menyenangkan dan membuat dirinya Geger bukan main. Itachi beserta beberapa pengawal beserta seorang tabib (dokter) istana, segera menuju rumah Abu Nawas. Tabib segera memeriksa Naruto. Sesaat kemudian ia nnmberi laporan kepada Baginda bahwa Naruto memang telah mati beberapa jam yang lalu. Setelah melihat sendiri tubuh Naruto terbujur kaku tak berdaya, Tsunade marasa terharu dan meneteskan air mata. Beliau bertanya kepada istri Abu Nawas.

Tsunade: "Adakah pesan terakhir Abu Nawas untukku?"

Hinata: (Sambil Menangis) "Ada Gubernur yang mulia."

Tsunade: "Katakanlah!"

Hinata: "Suami hamba, Naruto memohon sudilah kiranya Baginda Raja mengampuni semua kesalahannya dunia akhirat di depan rakyat."

Tsunade "Baiklah kalau itu permintaan Abu Nawas."

Jenazah Abu Nawas diusung di atas keranda. Kemudian Baginda Raja mengumpulkan rakyatnya di tanah lapang. Beliau berkata,

Tsunade: "Wahai rakyatku, dengarkanlah bahwa hari ini aku. Tsunade telah memaafkan segala kesalahan Abu Nawas yang telah diperbuat terhadap diriku dari dunia hingga akhirat. Dan kalianlah sebagai saksinya."

Tiba-tiba dari dalam keranda yang terbungkus kain hijau terdengar suara keras,

Naruto: "Syukuuuuuuuur....... !"

Seketika pengusung jenazah ketakukan, apalagi melihat Naruto bangkit berdiri seperti mayat hidup. Seketika rakyat yang berkurnpul lari tunggang langgang, tertubrukan dan banyak yang jatuh terkilir.

Naruto sendiri segera berjalan ke hadapan Baginda Pakaiannya yang putih-putih bikin Itachi keder juga.

Itachi: "Kau... kau... sebenarnya mayat hidup atau memang elo hidup lagi?"

Naruto: "Hamba masih hidup Tuanku. Hamba mengucapkan terima kasih yang tak terhingga atas pengampunan Tuanku."

Sakura: "Jadi kau masih hidup?"

Naruto "Ya, Temanku. Segar bugar, buktinya kini hamba merasa lapar dan ingin segera pulang."

Itachi: "Kurang ajar! Ilmu apa yang kau pakai Naruto?"

Naruto: "Ilmu dari mahaguru sufi guru hamba yang sudah meninggal dunia."

Itachi: "Ajarkan ilmu itu padaku..."

Naruto: "Tidak mungkin Baginda, Hanya guru hamba yang mampu melakukannya. Hamba tidak bisa mengajarkannya sendiri,"

Itachi: (Menggerutu Kecewa) "Dasar pelit!"