wahh senangnya bisa bikin fict ttg suju, aaiiissshhh ini fict pertama saya ttg screanplay, aduduh saya niatnya mau bikin wongkyuu tp karna melihat karakter sifat pemeran utama saya jd memilih pairnya kyuumin, aduh kalo jelek maaf yah soalnya ini fict pertama saya mengenai screanpaly, jadi mohon maaf jika ada kesalahan

HAPPY READ

Hidup itu penuh dengan pilihan, ada hitam dan putih, ada baik dan buruk yang akan selalu mewarnai setiap kehidupan manusia. Hanya manusia itu sendirilah yang bisa memilihnya, memilih takdir hidupnya. Memilih tetap berada di dalam kegelapan kehidupan atau mengikuti cahaya putih dihatinya. Dan pastinya setiap apapun yang pilihan yang mereka pilih pasti memiliki resiko yang harus mereka tanggung.

Seorang pria muda berjalan menuju sebuah gudang kecil, kotor,tidak terawat dan hanya cahaya remang-remang yang menyinari tempat itu. Pria muda itu terus memacu kakinya yang jenjang untuk melangkah hingga akhirnya berhenti tepat di belakang seorang pria paruh baya yg duduk membelakanginya dan disampingnya berdiri beberapa pengawal yang menjaganya.

" Aku terima tawaranmu" ucap pria muda itu suara tawa kemenangan bergema kesetiap sudut ruangan. " Itu pilihan yang tepat anak muda" jawab pria tua itu. Kemudian pria tua iti melempar foto kehadapan pria muda itu. Sang pemuda memperhatikan foto-foto itu dengan lekat dan teliti. " Apa kau siap dengan tugas pertama mu?" ucap pria itu dengan seringai yang terlukis di bibir pria tua itu. "Masuklah kedalam kehidupannya, itu akan mempermudah mu melakukan tugas pertama mu" ambungnya lagi dan setelah itu pria tua dan pengawal-pengawalnya pergi meninggalkan pemuda itu sendirian.

~~~~~~~BIG HEAD~~~~~~~~

Sungmin POV

Aaaiiiiisssshh kemana pria itu? Sudah tiga jam aku menunggu pria itu disini tapi sampai sekarang daia belum datang juga. Apa aku ini tidak berharga baginya? Apa pekerjaan dia dikantor lebih berharga dari pada aku?

BRAAAAKKKK... aku menggebrak meja yang ada dihadapanku untuk melampiaskan kemarahan ku dan karna itu juga aku menjadi bahan tontonan pengunjung yang lain, tapi aku tak peduli .Kalian pasti bertanya dimana aku sekarang, sekarang aku sedang berada disebuah restoran Italia "Lepisa", dan aku sedang menunggu Appa ku, karna hari ini aku dan dia akan merayakan ulang tahun ku yang ke-17, tapi nyatanya dari tadi aku menunggu Appa ku, dia tak kunjung datang. Aku benar-benar kesal dan bosan dengan semua ini. Aku bangkit dari kursi, tapi baru beberapa langkah aku berjalan, 5 orang pria bertuxedo hitam datang mengahampiriku. Melihat wajah-wajah mereka membuat mood ku yang hancur menjadi sangat hancur.

" Tuan anda mau kemana?" ucap salah satu dari mereka.

Aaaarggghhh hidupku sungguh menyebalkan. " Aku mau ketoilet, apa kalian juga mau mengikutiku?" ucapku gusar. Kelima orang itu hanya tertunduk mendengar ucapanku. Kulangkahkan kaki ku menuju toilet pria, tapi mereka tetap saja mengikuti ku hingga kami semua sudah berada didepan pintu masuk toilet. Aaaaiiisshhh kenapa mereka mengikutiku? Ini sungguh menyebalkan, kalian tau menyebalkan!. " Apa yang kalian lakukan" ucapku penuh emosi. " kami hanya menjalankan tugas untuk melindungi anda, Tuan" jawab salah satu dari mereka. " Tapi tidak mengikuti ku sampai ke toilet kan? Aku sudah 17 tahun aku bukan anak kecil lagi. Berani kalian masuk kedalam aku tidak akan segan-segan untuk melaporkan kalian kepada Appa, karna kalian sudah mencoba untuk melakukan hal yang tidak wajar kepadaku". "Tapii Tuan..." . " tidak ada tapi-tapi" sergahku sinis dan langsung masuk ke dalam toilet. Aaarrgghh ini semua membuatku terlihat menyedihkan. Saat aku ingin mencuci tangan ku mata ku teralih pada sebuah jendela yang terdapat di atas salah satu bilik kamar mandi. Tiba-tiba ide gile terlintas di otakku, seringai terlukis dibibir ku, hahahaha ini hal yang belum pernah aku lakukan selama ini. Dengan sigap aku naik keatas kloset dan mencoba meraihnya, tak seperti yang kubayangkan ternya jendela itu masih bisa kujangkaw dengan tubuh ku ini, setelah perjuangan kabur melalui jendela yang membutuhkan waktu yang lumayan lama, akhirnya aku berhasil keluar. Dengan cepat ku bawa kaki ku ini berlari meninggalkan restorant itu.

" Tuaaaannn!" teriak mereka.

Aku menolehkan kepalaku ke sumber suaru itu, tapi untung saja mereka belum melihatku. Aku kembali berlari hingga akhirnya aku menemukan sebuah gang kecil. Dengan bermodal nekat kutelusuri gang itu, tapi ternyata aku salah. Gang itu begitu sepi dan sekarang muncul 3 orang pria yang berbadan lebih besar dariku berdiri dihadapanku. Pria-pria itu menyeriangai kepadaku. Salah satu dari mereka berjalan mendekati dan mengelilingiku, sedangkan 2 pria lainnya hanya diam ditempat mereka, mereka memandangi ku tatapan yang begitu aneh dan terlihat menjijikan.

" Hai manis! Apa kau sedang kesepian?" ucap pria yang mengitariku. " bergabunglah dengan kami, kujamin kau akan merasa senang," sambung pria yang lain. " Apa? manis? Kalian bilang aku ini manis, apa mata kalian buta? " jawabku mencoba untuk seberani mungkin. " tentu saja kau manis, kami tidaklah buta" ucap pria itu sedeng. Aaaiiiisshh kenapa semua orang selalu mengatai ku manis? Apakah mereka buta? atau apa? Jelas-jelas aku ini seorang pria, dan pria itu tidak akan pernah manis. Yaaah jujur karna tubuhku yang kecil dan wajah ku yang seperti wanita ini, aku sering dikatai wanita manis, tapi ayolah aku ini benar-benar pria tulen. " apa kalian tidak bisa melihat kalo aku ini seorang pria?" jawabku emosi. Hahhahahahhaaha mereka bertiga tertawa seperti setan sehingga membuat ku menjadi ketakutan. " apa kau seorang pria? Tapi wajah mu sangat manis dan tubuhmu tidak seperti seorang pria" jawab pria itu tambah gila. " jika memang benar kau seorang pria kami tidak masalah, karna kau begitu sayang untuk disia-siakan" sambung pria yang satu lagi. Aigho! Aku mengembalikan tubuhku bersiap untuk berlari meninggalkan tempat ini tapi terlambat, pria itu mencengkram bahuku dan merobek lengan tuxedo dengan pisau yang entah sejak kapan berada ditangannya.

" Akkkkhhhhhhh" hanya itulah yang bisa kulakukan sekarang. Hanya berteriak dan berharap seseorang menyelamatkan hidupku. Walaupun aku pria aku tak bisa bela diri, karna sedari kecil hidupku selalu dilindungi oleh para bodyguard, sehingga tubuhku tak bisa untuk dijadikan tameng atau berkelahi. Pria itu mendorong dan menyudutkan ku ke tembok sedangkan dua pria lainnya hanya menonton dan tertawa menikmati tontonan didepan mata mereka.

Tuhan apa yang harus kulakukan? Siapapun tolong aku!

~~~~~TBC~~~~~~

Waahhh maaf yah hrs bersambung, maaf juga kalo cerita ini jelek soalnya ini cerita pertama saya ttg screanplay, aduh duh jika kalian berkenan tlg REVIEW yeeeeee