Jangan bawa leader itu kembali ke sini. Bawalah dia ke satu tempat yang tidak dia ketahui dan tinggalkan dia di sana. Katakan pada fans, kau menghilangkannya di L.A
Aku tertawa membaca pesan yang dikirim oleh Happy Virus kami, Park Idiot Chanyeol. Sungguh konyol.
"Kau kenapa Hun-ah?" Aku menekan tombol home saat mendengar suara yang muncul dari belakangku. Aku menoleh dan memberikan senyuman polos pada sang leader. "Tidak ada apa-apa hyung." Aku terkekeh pelan. Dia menatapku dengan tatapan curiga, sebelum akhirnya mendesah, "cepatlah tidur, Sehun-ah. Besok kau harus pergi ke toko coklat bukan?"
Aku mengangguk dan meletakan ponselku di meja samping tempat tidur. Ya, Kyungsoo hyung menginginkan coklat yang banyak. Aku harus membelikannya karena dia sudah berjanji akan membuatkan makanan kesukaanku selama seminggu.
OoO
"Wah, kemana para member? Kenapa sepi ya? Apa mereka lupa kalau kita akan pulang hari ini? Bahkan sama sekali tidak ada sambutan untuk kita." Aku memutar mataku malas mendengar celotehan Suho hyung. Aku segera berjalan menuju kamarku sambil membawa koper-koperku. Aku terlalu malas untuk membereskan barang-barangku dan memilih untuk tidur.
"Oh Sehun, bangun." Sebuah tangan terus mengguncang bahuku pelan. "Hun-ah, bangun. Ini sudah malam. Cepatlah mandi dan ayo kita makan malam." Aku membuka mata dan mendapati Kyungsoo hyung sedang duduk di tepi tempat tidurku. "Hyungg!" Seruku sambil memeluknya. "Welcome back, Sehun." Aku melepaskan pelukanku, turun dari tempat tidur dan mencari coklat untuknya, aku mengeluarkan sebuah kantong berwarna biru muda dan menyodorkannya ke depan wajah Kyungsoo hyung, "Ini coklat untukmu hyung, ada tiga kotak." Wajahnya berseri ketika mendengar kata-kataku. "Terima kasih, Sehun-ah."
Sebuah jitakan pelan di belakang kepalaku membuatku menoleh. "Yak Kkamjong! Jangan melakukan kekerasan di sini!" Hyung yang lebih tua beberapa bulan dariku dan lebih hitam itu hanya menyengir sambil menganggukkan kepalanya ke arah coklat Kyungsoo hyung. "Mana punyaku?" Tanyanya. Cih. "Aku menghilangkan coklat milikmu di bandara." Kataku sambil tertawa. "Yak maknae! Cepat pergi ke bandara dan ambil coklatku itu!" Balasnya. "Kau jangan makan coklat terus, nanti kulitmu makin gelap." Aku menghindari tangan usilnya yang akan menjitakku lagi dan mengambil coklat untuknya. "Ini!" Kataku sambil menyerahkan sebuah kotak coklat. "Coklat putih khusus untukmu." Aku menarik Kyungsoo hyung yang sedang tertawa itu dan segera menuju ruang makan sebelum Kkamjong mulai menyerang.
OoO
"Dimana yang lain? Masih belum pulang ya?" Tanyaku saat kami sedang menonton acara TV setelah makan malam. "Hm, ya mereka sedang sibuk berkencan." Jawab Jongdae hyung sambil sibuk mengunyah keripik kentang yang dibawa oleh Suho hyung dari Amerika. "Mwo? Berkencan? Siapa? Dengan siapa? Kenapa aku tidak tahu?" Tanyaku kaget, sementara hyungdeulku hanya tertawa, bahkan Jongin hyung hampir jatuh dari sofa.
"Yak! Berhenti tertawa! Tidak ada yang lucu." Aku mendengus melihat tingkah mereka. "Kau harus lihat wajahmu, maknae." Jawab Jongdae hyung. "Tidak ada yang berkencan dengan siapapun, Sehunie. Mereka hanya berkencan dengan... Pekerjaan mereka." Jelas Minseok hyung lalu merampas kaleng keripik kentang dari tangan Jongdae hyung. "Aish kalian ini!" Uh!
OoO
"Hyung! Selamat pagi!" Aku menyapa seseorang yang tiba-tiba muncul di depan pintu kamarku. "Selamat pagi, Sehunie. Kau sudah bangun rupanya? Ah selamat datang kembali." Ucapnya sambil memamerkan senyum, dimplenya terlihat dengan jelas. "Ya, terima kasih hyung. Oh sebentar." Aku berlari masuk ke kamar dan mencari sesuatu.
"Semalam saat hyung pulang, kau sudah tidur. Tidak tega membangunkanmu." Kata Chanyeol hyung yang juga sudah ikut masuk ke kamar. "Jadi kenapa kau tidak mengabulkan permintaanku? Kenapa kau membawa leader itu pulang?" Lanjutnya dan aku tertawa saat mendengar kata-katanya.
"Aigoo hyung-ah, aku tidak mungkin melakukannya. Itu kejahatan." Aku mengeluarkan sebuah kotak hitam dari dalam koper dan menyerahkannya pada hyung di depanku itu. "Ini untukmu, hyung."
Dia mengambil kotak itu dan menatapku, "Eh? Did you buy it for me on purpose? Do you like me or something?" Hah? Apa maksudnya? Aku hanya menatapnya dengan bego.
"Eh maksudnya?" Tanyaku semakin bingung.
"Kau baru saja memberiku coklat di bulan Februari."
Huh? "Eeeeh? Maksudmu? Eh?" Akhirnya aku mengerti apa maksudnya. "Kau baru saja menyadarinya, Sehunie?" Tanyanya sambil terkikik.
"Tapi... Tapi aku juga memberikan coklat untuk yang lainnya." Aku merengek kesal karena dikerjai oleh si caplang. "Nah, hyung hanya bercanda. Itu tandanya kau menyayangi kami. Terima kasih, Sehunie."
"Ne, sama-sama hyung."
The End
a/n: Semoga kalian suka. Jangan lupa tinggalkan krisar ya. Terima kasih. Wkwk. Cerita ini sudah aku tulis sejak Februari tetapi tidak sempat dipost sampai sekarang. Mau request fanfic? Just hmu!
