NO MORE PARFUME
~Cho Kyuhyun
~Kim Yesung (girl)
~de el el
Akan banyak namja tampan versi saya yang bertebaran di sini.
Rate : M (maybe_ sebenarnya masih pengen T juga karena saya suka Rate yang aman. But... dunno. Let's see...)
Annyeong..., saya bawa 2shoot. Saya nggak yakin dengan Rate-nya. Yang jelas saya nggak bisa bikin adegan NC. Jadi tentukan saja sendiri. Dan kasih tahu saya ini sebenarnya masuk Rate apa. Okeiyh?!
.
Happy Reading
.
Aku membencinya. Karena telah lancang memasuki duniaku tanpa ijin.
(Yesung 9th, Kyu 5th)
"Kyunnie, ini adalah Kim Yesung. Putri dari pak Kim, asisten Daddy. Dia akan tinggal bersama kita. Kau harus memperlakukannya dengan baik. Arra?" ucap sang Mommy.
Kyuhyun hanya menoleh sebentar lalu kembali asyik dengan mainannya.
"Yesungie, mulai sekarang anggap Kyu sebagai adikmu, ne?"
"Baik, nyonya."
"A.. a.., panggil aku ahjumma. Mengerti?"
Yesung tersenyum manis. "Ne, ahjumma."
"Bagus. Nah, tolong awasi Kyuhyun. Ahjumma harus menjemput Minho di rumah Halmeoninya," pamit nyonya Cho seraya membelai rambut Yesung dan meninggalkannya di kamar putra pertamanya.
"Kau!" panggil Kyu pada Yesung.
"Ne, Kyunnie?"
"Mwo? Aku tidak mau kau memanggilku seperti itu. Panggil aku Kyu'nim. Karena aku adalah 'majikan'mu. Dan aku tidak suka orang asing," ucap Kyu kecil dengan sombongnya.
Yesung terdiam sesaat. Lalu tersenyum pada bocah yang empat tahun lebih muda darinya itu.
"Ne, Kyu'nim."
.
Aku membencimu karena sejak kedatanganmu, aku menjadi nomor dua di rumahku sendiri.
(Yesung 14th, Kyu 10th)
"Sungie nunna, selamat karena menjadi juara kelas," Minho, adik Kyuhyun yang dua tahun lebih muda darinya berlari memeluk Yesung.
"Ya! Kodok! Aku juga juara pertama. Kau tidak memberiku ucapan selamat?!"
"Kyu..., kenapa berteriak-teriak begitu? Kenapa kau tidak bisa bersikap sedikit lebih sopan? Lihatlah, Yesungie selalu bisa bersikap sopan pada siapapun," Mommynya mulai mengomelinya.
"Itu karena dia hanya pelayan, wajar kalau bersikap sopan pada semua orang kan?"
"Cho Kyuhyun! Apa Mommy mengajarimu bersikap kasar, eoh? Cepat minta maaf!"
Kyuhyun tersentak mendengar kemarahan ibunya.
"Gwenchana, ahjumma. Kyu'nim benar. Saya memang hanya pelayan di sini. Jangan memarahinya."
"Kim Yesung! Berhenti memanggilnya seperti itu. Kau terlalu memanjakan adikmu. Jadi dia semakin nakal saja. Dan kau Cho Kyuhyun, panggil Yesung nunna!"
"Shireo!" teriak Kyuhyun seraya berlari menaiki anak tangga menuju kamarnya.
.
Aku membencimu karena semua orang menyukaimu.
(Yesung 18th, Kyu 14th)
Byuuur...! Suara seseorang melompat ke dalam kolam memaksa Kyuhyun mengalihkan perhatiannya dari gamenya.
Kim Yesung tengah asyik berenang bersama Minho di kolam renang yang berada tepat di bawah balkon kamarnya. Kyuhyun adalah remaja tanggung. Ia sudah mengerti apa itu bentuk tubuh seksi. Dan itulah yang dia lihat saat ini.
"Nuguya? Kau punya kakak perempuan, Cho?" tanya Changmin, sahabat seper-evil-annya.
Kyuhyun menoleh. "Ani. Dia putri asisten Daddy."
"Benarkah? Waah..., dia cantik sekali. Seksi... Ya! Lihat itu! Dongsaengmu memeluknya. Aku iri padanya. Enak ya, jadi anak kecil."
"Mwo?" sentak Kyu seraya menoleh ke arah pandang Changmin.
Dilihatnya Minho sedang memeluk leher Kim Yesung dari belakang. Sementara yeoja itu hanya tertawa tanpa merasa terganggu. Dia itu..., apa dia tidak tahu, meski umur Minho baru 12 tahun, tapi dia itu juga seorang namja. Dan pikiran adiknya itu mungkin saja sudah tak sepolos yang Yesung kira.
"Ah..., aku tidak tahan melihatnya!" teriak Changmin frustasi lalu berlari keluar dari kamar Kyuhyun.
"Ya, evil! Kau mau kemana?!"
"Bergabung dengan Minho, tentu saja!" jawab Changmin dari luar kamarnya.
"Andwae...!"
.
Aku membencimu karena meninggalkan kami (ku).
(Yesung 19, Kyu 15th)
Kyuhyun melepas salah satu earphone saat melihat seorang maid keluar dari kamar Yesung dengan membawa selimut dan bedcover.
"Ahjumma, sejak kapan Kim Yesung tak membersihkan sendiri kamarnya?" tanyanya.
Yeoja itu membungkuk sebentar. "Ah, bukan begitu, tuan muda. Kim agashi akan tinggal dengan ummanya. Jadi nyonya meminta kami membersihkan kamarnya."
"Mwo? Tinggal dengan ummanya? Di Jepang?"
"Ne, nunna pergi karena tidak tahan dengan perlakuan kasar hyung padanya," sahut Minho sengit.
"A-apa?" Kyuhyun terhenyak.
Yeoja maid tadi sedikit tertawa. "Aniya. Umma Kim agashi sakit keras. Jadi nona Kim akan tinggal bersamanya untuk merawatnya."
"Ya! Ahjumma, kenapa mengatakan itu padanya! Seharusnya biarkan saja dia merasa bersalah pada Yesungie nunna!" gerutu Minho.
Kyuhyun tak menyahut. Dia tidak peduli apapun alasannya. Yang pasti Kim Yesung telah pergi. Dan dia sama sekali tak tahu, apakah dia akan kembali ataukah tidak. Dan yeoja itu sama sekali tak berpamitan padanya.
.
Aku benci saat kau menangis.
(Yesung 20th, Kyu 16th)
Kim Yesung masih terpaku di depan makam ibunya. Tubuhnya bergetar karena tangisannya yang tak kunjung berhenti. Di sampingnya Minho merangkul pundaknya. Menjaganya agar tak jatuh.
Tak jauh darinya Kyuhyun hanya diam menatapnya. Entah kenapa hatinya perih melihat yeoja itu menangis.
.
.
"Kau yakin tak ingin ikut kami kembali ke Korea, Yesungie?" tanya nyonya Cho.
"Ne. Sebentar lagi ujian nasional. Jadi lebih baik saya selesaikan sekolah saya, ahjumma."
"Baiklah. Jika itu keputusanmu."
"Nunna, aku akan merindukanmu lagi," ucap Minho manja, seraya memeluk Yesung.
Yeoja itu tersenyum. "Baik-baiklah di sana. Jaga Kyu'nim. Jangan menjahilinya," pesannya yang membuat Kyuhyun terhenyak.
"Ya! Nunna! Kau tahu pasti siapa yang suka menjahili siapa!" protes Minho.
Yesung terkekeh mendengarnya.
"Kalau ada apa-apa hubungi kami, ne!" pesan tuan Cho.
"Ne, sajang..., ah, ahjusshi."
Tuan Cho membelai rambut Yesung lalu menggandeng istrinya masuk ke dalam taxi. Kyuhyun tak mengucapkan apapun. Hanya berlalu melewati Yesung. Yeoja itu juga tak mempermasalahkannya. Dia justru menghambur memeluk sang appa yang harus ikut kembali ke Korea. Karena appa dan umma Yesung telah lama bercerai. Jadi tak mungkin dia terus berada di rumah keluarga mantan istrinya.
"Appa, jaga kesehatan appa, ne!" ucap Yesung.
Kyuhyun diam-diam menatapnya. Kim Yesung kembali menangis dalam pelukan appanya. Dan lagi-lagi dia merasakan sakit di hatinya.
.
Aku benci melihatmu tersenyum.
(Yesung 23th, Kyuhyun 19th)
Kyuhyun menutup telepon dari adiknya begitu memasuki halaman rumah, atau istananya. Cho Minho dan Mommynya berada di Amerika. Adiknya memang bercita-cita untuk melanjutkan sekolah di sana. Jadi mereka pindah ke sana.
Namja itu langsung masuk ke kamarnya tanpa peduli pada para maid yang menyambutnya. Dia adalah tuan muda. Jadi dia sudah biasa mendapat perlakuan itu.
Di hempaskannya tubuhnya di atas sofa. Lalu mengeluarkan PSP kesayangannya dari dalam tas. Dan langsung bermain game tanpa mengganti pakaiannya terlebih dahulu.
Tek! Segelas jus jeruk diletakkan di mejanya tanpa permintaan Kyuhyun.
"Ya, siapa yang mengijinkanmu masuk ke kamar...," kalimatnya tertahan. "...ku," dan berlanjut dengan nada lebih lemah.
"Mianhae. Dulu Kyu'nim selalu memintaku menyiapkan segelas jus jeruk setiap anda pulang sekolah. Apa kebiasaan anda berubah? Maaf, saya akan membawanya keluar," ucap yeoja itu seraya mengambil kembali gelas yang tadi ia letakkan di meja.
"Aniya. Biarkan di sana. Nanti aku akan meminumnya."
Yeoja itu tersenyum. "Ne," ucapnya lalu berbalik hendak keluar dari kamar Kyuhyun.
"Kim Yesung!" panggil Kyu.
"Ne, Kyu'nim?" jawab Yesung dengan senyumannya.
Deg! Jantung Kyu nyaris berhenti berdetak karena kaget. "Itu..., kau akan tinggal di sini?" tanyanya.
"Ne, saya akan kuliah di sini. Dan juga tinggal di sini. Apa anda keberatan?" tanya Yesung cemas. Takut kalau tuan mudanya tak mau menerimanya.
"Ah..., itu bukan urusanku. Tinggal saja," ucapnya.
"Gamsahamnida, Kyu'nim," ucap Yesung sambil tersenyum sembari membungkuk hormat pada tuan mudanya. "Saya permisi," pamitnya kemudian.
Kyuhyun meraba jantungnya. Menghela nafas panjang. Dan tanpa sadar segaris senyum menghiasi bibirnya.
.
Aku membenci rona merah di wajahmu.
(stay in same year)
Kyuhyun menatap tajam pada Yesung yang tengah asyik berbincang dengan salah satu pegawai Daddynya yang datang untuk mengambil beberapa berkas yang tertinggal.
"Sampai besok, Kim Yesung'ssi," ucap namja bernama Tan Hangeng itu sebelum keluar dari rumah itu.
"Agashi, siapa namja tadi? Dia tampan sekali?"
"Dia Sunbae di kampusku. Aku baru tahu kalau dia magang di salah satu perusahaan Cho Sajangnim, dan ayahnya adalah GM di sana," jawab Yesung.
"Sepertinya dia menyukaimu."
"Ahjumma!" protes Yesung.
Kyuhyun meremas kaleng minuman di tangannya.
.
Aku benci semua tentangmu.
Yesung hanya bisa menurut saat Kyuhyun memaksanya naik ke mobilnya saat yeoja itu berniat naik bus.
"Yeojachinguku bilang ada parfum baru dan dia menginginkannya. Aku tidak tahu selera yeoja itu seperti apa. Jadi bantu aku memilihnya," ucap Kyu memberi alasan.
"Ah, ne."
Dan mereka menuju sebuah departement store untuk mencari parfume yang Kyuhyun inginkan.
"Dia sangat menyukai laut," ucap Kyu.
Yesung tersenyum mendengarnya. "Sepertinya selera kami sama," ucapnya sambil memilih-milih aroma parfume baru yang Kyu maksudkan.
Sementara namja yang empat tahun lebih muda darinya itu tampak menikmati pemandangan di hadapannya. Seorang Yeoja manis yang sama sekali tak tampak lebih tua darinya itu tengah asyik menciumi aroma minyak wangi.
"Bagaimana kalau ini, Kyu'nim? Aqua Marine," tanyanya kemudian.
Senyum di bibir Kyu menghilang. Berganti dengan wajah datarnya saat Yesung mendekatinya.
"Baiklah. Tunggu di sini. Aku akan membayarnya," ucap Kyu.
Yesung hanya mengangguk sambil tersenyum.
"Ayo, per...," kalimat Kyu terpenggal. Dan tanpa bicara dia langsung menarik Yesung, sedikit tergesa masuk ke sebuah kamar pas.
"Kenapa kita bersembunyi?" tanya Yesung.
"Daddy di sini. Dia bisa membunuhku kalau tahu aku membolos," ucap Kyu lirih.
"Mwo? Jadi anda...,"
"Stt...! Bisakah kau diam!" perintah Kyu sambil membungkam mulut Yesung.
Jarak mereka sangat dekat. Terlalu dekat hingga Kyu bisa mencium aroma parfume yang tadi Yesung coba di belakang telinganya. Kyuhyun mendekatkan wajahnya ke leher Yesung. Mencium aroma wangi Aqua Marine di leher yeoja itu.
"Tuan Muda...," ucap Yesung mencoba menjauh dari Kyuhyun yang tiba-tiba menenggelamkan wajahnya di ceruk lehernya. Tapi namja justru semakin dalam mencium lehernya.
"Tu-tuan Muda...,"
"Nunna..., wangi pilihanmu memang sangat harum," ucapnya tepat di telinga Yesung. "Aromanya segar. Pasti cocok untuk Yeojachinguku. Gomapta," ucap Kyu seraya melepaskan Yesung.
"N-ne...," jawab Yesung gugup.
.
Aku membenci..., semuanya sampai aku tak tahu lagi apa yang tak aku sukai darimu.
Yesung menatap punggung Kyuhyun yang semakin jauh. Lalu pandangannya teralih pada bingkisan kecil darinya. Sebuah parfume yang sama dengan yang akan namja itu berikan pada kekasihnya. Kenapa tuan mudanya membelikan untuknya juga?
Yeoja itu tersenyum. Mungkin hanya sebuah ucapan terimakasih darinya.
Next day.
"Kyu'nim, kita sudah sampai," ucap Yesung pada Kyuhyun yang sedang asyik dengan PSPnya, di jok belakang mobilnya. Tumben sekali, hari ini dia minta dianterin ke sekolahnya. Itupun dia minta mampir dulu ke sebuah alamat.
"Tunggu sebentar," ucap Kyu sambil menekan beberapa angka di layar Smartphonenya. "Ne, baby, aku di depan. Kau sudah siap berangkat kan? Aku tunggu, ne?"
Yesung melirik kaca spionnya menatap tuan mudanya. Sepertinya dia mengajaknya ke tempat ini untuk menjemput kekasihnya. Dan dugaan Yesung benar. Tak sampai lima menit seorang yeoja manis tampak berlari kecil menghampiri mobil mereka. Dan masuk ke mobil.
"Kyunnie, tumben sekali kau mau menjemputku. Biasanya kau...,"
"B-baby, bagaimana parfume yang kubelikan kemarin?" tanya Kyuhyun memotong kalimat yeoja manis itu.
"Baby?"
"Em..., Wookkie'ah..., kau suka parfumenya tidak?" tanya Kyu lagi sambil merangkul pundak yeoja itu merapat padanya.
"Ah, ne. Aku suka. Aroma laut."
"Jeongmal? Apa kau memakainya sekarang?" tanya Kyu sambil 'mengendus' aroma parfume itu di leher Wookkie. "Kau harum sekali, baby...," desah Kyu.
"Kyu..., jangan seperti ini," ucap yeoja manis itu sambil meronta dalam pelukan Kyuhyun yang terus menciumi lehernya.
Yesung menggeleng-gelengkan kepalanya. Sedikit risih dengan kegiatan di kursi belakang. Tapi yeoja itu berusaha untuk tak menunjukkannya. Rasanya kaget juga, tuan muda kecilnya dulu, ternyata telah tumbuh dewasa. Bahkan terlalu dewasa.
Kyuhyun melirik ke spion depan. Mencari tahu bagaimana ekspresi Yesung saat ini. Dan yang dia temukan hanyalah raut serius yeoja itu yang sedang fokus dengan jalanan. Dan itu membuatnya kesal.
"Mianhanda, Kyu'nim, sepertinya jalanan macet. Apakah...," ucapan Yesung sambil menoleh.
Kyuhyun yang sedang mengamatinya tersentak saat menyadari Yeoja itu menoleh. Refleks namja itu menarik tengkuk yeoja di sampingnya dan langsung menciumnya dengan sedikit kasar.
Yesung mengurungkan niatnya untuk bertanya. Dan kembali menatap ke depan. Sedikit menarik nafas untuk menetralkan jantungnya yang hampir konsleting karena kaget. Kemudian tampak ia tertawa, menertawai dirinya sendiri.
Anak muda jaman sekarang. Batinnya.
.
Aku membenci saat kau mengacuhkanku.
Changmin menatap Ryeowook yang terus saja mempoutkan bibirnya. Matanya menatap penuh kebencian pada Kyuhyun. Sementara yang ditatap masih sibuk dengan pikirannya sendiri.
Yesung mengantarnya ke Sekolah. Dan meninggalkannya beserta mobilnya, dan langsung naik bus ke kampusnya tanpa bicara apapun. Yeoja itu benar-benar...
"Ya! Cho Kyuhyun! Berhenti mendesah seolah-olah kau sedang menderita!" teriak Ryeowook akhirnya.
Kyuhyun menoleh. "Aku memang sedang menderita, Wookkie'ah. Kau tak akan pernah mengerti. Dia sama sekali tak terpancing dengan semua perilakuku. Padahal aku hanya ingin melihatnya marah," ucapnya.
"Mwoya! Kau seenak jidat memeluk dan menciumku hanya untuk membuat yeoja itu marah padamu?! Kau benar-benar sahabat terbaik! Argggh! Setelah ini aku pasti tidak akan bisa menikah!" geram Wookkie.
"Tenanglah, chagiya, kalau di dunia ini sudah tak ada yang melirikmu karena iblis mesum itu, aku yang akan menikahimu," hibur Changmin.
"Kau tidak lebih baik darinya Shim Changmin! Aishh..., kenapa aku bisa punya teman-teman dari bangsa iblis seperti kalian, sih?!" geram Ryeowook seraya meninggalkan kedua sahabatnya.
"Aku juga senang menjadi sahabatmu, Wookkie'ah!" sahut Changmin lalu menoleh pada Kyuhyun. "Ngomong-ngomong, siapa yeoja yang kalian maksud?"
"Itu..."
"Jangan-jangan Yesung nunna sudah kembali?" tebak Changmin. "Ya! Kenapa tak memberitahuku, eoh? Kau mau memonopolinya sendiri, ya?"
"Apa maksudmu, evil? Dia milikku, jadi sudah sewajarnya aku memproteksinya kan?"
"Cih, milikmu kau bilang? Kau bahkan belum pernah menyatakan isi hatimu, bagaimana kau bisa mengklaimnya seperti itu?" cibir Changmin.
"Diam kau!" teriak Kyuhyun geram.
"Hyuuuung! Kyu Hyung, Min Hyung..., apa kau tahu, aku bertemu yeoja yang sangat cantik di cafe depan sekolah. Kalian tahu tidak, dia sangaaaaaaaat cantik..."
"Ya, Henry'ah, hari ini sudah berapa yeoja yang kau bilang cantik, eoh? Seleramu sangat pasaran. Berbeda dengan selera kami yang high class," sahut Changmin.
"Aniya..., dia benar-benar cantik, hyungie. Lihat ini!" ucap Henry sambil menunjukkan sebuah foto di ponselnya.
"Aigo..., kau sampai memotretnya?" komen Changmin sambil merebut ponsel Henry. "Ommo..., Yesung Nunna?" serunya kemudian.
Spontan Kyuhyun langsung merebut ponsel Henry yang berada di tangan Changmin.
"Nunna? Maksud hyung, dia lebih tua dari kita? Tidak mungkin!" ucap Henry tak percaya.
Kyuhyun beranjak meninggalkan kelasnya. Sambil menghubungi seseorang, namja itu terus berjalan keluar dari gedung sekolahnya.
"Hei, Kyu hyung! Kau mau kemana?" teriak Henry.
"Itu pasti Yesungie nunna," gumam Changmin. "Kyu! Tunggu, aku ikut!"
Kyuhyun tak menyahut. Namja tampan itu sedang menunggu panggilannya dijawab oleh line seberang.
"Yeoboseo?"
"Kau dimana?" tanya Kyu tanpa basa-basi sambil mencari sosok Yesung di cafe di seberang sekolahnya.
"Ne?"
"Aku tanya kau di mana?" ulang Kyuhyun dengan nada tinggi.
"Aku sedang menemui seorang teman," jawab Yesung.
"Nugu?" tanya Kyuhyun. Dia telah menemukan sosok yang ia cari. Kim Yesung sedang duduk sambil menelpon. Ralat, menjawab telepon darinya.
"Oh, itu...," ucapan yeoja itu terhenti. "Oppa, sebelah sini!" lalu kalimat itulah yang terdengar.
"Ya, Kim Yesung! Kau bersama siapa?!" teriak Kyuhyun saat mendengar jawaban Yesung dan melihatnya melambaikan tangannya pada seseorang.
"Mianhae, Kyu'nim. Nanti saya hubungi. Annyeong...," Yesung memutus sambungan teleponnya.
"Itu benar-benar Yesung nunna? Tapi siapa namja yang bersamanya?" tanya Changmin yang tiba-tiba telah berdiri di samping Kyuhyun.
Henry menyikut lengan Changmin. "Hyungie, sepertinya di kepala Kyu hyung akan muncul tanduk," bisiknya.
Changmin menoleh pada Kyuhyun. Dan dilihatnya aura di sekitar namja itu berubah menyeramkan. Sepertinya iblis di tubuhnya akan segera keluar.
"Yeoja itu...!" geramnya seraya menyebrang menuju cafe tempat Yesung berada.
.
Aku membenci pesona yang kau tebarkan.
"Nunna!" panggil Changmin mendahului Kyuhyun. Membuat namja itu menatapnya kesal.
Yesung menoleh. "Changminnie?" ucap Yesung.
"Ne, aku senang sekali nunna masih mengenaliku," ucap Changmin lalu melompat duduk di samping Yesung. Tanpa peduli bahwa yeoja itu sedang bersama seseorang.
"Kyu'nim? Kalian membolos?" tanya Yesung.
Kyuhyun tak menjawab. Hanya melangkah melewati Yesung dan duduk di bangku kosong tak jauh dari meja Yesung. Di belakangnya Henry mengikuti. Meski dia tidak rela Changmin menempel pada Yesung, setidaknya namja itu bisa sedikit menganggu acara Yesung dengan namja yang bersamanya.
"Nuguya?" tanya namja itu.
"Ah, ini Shim Changmin. Putra dari pemilik Sekolah di depan kita. Dan yang bersamanya adalah tuan muda di tempat appa bekerja. Lalu...,"
"Aku Henry, nunna. Aku hoobae mereka," sahut Henry.
Yesung tersenyum menjawabnya.
"Nunna, apa dia namjachingumu?" tanya Changmin.
"Minnie'ah...," ucap Yesung sedikit tak nyaman dengan pertanyaan itu.
Sementara namja di depannya tertawa.
"Aku tidak seberuntung itu, Changmin'ssi. Apa kau tahu, aku telah berulang kali menyatakan perasaanku, dan dia selalu menolak. Bahkan aku jauh-jauh datang dari Jepang untuk menemuinya, tapi dia tetap saja menolakku," ucap namja itu.
"Yunho oppa!" protes Yesung dengan bibir terpout dan pipi menggembung. Imut.
"Aigo...," bahkan aku tak bisa marah padamu meski kau menolakku," ucap namja itu sambil mencubit pipi chubby Yesung dengan gemas.
"Aissh, oppa!" Yesung menepis tangan itu. "Kau itu oppaku. Aku tidak mungkin berpacaran dengan oppaku," ucap Yesung yang membuat namja tampan yang duduk di meja sebelah diam-diam tersenyum mendengarnya.
.
Aku... ah aku tak tahu lagi apa yang aku rasakan karenamu...
Sesekali Kyuhyun melirik ke belakang. Mengawasi Henry dan Changmin yang terus menempel pada Yesung. Sementara dia justru jadi sopir mereka.
"Nunna, kau wangi sekali. Apa parfume yang kau pakai?" tanya Henry.
"Itu, parfume pemberian Kyu'nim."
"Aromanya segar. Aku suka," ucap Henry lagi.
"Nunna, kapan kau kembali dari Jepang?" tanya Changmin.
"Beberapa minggu yang lalu."
"Kau semakin cantik nunna. Tapi kau sama sekali tak terlihat bertambah tua. Sepertinya aku jatuh cinta lagi padamu, nunna," gombal Changmin.
Yesung tertawa mendengarnya. "Kau pintar sekali merayu. Sudah berapa yeoja yang tertipu olehmu, eoh?" ucapnya sambil mengacak rambut namja bertubuh tinggi itu.
Ckiiit...! Kyuhyun mengerem mobilnya mendadak, lalu turun dan membuka pintu di samping tempat duduk Changmin.
"Ya! Cho Kyuhyun! Kau mau membunuh kami?!" teriak Changmin.
"Kalau, ya, memang kenapa?" jawab Kyuhyun.
"Mwo!"
"Turun kalian!" perintah Kyu.
"Apa?" sentak Henry dan Changmin bareng.
"Aku bilang turun! Atau mau aku lempar kalian?" bentaknya.
"Cih! Dasar iblis Cho!" gerutu Changmin seraya turun dari mobil.
"Kau juga bocah!"
Henry berdecak kesal sambil keluar dari pintu yang lain.
"Pindah ke depan!" perintah Kyu kemudian pada Yesung.
"Ne?" tanya Yesung bingung.
Kyuhyun berdecak, sambil menarik tangan Yesung keluar dari mobil dan memaksanya duduk di kursi depan. Kemudian namja itu masuk dan duduk di belakang kemudi. Dan meninggalkan kedua temannya di tengah jalanan.
"Ya! Kyu hyung! Bagaimana dengan kami, eoh!" teriak Henry yang tentu saja tak mendapat jawaban apapun.
"Dia tidak berubah jika sudah menyangkut nunna. Cih!"
.
Aku membencimu karena kau tak pernah mau tahu kebencianku.
Jangan pernah bersikap manis pada oranglain, apa lagi di depanku!
Yesung tersenyum mengingat perkataan Kyuhyun kemarin setelah meninggalkan kedua sahabatnya di jalanan. Baginya perintah itu terdengar sama seperti ucapannya saat Kyu masih SMP dulu.
Jangan memperhatikan Minho lebih dariku! Bukankah kau pelayanku!
"Kau tak pernah berubah Kyunnie. Ah..., aku merindukan panggilan itu. Dasar dongsaeng yang menyebalkan," gumamnya.
.
.
Kyuhyun masuk ke sebuah cafe dengan wajah kesal. Tadi pagi dia sempat mendengar obrolan appa Yesung dengan Daddy-nya. Daddy mengatur kencan buta untuk Yesung dengan putra manager di perusahaannya. Dan kencan itu dilakukan siang ini.
Namja itu menghentikan langkahnya saat melihat Yesung sedang berbincang dengan seorang namja tampan.
"Kau harum sekali, Kim Yesung'ssi. Apa kau tahu, bagi sebagian pria, wanita seksi itu dinilai bukan dari bentuk tubuhnya. Tapi dari wanginya."
"Benarkah? Jadi menurut Choi Seunghyun'ssi, apa wangiku seksi?" canda Yesung.
"Ne. Sangat seksi," jawab namja yang juga bersuara seksi itu.
Keduanya tertawa. Sepertinya mereka mulai akrab. Dan itu sangat mengganggu.
"Nunna...!" panggil Kyu.
Yesung dan namja tadi menoleh.
"Kyu'nim?" sentak Yesung, kaget dengan panggilan itu.
"Nunna, apa kau sedang bermain di belakangku?"
"Ne?" tanya Yesung tak mengerti.
"Hyung, kau mengenaliku kan?" tanya Kyuhyun pada namja di depan Yesung.
"Ne, Cho Kyuhyun'ssi. Tentu saja," jawab namja tampan itu.
"Jadi, kau tak akan keberatan kalau aku membawa yeojaku pergi kan?"
"Mwo?" sentak Yesung dan Choi Seunghyun kaget.
"Ayo!"
Tanpa menunggu reaksi keduanya, Kyuhyun menarik lengan Yesung, memaksa yeoja itu berdiri dan menggelandangnya keluar dari cafe. Meninggalkan namja yang dijodohkan dengannya dalam kebingungan.
.
Aku benci saat oranglain memuji aroma tubuhmu.
"Kyu'nim, tolong lepaskan saya," pinta Yesung saat Kyuhyun terus menariknya masuk ke rumahnya bahkan terus menyeretnya masuk ke kamarnya. Membiarkan semua maid menatap mereka penasaran.
Kyuhyun menghempaskan tubuh Yesung ke atas tempat tidurnya.
"Bukankah aku sudah bilang, jangan bersikap semanis itu pada orang lain?! Kenapa kau justru bersikap seperti itu? Kau bahkan tidak tersinggung saat pria asing mengatakan kau seksi?!" marahnya.
"Tapi..., dia hanya mencoba mencairkan suasana. Lagi pula, bukankah tuan muda sendiri yang memberikan parfume itu padaku?"
"Jadi maksudmu itu salahku?"
"Bu-bukan begitu. Hanya..." ucap Yesung ragu, masih dengan posisi setengah duduk di atas ranjang.
"Mulai sekarang jangan memakainya lagi. Aku tidak mau orang lain mencium aroma itu dari tubuhmu!" printahnya.
"Tapi..., Choi Seunghyun'ssi mungkin tak akan menjadi orang lain. Aku dan dia di..., eummph...!"
Mata Yesung membola saat Kyuhyun membungkam mulutnya dengan sebuah ciuman. Yeoja itu berusaha mendorong namja yang sudah ia anggap sebagai adiknya itu, tapi Kyuhyun terlalu kuat untuknya.
Adik lelakinya, adik yang sangat ia sayangi itu terus menciumnya tanpa peduli rontaan yang ia lakukan, hingga Kyu menyadari bahwa Yesung mulai kehabisan nafas karena ciumannya.
"A-apa yang anda la-lakukan...?" ucap Yesung dengan nafas turun-naik dan wajah yang memerah sempurna.
"Bukankah sudah aku katakan tadi? Kau milikku. Yeojaku. Jadi jangan pernah berpikir untuk dekat dengan namja lain. Arraseo?"
"A-apa? Tapi Kyu'nim, anda adalah... eummpph...," lagi-lagi kalimat Yesung terpotong oleh ciuman namja yang empat tahun lebih muda darinya itu.
"Bukankah kau selalu menurutiku?" tanya Kyuhyun setelah mengakhiri ciumannya. "Kenapa sekarang kau membantah, eoh?" tanyanya sambil mengelap bibir Yesung dengan ibu jarinya.
"Tidak, ini tidak benar. Anda adalah adikku. Jadi..."
"Adik? Apa seorang adik akan melakukan ini?" geram Kyu seraya menciumi leher Yesung dengan liar.
"Andwae! Kyu'nim, jangan lakukan ini. Jebal! Lepaskan saya...!" mohon Yesung.
"Kenapa? Kenapa kau takut pada adikmu, nunna?" tanya Kyu sambil menarik baju Yesung hingga kancingnya terlepas lalu kembali menyerangnya.
"Andwae...! Jebal...!" pinta Yesung.
"Nunna, wangi ini, benar-benar menyiksaku," bisik Kyuhyun sambil terus menciumi pundak Yesung yang terekspos.
"Aku mohon, Kyu..., lepaskan aku...," mohon Yesung di sela tangisnya.
"Kyu? Kau memanggilku apa tadi?" tanya Kyu sembari menjauh dari Yesung.
"Mi-mianhae. Aku..."
"Nunna.., apa kau sedang merayuku, eoh?"
"A-ani..., mianhae Kyu'nim. Aku hanya..., jebal lepaskan aku..."
"Wae? Apa kau tidak menyukaiku? Apa aku kalah menarik dibanding Tan Hangeng, Jung Yunho atau Choi Seunghyun? Apa aku tidak setampan mereka?" tanya Kyu sambil membelai wajah Yesung.
"Bu-bukan begitu... aku...,"
"Aku mencintaimu..."
"M-mwo?"
"Saranghae, nunna. Aku mencintaimu. Sejak pertama kau datang, aku telah jatuh cinta padamu. Tapi kau selalu memperlakukanku seperti anak kecil. Dan itu membuatku membencimu! Tapi rasa benci itu tak bisa menghentikan rasa cintaku padamu! Dan itu menyiksaku, nunna!"
"A-aku..."
"Kau sangat jahat, nunna. Kau membuatku tergila-gila padamu, sedangkan kau sendiri tak pernah menyadarinya. Kau sangat jahat!" ucap Kyu.
"A-aku...," Yesung memalingkan wajahnya menghindari tatapan Kyuhyun.
"Tatap mataku, nunna. Katakan padaku, apa kau benar-benar tidak tertarik padaku?" tanya Kyuhyun sambil menarik dagu Yesung, memaksanya menatap padanya.
"A-ku..., maaf tapi..., mmpph..!"
"Aku tidak mau menerima penolakan, nunna," ucap Kyu sambil menjauhkan wajahnya setelah mencuri satu ciuman lagi.
"Tapi, aku benar-benar hanya menganggapmu seba-, emmph...!"
"Kau tak dengar ucapanku tadi? Aku tak menerima penolakan. Kau menerima perasaanku?"
"Aku tidak bisa..., aku...,"
"Kau membuatku kesal Kim Yesung!" ucap Kyuhyun dan kembali mencium Yesung dengan paksa.
Braaak!
"Cho Kyuhyun! Apa yang sedang kau lakukan!" suara kemarahan ayahnya terdengar setelah pintu kamar Kyu dibuka paksa dari luar.
"Da-daddy...," ucap Kyu sambil melepaskan Yesung.
Yeoja manis itu menarik bajunya, mencengkramnya dengan tangan gemetar. Appanya yang ikut masuk ke kamar Kyu membuka jasnya dan memakaikannya pada putrinya dan menuntunnya keluar dari kamar Kyuhyun.
"Kemasi pakaianmu!' perintah sang ayah.
"M-mwo?!"
"Kemasi pakaianmu dan besok kau akan menyusul Mommy-mu ke Amerika!' putus sang ayah tanpa menerima penolakan.
.
Aku membenci saat aku harus jauh darimu.
Presdir Cho meletakkan cangkir minumannya. Di depannya Yesung berdiri terdiam menunggu sepatah kata darinya.
"Apa kau ingin mengatakan sesuatu Kim Yesung?" tanyanya akhirnya.
"Saya..., saya tidak tahu harus bicara apa, sajangnim. Tapi, saya benar-benar tidak...,"
"Aku tahu. Aku mendengar semuanya," ucap namja setengah baya itu. "Tapi, aku ingin dengar darimu sendiri, apa kau menyukai Kyuhyun sebagai seorang namja?"
"Ne?" sentak Yesung.
"Jawablah dengan jujur."
"Saya menyayangi Kyuhyun sama seperti saya menyayangi Minho. Hanya sebatas rasa sayang seorang kakak pada adiknya. Saya tidak pernah berpikir untuk memiliki perasaan lain," jawabnya.
"Baiklah. Aku percaya padamu. Tapi sayangnya, Kyuhyun menyukaimu. Dia masih muda, dan perasaannya bisa berubah sewaktu-waktu. Jadi maafkan aku jika aku terpaksa mengatakan ini. Jangan menganggap serius semua yang dia ucapkan."
"Ne, saya mengerti, sajangnim," jawab Yesung.
"Hotel di Jepang akan segera diresmikan. Selesaikan kuliahmu di sana sambil membantu mengurus hotel itu. Aku percayakan semua padamu."
"N-ne, sajangnim."
Tubuh Kyuhyun yang bersandar pada dinding di luar ruangan ayahnya merosot dan akhirnya terduduk di lantai saat mendengar keputusan ayahnya. Di sampingnya appa Yesung berdiri menungguinya.
Namja tampan itu menangis.
Dia tau, Daddy-nya sengaja mengirimnya ke Amerika dan Yesung ke Jepang untuk memisahkan mereka. Ini salahnya. Semua memang salahnya.
.
Aku benci pada diriku karena mencintaimu.
Perlahan Kyuhyun membuka pintu kamar Yesung. Malam telah larut dan ia tak bisa tidur. Diantara kesialannya hari ini, ada sedikit keberuntungan untuknya, saat mendapati Yesung lupa mengunci pintu kamarnya.
Yeoja cantik itu telah jatuh tertidur. Bahkan saat tidurpun dia terlihat begitu cantik di mata Kyuhyun.
Dengan tanpa suara namja tampan itu berjongkok di samping tempat tidur Yesung. Memperhatikan wajahnya, membelai rambutnya perlahan. Sedikit berjengkit saat sosok yang tertidur itu bergerak karena terusik oleh sentuhannya. Namun kemudian bernafas lega saat Yesung tak membuka matanya.
Kyuhyun tak bergerak. Hanya terdiam menatap Yesung. Memastikan yeoja itu benar-benar tak terbangun dari tidurnya.
"Nunna, mianhae, jeongmal mianhae. Aku tak bermaksud menyakitimu," bisiknya tanpa mengalihkan perhatiannya pada Yesung.
Jemari Kyu bergerak, menyentuh, ah tidak, hanya mengambang di udara, seolah sedang menyentuh setiap lekuk wajah yeoja itu. Dahi, alis, mata, lalu hidung, pipi, dan..., bibir manis Yesung.
Perlahan namja tampan itu mendekatkan wajahnya. Mencium lembut bibir yeoja yang dicintainya itu. Hanya sekedar menempel, namun cukup lama, seolah ingin menyampaikan betapa dalam perasaannya pada gadis itu.
"Nunna, jeongmal saranghaeyo," ucapnya. Lalu mulai beranjak meninggalkan kamar itu dengan hati yang nyaris tak berbentuk.
Yesung membuka matanya. Masih sempat terlihat olehnya saat pintu kamarnya tertutup. Yeoja itu menyentuh bibirnya. Hangat ciuman Kyuhyun masih tertinggal di bibirnya. Ada rasa aneh yang berdesir di hatinya.
.
-tbc-
.
Saya tidak mengerti dengan jenis tulisan macam apa yang sedang saya tulis. Hehehe...
Di satu sisi memudahkan saya karena tak perlu memikirkan penggambaran suasana, dan alur yang loncat sana loncat sini. Tapi di sisi lain saya bingung menentukan keterkaitan tiap sub. Wkwkkwk...
Pas nulis paragraf terakhir, saya ditemani lagu RAIN SOUND-B.A.P, nyambung ke SECRET LOVE-nya B.A.P ft Secret. Lanjut ke TALK THAT-nya Secret dan rasa galau lagunya nular ke cerita. Hehe...
