The Box of Virtue
Vanny Zhang
Naruto belongs to Masashi Kishimoto ^^
Rated: T
Genre: Supernatural, Adventure
Summary: "Kotak itu adalah kotak kebajikan. Nona Benevolentia memintaku untuk menjaganya." FadeーNarutoー harus menjaga kotak kebajikan yang ditinggalkan padanya di samping mencari nonanya yang tiba-tiba menghilang. Ah, sebenarnya AcediaーSasukeー terlalu malas untuk ikut campur, namun kotak itu...
.
.
.
Lelaki itu membuka matanya perlahan, namun baru sedikit ia melihat cahaya, ia kembali mengatupkan kedua matanya.
'Ah, sudah kuduga, tidak bisa. Mataku masih terasa sangat berat.' batinnya menyerah untuk membuka kedua matanya.
Sudah dua hari, lelaki itu tertidur di bangku taman tanpa makan atau minum sama sekali. Bahkan beberapa orang sempat mengiranya meninggal dan melaporkannya ke polisi.
Acedia namanya. Sang roh kemalasan dari 7 roh dosa besar yang memimpin kerajaan dosa.
Entah bagaimana ceritanya, ketika ia tersadar, ia sudah berada di dunia manusiaー atau di bangku taman lebih tepatnya. Ia terlalu malas untuk mengingat apa yang terjadi, dan terlalu malas untuk mencari cara untuk kembali.
'Aku akan tidur sebentar lagi, setelah itu aku akan pergi dari sini.' batinnya akan melanjutkan tidur nyenyaknya.
"Hey, apa yang kau lakukan disini?" seorang pria bermata sapphire menatapnya tajam sambil bertanya dengan nada yang penuh intimidasi dan kecurigaan. Hal itu membuat Acedia yang ingin melanjutkan tidurnya merasa terganggu dan mau tidak mau memaksakan diri membuka kedua matanya yang masih terasa sangat berat.
"Siapa kau?" Acedia memandang lelaki tadi dengan mata yang masih belum terbuka sempurna karena baru bangun tidur. Rambut ravennya yangーsangatー berantakan menguatkan kesan 'baru-bangun-tidur' dari diri Acedia.
"Tch, mata merah itu, kau roh dosa ya?" lelaki tadi langsung to-the-point begitu melihat iris merah api milik Acedia yang sebenarnya hanya terlihat sebagian itu.
Acedia yang mendengar itu sedikit terkejut, "kau siapa?" kali ini Acedia berkata dengan nada yang lebih serius dari tadi. Matanya pun juga sudah terbuka dengan sempurna, meskipun kesan 'baru-bangun-tidur' masih menempel pada dirinya. Mungkin sebenarnya Acedia telah mengetahui siapa pria tersebut, namun ia perlu memastikan sesuatu.
"Aku adalah prajurit utama dari roh kebaikan hati, Benevolentia-sama. Namaku Fide. Aku adalah roh kesetiaan." lelaki tadi memperkenalkan dirinya dengan sopan, namun masih tidak menghilangkan kecurigaannya pada Acedia.
"Apa yang roh dosa lakukan di dunia manusia?" Fade mengangkat sebelah alisnya, penuh pertanyaan dan kecurigaan.
"Tidak tahu. Tiba-tiba aku sudah berada disini begitu saja." jawab Acedia santai, entah mengapa, nada dan muka seriusnya telah menghilang sejak Fade memperkenalkan dirinya.
"Ah, mungkinkah kau dosa kecil yang tidak sengaja terbuang saat perang?" kali ini nada Fade berubah menjadi melembut dan penuh rasa iba.
"Mungkin." Acedia hanya melirik Fade sebentar dan dengan santai kembali menutup kedua matanyaーmelanjutkan aktivitas tidurnya yang sempat tertunda karena kehadiran Fade.
"Tidak baik jika kau tidur disini. Meski kau adalah roh dosa, namun wujudmu adalah manusia di dunia ini, kau bisa sakit jika tidak makan dan terus terkena panas dan dingin." Fade berkata dengan nada khawatir.
"Tidak apa. Aku tidak begitu peduli." jawab Acedia tanpa membuka matanya.
"Tidak. Kau harus peduli. Sebaiknya kau tinggal bersamaku terlebih dahulu hingga kau bisa kembali ke alam roh." tanpa mendengarkan pendapat Acedia, Fade langsung menyeret Acedia pergi dari kursi taman.
Acedia sedikit terkejut pada awalnya. Namun, ia terlalu malas untuk melawan, sehingga ia pasrah saja. Lagian tidak ada salahnya tidur di tempat yang lebih nyaman. Ah, seperti yang diharapkan dari anak buah sang kebaikan hati.
.
.
.
.
.
"Anggaplah seperti rumah sendiri." kata Fade ramah sambil menyuguhkan beberapa makanan ringan dan segelas teh pada Acedia yang sedang duduk santai di sofa ruang tamu.
"Ah, dengan senang hati." jawab Acedia sambil mengangkat kedua kakinya ke atas sofa dan bersiap untuk tidur lagi.
"Hei, hei, kenapa kau suka sekali tidur?"
"Kenapa? Hmm.. karena aku malas mengurusi semua yang ada. Terlalu banyak masalah yang terjadi... di dunia manusia maupun di dunia roh." jawab Acedia sambil kembali memejamkan kedua matanya.
'Hmm.. mungkinkah dia salah satu anak buah dari roh kemalasan? Ah, tidak baik jika dia terlalu malas seperti ini. Dia juga harus mempelajari dunia ini dan tubuh manusianya. Aku harus membantunya.'
"Hah.. terserah kau saja. Besok pagi aku akan pergi ke sekolah, aku akan mempelajari masalah-masalah di dunia manusia ini. Terserah kau mau ikut atau tidak. Tapi aku tidak yakin kau akan bisa bertahan lebih dari 1 minggu disini jika kau tidak tahu apa-apa tentang dunia ini." Fade berkata sambil memandang Acedia yang entah sudah tertidur atau belum. Ia menunggu sejenak, namun tidak ada jawaban dari Acedia. 'Hah, sudah tidur..?'
Fade pun bangkit dari duduknya dan berjalan pergi meninggalkan Acedia.
"Aku ikut." belum terlalu jauh Fade berjalan pergi, suara yang tidak lain adalah milik Acedia tersebut berhasil membuatnya menghentikan langkahnya.
"Akan merepotkan jika aku tidak tahu apa-apa tentang dunia ini." lanjut Acedia masih dengan mata tertutup.
Fade terpaku sejenak, tidak menyangka bahwa Acedia akan mengatakan hal seperti itu, namun dengan segera muka terkejutnya diganti dengan sebuah senyuman kecil. "Kalau begitu, kau harus bangun pagi besok."
"Hnn.."
.
.
.
.
.
"Oyyyy.. rambut ayam. Cepat bangun. Kita harus pergi ke sekolah. Oyyy.." Fade mengguncang-guncang tubuh Acedia yang masih terbujur di atas sofa tanpa ada tanda-tanda akan bangun.
"Oyy.. Sasuke-kun.. Uchiha Sasuke-kun, cepat bangun."
'Sasuke? Uchiha Sasuke?'
"Oy, teme, cepat bangun..!" kesabaran Fade telah habis. Ia adalah roh kesetiaan, bukan roh kesabaran, sehingga ia tidak akan bisa terus bersabar pada makhluk yang sedang berusaha ia bangunkan sejak setengah jam yang lalu itu.
"Baiklah. Baiklah. Aku sudah bangun." Acedia berkata masih dengan mata terpejam.
"Huuhh.. biar kuberitahu, hidup manusia sangat lah singkat, karena itu waktu sangat lah berharga di dunia ini. Semuanya diberi waktu termasuk sekolah yang akan kita masuki. Kita tidak boleh terlambat atau kita akan mendapat hukuman." dengan sabar Fade berusaha menjelaskan pada Acedia yang masih saja tidak mau membuka matanya.
"Hukuman? Hukuman seperti apa? Apa mereka akan mengurung kita dalam penjara api selama 50 tahun?" Acedia membuka sebelah matanya dan melirik Fade. Jujur, meski ia roh dosa, ia tetap takut mendapat hukuman seperti itu.
"Ma-mana mungkin seperti itu. Meski tidak separah itu, kita tetap tidak boleh melanggar peraturan di dunia manusia, karena itu cepatlah bangun!"
"Hnn.." meski tidak rela, Acedia membuka kedua matanya dan merubah posisinya menjadi duduk. "Ngomong-ngomong, siapa itu Uchiha Sasuke?"
"Itu adalah nama barumu. Kau tidak bisa menggunakan nama aslimu di dunia ini. Begitu pula aku, karena itu mulai sekarang namaku adalah Naruto. Uzumaki Naruto." Fade atau yang mulai sekarang bernama Naruto tersenyum lebar sembari menepuk pundak pria yang beberapa saat lalu mendapat nama 'Sasuke' tersebut.
"Hnn.. terserah kau saja." Sasuke terlalu malas untuk melawan. Toh, nama itu juga tidak terlalu jelek juga baginya. Jika dibandingkan dengan nama yang ia dapat saat ia menjadi King of Sloth, nama Uchiha Sasuke jauh lebih bagus.
"Ngomong-ngomong sejak pertama kali bertemu aku masih belum bertanya nama aslimu.. siapa namamu?" Naruto berkata sambil menyiapkan beberapa 'peralatan' yang akan mereka perlukan untuk bersekolah nanti.
"Acedia." jawab Sasuke singkat, padat dan jelas.
"Hmm.. Acedia ya.. aku belum pernah dengar. Kau roh apa memangnya?"
"Entahlah. Aku sudah lupa." jawab Sasuke yang kemungkinan besar berbohong itu.
"Heh? Mana mungkin kau bisa lupa? Tapi tidak apa jika kau tidak mau memberitahuku." Naruto melemparkan satu setel seragam pada Sasuke, "kau harus memakainya jika ingin pergi ke sekolah."
"Hnn.."
"Oh dan lagi, warna matamu itu terlalu mencolok. Jika bisa, tolong samarkanlah."
"Hnn.."
.
.
.
.
.
.
.
.
"Kyaaaaa~"
"Siapa mereka?"
"Katanya murid pindahan dari luar negeri.."
"Wah, lihat! Rambut kuning dan mata biru itu.. kyaaa~ tampan sekali.."
"Jika aku, aku lebih memilih pria di sebelahnya. Lihatlah mata onyxnya. Benar-benar seperti sosok yang misterius."
Keributan tadi langsung berhenti dalam sekejap, bersamaan dengan berhentinya bunyi gesekan kapur dengan papan.
"Mulai sekarang, mereka berdua akan menjadi teman sekelas kalian. Uchiha-kun, Uzumaki-kun, perkenalkan diri kalian." pria bermasker tersebut menaruh kedua telapak tangannya di atas meja dan memerintahkan dua orang murid barunya tersebut untuk memperkenalkan diri mereka.
"Hajimemashite. Aku adalah Uzumaki Naruto. Yoroshiku onegaishimasu." Naruto membungkukkan badannya dengan sopan di depan kelas.
"Aku Uchiha Sasuke." kata Sasuke singkat sambil mengalihkan pandangannya ke arah lainーia terlalu malas untuk melihat reaksi seisi kelas. Dan terlalu malas untuk berpikir apa yang mereka pikirkan tentang dirinya.
Dalam sekejap, seisi kelas langsung dipenuhi dengan bisikan-bisikan yang membicarakan tentang mereka berdua, baik tentang sikap ramah Naruto maupun sikap dinginーyang dianggap kerenーSasuke.
"Baiklah. Uchiha-kun dan Uzumaki-kun bisa duduk di bangku kosong di baris paling belakang. Jika ada pertanyaan tentang sekolah ini, kalian bisa bertanya pada saya atau pada guru-guru lainnya." pria yang diketahui bernama lengkap Hatake Kakashi tersebut berkata dengan ramah sembari menyungingkan sebuah senyumanーyang meski tidak dapat terlihat karena tertutup oleh maskernya.
"Ha'i.." jawab Naruto sopan. Setelah itu, Naruto dan Sasuke dengan santai berjalan menuju tempat duduk mereka, masih dibarengi mata-mata yang terus tertuju pada mereka berdua.
Tak lama setelahnya, bel tanda dimulainya pelajaran dibunyikan, membuat pandangan semua siswa kembali fokus ke depan kelasーmeski masih ada beberapa dari mereka yang berbisik-bisik membicarakan dua murid pindahan yang memiliki muka di atas rata-rata tersebut.
"Baiklah. Mari kita mulai pelajaran hari ini..."
.
.
.
.
.
Dan hari-hari Ace- ups, Sasuke dan Naruto di dunia manusia pun dimulai. Tanpa mereka sadari sepasang mata memandangi mereka dengan tajam sedari tadi. Tidak, mungkin Sasuke menyadarinya, namun ia terlalu malas untuk bertindak.
'Aku menemukanmu.'
TBC
Holaaa~~ ini adalah fict pertama author di ffn sejak author kembali dari hiatus author. Sebelumnya, author sudah sempat menulis beberapa fict meski sudah dihapus sekarang.
Karena ini fict pertama author (setelah hiatus), masih banyak kekurangan disana-sini. Author mohon minta kritik dan saran dari para readers sekalian. Silahkan tinggalkan di kolom review. ^^
