Crime Investigation
Summary : Belum lama sejak polisi menemukan mayat seorang wanita paruh baya, Akasuna Chiyo, yang dilaporkan menghilang oleh majikannya, kini Tokyo kembali digemparkan dengan ditemukannya mayat seorang siswi Konoha High School di pinggiran sungai Arakawa. Korban diduga dicekik oleh sebuah syal hingga meninggal karena sesak napas. Akankah para polisi dapat menangkap pelaku kedua pembunuhan ini ? AU.
Disclaimer : Naruto punya Masashi Kishimoto.
Warning : Gaje, Alur Mainstream, OOC, Typo, dll.
Terinspirasi dari drama Tunnel dan Criminal Minds. Pair : Narufemsasu, dll.
Don't Like Don't Read !
X
Prologue
"… belum lama setelah insiden Red Sand, kini terjadi kembali sebuah pembunuhan di pinggiran sungai Arakawa, korban yang merupakan siswi dari Konoha High School diduga dicekik sampai mati, dengan adanya penemuan ini warga makin merasa resah da…"
Seorang pria berambut hitam berbentuk seperti nanas mematikan sebuah tv di pojok atas ruangan itu, ia kemudian meletakan sikunya di meja dan menyenderkan dagunya diatas kedua tangannya yang menyatu. Di depannya berdiri seorang pria berusia 30 tahunan menggunakan sebuah kemeja putih, setelan jas hitam, sepatu pantofel senada, serta sebuah masker yang menutupi bagian bawah wajahnya sehingga yang terlihat hanya kedua iris onyx-nya.
"Bagaimana perkembangan terkakhir kasus itu, Kakashi ?"
"Maafkan aku, Shikaku-sama. Tapi kami belum menemukan bukti atau petunjuk yang dapat mengarah pada tersangka." Pria berambut silver itu menundukan kepalanya.
"Hah, benar – benar merepotkan. Seluruh warga Tokyo menjadi sangat resah saat ini, mereka merasa tidak aman. Kerahkan seluruh anak buahmu untuk menemukan bukti segera, bila perlu aku akan meminta bantuan dari Kepolisian Pusat Tokyo . Mengerti ?" Shikaku memijat pangkal hidungnya untuk meredakan rasa pusing yang menghampirinya.
"Hai, Shikaku-sama. Kalau begitu aku pamit undur pergi dulu." Kakashi membungkukan badannya lalu pergi keluar dari ruangan itu.
Setelah Kakashi pergi, Shikaku terlihat merenungkan suatu hal, hingga beberapa saat kemudian ia mengambil sebuah ponsel dari dalam sakunya, mengetikkan beberapa kata lalu mengirimnya kepada seseorang bernama 'Kitsune'. Iapun mengehela napas pelan.
"Ck, mendokusai."
X
Di sebuah kedai ramen di pusat distrik Arakawa,terlihat seorang pemuda berambut pirang sedang dengan lahap memakan semangkuk miso ramen. Di depan kedai itu dengan huruf kanji tertulis, Ichiraku, dengan berbagai gambar jenis ramen. Kedai yang dikelola oleh seorang pak tua yang ramah bernama Teuchi itu memang terkenal dengan ramennya yang enak dan harga yang bersahabat, maka tak heran bila pada jam makan siang seperti ini, kedai yang lumayan besar itu dipenuhi dengan para pekerja. Seorang pria berambut nanas berjalan mendekati pemuda berambut pirang yang sedang duduk sendirian di meja paling ujung, ia melepaskan trench coat-nya dan menyampirkannya pada punggung kursi lalu duduk.
"Anda sudah makan ?" pemuda berambut pirang itu mengelap mulutnya dengan selembar tisu.
"Aku sudah makan sebelum kesini, Kitsune."
"Jadi ?" Kitsune menaikkan sebelah alisnya.
"Hah, mendokusai. Jadi tujuanku memintamu untuk kesini adalah …"
X
DRRT ! DRRT!
"Halo, Shikaku-sama. Ada apa ?" Kakashi yang baru saja turun dari sebuah mobil SUV putih segera mengangkat ponselnya yang bergetar. Ia berjalan menuju sebuah gedung besar yang di atasnya terdapat tulisan National Forensic Service.
"Kakashi, kau ada dimana?"
"Aku sedang berada di NFS untuk menemui dokter forensik yang menangani jasad korban dalam kasus ini. Ada apa ? Apakah ada masalah penting yang perlu dibicarakan ?" Kakashi membuka pintu gedung itu dan berjalan masuk, di dalam ia mendapat beberapa sapaan baik berupa senyuman maupun anggukan yang tentu saja ia balas, maklum ia yang notabene-nya merupakan salah satu anggota Tim 1 Kejahatan Kekerasan memang cukup terkenal karena menyelesaikan berbagai macam kejahatan yang pelik.
"Ah, iya ada beberapa hal yang ingin kubicarakan denganmu."
"Apakah aku harus kembali sekarang ?" Kakashi menghentikan langkahnya dan menunggu jawaban lawan bicaranya di telepon, Ia sekarang berada di depan sebuah pintu kaca, di dalamnya terdapat beberapa orang mengenakan jas lab dan masker yang sedang mengamati miskroskop maupun berbagai jenis tabung.
"Tidak perlu, kebetulan aku sedang dalam perjalanan menuju Kepolisian Pusat Tokyo, ada beberapa hal yang harus aku urus dengan Kepala Sarutobi. Jadi aku akan menemuimu di kedai Dango dekat kantor kepolisian, beritahu aku bila urusanmu sudah selesai."
"Hai, aku mengerti. Aku akan menuju kesana segera setelah urusan disini selesai." Kakashi memasukkan ponselnya dan segera masuk kedalam ruangan berpintu kaca itu. Di dalam ia disambut oleh seorang wanita yang kira – kira sepantaran dengannya, rambut ungunya diikat keatas dengan model seperti rambut atasanya.
"Wah,wah, lihat siapa ini, kawan – kawan. Kita kedatangan captain Tim 1 Kejahatan Kekerasan. Ada yang bisa kami bantu Hatake-sama ?" Ucapan wanita itu menimbulkan gelak tawa dari rekan – rekannya.
"Maa, maa, Anko-chan jangan begitu, aku jadi terharu dengan kata – katamu." ujar Kakashi berpura – pura mengelap air mata yang disambut dengan gelengan kepala rekan – rekan wanita itu, mereka sudah biasa melihat kelakuan pasangan yang terkadang seperti musuh namun saling menyuport satu sama lain.
"Tsch, mau apa kau kesini, Kakashi ?" Wanita bernama Anko itu kembali melakukan pekerjaannya yang sedang mengamati sebuah benda dalam mikroskop.
"Ah, iya. Apakah Tsunade-sama ada ?"
"Dia ada di ruang autopsi, aku akan mengantarmu. Ada urusan apa ? Apa ini mengenai kasus pembunuhan siswi Konoha High School ?" tanya rekan seorang rekan Anko.
"Ah, iya, Shizune." Wanita berambut hitam sebahu itu mengangguk, pasalnya para anggota forensik dan kepolisian memang bekerja sama untuk segera menangkap pelaku pembunuhan tersebut. Ia dan Kakashi pun berjalan keluar dari ruangan itu, menyusuri koridor yang cukup panjang , dan akhirnya berhenti di depan sebuah ruangan dengan tulisan autopsy room di atasnya.
"Haah, semoga saja pelaku itu segera tertangkap, karena para warga semakin resah saja." Wanita yang merupakan asisten kepala NFS itupun mengetuk pintu ruangan tersebut, dan setelah terdengar kata "masuk", barulah ia membuka pintu itu.
Ia dan Kakashi pun segera disuguhi pemandangan yang tidak asing lagi, sebuah mayat yang ditutupi kain putih di atas sebuah brankar besi, meja berisi peralatan – peralatan bedah serta cairan – cairan kimia yang di susun di sebuah rak, lemari yang kemungkinan berisikan dokumen penting, dan di sudut ruangan itu terdapat sebuah meja dengan beberapa file di atasnya, disitulah sang kepala NFS, Tsunade Senju, sedang duduk membaca setumpukan kertas dengan sesekali menuliskan sesuatu di sebuah buku kecil.
Ketika mendengar suara pintu ruangan dibuka, Tsunade pun mendongakkan kepalannya. "Ah, kau sudah datang, Kakashi."
"Hai, Tsunade-sama." Kakashi dan Shizune membungkukan badan mereka untuk memberi hormat.
Tsunade mengangguk pada mereka. " Kau boleh pergi, Shizune."
"Baik, Tsunade-sama." Shizune pun berjalan keluar dengan sebuah arigatou dari Kakashi.
"Kemarilah Kakashi, aku akan menjelaskan beberapa hal kepadamu." Tsunade beranjak berdiri dan berjalan menuju brankar besi berisi mayat itu.
"Lihatlah, ini adalah file mengenai korban Red Sand " Tsunade memberikan sebuah map kepada Kakashi. Ia lalu membuka kain penutup mayat tersebut, yang memperlihatkan wajah pucat seorang gadis berambut ungu sebahu, di lehernya terdapat bekas cekikan berwarna pink keunguan tercetak jelas disana, serta banyak luka - luka di sekujur tubuhnya.
"Walaupun sekilas kondisi kedua korban ini mirip, namun setelah hasil autopsi keluar, dapat dengan jelas aku katakana bahwa kondisinya jelas sangat berbeda," jelas Tsunade.
" Bila hanya sekilas melihat, mungkin orang akan mengira bahwa kondisi korban sama, kedua korban sama sama dicekik dan sekujur tubuh dipenuhi luka tusuk dan gores, namun hasil autopsi kasus Red Sand mengatakan bahwa korban tersebut tidak meninggal karena kehabisan suplai oksigen ke otak, melainkan karena kehabisan darah, sedangkan pada kasus kedua ini penyebabnya adalah terhambatnya aliran darah dan oksigen ke otak dan jantung." Kakashi mengangguk sembari membolak balik file di dalam map yang tadi diberikan oleh Tsunade.
"Jadi maksud anda, pada kasus pertama korban disiksa terlebih dahulu, baru kemudian dicekik, sementara pada kasus kedua korban dicekik sampai mati baru kemudian disiksa begitu ?" tanya Kakashi.
"Ya, dengan adanya bukti ini, ada kemungkinan bahwa…" Tsunade menggantung perkataannya, dahinya berkerut seolah tidak menyukai kemana arah penyelidikan ini berlanjut.
"Kemungkinan bahwa ada 2 orang pelaku yang berbeda.." lanjut Kakashi.
X
To Be Continued
Bila tidak keberatan bisakah readers sekalian memberikan review ? kritik dan saran sangat diterima.
Arigatou,
MN.
