Disclaimer : Masashi K.
Success
"Sasuke, kau tahu tidak?" tanya seorang gadis kepada teman sebayanya.
Pemuda berparas tampan di sebelahnya memanyunkan mulut, bosan dengan pertanyaan cewek itu yang ia duga selalu tidak penting sebenarnya.
"Hey,,, jawab dong?!" tuntut gadis itu karena tidak mendapat respons.
Sasuke menghela napas pasrah. Cewek satu ini pasti tidak akan berhenti mengganggu sebelum keinginannya dituruti. 'Merepotkan' keluhnya dalam hati. Dengan setengah hati ia mulai mengeluarkan suaranya, "tahu apa?"
Sang gadis tertawa girang. "Kau tahu apa cita-citaku tidak?"
Sasuke mendesah pelan. Benar kan? yang ditanyakan selalu tidak penting(menurutnya). "Cita-citamu jadi pedagang asongan barangkali," jawabnya asal. Sama sekali tak berniat membuat cewek itu senang.
Cewek berusia genap enam belas tahun itu memajukan bibirnya. "Aaa jahatnyaaaa... Aku kan sudah berkali-kali bilang kalau aku ingin jadi dokter."
"Lalu kenapa harus kau tanyakan padaku kalau kau sendiri tahu?" jawab cowok itu ketus. Rasanya seperti tak ada halus-halusnya sekali dia dalam berbicara.
"Aku kan cuma tanya. Kenapa kau begitu? hiks,.."
Tuh kan.. drama ala sinetronnya dimulai lagi. Dasar cewek, merepotkan. batin Sasuke sebal.
"Tidak usah berlebihan Sakura. Memang kenapa kau bertanya begitu?"
Cewek yang diketahui bernama Sakura itu mengintip Sasuke dari celah jari yang menutupi wajahnya.
"Tidak usah ngintip begitu!"
Lagi-lagi Sakura memajukan bibirnya. 'cowok ini, tidak bisakah dia halus sedikit saja?'. Satu helaan napas keluar dari mulutnya.
"Huh, menjadi apapun juga yang terpenting aku bisa menjadi orang sukses." ungkap cewek berambut seperti gulali itu dengan mata menerawang angkasa.
"Memangnya apa arti sukses menurutmu?" Sasuke bertanya dengan raut wajah seakan meremehkan.
Sakura mendengus. "Sukses itu... Ketika aku bisa mencapai apa yang aku inginkan."
Sudut bibir Sasuke berkedut. Namun sebisa mungkin ia menahan agar tawanya tidak meledak. "Huh.. itu cuma dalam artian materi.."
Sakura tersentak, lantas gelagapan untuk membalas perkataan Sasuke yang tepat sasaran.
"Bukan. Masih ada lanjutannya. Sukses itu.. ketika manusia telah melaksanakan segala sesuatu menurut kodratnya dengan benar."
Sasuke tertawa kecil mendapati jawaban cewek yang makin lucu dengan raut tak mau kalahnya itu. "Sakura, jawabanmu seperti orang penggila duniawi saja."
Mendengar ejekan temannya tak ayal membuat Sakura mendelik. "Memang bagaimana sukses menurutmu?"
"Sukses.. adalah ketika kita bisa menjadi orang yang bertakwa, berguna bagi sesama, dan meninggal dengan mengucap kalimat Laa ilaa ha illallah, muhammadur rosulullah. Sukses menjalani kehidupan di dunia. Dan sukses untuk menuju akhirat."
Penjelasan Sasuke serasa mengempaskan segala kepercayaan dirinya. Sakura terkesiap, matanya terpacu pada sosok Sasuke yang tengah memandang langit seraya menikmati tiap embusan udara. "Kau... benar." ucapnya kemudian.
Sasuke tertawa renyah. Posisinya yang semula duduk tenang ia ubah menjari berbaring di rerumputan. Pemandangan langit senja sangat menyenangkan untuk dipandang. "Jadi... apa kau tetap ingin jadi dokter?" tanyanya.
"Tentu saja. Ini adalah cita-citaku dari kecil." sahut Sakura ceria. Maniknya berbinar menatap senja yang makin indah.
"Kau tidak ingin menjadi orang sukses?" Sasuke kembali bertanya. Kali ini dengan kerlingan mata tepat pada manik teduh cewek itu.
Sakura menunduk. Semilir angin memainkan rambut pink panjangnya yang tergerai menjadi agak berantakan. Ia mendesah. "Aku ingin.. tapi..." jawabnya tersendat. Keraguan tersirat dalam nada bicaranya.
"Tapi kenapa?" Sasuke penasaran. Ia mengerling pada sosok Sakura yang diam.
Sakura menghela napas "Aku takut. Aku ragu apa aku bisa melakukan semua yang tadi kau katakan? Ingin sekali aku menjadi manusia yang beriman dan bertakwa. Ya.. Kau tahu sendiri kan? sholat saja aku masih jarang, haha..." timpal Sakura. Raut jenaka tampil di wajah imutnya.
Sasuke menyentil dahi teman ceweknya itu. Dengan dengusan kecil ia mulai mengeluarkan argumennya, "Kau tidak perlu takut untuk menjadi baik Sakura. Semuanya mudah jika kau tulus ikhlas menjalaninya. Coba mulai dari sekarang. Jadilah gadis yang penurut pada orang tua, rajin beribadah, dan ya.. lakukan kebaikan jangan lupa."
Satu menit berlalu tanpa ada suara yang keluar dari dua manusia di sana. Hanya desau anginlah yang terdengar disertai senja yang hampir lenyap.
"Okay, aku akan mencobanya. Tapi kau harus membantuku, bagaimana?" kata Sakura usai menemukan kata-kata apa yang mesti dikeluarkannya. Ia menatap Sasuke seraya berkedip genit.
Sasuke merotasikan bola matanya."Yayaya.. Seperti keinginanmu Nona."
"Yay! Thanks." ujar Sakura disertai senyum lebar. Beberapa saat kemudian ia bangkit, sedikit mengibaskan kotoran di roknya ia lantas menunduk, memukul lengan Sasuke agak keras.
"Ouch! Sakura!" Sasuke beranjak menyusul Sakura yang sudah lebih dulu berlari darinya.
"Hahaaha.."
Dan tawa Sakura yang meledak membuat Sasuke makin gencar mengejarnya.
