Donghae POV
Kemana setan kecil itu?
ini sudah hampir tengah malam, tapi kenapa lampu rumah masih belum menyala. Aku berjalan ke kamarnya yang terletak paling ujung dilantai 2, sepi, hanya ada suara gemercik air hujan dan sesekali suara petir dari luar rumah.
Pintu kamarnya terkunci. Apa yang sedang dilakukan bocah itu didalam?
"kyu.. kau didalam kan?"
Sepi, tak ada jawaban.
"kyu.."
"hyung.." terdengar suaranya samar-samar dari dalam kamarnya.
Ada yang aneh, jarang jarang dia memanggilku 'hyung'.
"bolehkah hyung masuk?" ada apa lagi dengan anak ini.
Aku menempalkan telingaku ke pintu, suara anak itu pelan sekali. Hampir seperti orang mengigau.
" aku tidak menguncinya, hyung"
Pintu ini masih tak bergerak, bahkan kakiku ikut menendang pintu ini, apanya yang tidak dikunci!
"ada yang salahkah? Kenapa kau mengunci dirimu didalam kyu?"
Dia tak membalas.
"kyu.."
Anak ini..! awas saja jika dia malah tidur di dalam. Aku sudah seperti cicak yang menempel di pintunya.
"aku tidak menguncinya.." bocah itu menyahut.
Oke.. jangan salahkan aku kalau setelah ini pintumu tak bisa d tutup lagi kyuhyun. Dan dengan sekali tendang, pintunya pun terbuka. Namun aku langsung mengernyitkan dahi.
Kenapa sama gelapnya…? apa aku benar-benar lupa membayar tagihan listrik bulan ini?
Author POV
Donghae membuka paksa pintu kamar kyuhyun dengan sekali tendang. Sepertinya pintu itu kini tak dapat digunakan lagi.
Namja itu kini berdiri dipintu, matanya mengerjap ngerjap. Suasananya tak jauh beda dengan ruangan yang lain dirumahnya. Gelap, hanya saja disini jauh lebih dingin. Cendela kamar masih terbuka lebar membuat cahaya lampu dari jalanan diluar rumahnya menerobos masuk.
Pandangannya menyapu kamar didepannya, dan berhenti pada sesuatu diatas ranjang. Sesuatu yang menjadi alasan donghae menghancurkan pintu untuk yang ketiga kalinya dalam seminggu.
Donghae bisa melihat samar-samar dongsaengnya tengah duduk di atas ranjang, tangannya merengkuh kedua kakinya yang ditekuk dan ia tempelkan didepan dadanya.
Donghae meraba-raba dinding disebelah mencari saklar lampu, berusaha menghidupkan lampu kamar dongsaengnya.
Sedikit lega ketika melihat cahaya,
berati dia sudah membayar tagihan listrik, lantas dia segera mengalihkan pandangan menuju tersangka utama yang masih meringkuk diatas ranjangnya.
Kyuhyun refleks mendongak, menatap 'hyung'nya. Mata hitamnya mengerjap ngerjap lucu, berusaha mencerna cahaya yang tiba tiba muncul.
Donghae POV
"hyung…" sahutnya pelan.
Ada yang salah. Apa telingaku yang salah..? ah tidak! Telingaku masih utuh kok. Tidak kurang, apalagi lebih.
Tapi sejak kapan bocah setan ini bisa meng-eja kata 'hyung' dengan benar?
Telingaku sudah terbiasa mendengar celotehan yang seenaknya dari bocah setan ini. Dia lebih sering memanggilku, Ikan bau, Kaki berbulu, namja mesum, dan itu semua bukan sesuatu yang bisa dibanggakan dari seorang anak berumur lebih muda dariku.
Dia masih kecil… ya setidaknya lebih kecil dariku 2 tahun. Aku masih 19 tahun.
Aku menghampirinya yang masih meringkuk diatas kasur. Mata bulat hitamnya mengawasiku sambil berkedip-kedip bingung.
Anak ini…
Andai saja lidahnya tak sekejam setan, pasti dia akan sangat imut. Rambut hitam, pipi cubby, dan kulit putih yang ia miliki membuat semua orang akan bercita-cita mencubitnya. Dia memang dianugrahi wajah yang manis, jauh lebih manis dari aku, tapi kalau soal tampan, itu adalah predikatku.
Kyuhyun masih mengawasiku, wajahnya kelihatan pucat. Dia tidak kelihatan sedang baik-baik saja. Apa bocah ini sakit..?
"kau kenapa kyu..?" jujur aku sedikit khawatir. Dia baru seminggu tinggal bersamaku. Dan eomma akan dengan senang hati menggunduliku kalau sampai terjadi apa-apa dengan anak ini.
Kyuhyun tidak menjawab, mata hitamnya masih mengawasiku, berkedip-kedip, membuat seolah-olah aku akan memakannya.
Ya tuhan… kenapa aku masih terkesan dengan keimutannya.
"kau sakit..?"ketika aku duduk disampingnya, dia sedikit menjingkat dan menggeser duduknya menjauhiku. Apa-apa an ini, apa aku terlihat seperti aku akan memakannya?
OKE..! Baiklah… aku tadi memang sempat berfikir ingin memakannya, tapi itu hanya sekedar banyangan saja. Aku tak ingin melihat surat kabar besok pagi terbit dengan hot news:
"Seorang Namja Memakan Adiknya Lantaran Dia Terlihat Imut"
Ahh… Itu benar benar tidak keren.
Kini aku masih memandangnya dan dia masih pada bentuk awal. Cukup lama aku mengawasinya, ini seperti adegan menjinakkan anak panda.
Sepertinya dia sakit. Aku menjulurkan tangan ke arahnya bermaksud untuk memeriksa suhu tubuhnya. Namun belum sempat aku menyentuhnya, anak imut ini sudah menyentuh tanganku dengan giginya, mungkin lebih tepat lagi MENGGIGIT tanganku.
"YAAKK…!"aku menarik tanganku, " apa yang kau lakukan Cho Kyuhyun..!"
Dia terkekeh, dan seketika itu juga dia TIDAK imut lagi.
"itu balasan karena meninggalkanku tanpa makanan dirumah"
"bukankan ada ramen dilemari," sahutku sambil menggosok bekas gigitannya.
"aku tidak mau masak sendiri" jawabnya singkat.
" kenapa kau tak beli ramen di depan rumah?"
Dia mendengus pelan, "diluar hujan."
Aigo-aigo… dia berkata seakan akan hujan akan memakannya hidup hidup.
"kau bisa bawa payung atau jas hujan kan kyu.." anak ini benar benar menyebalkan.
"aku tidak suka petir" dia bergumam, sambil memanyunkan bibir dan menunduk, mengamati jari kakinya sendiri. Aku berusaha keras agar tanganku tidak mencubit pipi cubby itu.
"petir tak akan membunuhmu, kyu.."
"tapi… bagaimana jika aku benar-benar mati"
Dan aku menjitaknya, " berhenti berbicara yang aneh-aneh kyu"
Dia tak membalas. Alih-alih memandangi jari kakinya lagi. Aku sampai ikut mengamati jari kakinya juga. Kenapa aku selalu bertingkah konyol didekat namja ini..!
Selang beberapa detik, aku mendengar suara raungan aneh.
"kyu.. kau buang angin..!"
"aku tidak sejorok kau, hae-ah. Yang selalu melakukannya dua jam sekali" gumam kyuhyun yang sukses membuatku panas, bagaimana dia sangat cepat membuang ejaan "hyung" itu.
"tapi kan wangi," balasku.
"lebih baik aku mencium kaus kaki hyukjae hyung,"
Aku memanyunkan bibirku, bagaimana bisa dia membandingkannya dengan kaus kaki hyukjae hyung yang baunya seperti ban gosong itu, dan lebih buruknya lagi dia memilihnya.
"lalat saja bisa pingsan menciumnya," belaku.
"sapi akan langsung koma jika mencium baumu hae-ah"
Yap, aku kalah telak, " Yak..!"
Aku berhenti sejenak, bunyi itu muncul lagi, dan aku tahu sekarang itu bunyi apa. Itu bunyi raungan perut yang kelaparan. Hahaha..
Dan kemudian tawaku pun meledak, "kurasa hewan peliharaanmu meminta makan kyu"
hahaha… anak ini ternyata benar benar kelaparan ternyata.
Aku bisa melihat pipinya bersemu merah, dia malu… dan bahkan dia tak lagi menjawab perkataanku, hahaha… imut sekali. Aku ingin mencubit pipinya, namun untuk ke dua kalinya namja setan ini MENGGIGIT tanganku.
Aish… dongsaengku berubah menjadi kanibal.
Aku mengibas kibaskan tangan, gigitannya kali ini lebih parah. Ada bekas gigi ditanganku bahkan terlihat merah.
Namun bukannya meminta maaf pada hyungnya, tapi bocah buas itu malah menendang punggungku dan meloncat dari kasur. Sekarang bukan hanya tanganku yang sakit, tapi kurasa punggungku pun ikut keseleo.
"cepat buatkan aku makan namja ikan bau.." bocah setan itu berteriak, suaranya terdengar agak jauh, kalau perkiraanku tidak meleset dia sekarang sudah duduk dengan tenang dimeja makan. Menunggu tumbal.
Mulut munyilnya itu sudah berubah menjadi mulut evil.
Kemana perginya dongsaengku yang setengah jam lalu memanggilku dengan sebutan 'hyung'.
Aku menghela nafas pelan dan segera berjalan ke meja makan.
Terlalu beresiko jika bocah kelaparan sejenis kyuhyun dibiarkan merajalela. Aku harus segera membuatkan dia makanan sebelum dia berubah menjadi buas., dan "Memakan" semua perabotan rumah, maksudku bukan memakan kursi, jam dinding, meja atau sejenis itu, tapi dia akan menata ulang rumahku.
Seperti mencemplungkan jam ke akuarium, memasukkan buku ke kulkas, meletakkan sandal diatas pembersih debu otomatis, dan bahkan pada hari pertama ia tinggal bersamaku, dia membuat engsel jantungku hampir lepas.
Bayangkan saja, tengah malam aku terbangun karena suara jam weker kyuhyun yang ia tinggal didepan televisi. Ketika aku membuka pintu hendak keluar dari kamar, tiba tiba sebuah benda putih melayang layang tepat didepan pintu dan sukses mencium wajahku.
Aku benar benar mengira ada hantu mesum tengah menyerangku, namun setelah berteriak-teriak sambil terus melihat benda putih itu menggelantung, mengayun tepat didepan wajahku, baru 3 menitan aku baru sadar itu hanya sebuah bantal yang di bungkus kain putih dan diikat dengan tali yang otomatis menghampiriku jika aku membuka pintu kamar.
Dan semua itu karya dongsaeng kecilku ini.
Pagi harinya dia dengan wajah tanpa dosa bertanya padaku, "bagaimana tidur hyung semalam?"
dongsaengku manis bukan..?
Aku bahkan hampir terkena diabetes gara gara melihat tingkah manisnya.
Ternyata bukan tagihan listrik yang belum aku bayar, tapi aku belum membeli persediaan bahan makan, hanya ada sebungkus saus pasta yang cukup banyak, namun aku tak akan memaksa kyuhyun untuk memakannya, itu tindakan gila.
Dan akhirnya sekarang aku di sini, di kedai ramen tepat didepan apartement, jam 22.46, masih memakai seragam basketku dan tangan kanan membawa payung. Hujannya tidak sederas tadi namun petir masih menggelegar, agak sedikit menakutkan juga berkeliaran di luar apartement tapi tak ada pilihan lain, kyuhyun belum makan.
Bahkan tanpa ditanyapun aku sudah tahu pasti kalau namja itu belum makan sejak pagi. Uang diatas meja yang memang aku siapkan untuk keperluan mendadak masih dengan jumlah yang sama, dia tidak membeli apa- apa. Memang tak ada yang bisa di masak di apartement, tapi walaupun ada dia tak akan memasak apapun, kyuhyun memang jenius dalam banyak hal namun tidak pada memasak. Dan dia cukup pintar untuk tidak me-"RACUNI" diri sendiri dengan masakan buatannya.
"baru pulang latihan basket nak?" kim ajumma memecah lamunanku tentang kyuhyun.
Aku tersenyum, "ne ajumma… "
"lekas makan, mandi, dan istirahatlah nak," kim ajumma mengelus rambutku dengan tangan kirinya, sedangkan tangan kanannya menyodorkan 2 porsi ramen, " kau terlihat lelah donghae-ah."
"ne ajumma… maaf kami membuat ajumma menunda menutup kedai," aku membungkukkan badan, meminta maaf. Aku melihatnya sendiri ketika beliau menutup pagar bermaksud menutup kedainya, namun ketika beliau melihatku, beliau membuka pagarnya dan tersenyum kearahku. Mungkin wajahku tadi terlihat seperti seorang bocah yang kelaparan, yang akan mengais-ngais dipojokan gang hanya untuk mencari potongan roti.
"aigo… kalian jangan sungkan sungkan datang ke sini," kim ajumma kembali mengelus rambutku lembut, "kami sudah mengganggap kalian berdua anak kami sendiri, apalagi dongsaeng kecilmu itu… aigo aigo… baru satu minggu dia ada disini tapi dia sudah pintar membuat kami senang, tiap pagi dia selalu membantu kami, ahh… tapi tunggu…"
kim ajumma berhenti mengelus rambutku, kini beliau meletakkan kedua tangannya kepundakku. Tatapannya berubah serius, perasaan ku menjadi takut, apakah kyuhyun berbuat macam macam disini. Apa dia mencemplungkan sesuatu kedalam ramen kim ajumma.?!
"…kemana kyuhyun? Tadi pagi dia tidak muncul? Apa dia sakit?" tanya kim ajumma beruntun, aku bersyukur kyuhyun tidak melakukan hal yang aneh aneh.
"ani ajumma … kyu baik baik saja, dia ada dirumah," sahutku pelan sambil terus tersenyum.
"syukurlah… kemarin dia kelihatan kurang sehat."
Aku berpamitan, walau sebenarnya agak susah. kim ajumma hanya berdua dengan suaminya, mereka belum punya anak. Usianya hampir sama dengan eomma dan appa. Mereka sangat senang jika aku berkunjung kerumahnya, dan aku cukup terkejut mereka juga sangat cepat menyukai kyuhyun. andai mereka tahu betapa nakalnya anak itu.
"aku membungkuskan sedikit kimchi, makanlah dengan kyuhyun,"
"ne ajumma…kamsahamnida…," aku membungkukkan badan dan berpamitan pulang.
Namun baru kira-kira 5 langkah aku meninggalkan kedai Ramen, kim ajumma memanggilku lagi, "donghae-ah.."
Aku segera membalikkan badan, " ne, ajumma.. ?"
"tolong kau sampaikan ke kyuhyun, kemarin dia melemparkan sandalnya ke genteng rumah," kim ajumma menunjuk ke atas, kearah gentengnya sedangkan aku tercengang, "sepertinya dongsaengmu melempar terlalu jauh, kami tak bisa mengambilnya,"
Dan aku melongo…
Kenapa aku di anugerahi seorang dongsaeng evil..
Eomma… untuk kali ini saja, ijinkan anakmu ini mengikat kyuhyun dan menggelundungkannya ke kolong meja.
TBC
