Hai... nama ku Amelia... ini fic pertama ku... setelah sekian lama menjadi 'silent reader'... yah, tanpa banyak bicara lebih baik ku mulai saja ceritanya saudara-saudara XD *di ketok*
Disclaimer : om Masashi Kishimoto... saiia pinjem Kakashi 'n Ankonya sebentar yah... tenang saja... Naruto tetap jadi milik anda...*dilempar batu*
Pair : KakaAnko
Rate : T
Genre : Romance & Hurt
Warning: Super duper GJ, tidak sesuai dengan EYD *dilempar sendal*
*Did you see me?*
+Anko's POV+
Hp ku bergetar, membuatku terbangun dari mimpi yang indah, malah bisa dibilang sangat indah. Sekilas ku melihat ke layar.
1 message received
Kaka-kun
Maka langsung saja kuraih Hp ku dengan bersemangat. Bagaimana tidak, orang yang baru saja ku impikan mengirimkanku sms. Yah... aku memang sangat menyukai orang satu ini. Walaupun sikapnya agak menyebalkan. Langsung saja kubaca sms dari dia.
Ohayou, Anko-chan...
Udh bngn?
Sender:
Kaka-kun
+0878********
Received:
06:06:06
27-11-2010
Langsung saja ku balas
Ohayou mo, Kaka-kun...
Udh bngun nih...
ada apa?
Dia membalas
Aku mau ktemu Kmu...
bsa g?
Kubalas
Kapan?
Dia balas
Hri ni...
jm 10... di taman. jgn telat y...
Kata-katanya membuatku tertawa. Harusnya aku yang bilang begitu. Bukankah dia yang selalu terlambat? Lalu kubalas pesannya:
Wakarimashita, Kaka-kun...^-^
Setelah membalas pesannya, kulihat jam di dinding. Jam 06.30, berarti aku masih punya banyak waktu. 'Lagipula, ini hari minggu kan?' batinku.
Oh, ya, aku lupa berkenalan dengan kalian. Namaku Mitarashi Anko, biasa di panggil Anko. Dan aku bersekolah di Konoha High Vocational School atau biasa disingkat KHVS. Aku kelas X jurusan fotografi. Yah, aku senang sekali dengan dunia fotografi. Apalagi aku mengikuti eskul yang sangat menunjang hobiku ini. Eskul Fotografi. Di eskul ini pulalah yang membuatku bertemu dia.
Lagi pula aku ingat saat aku tak sengaja bertemu dia. Aku pun tak peduli. Aku sama sekali tak menyadari bahwa dia selalu ada di dekatku. Yang penting aku harus selalu aktif di eskul ini. Dan menambah ilmuku di bidang fotografi.
Sampai peristiwa yang tak pernah kulupakan itu terjadi...
Saat aku bertemu dia...
Si rambut perak...
+Flashback on+
Aku berjalan terburu-buru di koridor menuju ruang fotografi. Saat itu aku hanya terfokus ke kameraku. Dan berlari agar aku tidak terlambat. Di depanku ada seseorang yang juga sedang berjalan dengan santainya dari ruang fotografi. Karena pandanganku terfokus ke kamera dengan suksesnya aku menubruknya. Aku hampir saja kehilangan kamera kesayanganku jika seandainya orang yang kutabrak tidak menahan kameraku. Aku pun menindih tubuhnya. Dan posisi kami saat itu bisa dibilang...yah...cukup membuat mukaku merah semerah tomat. Bayangkan, wajahku hanya berjarak beberapa senti dari wajahnya yang bisa dibilang rupawan...ah tidak, bisa dibilang wajah tersebut cukup sempurna, sangat...tampan. entah berapa lama sampai dia berdehem, dan aku menyadarinya. Langsung saja aku bangkit dan membantunya berdiri.
"Kau nggak pa-pa?" katanya. Mendengar suaranya saja bisa membuatku serasa terbang ke surga. Suara yang bisa dibilang merdu.
"Yah, aku nggak pa-pa. Arigatou," kataku. "maaf, tolong kameraku." Kataku kepadanya yang sedang menatapku dengan tatapan yang, aku juga tak menyadarinya. Terpaksa kuulangi kalimatku sekali lagi.
"Maaf, tapi tolong balikin kameraku," kataku padanya. Kali ini volume suaraku agak lebh keras daripada sebelumnya.
"Ah, i-iya, gomen," katanya tergagap sambil mengembalikan kameraku dengan wajah yang sedikit memerah. 'Dia kenapa sih' pikirku.
"Maaf, aku terburu-buru," setelah mengambil kameraku aku berlari menuju ruang fotografi.
+Flashback off+
Akupun segera bersiap-siap untuk bertemu dengannya, 'aku harus datang lebih cepat dari dia, jadi tak ada salahnya kan, kalau aku bersiap-siap sekarang, siapa tahu dia mengajakku kencan' pikirku. Aku pun tersenyum sendiri.
Kalian tahu kan, orang yang dari tadi kubicarakan itu siapa? Yah, si rambut perak itu bernama Hatake Kakashi. Dia kelas XI Arsitek, tapi aku sendiri heran, kenapa dia ikut eskul fotografi. Katanya dia suka sekali fotografi. Tapi saat itu aku berfikir aku tak bisa melarangnya. Setiap orang pasti punya alasan untuk memilih jalan yang ini atau jalan yang itu.
Sampai saat hari itu... dia menyatakan perasaannya padaku, seminggu yang lalu...
+Flashback On+
"Anko-chan," dia memanggilku saat aku menikmati angin yang berdesir, di atas bukit yang penuh dengan bunga-bunga di belakang gedung KHVS. Aku heran kenapa dia mengajakku ke sini.
"Ya, Kakashi-senpai," jawabku. Akupun berjalan ke arahnya. Aku berhenti setidaknya 3 meter di depannya.
"Kok jauh-jauh sih," katanya sambil tersenyum. "Tenang aja, aku nggak bakal nggigit kok," guraunya.
Diapun berjalan ke arahku. Setelah cukup dekat, dia memegang tanganku. "Anko-chan..." katanya, dari tangannya aku bisa merasakan kehangatan yang menjalar sampai ke jantungku. Aku bisa merasakan kalau wajahku memerah.
"Aku sudah memendamnya cukup lama, dan kurasa ini saat yang tepat untuk mengatakannya," katanya sambil mendekatkan wajahnya ke wajahku. 'Aduh bagaimana ini...' batinku.
"Aishiteru, Anko-chan," bisiknya di telingaku. Aku yang mendengar hal itu langsung saja aku balas berbisik,"Aishiteru mo, Kakashi-senpai." Sebenarnya aku juga sudah memendam perasaan tersebut, tapi aku terlampau malu untuk mengatakannya. Sekarang aku mempunyai kesempatan untuk mengatakannya.
Langsung saja dia memelukku, sambil mengatakan,"Maukah kau menjadi kekasihku?" aku pun mengangguk, dia semakin mempererat pelukannya.
"Kakashi-senpai, aku... gak bisa... napas," kataku sambil terengah-engah. Diapun melepas pelukannya.
"Jangan panggil 'senpai' dong, kan kita udah pacaran," katanya.
"Wakarimashita, Kaka-kun," jawabku sambil tersenyum
+Flashback off+
Akupun melihat pantulan bayanganku di depan cermin sekali lagi. Setelah aku merasa bahwa ini adalah penampilan terbaikku, aku segera minta izin ibuku dan meninggalkan rumah.
Di jalan aku berjalan dengan gembira. Membayangkan bahwa ini akan menjadi kencan pertamaku membuatku senyum-senyum sendiri. Dari kejauhan aku bisa melihat sosok jangkung berambut perak, akupun segera membuka mulutku untuk memanggilnya, namun aku mengurungkan niatku untuk memanggilnya karena aku melihat seorang gadis berambut hitam yang menghampiri lelaki tersebut. 'Gadis itu cantik sekali, cocok sekali dengan Kaka-kun, tapi mungkin aja aku salah liat,' pikirku. Aku mendekati pasangan itu untuk memastikan bahwa aku tidak salah lihat. Namun, semakin aku mendekatinya aku semakin yakin itu Kaka-kun. Dia terlihat sangat akrab dengan gadis itu. 'Kaka-kun jahat, dia bohong,' batinku. Aku berusaha agar aku tidak menumpahkan air mataku. Namun aku tidak dapat menahannya kembali. Akupun berlari meninggalkan mereka sebelum Kaka-kun menyadari bahwa aku melihatnya berduaan dengan gadis itu.
TBC
To Be Continue
Yosh! Akhirnya selesai juga, chapter pertama di fic yang pertama, capek juga ngetik panjang-panjang. Karena aku terlalu sibuk dengan sekolahku *sok sibuk**dilempar sendal, panci, dan botol oleh para readers*
Menurut kalian, gimana? Terlalu pendek ya? Tenang aja, di chapter depan akan lebih panjang, tapi aku gak janji.
Aku butuh saran dari senpai-senpai yang mungkin lebih muda dari aku, jadi aku butuh saran dari kalian semua...
OK, Review please...
