Chapter 1
Dan lagi, Pagi ini . .
Sudah seminggu gadis itu berada di kota ini. Ya, ini memang kota yang indah, kota metropolitan yang pasti semua orang ingin ke kota ini. Kota ini, tempat berjuta juta atau mungkin lebih dari itu umat manusia bernaung dibawah langit kota ini. Mencari nafkah untuk menghidupi kebutuhan keluarga mereka, termasuk juga ayahnya.
Dulu ayahnya seorang penguasaha yang mungkin bisa dikatan sukses di jamannya. Tapi itu dulu, sebelum terjadi pengkhianatan.
Sekarang, gadis dengan mahkota soft pink itu hanyalah seorang warga biasa yang hidup dan juga bergantung pada kota ini. Ayahnya membuka usaha baru, dengan hasil yang cukup untuk keluarganya. Ya, dia sangat mencintai pria itu, ayahnya.
Sekarang, disinilah gadis musim semi itu berada. Disebuah angkutan umum.
Untung gadis itu tidak berdesakan dengan yang lain, karena gadis itu cukup membenci keramaian. Angkutan umum ini sangat tertib, bersih dan nyaman. Dan, khayalannya tentang angkutan ini pun terhenti ketika angkutan ini berhenti di perhentian tujuan gadis itu. Gadis dengan mata berisis klorofil itu pun turun dan tersenyum hangat pada sang supir, dan kebetulan angkutan umum ini gratis. Hitung-hitung bisa menghemat uang jajan gadis itu dan bisa menabung lebihnya.
Gadis itu pun berjalan dari halte itu ke gedung tujuannya. "Itu dia . ." gumam gadis itu.
Konoha Internasional High School, itu yang dikatakan ibunya. Dia akan bersekolah disana, sekolah barunya. Konoha International High School adalah sekolah elit untuk para kalangan atas, bangsawan dan para keterunan 'Einsten' yang mendapat beasiswa disekolah ini.
Entah kenapa, gadis pink itu bisa bersekolah disini, padahal dia hanya seorang warga sederhana dan dia juga tidak pintar kecuali dalam bidang olahraga 'mungkin'
Gadis pink itu pun memasuki gedung yang sangat luas itu, dan tersenyum simpul pada penjaga gerbang.
Dan . .
"Kami-sama, apakah aku akan benar benar bersekolah disini?" ucap gadis itu.
Gadis itu pun melanjutkan langkahnya dan tersenyum pada siswa siswi lain. Sepertinya sekolah ini tepat untuk gadis itu. Pelajar disekolah ini sepertinya ramah, dan mungkin inilah salah satu kelebihan sekolah elit ini.
Gadis pink itu pun berjalan melalui lorong-lorong disekolah ini, sekolah ini sangat luas. Kau memerlukan sebuah peta untuk tour keliling sekolah ini. Dan untunglah itu tak berlaku untuk Sakura, gadis itu beruntung karena dia di bimbing oleh ketua OSIS sekolah ini yang sudah menunggunya di taman tadi.
Ya, gadis itu bernama 'Haruno Sakura'
Gadis yang telah ditakdirkan karena sebuah alasan, dia lah gadis itu. Gadis yang akan memulai semuanya karena sebuah alasan.
"Baiklah. Haruno? Sepertinya kau sudah paham tentang seluk beluk sekolah ini?" tanya seorang berkaca mata yang merupakan ketua OSIS itu.
"Aah ya, terima kasih Kabuto-san." ucap Sakura seraya tersenyum.
"Baiklah, kalau begitu kau hanya tinggal menyelesaikan dokumenmu dari sekolah lama di ruang kepala sekolah. Perlu ku antar?" tanya Kabuto.
"Tidak perlu, aku sudah tau jalannya. Sekali lagi, terima kasih Kabuto-san. Kau sangat baiik." puji Sakura tulus.
"Yasudah, kalau begitu. Sampai jumpa." Kabuto pun pergi meninggalkan Sakura, Ia yakin gadis ini mengerti penjelasannya tadi.
"Huuft, baiklah tujuan selanjutnya ruang 'Kepala Sekolah'." gadis itu pun pergi menuju lorong berikutnya, yang merupakan letak ruangan kepala sekolah. Gadis itu pun bersenandung kecil sambil melihat lihat keadaan sekolah barunya, sepertinya para siswa sudah berada dikelas karena sekolah yang luas ini sudah cukup sepi dari pada tadi. Sakura pun melihat ke jam rolex pink yang melingkar ditangannya.
"Ternyata sudah jam 8, baiklah aku harus segera menemukan ruangan itu. Kelas pasti sudah dimulai, dan acara perkenalan ku nanti pasti akan sangat menegangkan." Fakta bahwa Sakura tidak terlalu pandai berkenalan , maka dengan itu dia mempercepat langkahnya menuju ruang kepala sekolah.
"Nah ketemu!"
Sakura pun menggerakan knop pintu yang bertuliskan 'Headmaster' itu
"Permisi . ." ucap Sakura pelan.
Seorang pria tua yang sedang menulis sesuatu pun, mengalihkan pandangannya dari buku tebal pada pintu yang terbuka itu.
"Permisi, Saya ingin menyelesaikan dokumen saya dari sekolah lama." sambung Sakura.
"Apakah kau siswi baru itu?" tanya pria tua tadi.
"Mm, sepertinya begitu" jawab Sakura.
"Silahkan masuk Haruno-chan" ucap sang pria tua itu.
Sakura pun masuk dan mendekati meja pria itu.
"Baiklah, Nama ku Hiruzen Sarutobi. Aku adalah kepala sekolah Konoha International High School. Soal berkas mu itu, tinggalkan saja. Sebaiknya kau segera masuk ke kelas mu. Mishumi, tolong antar kan anak ini ke kelas nya. Dia kelas XII . A" ucap Hiruzen.
"Baiklah, Haruno-chan. Kau silahkan mengikuti Mishumi, semoga kau menikmati sekolah ini" ucap Hiruzen.
"Aah ya, baiklah. Terima kasih Sarutobi-sama" jawab Sakura seraya membungkuk hormat.
"Haruno-chan, mari . ." ajak Mishumi Tsugurui, asisten kepala sekolah.
"Sampai jumpa, Sarutobi-sama." ucap Sakura seraya membungkukan sedikit kepalanya dan berjalan pergi meninggalkan ruangan itu mengikuti Mishumi.
...
"Huaaa, aku bosan sekali Ino." ungkap seorang gadis bercepol dua menghadap keluar jendela.
"Apa bedanya dengan ku Tenten? Aku juga bosan, kapan mereka akan kembali ya? Lama sekali, ini sudah hampir sebulan." jawab gadis pirang blonde itu sambil memainkan pena ditangannya, entah siapa yang membuat gadis heboh itu menjadi begitu bosan.
"Bilang saja kau merindukannya, secara . . dia juga tidak pernah menghubungi ku kan? Jangan menutupi sesuatu dari ku Ino-chan. Aku ini sahabat mu." ucap Tenten sambil memperhatikan Ino.
Itu memang benar, seseorang yang dimaksud Tenten memang tidak pernah menghubungi Ino sama sekali, Ino tau dia pasti sibuk. Tapi, apakah ia tidak bisa mengirim sebuah email singkat tentang kabar nya? Atau sekedar mengupdate sesuatu tentang keadaannya di account pribadinya? Namun sayang, itu memang tidak pernah. Sekali lagi, sekali lagi Ino membenarkan perkataan Tenten. Dan sekali lagi, Ino menghela nafas panjang.
"Tapi, aku akan tetap menunggunya Tenten. Lagi pula dia tidak sendirian. Aku pasti bisa bertanya bagaimana keadaannya disana nanti setelah dia pulang." ucap Ino datar, di iringi sebuah senyuman palsu, khas kekasihnya.
"Terserah kau saja." jawab Tenten.
"Dan, hey! Bagaimana hubunganmu dengan pria Hyuuga itu?" tanya Ino yang langsung kembali ke semangat dirinya.
Tenten menatap Ino lekat, dan tertawa "Haha, lucu kau bertatanya seperti itu Ino." Balasnya datar.
"Memangnya kenapa? Kan kalian itu adalah pasangan yang sangat tertutup yang berkomunikasi hanya lewat sebuah pesan, telp dan blablabla. Ketika berpapasan disekolah saja kalian tidak saling tersenyum, wajar kalau aku bertanya bagaimana hubungan kalian Tenten!" keluh Ino
"Baiklah, kalau begitu aku akan menjawabnya. Hubungan kami baik, sangat baik" Tenten tersenyum tulus. "Sangat?" Tanya Ino heran.
"Taukah kau Ino? Sebelum dia pergi bersama yang lain, apa yang dia lakukan padaku?" tanya Tenten. Dan Ino hanya menggeleng penasaran..
"Dia memelukku, sangat lama. Di depan umum, tepatnya ditaman. Kencan pertama kami dan taukah kau? Disaat itu, aku mendapatkan ciuman pertamaku, ciuman yang sangat-sangatku rindukan untuk saat ini." Tenten hanyut dalam kenangan itu, menatap sendu keluar jendela. Menatap lapangan basket luas dibawah sana, tempat itu biasanya adalah tempat cuci mata favoritnya. Kenapa? Karena hanya disitu ia bisa menatap seorang Hyuuga Neji dengan berbagai ekspresinya. Yamanaka Ino terdiam mendengar sahabat tomboynya itu, sungguh ia tak menyangka, sungguh.
Obrolan mereka pun terhenti ketika pintu kelas terbuka, dan suasana riuh kelas tadi langsung berubah 180 derajat hanya karena kehadiran seseorang. Obrolan, gosip, candaan, permainan, pemandangan orang berciuman dikelas pun terhenti ketika seorang wanita berambut ungu itu membuka pintu kelas. Mitarashi Anko.
"Kembali ketempat semula." ucapnya datar.
Dan, seperti yang dikatakannya. Seluruh siswa siswi pun dalam sekejab mata kembali menjadi seperti seorang 'pelajar' sesungguhnya.
"Kita kedatangan murid baru." sambung Anko.
"Laki laki atau perempuan, sensei?" tanya seorang gadis yang duduk dihadapan Anko.
"Beruntungnya kita, karena dia seorang perempuan." ucap Anko santai. Dan serempak, para siswa lelaki pun bersorak gembira, segala macam bisikan terdengar. Dan berbagai macam keluhan dari para siswi pun juga terdengar.
"Menurut mu siapa Ino?" bisik Tenten.
"Entahlah, aku harap dia cukup baik untuk menjadi teman kita." ucap Ino penuh harap.
"Dan juga, harapanku akan ada yang menemaniku untuk barbagai macam olahraga nanti." sambung Tenten.
Suasana kelas yang sudah membaik tadi pun, kini kembali berubah seperti semula.
BRAAKK! -sebuah gebrakan di meja yang tak bersalah
"Tenanglah!" teriak Anko.
Dan alhasil, kembali ke 180 derajat tadi.
"Baiklah, silhakan masuk." ucap Anko pada murid baru itu.
...
"Anko-sensei!"
Seseorang yang bernama Anko itu pun berbalik dan melihat ke arah orang yang memanggilnya tadi.
"Ooh Mishumi-san, ada apa?" tanya Anko.
"Begini, anda hari ini mengajar di kelas XII. A kan?" tanya Mishumi.
"Ya memangnya kenapa?" tanya Anko lagi.
"Anda kedatangan murid baru." ucap Mishumi sambil membalikan badannya dan muncul lah sosok gadis musim semi, memiliki mata emerald yang sangat indah dan rambut yang sama warnanya dengan bunga kebanggan Jepang. Sakura
"Pink?" ucap Anko sambil tersenyum.
"Perkenalkan, Aku Sakura. Haruno Sakura." ucap Sakura dengan senyum terbaiknya.
"Ah Sakura? Nama yang indah, sama seperti dirimu." Ucap Anko membalas senyuman Sakura. Dan, hanya dengan kalimat itu pipi putih gadis itu merona.
"Mm, terima kasih. Maaf?"
"Oh ya, perkenalkan namaku Mitarashi Anko. Guru Bahasa Asing." ucap Anko.
"Baiklah, terima kasih Anko-sensei" sambung Sakura.
Anko pun mengelus pelan kepala Sakura. "Baiklah Anko-sensei, bisakah aku meninggalkan Sakura bersama mu? Aku masih harus mengurus tentang kedatangan murid murid kita yang mengikuti perpindahan pelajar selama sebulan itu" ucap Mishumi.
"Aah mereka sudah akan kembali ya? Aku tidak sabar untuk kembali menghukum bocah bocah tengik itu." kekeh Anko. "Baiklah, kau bisa mengandalkan ku Mishumi. Ayo Sakura, kita ke kelas." sambung Anko lalu pergi besama Sakura menuju kelas.
Menuju kelas, Anko banyak bertanya tanya tentang sekolah lama Sakura, dan kenapa Sakura pindah. Dan tentunya Sakura juga balik bertanya bagaimana rasanya mengajar disini dan bagaimana murid disini? Yah, sepertinya Sakura ingin segera memiliki teman.
Percapakan mereka pun terhenti ketika mereka telah sampai didepan kelas, bahkan suara gaduhnya kelas pun sampai keluar. Sungguh, ini adalah hal yang sangat Anko inginkan.
"Sakura kau tunggu diluar ya, nanti aku akan memanggil mu" ucap Anko.
"Baiklah sensei." Sakura mengangguk paham.
Dan ketika Anko masuk, suara kelas tadi pun langsung hilang. 'Hening'
Entah apa yang Anko lakukan, Sakura pun tak tau. Yang jelas Sakura sedang mempersiapkan dirinya nantik untuk perkenalannya pada 'teman' barunya.
Dan ketika mendengar Anko memanggilnya, Sakura pun segera masuk dan berdoa dalam hati.
"Kami-sama , tolong lancar kan semuanya." Sakura memang selalu diajarkan untuk berdoa sebelum melakukan sesuatu oleh ibunya.
...
Dan ketika gadis pink itu masuk, seluruh mata pun tertuju padanya. Dan ia kembali bertanya dalam hatinya 'apakah ini akan berhasil?'
"Baiklah Sakura, perkenalkan diri mu." Ucap Anko. Sakura hanya mengangguk.
Gadis musim semi itu pun mengalihkan matanya pada seluruh orang yang ada dikelas ini, dan Ia pun menutup matanya mengambil nafas beberapa kali dan mengingat kata-kata ibunya waktu Ia akan masuk taman kanak-kanak.
Flashback
"Kaa-san, aku takut." ucap gadis kecil itu sambil terus memegang tangan ibunya. Ibunya pun tersenyum dan menyamakan tingginya dengan gadis kecil itu.
"Tak apa Sakura-chan, jangan takut. Kaa-san akan tetap bersamamu, jika kau gugup tutup lah matamu, ambil nafas beberapa kali, ingatlah Kaa-san dan Tou-san lalu ingat hal hal yang membuat mu bahagia." ucap wanita itu pada putrinya.
"Apakah akan berhasil?" tanya nya ragu.
"Pasti, ayo kau harus segera masuk Sakura-chan! Kaa-san akan menunggu mu diluar." ucap wanita itu.
Akhirnya dengan sedikit rasa percaya diri, gadis itu pun masuk ke kelas nya. Dan ketika Ia akan memperkenalkan diri didepan teman teman barunya itu.
Berhasil
End flashback
Sakura pun kembali menunjukan cahaya indah emerald di matanya dan memulai segalanya..
"Nama ku Haruno Sakura, Aku berasal dari kota Oto. Mohon bantuannya." ucap Sakura penuh dengan kegembiraan tak lupa dengan senyuman terbaiknya yang mampu membius siapa pun yang melihatnya. Dan lihatlah, tak hanya lelaki bahkan para wanita dikelas itu pun tersenyum mendengarkan perkenalan Sakura. Oh dia memang gadis musim semi, sama seperti musim semi yang membawa kebahagiaan bagi seluruh orang dan begitu jugalah Sakura, seorang gadis yang membawa takdir tapi belum bertemu dengan alasannya.
"Baiklah Sakura, kau boleh duduk di belakang Yamanaka Ino. Ino, tunjukan tempatnya." pinta Anko.
"Tapi sensei, dibelakang ku adalah Hinata dan Sasuke." jawab Ino sambil melihat bangku kosong dibelakangnya.
"Tak apa, nanti biar aku yang urus, Sakura silahkan duduk." ucap Anko.
Sakura pun berjalan menuju bangku itu.
"Baiklah, buka buku kalian dan catat semua yang akan aku tulis. Minggu depan mungkin akan di adakan ulangan." ucap Anko.
"Hah ulangan? Yang benar saja, kita baru sebulan untuk semester baru. Apakah tidak terlalu cepat?"
"Betul, tugas matematika ku bahkan belum siap satu pun!"
"Ditambah lagi, minggu depan kan juga praktek seni!"
"whuaaa aku lelaaah . ."
Itulah, beberapa keluhan yang terdengar setelah Anko mengatakan bahwa minggu depan akan ulangan. Sakura hanya mengangguk pasrah dan mulai menyalin apa yang Anko tulis di papan tulis itu. Kemudian Sakura melihat orang yang duduk didepannya ini.
"Yamanaka ya? Dia cantik sekali, aku belum pernah melihat wanita secantik dia." gumam Sakura mengagumi Ino.
"Semoga kami bisa berteman . ." sebuah senyum kembali terukir di wajah gadis pink itu.
Dua jam sudah mereka dikurung dikelas, untung lah itu segera berakhir ketika bel istirahat berbunyi. Serempak, seluruh siswa Konoha International High School pun berhamburan dari kelas mereka menuju tempat tempat favorit disekolah ini. Tak terkecuali kelas XII. A
Sakura sedang membersihkan buku-bukunya dan memasukannya kedalam tas. Sakura pun melihat sekeliling, kelas itu kosong. Cepat sekali.
"Haah, mungkin di hari berikutnya." gumam Sakura, ya dia ingin sekali mendapatkan teman. Tapi mungkin tidak hari ini, Sakura itu kan tidak pandai berkenalaan.
Sakura pun berjalan keluar kelas, tanpa perintah kakinya pun membawanya ke ruangan yang sangat penuh oleh siswa Konoha International High School. Ini naluri kalau perut sedang kosong, kaki nya membawanya ke 'kantin'. "Ramai sekali, aah nanti sajalah." Gumam Sakura.
Ketika Sakura akan pergi, seseorang pun menghalangi jalannya
"Hai!" ucap orang itu pada Sakura.
Sakura pun tersenyum, seperti tidak besok. Tapi hari ini.
"Hai juga" jawab Sakura.
"Namaku Tenten, kau mau ke kantin ya? Mau barengan?" tanya Tenten. Dan dengan cepat, Sakura pun mengangguk antusias. "Baiklah ayo!" ucap Tenten menggenggam tangan Sakura dan membawa Sakura tenggelam dalam lautan siswa siswi sekolah ini.
"Pertama, kita harus menunggu Ino dulu." Celoteh Tenten sambil membawa Sakura duduk di meja untuk 4 orang.
"Yamanaka Ino?" Sakura memastikan.
"Iya yang gadis pirang blonde itu loh!" jelas Tenten.
"Dia sangat cantik." puji Sakura.
"Benarkah? Menurut ku dia itu jelek tau!" ucap Tenten.
"Eh? Kenapa kau mengatakan seperti itu?" tanya Sakura.
"Karena kau belum pernah melihat yang lebih cantik dibanding Ino." jawab Tenten sambil tersenyum. Dan Sakura hanya mengangguk mengerti.
"Dimana sih Ino itu? Katanya 15 menit lagi akan menyusul ke kantin!" keluh Tenten.
"Mm, memangnya Ino kemana?" tanya Sakura.
"Entahlah, tadi Ino dipanggil oleh Mishumi-san." jawab Tenten. "Eeh apakah kau tidak ingin memesan sesuatu Sakura?" sambung Tenten.
"Tidak, nanti saja kita tunggu Ino-chan saja dulu." ujar Sakura –padahal perutnya sudah berteriak bahwa Ia sedang berbohong, tapi untunglah Tenten tidak mendengarnya-
"Sakura, kenapa kau pindah kesini? Dan bagaimana rasanya sekolah lama mu itu?" tanya Tenten.
"Untuk yang pertama, aku tidak tau kenapa aku pindah ke Tokyo. Yang kedua, aku sangat senang bersekolah disana. Entah kenapa aku bisa bersekolah disini, aku bukan dari kalangan atas, bangsawan atau pun aku tidak dapat beasiswa. Karena aku tidak terlalu pintar tapi mungkin aku cukup mahir dalam olahraga" jawab Sakura sambil mengenang sekolah lamanya itu, yaa Ia merindukannya,
"Benarkah? Kau suka olahraga?" tanya Tenten penasaran. Sakura hanya mengangguk pasti "Waah kalau begitu—
"TENTEEEEEEEEN!" panggil seseorang yang memotong ucapan Tenten. Sontak, Sakura dan Tenten pun langsung melihat ke arah orang yang sedang berlari menuju meja mereka itu.
"Tenten!" panggil orang itu yang langsung memeluk Tenten.
"Ukh, le-lepaskan dulu. Kau k-kenapa sih Ino? Suara mu itu seperti toa, dan lihat mereka langsung memperhatikan kita!" ucap Tenten berusaha melepaskan diri dari pelukan yang erat itu –sangat
Akhirnya Ino pun melepaskan pelukannya, gadis bermarga Yamanaka dan memiliki mata aquamarine yang sangat indah itu pun terus tersenyum.
Setelah mengatur nafasnya, "Baiklah Ino, katakan! Apa yang membuat mu kembali seperti ini?" tanya Tenten.
"Tenten, mereka kembali! Kembali." ucap Ino menggenggam tangan Tenten.
"Mereka siapa?" tanya Tenten yang masih belum mengerti ucapan Ino.
"Mereka kembali Tenten baka! M-E-R-E-K-A." Ucap Ino penuh penekanan, senyum bahagia pun tak lepas dari wajah cantiknnya. Tenten pun terdiam berusaha mencerna kata kata Ino. 'mereka?'
Tenten pun mengerjapkan matanya beberapa kali. "B-benarkah? Mereka?" tanya Tenten tak percaya. Dan, Ino pun mengangguk mantap.
"Inooooo, aku tak percaya tak percaya!" ucap Tenten tak kalah bahagianya dengan Ino tadi. Tenten pun melakukan hal yang sama dengan Ino tadi. Memeluk.
"um, maaf. Mereka siapa?" tanya Sakura yang dari tadi hanya diam mendengarkan.
Ino dan Tenten pun saling berhadapan dan melihat ke arah Sakura.
"Kau akan tahu nanti saat mereka tiba Sakura." ucap Tenten yang hanyut dalam kebahagiaannya.
Dengan senyum yang tak lepas dari wajahnya, Ino pun duduk dihadapan Sakura.
"Mereka kembali." Ucap Ino lagi.
Mau tak mau, Sakura akhirnya ikut tersenyum bahagia melihat dua orang didepannya ini. Meski berbagai macam pertanyaan masih terlintas di benak Sakura, tapi dia tetap ikut tersenyum melihat dua orang itu bahagia.
"Mereka siapa? Kenapa seluruh orang tampaknya sangat senang? Mereka? Siapa?"
Mereka kembali
.
.
.
.
.
TBC
Author's note :
Awal yang pasaran memang . .
Sampai jumpa di chapter berikutnya^^
Review?
