Naruto Milik Masashi Kishimoto, Saya Hanya Menggunakan Tokoh
Gambar juga bukan milik saya
.
.
.
Warnings!
OOC, typo(s), MaleSakuXFemaleSasu, gaje, alur kecepatan,jauh dari kata bagus, dll.
.
.
.
.
.
Saat itu suasana sekitar Kota Konoha sangat sepi karena hari sudah mulai malam. Terdengar suara derap langkah kaki yang cepat sedang mengitari gang-gang kecil yang entah akan berujung kemana.
"Sial, seharusnya aku tadi tidak perlu mengambil jalan pintas kalau seperti ini." Batin seorang gadis yang tadi terdengar derap kakinya. Dia terus berlari sampai akhirnya berhenti karena terhalang oleh dinding yang besar dihadapannya. Tidak lama setelah itu, terdengar suara derap langkap yang lebih kencang sedang mendekat."Hahh... Sepertinya memang harus meladeni mereka. Padahal aku sedang tidak mood." Batin gadis berambut hitam panjang dan bermata sewarna batu onyx itu.
"Oh, oh. Sepertinya kau sudah tidak tau mau lari kemana, Nona?" Ucap seorang pria tinggi sambil menyeringai, dilanjutkan dengar suara kekehan dari teman-teman yang ada dibelakang pria itu.
"Jangan takut, Nona. Kami hanya ingin berkenalan denganmu." Ucap seorang yang sangat kurus, salah satu orang yang ada disitu juga ketika melihat gadis itu menundukkan kepalanya.
"Ya, Nona. Lebih baik kau bermain bersama kami. Bagaimana?" Ucap seorang tidak berambut, salah satu teman pria tinggi tadi.
"Ah, atau kau ingin kami mengantarmu pulang bersama kami saja?" Ucap salah satu temannya lagi masih dengan seringai yang menurut gadis itu sangat menyebalkan.
"Sudah cukup!" Gadis yang sedari tadi menunduk karena geram sambil mengepalkan tangannya di kedua sisi tubuhnya itu pun mengangkat wajahnya dan memberikan para pria tidak jelas itu tatapan tajam.
"Wow, kau mempunyai tatapan yang bagus, Nona." Ucap pria tinggi tadi masih dengan kekehan.
"Jangan meremahkanku." Gumam gadis itu.
"Hah? Kau me-" Ucapan orang itu terpotong ketika tiba-tiba gadis itu lompat dan meninju telak di wajah orang itu. Dan orang itu pun seketika tumbang. Gadis yang melihat itupun terkekeh melihat lawannya yang langsung tumbang sekali serang.
"Aaa... Apa yang kau lakukan kepada pemimpin kami, sialan?" Ucap salah satu temannya kemudian langsung mengarahkan tinjunya kepada gadis itu, namun gadis itu reflex menunduk dan meninju perut orang itu. Dan orang itupun juga langsung tumbang. Gadis itu berdiri tegap kemudian semakin menyeringai.
"Jangan senang dulu, oi!" Tiba-tiba ada orang kurus tadi yang menyerang dari belakang menggunakan pisau, tapi gadis itu dengan gesit menoleh dan memegang tangan pria itu dan langsung membantingnya. Tapi ketika gadis itu ingin bangkit, tiba-tiba dia terkena serangan listrik dari senjata yang dipegang oleh salah satu orang-orang tadi yang belum menyerangnya.
"Sial! Aku lengah!" Batin gadis itu ketika menoleh ke belakang melihat ada pria yang menyeringai menatapnya.
"Jangan remehkan kami juga, No-" Ucapan pria itu terhenti karena ada suara lain yang mengalihkan dua orang itu.
"Ah!" Tiba-tiba ada seorang lelaki lain menatap mereka dengan cengo. Waktu seakan berhenti sejenak untuk memahami situasi.
Pandangan gadis itu mulai memburam, ia sudah tidak kuat lagi. Dan akhirnya jatuh dan menimbulkan bunyi yang menyadarkan lelaki yang sedang cengo tadi dan pria yang menyerangnya tadi.
"Cih, ada pengganggu. Ada urusan apa kau, bocah?!" Ucap pria itu.
"Hahh... sebenarnya ini bukan urusanku sih... tapi... " ucapan lelaki itu menggantung, ia menundukkan kepalanya.
"Ha? Kau ngomong ap-" ucapan pria itu terhenti lagi karena tiba-tiba lelaki tadi sudah ada dibelakangnya dan menendang kepalanya dari arah kanan mengakibatkan pria itu terhempas menghantam tembok bangunan di sampingnya.
"... tapi aku tidak suka melihat lelaki menyerang gadis secara berkelompok dan menggunakan senjata!" Seru lelaki tadi.
"Cih, kalau memang ingin melakukannya, jangan ketika ada aku," gumam lelaki itu lagi kemudian berkata, "tapi hebat juga gadis ini, bisa mengalahkan tiga pria itu sendiri."
"Jadi? Apa yang harus kulakukan pada gadis ini?" Gumam lelaki itu sambil menggaruk kepalanya yang berambut unik itu yang tidak gatal. Yup, unik karena berwarna pink.
"Masa iya aku tinggalkan di sini sendiri? Sudah sore begini, nanti kalau dia diculik, percuma dong aku melawan orang tadi." Lelaki itu nampak berpikir sejenak lalu akhirnya memutuskan sesuatu dan menyadari sesuatu.
"Hmm.. tapi aku baru sadar kalau seragamnya sama denganku. Tapi apa ia juga tinggal di asrama? Kalau iya, aku tidak bisa mengantarnya, nanti malah aku yang dituduh macam-macam... ck, kenapa jadi repot sendiri sih pikiran ku, sudahlah ku bawa dia ke tempatku saja." Lelaki itu pun kemudian menggendong gadis itu di punggungnya. Dan kembali berjalan ke tempat tujuannya semula.
.
.
.
'Brugh'
Lelaki itu menghempaskan tubuh gadis itu di atas kasurnya.
"Hahh.. berat juga tuh cewek." Batin lelaki itu sambil memandangi wajah gadis itu.
"Manis juga wajahnya... pantas sih kalau di ganggu. Tapi salah sendiri jam segitu lewat sana." Lelaki itu bergumam pada diri sendiri. "Ya sudahlah, aku mandi saja dulu lalu beli makan." Lelaki itu merenggangkan otot-ototnya yang terasa kaku setelah menggendong gadis itu selama perjalanan.
.
.
.
Ketika lelaki itu sudah selesai mandi, dia melihat seperti ada tanda-tanda kalau gadis itu akan sadar. Dan benar saja, ketika lelaki tu mendekat, gadis itu berusaha membuka matanya.
"Engh~ Ini dimana?" lenguh seorang gadis berambut hitam panjang dan matanya berwarna hitam seperti batu onyx, yang baru tersadar dan tidak tahu dimana ia berada. Ia pun mencoba untuk duduk.
"Hee... kau sudah bangun, baguslah. Kau ada di kamarku" Tiba-tiba ada seorang lelaki berambut pink dan bermata seperti batu emerald menjawabnya dengan santai.
Gadis itu tersentak ketika mendengar suara laki-laki dan refleks menoleh, matanya pun terbelalak kaget melihat siapa yang ada di depannya.
"A-a-ah... ka-kau... Sa-kun!" Wajah gadis berambut hitam panjang itu pun memerah sambil menutup mulutnya yang terbuka karena kaget.
"Apakah kita saling mengenal?" Tanya lelaki berambut pink itu sambil menaikkan sebelah alisnya
"Ka-kau melupakanku?" Gadis itu menatapnya dengan nanar.
"..."
"Oh! Ingat ini? Kau yang memberikannya padaku. Ingat, kan?" Ucap gadis itu berusaha agar lelaki dihadapannya itu mengingatnya dengan menunjukkan benda yang melingkar di lehernya. Ya, itu adalah sebuah kalung dengan rantai perak dan liontin yang berbentuk bunga sakura yang ditengahnya terdapat batu permata sewarna bunga sakura.
"Benarkah?" Lelaki itu masih menatapnya datar.
"Kau.. Kau adalah Sakura Haruno, kan?" Gadis itu menatap lekat lelaki itu.
"Iya, tau darimana? Tapi sih, dilihat dari seragam yang kau pakai, sepertinya kita satu sekolah" Ucap lelaki itu sambil menatap langit-langit atap kamarnya sejenak, kemudian menatap mata gadis yang ada dihadapannya. Gadis itu menunjukkan antara ekspresi sedih dan senang.
"Kau benar-benar tidak mengenalku? Aku Sasuke Uchiha. Masih tidak ingat?" Tanya gadis itu masih dengan ekspresi sedih. Dan lelaki yang sekarang diketahui namanya itu hanya menggeleng dengan watados nya. Tenggorokan gadis itu, Sasuke tercekat. Menelan ludah saja susah. Dia menatap nanar Sakura yang ada dihadapannya.
Sasuke lalu berdiri dan berjalan pelan menuju Sakura. Sakura hanya menaikkan sebelah alisnya.
Ketika Sasuke sudah begitu dekat dengan Sakura, Sasuke mengulurkan tangannya dan memegang kedua pipi Sakura. Ia menatap mata Sakura dengan dalam, Sakura pun hanya terpaku melihat mata onyx yang seperti menghipnotisnya itu.
"Sebenarnya... apa yang terjadi denganmu, Sakura?" Sasuke menatap Sakura yang lebih tinggi darinya itu dengan tatapan nanar. Kemudian dia menunduk dan memeluk erat tubuh Sakura, tubuhnya mulai bergetar seperti menahan sesuatu, sesuatu yang benar-benar menyesakkan. Namun, sayangnya Sakura tidak membalas pelukannya, bahkan menenangkannya pun tidak.
.
.
.
To be Countinued
.
.
.
_-_Author's Note_-_
Maaf ya ini cerita sudah lama tidak lanjut, soalnya authornya labil u,u minta di gampar (eh, jangan donk sayy XD)
Oh ya, Saya tekankan lagi ya, ini genderXbender. Klu msih bingung ya anggap aja Sakuranya cowok, Sasukenya cewek.
.
.
Sign,
TehMelati_01.
