Chapter 1 Akai no Magician

WARNING:OOC,GAJE,TIDAK BAKU,TDK SESUAI EYD

TIDAK SUKA TIDAK PERLU BACA

[-]

[-]

[-]

Naruto milik Masashi Kishimoto

[-]

[-]

[-]

DISCLAIMER: SEGALA KERAKTER DALAM CERITA INI BUKAN KEPUNYAAN DAN MILIK SAYA

[-]

[-]

[-]

Genre: Adventure, Fantasy, Suspense, Millitary, Friendship, Romance

Pair: [?]

Rating: M (For Safe)

By: Lelacki Tamvan

[-]

[-]

[-]

Chapter 1 : First Snap


"Cikuso !"

Pria dengan wajah yang brewokan dalam seragam biru militer lari menjauh dari kepula asap di belakangnya, cairan merah yang amis berseluncur dari pundak kanannya menahan rasa sakit yang sangat mengganggu. Pria tersebut kembali melihat ke belakang setelah apa yang dia perbuat dalam kepulan asap tersebut seperti berharap sesuatu dari sana.

DUAR

Kembali terjadi ledakan dalam kepulan asap di belakangnya memunculkan sesosok manusia berbadan besar dengan rantai besi sepanjang 2 meter dan hidung yang seperti belalai gajah, matanya terus beredar ke seluruh tempat yang ada setelah keluar dari kubah asap tersebut seolah mencari mangsanya.

"sial, dia masih bisa bergerak setelah ledakan seperti itu" lelaki itu langsung mengambil sepuntung rokok dari sakunya dan sebuah pematik api, Pria tersebut bersembunyi di suatu gang sambil berusaha menghidupkan korek apinya dengan 1 tangan.

DUAR

"hehehe, jika kau menyulut api di tempat gelap tentu saja posisimu akan ketahuan bukan?" ucap manusia dengan belalai gajah tersebut setelah melempar rantainya ke tempat dimana pria tersebut bersembunyi.

'ham-hampir saja' melihat ke atas kepalanya ada rantai berjarak 1 inchi dari kepalanya sendiri.

'tapi sekarang kau aka-'

Snap

BLAR

"ARGH !, KENAPA ADA API !" manusia setengah gajah tersebut di balut oleh lidah api yang melingkari tubuhnya seperti dia sedang dalam pilar api.

Brukh

Manusia yang tadinya terlihat angkuh tersebut tewas dengan mengenaskan, bau daging yang terbakar menyerbak ke segala arah dengan pakian yang sudah menjadi debu dan rambut hitam yang hangus menjadi tanda bahwa api tadi benar-benar efektif pada manusia jadi-jadian tersebut.

"ou-san apa kau tak apa-apa?" tanya seorang pemuda dengan mengulurkan tangannya pada pria tersebut.

"ah, aku tak apa-apa" jawabnya seraya menerima uluran tangan tersebut.

"ou-san, kau tak terkena dampak apinya bukan?" tanya kembali pemuda tersebut, wajahnya yang terhalang sinar matahari mulai kelihatan dengan perawakan seorang remaja dan rambut pirang yang di buat seperi duri landak.

"tunggu, kau yang membuat sihir api tadi?"

"i-iya"

"astaga, itu sihir yang benar-benar kuat kau tau. Aku bahkan tak mendengar kau perlu mengucapkan mantra apapun"

KRING! KRING! KRING!

"hah, urusai!"

Remaja tersebut bangkit dari tempat tidurnya, dan mematikan alarm yang berada di samping kasurnya. Duduk sebentar untuk menyadarkan dirinya kemudian bergerak ke kamar mandi untuk melakukan ritual mandi paginya seorang. Tak beberapa lama dia keluar dengan tubuh yang sedikit terbentuk dengan adanya otot yang halus dan memakai seragam militer yang akan menjadi awal dari hidupnya.

Menatap dirinya ke kaca melihat dan menyadari bahwa dia tak terlalu buruk dalam setelan yang mungkin menjadi pakaian terakhirnya dan langkah terakhir sebelum keluar dari kamar dia mengambil sepasang evolet 1 garis 1 bintang dan memakainya di pundak sebagai bukti bahwa evolet tersebut adalah pangakatnya sendiri.

Merasa tak ada yang kurang remaja tersebut langsung membuka knop pintu yang sudah ada seseorag yang menunggunya, orang tersebut memakai seragam yang sama juga brewokan dan sepuntung rokok yang baru dia masukkan ke mulutnya. Remaja tersebut mengalihkan pandangannya ke evolet pria di depannya 2 garis 2 bintang menandakan bahwa orang ini berada di atasnya.

"Selamat pagi Letnan Asuma-san" ucap remaja tersebut sambil memberikan salam hormat di dahi padanya.

"astaga Naruto, kau tak perlu formal saat kita di depan rumahmu. Cukup di markas saja di tambah cukup panggil Asuma" pria tersebut membuang muka sekaligus membuang asap rokoknya ke arah lain seolah dia tidak terlalu peduli jika dirinya di paggil Letkol di mana saja.

"hai, -san" ucap Naruto yang maish dalam posisi memberi hormat.

"ayolah kita segera pergi ke markas jika kita beruntung bisa dapat sarapan gratis dari markas pusat" Asuma langsung berjalan di ikuti Naruto di belakangnya.

"apa kau tak gugup?"

"sedikit"

"tentu saja kau gugup kalau ujianmu di lihat oleh Jendral. Tsunade-sama semua orang pasti akan gugup, tapi aku tetap percaya kau pasti akan tetap di terima olehnya karena sihir apimu"

"sihir apiku tak terlalu hebat Asuma-san"

"astaga, ternyata di balik sikap mu yang selalu percaya diri kau juga bisa pesimis ya. Sihir dalam militer membutuhan mantra dan lingkaran sihir tapi kau mengabaikan 2 konsep tersebut dan mampu menciptakan sihir hanya dengan menjentikkan jari tentu saja luar biasa"

Dengan mantra maka sihir akan memasuki tahap pembentukan dan imajinasi setelah dirasa cukup maka menciptakan lingkaran sihir untuk mewujudkannya. Prinsip dasar ilmu sihir di Konoha memanglah seperti itu atau bisa di dibilang bahwa sihir di 5 negara besar semuanya memakai prinsip yang serupa.

"tidak juga, aku menggambar lingkaran sihir di sarung tanganku dengan begitu aku bisa menciptakan sihir tanpa harus membuat lingkaran sihirnya"

"benar-benar cara berpikir yang jenius, aku saja tak terpikir hal itu"

"itu bukanlah ideku"

Asuma mendengar ada keganjilan dalam ucapan terakhir Naruto di barengi dengan nada sendu yang terdengar sedih, merasa jika Asuma bertanya tentang hal tersebut dia di hakimi maka Asuma tetap diam dan perjalanan tersebut terjadi keheningan sampai mereka tiba di markas pusat Konoha.

"besarnya" ucap Naruto melihat markas pusat militer sihir di Konoha ternyata lebih besar dari dugaannya.

"ayo kutunjukkan tempat kau ujian sekalian aku memperkenalkan lingkungan sekitar dan orang-orangnya"

"tapi aku belum di terima bukan?"

"kau sudah di berikan seragam dan evolet sudah pasti kau diterima"

"lalu ujian ini untuk apa?"

"untuk mengetahui apa pangkatmu sesuai dengan kemampuanmu, mungkin kau bisa langsung jadi Kolonel hanya dengan kemampuanmu"

"eh, berarti aku akan menjadi atasan Asuma-san?"

"aku hanya mengatakan 'mungkin'"

"baiklah kita sudah sampai di ruangannya"

Sebuah pintu yang terbuat dari besi polos tanpa ukiran apapun namun ada yang ganjil denga pintu tersebut entah kenapa Naruto melihat pintu tersebut kekurangan sesuatu yang lumayan penting tapi dia tak tau.

"kau menyadarinya kalau pintu ini ada yang kurang?"

"Ah, knop pintunya tidak ada"

"kau benar, semua pintu di markas militer ini tak memakai knop pintu kecuali pintu resepsionis"

"la-lalu bagaimana cara membukanya?"

"dengan sihir"

Asuma menempelkan tangannya ke pintu besi di depannya dan tanpa melakukan gerakan tambahan pintu tersebut mundur kebelakang secara perlahan.

"tergantung sihirmu maka pintu akan terbuka, semakin besar sihir yang kau berikan semakin besar pula tolakannya"

Asuma mempersilahkan Naruto masuk ke ruangan tersebut, rungan yang terlalu besar untuk ujian satu peserta. Ruangan tersebut juga punya balkon di mana para petinggi militer ikut menyaksikan ujian Naruto tepat di depannya ada seorang perempuan yang berseragam militer biru khusus perempuan dan evolet 4 bintang tanpa garis menandakan dia adalah Jendral atau pemimpin di kemiliteran Konoha.

"apa kau sudah siap Uzumaki Naruto?" tanya Tsunade dengan meipa kedua tangannya di dada.

"hai" balas Naruto

Merogoh tangannya ke dalam saku celana dan mengambil 2 buah sarung tangan putih polos dan terdapat lingkaran sihir yang di gambar di bagian punggung sarung tangan tersebut. Tanpa mengatakan sepatah kata apapun Naruto sudah dalam posisi menjentikkan jarinya.

Snap!

BLAR!

Sebuah tornado api dalam ukuran besar tercipta selama beberapa detik, tak ada yang tak terkejut dengan kemampuan tersebut termasuk di sana Asuma dan Tsunade yang takjub dengan tornado api yang terlihat ganas membakar dan semua itu akibat sebuah jentikkan jari tanpa ucapan apapun.

"ini gila"

"dia bahkan bisa di sandingkan dengan Itachi"

"apa benar dia bukan dari clan Uchiha?"

"aku tak melihat ada lingkaran sihir apapun"

"penyihir termuda ya"

Semua orang di ruangan tersebut terus berbicara dengan kagum tentang Naruto. Asuma hanya bisa tersenyum melihat orang yang pernah menyelamatkannya di gadang-gadang sebagai penyihir terbaik dalam miiter.

"Semuanya harap diam!"

1 perintah keluar dari mulut Jendral militer Konoha membuat seisi ruangan langsung diam menanggapi perintah.

"Uzumaki Naruto, kau sudah di terima di militer Konoha dengan bakatmu yang luar biasa hebat. Harus kuakui kemampuanmu jauh melebihi ekspetasiku maka dari itu mulai sekarang Atas nama Jendral militer Konoha aku memberimu julukan Red Magician. Selesai"

Segera Tsunade langsung pergi keluar di ikuti beberapa penjaga. Ruangan tersebut penuh akan tepuk tangan dan suara yang mengutarakan selamat sedangkan Naruto malu di berikan pujian dan segera di bawa pergi oleh Asuma menuju Kantornya.

"kenapa Asuma-san?"

"Naruto, karena kau pernah menyelamatkanku maka aku akan katakan saja dengan jujur. Jangan mau kau di tipu oleh mereka"

"eh?"

"kita bicarakan di kantorku saja"

Asuma Office 10:00

"be-benarkah itu Asuma-san!?"

"ya, orang yang melihat kemampuanmu pasti berusaha untuk mendapatkan hatimu agar kau mau menjadi bawahan mereka dan menaikkan derajat serta pangkat mereka dengan memanfaatkan dirimu jadi kau harus berhati-hati"

Asuma kesal dengan sisi buruk para petinggi di kemiliteran Konoha yang bersikap manusia seperti barang yang akan menaikan martabat mereka dan membuangnya saat sudah tak di perlukan kembali.

"jadi Asuma-san juga?"

"aku tak bisa bilang tidak setelah melihat kemampuan sihirmu. Tapi aku tak akan memaksa karena tergantung dirimu sendiri mau bergerak seperti apa"

"maksudnya?"

"dalam kemiliteran Konoha ada 2 cara bekerja di sini pertama Solo dan Team. Aku rasa tak perlu di jelaskan bukan"

Naruto hanya mengangguk seolah dia mengerti

"sudahlah, tak perlu bahas hal itu dan selamat karena kau sudah menjadi Magician"

"Magician?"

"Magician adalah gelar yang di berikan pada para penyihir kemiliteran langsung dari Jendral. Bisa di katakan bahwa kau di akui sebagai penyihir Top di Konoha"

"be-benarkah?"

"dan ini jam saku milikmu, sebagai bukti bahwa kau seorang Magican yang diakui negara"

'hah, entah kenapa -sama selalu lupa untuk memberikan jam perak pada para penyihir militer' batin Asuma merenungkan ketidaktelitian Tsunade saat mempromosikan seorang Magician.

"berarti aku sudah naik pangkat bukan?"

"tidak, kau tetap seorang Letnan Dua, Posisi paling bawah dalam kemiliteran karena gelar dan pangkat adalah 2 hal yang berbeda"

"hah, berarti tujuanku masih sangat jauh"

"memangnya apa yang kau targetkan?"

Naruto tersenyum akhirnya seseorang menanyakan pertanyaan yang sudah lama dia tunggu, "tentu saja untuk menjadi seorang Jendral Besar dan meletakkan namaku di buku sejarah dunia!"

Tiba-tiba suasana di ruang kerja Asuma mendadak hening.

"mimpi yang kekanak-kanakkan" Asuma tertawa mendengar ada yang mau menjadi Jendral besar yang posisinya baru di pegang oleh 3 orang saja.

"ja-Jangan tertawa!"

"tapi akan kutunggu kau menjadi seorang Jendral"

Naruto tertegun ternyata Asuma tak sepenuhnya meremehkan impian Naruto. Ya sekarang impiannya menjadi seorang Jendral Besar tak menjadi sekedar impian namun sudah menjadi sebuah tujuan yang akan membunuhnya.


-Lelacki Tamvan-

Knock Knock Knock

"ah silahkan masuk" ucap Asuma

Pintu tersebut terbuka menampilkan seseorang dalam seragam militer dan sebuah masker yang menempel di mulutnya seperti ninja, dan tak hanya itu saat Naruto mengalihkan matanya ke pundak lelaki bermasker tersebut dia melihat hal yang gila

"3 bintang 1 garis, kerennya"

Naruto membuang segala image yang dia pertahankan setelah melihat evolet pria di depannya sudah membuat dia terbengong. Pria bermasker yang sedang di perhatikan merasa tak enak dan melakukan hal yang selalu dia lakukan saat seseorang memandanginya terlalu lama.

"HIAH!"

Naruto memegang kedua bola matanya yang sudah di tusuk oleh pria dengan pangkat Brigjen tersebut dengan cepat.

"Asuma, siapa dia?"

"anggota kemiliteran yang baru, Uzumaki Naruto The Red Magician"

"aku tak melihat apapun darinya yang berwarna merah"

"Tsunade-sama yang memberikannya"

"hah, sudah kuduga. Dia payah soal memberikan gelar"

"aku setuju"

Mereka berdua melemparkan pandangannya pada Letda yang masih terguling-guling di lantai kantornya sambil memegang kedua mata yang barus saja di sentuh.

"si-sialan kau!"

"kau mau melawan atasanmu ya"

Mendengar ancaman tersebut membuat Naruto langsung jinak, tanganya yang sudah dalam posisi bersiap menjentikkan jarinya harus dia batalkan. tak lucu jika dia baru diterima 1 hari dalam kemiliteran dan pada hari itu juga dia di pecat.

"heh, kau benar Asuma dia pemuda yang menarik"

"tentu saja"

Pria bermasker itu masih menatap Naruto berusaha menilai sesuatu padanya sampai dia merasa sudah memantapkan sesuatu.

"namamu Naruto bukan?"

"hai"

"namaku Hatake Kakashi dan seperti yang kau lihat aku seorang Brigjen"

"sa-salam kenal saya Letda yang baru"

"Naruto, apa elemen sihirmu"

"a-pi"

"api ya, pantas saja kau di sebut Red Magician apalagi kau sangat muda"

Kakashi masih meneliti Naruto dengan menatapnya dari ujung rambut hingga ujung kaki sampai Naruto sendiri merasa kalau dia merasa tak nyaman di perhatikan.

" -san, apa anda bisa berhenti menatap saya?"

"bukannya tadi kau melakukan hal yang sama"

"tapi saya tak melakukannya 2 kali"

"sejak kapan pandangan bisa di hitung dua kali?"

"sejak anda melakukan yang kedua"

"kalau begitu buat saja jadi 3"

Asuma hanya memandang 2 manusia di depannya terus bertengkar entah kenapa dia rasa menyenangkan padahal Kakashi sangat jarang mau beradu mulut dengan seseorang tapi remaja yang baru beberapa jam lalu sudah mampu menaklukannya.

"apa kalian sudah selesai berdebatnya?" tanya Asuma melihat Naruto yang membuang muka dan Kakashi yang terlihat seperti tersenyum.

"ah, tak perlu berbasa-basi lagi. Uzumaki Naruto apa kau mau bergabung dengan teamku?"

"ap-apa aku boleh bergabung?"

"tentu saja, aku butuh anggota yang punya semangat sepertimu dan kelihatannya kau juga kuat"

"ti-tidak aku hanya sekedar beruntung"

"jadi bagaimana?"

Naruto merasa bingung kali ini, dia bisa saja bergabung dengan Kakashi dan menjadi bawahannya apalagi dengan pangkat Brigjen seperti itu dia pasti sangat kuat namun yang Naruto pikirkan bagaimana nasib matanya jika dia satu team dengan manusia yang bisa mencolok kedua matanya setiap saatnya.

"terima kasih tapi harus saya tolak"

"kenapa?"

"saya merasa belum pantas menjadi bawahan anda juga ada hal yang ingin saya cari terlebih dahulu sebelum mengejar impian saya"

"hah, baiklah namun jika kau berubah pikiran datanglah ke kantorku"

"hai"

Sekarang pandangan Kakashi berpindah dari Naruto ke Asuma.

"Asuma apa sekarang kau senggang?"

"sayang sekali, terlalu banyak dokumen yang ku terima pagi ini. Memangnya dia menyerang lagi?"

"kau benar, aku tak memiliki banyak sihir jarak jauh juga sihir seperti itu terlalu banyak memakan mana"

"heh" Asuma menjawab sambil melihat Naruto yang kelihatan memandang aquarium di kantornya dengan seksama. Kakashi yang mengerti pandangan Asuma kembali bertanya.

"apa dia mampu?"

"sesuai yang kau harapkan"

Kakashi kembali memandang Naruto yang sepertinya tak pernah melihat aqurium. Jika di lihat sekarang Naruto seperti remaja yang punya masalah dengan kejiwaan namun sekarang bukan waktu untuk ragu.

"Naruto, kau punya tugas sekarang"

"eh, benarkah?"

"ikut aku, akan ku jelaskan di jalan"

Dengan ucapan terakhir dari Kakashi itu membuat 2 manusia keluar dari kantornya dan Asuma kembali berkutat melawan dokumen mengerikan yang menumpuk lumayan banyak.

"ada seorang teroris yang menyerang, dia bernama Yakushi Kabuto. Dia pernah menjadi anggota militer Konoha dengan gelar Mana Magician dan sekarang sudah membelot"

"Mana Magician?"

"dia mampu membunuh makhluk hidup karena semuanya punya mana dan dia mampu mengendalikan tak hanya mana miliknya namun mana orang yang dia sentuh pula"

"dia berbahaya"

"dan timku sedang bertarung melawannya"

Konoha City 13:00

Salah satu jalan di kota sudah menjadi medan pertempuran bagi 2 penyihir tangguh, satu di antaranya adalah seorang anggota militer dengan wajah tampan dan rambut hitam serta tatapan sinis berhadapan dengan orang yang juga memakai seragam yang serupa bersama kacamata kutu bukunya.

'cih, sihirnya sangat merepotkan dan dia juga sangat cepat sehingga dapat menghindari semua sihir apiku, manaku juga tinggal sedikit'

"Sasuke-kun!" teriak seseorang

Sasuke langsung tersadar ketika melihat kedepan ternyata musuhnya sudah di hadapannya, akibat terkejut dan respon yang lamban Kabuto berhasil menyentuh pergelangan tangan Sasuke dan berusaha menghisap mana yang dia miliki.

'Sial' Batin Sasuke merutuki dirinya melamun saat perarungan.

"Raikiri!"

Sebuah tangan berselimuti aura petir yang tipis memaksa Kabuto untuk mundur tanpa mengambil secuil mana dari tubuh Sasuke. Kabuto memerhatikan dan sedikit mendecih karena kedatangan musuh yang tak terduga berbahayanya.

"kau muncul juga akhirnya "

"lama tak bertemu Kolonel atau perlu kukatakan Mantan"

"masih sinis seperti biasa. Jadi kau yang akan menjadi hidangan utamanya?"

"tidak, aku sekarang …"

Snap!

"hanya mengawas anggota baru"

BLAR

Kabuto langsung terselimuti dinding api yang mengelilingi dengan radius yang kecil, api ganas tersebut terus membakar hingga Kakashi sendiri dapat merasakan panas walau dia sudah memberikan jarak dengan serangan tadi.

"Nani!?"

'api'

Brukh

"itu sungguh mengejutkan Letnan Naruto, kau sangat terampil memainkan sihirmu" Kakashi tak mampu menutupi rasa terkesan setelah melihat api yang indah menari di depannya dengan suhu yang tak membahayakan orang sekitar.

'pengendalian api yang benar-benar sempurna, bahkan aspal yang gosong saja hanya sekitar tubuh Kabuto'

"terima kasih atas pujiannya Brigjen. Kakashi"

Sasuke masih diam terbekuk melihat hal didepannya, dia sudah bertarung selama setengah jam dan musuhnya langsung kalah akibat serangan tunggal dari orang yang tidak dia kenali. Sasuke mengalihkan pandangannya ke orang yang sudah merebut mangsa yang bisa menaikkan jabatannya.

"Kakashi!, apa maksudnya ini!" Emosi Sasuke sudah mencapai ubu-ubun.

"Sasuke-kun" Suara lirih dari seorang perempuan yang baru saja muncul di belakang Kakashi.

"Sakura!, kenapa kau malah kabur!?"

"gomen Sasuke-kun, aku tak bisa menyerangnya jika dia terus berada di dekat penduduk"

"lalu kenapa tidak kau bantu aku!"

"kalian berdua terlalu cepat berpindah-pindah tempat"

Kakashi melihat kedua anggota grupnya ini yang selalu bertengkar harus berusaha melerai mereka, "tenanglah kalian berdua. Sasuke kau memang sangat berbakat namun kau tak boleh membiarkan emosi menguasaimu hanya karena Sakura tak ikut membantu dan Sakura jika kau berada dalam situasi seperti ini gunakanlah sihir pelumpuh agar targetmu tak banyak bergerak. Mengerti?"

"hai, "

"cih"

Kakashi hanya bisa menghela nafas melihat tingkah kedua anggotanya, mereka berdua berbakat namun sangat bermasalah dalam hal kepribadian dan hubungan membuat mereka tak mampu bekerja sama.

'1 orang hanya mampu menyalahkan orang di sekitarnya dan 1 lagi hanya mampu menerima. Jika seperti ini terus melawan bandit biasa saja mereka akan mati' Batin Kakashi.

"ah, maaf melihat hal yang tak seharusnya kau lihat" ucap Kakashi.

Naruto menjawab, "ah tak masalah"

Sasuke yang dari awal sudah tak suka dengan remaja pirang di depannya langsung meminta penjelasan. "Kakashi, siapa dia?"

"paggil aku Brigjen selama misi masih berlangsung. Dia Uzumaki Naruto anggota baru dalam kemiliteran"

Naruto yang mengerti maksud Kakashi langsung memperkenalkan dirinya, "Namaku Uzumaki Naruto seorang Letnan Dua, Anggota baru. Salam kenal" dan di tutupi dengan membungkukkan badan.

'heh, anggota baru' batin Sasuke

"aku ini senpaimu jadi tunjukkan rasa hormatmu"

'cih, aku benci orang sombong seperti dia' Batin Naruto yang sedikit kesal di perlakukan seperti orang rendahan.

Kakashi menyambung, "ngomong-ngomong dia seorang Magician"

Pernyataan yang kakashi sebutkan memberikan syok berat kepada 2 manusia beda gender tersebut, sang laki-laki tak mampu menahan rahangnya yang terjatuh sedangkan sang perempuan kagum melihat remaja tersebut beda lagi dengan remaja yang lain dia hanya mampu mendengar seolah mengatakan 'dasar amatiran' pada Sasuke.

"Baiklah sekarang kita bawa mayat Kabuto ke markas" ucap Kakashi berjalan ke tubuh Kabuto yang sudah tak tergeletak.

Naruto mengangkat tangannya, "ano , aku tak membunuhnya"

Jawaban Naruto membuat Kakashi sedikit kaget.

"tunggu, jadi api besar tadi hanya membuatnya pingsan?"

"aku tak suka membunuh manusia, karena itu aku tak membunuhnya walau dia sudah membunuh banyak orang"

Kakashi hanya mampu melihat ekspresi Naruto sedikit sedih dan menyesal.

"berhati-hatilah dengan sikap seperti itu jika tidak mau mati muda"

"hai"

Dan 4 manusia dengan 1 tubuh yang tergeletak langsung pergi meninggalkan tempat tersebut dengan sihir.

Somewhere ?:?

Dalam ruang yang hanya mengandalkan cahaya dari jendela, ada seseorang yang berdiri di dekat jendela tersebut sambil bersandar di dinding. Dengan baju yang lengkap dengan pakian gelap menatap dengan matanya ke arah kota Konoha.

"mungkin ini saatnya ya?"

TBC


Terkadang kita dapat sebuah kritik yang akan mendapat beberapa kritik yang sangat pedas walau bukan ane yang di serang, temanku seorang penulis dan dia mengatakan padaku kalau seorang reviewer tidak menyukai ffnya karena salah meletak crossover. "Padahal ffmu bagus tapi kalau cuman kejar terkenal karena pakek karakter dxd gak bakalan maju ffmu" dan kritik itu aku rasa bukan hanya tertuju padanya tapi pada semua penulis di luar sana yang menggunakan formula yang sama jadi ane juga termotivasi dan terkritisi akibat komen yang tak di tujukan untuk ane (bagi kalian yang sudah tebak ini akun siapa jangan di tulis di komen ya :v biar nampak rahasia aja )

Ok back to the topic, ff ini terinspirasi setelah ane nonton anime fullmetal alchemist brotherhood dan ya bagi kalian yang nonton anime di atas pasti tau siapa karakter yang Naruto gunakan. Tapi masalahnya ane gak tau mau bikin crossover atau gak jadi ane bikin kek gini aja tanpa crossover karena walau di gabung dengan fullmetal alchemiaa rasanya bakalan brabe juga ane ganti alchemist yang ada di anime di ganti sihir, jujur ane gak pandai sama sekali kalau soal molekul apalagi tabel periodik karena ane bukan anak ipa :v juga kimia bukanlah pelajaran yang ane senangi jadi kek ginilah :v mohon di maklumi :v.

BYE_BYE