Chapter 1 : Undangan.
Capacipty Game
Ansatsu Kyoushitsu : Matsui Yuusei
Auhtor membuat ini tak bermaksud mencari keuntungan apapun
Warning : Chiba Ryuunosuke dan Hayami Rinka dibuat Out Of Character (OOC). Perlakuan Ryuu dibuat lebih dingin dan kasar kepada Rinka dengan alasan tertentu.
Note : Akan ada beberapa kata kasar, tak sopan dan tidak mendidik, terdapat unsur kekerasan dan sex. diharapkan yang dibawah umur segera menekan Back, masih tetap jangan salahkan Author setelah ini.
Summary : Kehidupan sekolah Chiba Ryuunosuke yang selalu menutup diri, membuatnya menjadi korban bully setiap harinya. Bagaimana jika dirinya mendapatkan sebuah undangan situs dari game penangkaran. Mampukah dendam pemuda itu terbalaskan kepada orang yang dibencinya ketua kelas Hayami Rinka.
Chapter 1
"Undangan"
Chiba Ryuunosuke seorang remaja berumur 16-17 tahun. Seseorang yang lahir dalam keturunan berada. Kaya, tampan dan pintar siapa yang tidak akan tergoda kaum hawa akan sosok pendiam kalemnya. Namun sayangnya keberadaannya yang selalu menolak untuk bersosialisasi menyebabkan banyak orang yang tidak suka akan keberadaannya. Sehingga ia sering menjadi korban bully.
Dunia ini sungguh irasional
Semua hubungan manusia yang ada didunia ini hanyalah kebohongan, mata mereka semua yang memandang rendah kepada diriku. Cacian maki yang terlontar dari mulut mereka yang tajam bagaikan mata belah ujung pedang yang sangat menyayat hati. Terutama dia, orang yang memojokkanku, karena ketidak mampuanku melawan dirinya. Entah apa karena aku terlalu baik untuk memaafkan orang lain atau karena aku terlalu lemah untuk membalas perbuatan mereka semua sehingga aku malah menjadi target pembullyan. wajahnya yang memuakkan dan membuatku dendam kepada dirinya.
Flashback Chiba
Keadaan gudang yang terlihat cukup sepi itu digunakan untuk berkumpul beberapa orang yang sedang melakukan kekerasan. Pembullyan itu adalah hal tak masuk akal, apa salah korban? Mengapa mereka tak berhenti melakukan perbuatan kejam dan tidak manusiawi yang berusaha menurunkan harga diri seseorang? Apakah dengan mati mereka akan berhenti?
"K-Kumohon hentikan!" mohon Ryuunosuke yang sudah sekarat tak mampu melawan 5 orang dengan 1 orang pemimpin mereka seorang wanita surai jingga berkuncir dua yang memandang rendah pria surai hitam yang tertutup poni rambutnya.
"Mati saja kau bangsat!" ujar laki-laki bersurai merah yang menginjak kepala Chiba tanpa belas kasihan, bagaikan seekor serangga.
"Oii, jangan terlalu kasar Karma. Menyiksa secara berlebihan hanya akan membuat dirinya bunuh diri. Nanti kita tidak memiliki mainan lagi!" ujar Itona menyeringai jahat.
"Tapi tetap saja aku masih belum puas!" kini wanita surai keriting panjang penghoby baca buku itu yang menginjak perutnya dengan kuat. Sakit itulah dirasakan Chiba saat ini yang mencoba melawan tapi tak mampu.
"Rinka!, kumohon hentikan ini. jika Karasuma-sensei melihat ini, kita bisa diskros dan dikeluarkan!" mohon wanita berkuncir kuda itu yang sudah cukup menurutnya, menyiksa Chiba.
"Haaa,… kita baru saja senang-senang mengapa kau menghalangiku?!" tanya Rinka tak suka dihalangi kegiatan kesenangannya.
"Bukan begitu, aku memang tidak suka sikap pendiam sombongnya itu, memberikan pelajarannya seperti ini sudah cukup kurasa! Ayo hentikan ya!" mohon Yada.
"Cih… kau sama sekali tidak seru Touka. Ayo tinggalkan si pendiam sampah ini!" seru Hayami meninggalkan Chiba yang sudah terkapar ditanah, berantakan kotor, memar dan beberapa luka yang diterimanya dia hiraukan. Mencoba berdiri sendiri meskipun keadaannya tertatih. Kini dirinya mengambil tas yang berada dikelasnya.
Capacipty Game
Chiba memaksakan dirinya untuk berjalan kedalam kelas untuk mengambil tasnya. Rasa sakit yang dia rasakan masih terasa ngilu. Membuka pintu kelas ditemuinya ruang mejanya sudah penuh kotoran tanah dan coretan spidol.
Tersenyum, Chiba memberikan kesan pada kejadian dimeja yang dia lihat. entah menyesal karena tidak mampu membalas atau memang dirinya terlalu baik kepada setiap orang. Tak menghiraukannya kini ia membersihkan mejanya sebelum dia pulang dan mengambil sepedanya ditempat parkiran yang ternyata sialnya!. Bannya dikempeskan oleh seseorang.
"Pasti mereka lagi" pikir Chiba menebak.
.
.
Chiba kini menuju rumahnya dengan keadaan menuntun sepedanya. Diperjalanan dirinya bertemu dengan seseorang yang dia kenal. Gadis bersurai hitam panjang yang menatapnya dengan iba didepannya.
"Apa maumu, Kanzaki-san?"
"Kau baik-baik saja? Ryuunosuke-kun, mengapa kau tak mengalah saja dan memberikan kunci jawaban UTS kepada mereka?!" Chiba tak mengubrisnya dan tetap berjalan melewati wanita itu yang terlihat khawatir.
"Hei, Ryuunosuke-kun?!" kesal Yukiko sudah naik pitam.
"Aku tak suka dengan orang yang ingin mendapatkan apapun dengan cara instan terutama nilai!" ujarnya memberikan jawaban.
"Itulah sebabnya kau dibully dan dibicarakan oleh teman satu kelas! Sifatmu itu harus diperbaiki, Ryuunosuke-kun!" ujarnya memarahi pria itu dengan nada tinggi.
"Aku tidak angkuh, aku hanya ingin menjadi orang yang benar dan baik, terserah kau mau menilaiku apa, Kanzaki-san!" sahutnya mulai berjalan kembali mengabaikan wanita itu. geram dan marah itulah dirasakan wanita itu yang tidak menyukai sifat Chiba yang tidak suka bersosialisasi. Sebagai teman sekelasnya dia peduli terhadap temannya. Walaupun caranya kurang tepat untuk menyadarkan pria tersebut.
Capacipty Game
Chiba sudah sampai rumahnya yang berukuran cukup besar untuk ditempati seorang diri. Orang tuanya yang begitu sibuk bekerja, membuat dirinya harus menutup semua kekerasan yang diterimanya. Menganti baju kotornya yang penuh bercak darah dan debu yang menempel, dirinya mulai mengobati dirinya sendiri.
Menahan rasa sakit yang dia rasakan saat ini. pemuda itu mulai merajuk memikirkan perkataan Kanzaki sebelumnya. apakah yang dia lakukan selama ini salah dan tidak benar sehingga terlalu tertutup serta terisolir dari yang namanya berteman. Bagi Chiba orang yang membully merupakan perbuatan hina yang menurunkan rasa kemanusiaannya terhadap sesama manusia.
TING TONG... TING TONG… TING TONG
Bunyi bel berbunyi berulang kali menyadarkan lamunannya. Berjalan kepintu depan untuk mengetahui siapa tamu yang berkunjung malam-malam seperti ini.
"Tunggu sebentar!" sahutnya dari balik pintu dan membukanya. Dirinya terbelalak ditemuinya orang yang dia kenal.
"Oi, Ryuu… aku punya game RPG baru, ayo kita mainkan bersama kali ini-… Eh, ada apa denganmu?!" ujar pria tanpa rambut yang selalu berisik dan periang. Taiga sahabat sekaligus tetangganya.
"Ah, hanya tersandung saja" jawab Chiba santai.
"Bakayaro! Tersandung mana mungkin sampai biru seperti itu. biar aku obati. Duduklah!"
"Maaf" ucapnya dengan nada pelan.
Dengan teliti dan hati-hati Taiga mengobati temannya yang terluka disekujur tubuhnya. Ringgisan kecil dia rasakan beberapa kali. Naruto yang tak tahan melihat temannya selalu dimusuhi dan dibully akhirnya angkat bicara.
"Hei, Ryuu aku mendengar dari Kanzaki. Kau dibully lagi, apa itu benar?!" tanyanya dengan nada dingin. Chiba hanya mengangguk kecil menandakan pertanyaannya benar.
"Huh... untuk orang dari keluarga berada sepertimu. Kau memang sangat bodoh ya!" hela Taiga tak habis pikir temannya yang selalu diam.
"Aku tak tahu harus berbuat apa? Aku merasa sangat tidak tega namun disisi lain akupun kena imbas pembullyan mereka. Aku benar-benar merasa lemah" ujar Chiba merajuk sedih.
"Hei,… mau kubantu?" tawarnya dengan senyum menyeringai licik.
"Bantu apa?"
"Aku akan membantumu membalas perbuatan mereka! Sekarang apakah kau ingin membalas perbuatan mereka?" tanyanya kembali dengan nada santai.
"A-Aku tidak tahu. Aku merasa ragu saja dengan keadaanku seperti ini" jawab Chiba sedikit berpikir keras.
"Makanya akan kubantu kau menyelesaikan masalahmu ini. aku tidak bisa selalu berbohong dan menutup penyebab lukamu itu kepada Ayah dan Ibumu, Ryuu. Ayolah apa kau tidak mau membuat mereka menyesal?" ujarnya kembali.
Berpikir keras, hingga Chiba sudah membulatkan tekad.
"Baiklah aku akan membalas perbuatan mereka, beritahu aku caranya?!" akhirnya Taiga pun tersenyum senang.
"Nah gitu dong, tapi tak sekarang ya. ayo kita main ini dulu. aku punya game RPG baru loh!" ujar Taiga langsung segera berada di PC milik Chiba tanpa meminta izin dahulu sipemilik.
Capacipty Game
Chiba masih memperhatikan dan menunggu cara membalas dendam terhadap teman satu kelasnya yang dikatakan sahabatnya. Taiga masih asyik bermain game RPG dikomputer temannya. Sesaat akan mengisi peluru dan kehabisan darah dalam game yang dia mainkan. Ternyata dirinya sudah ditembak dari belakang hingga dari layar komputer itu bertuliskan you are dead.
"Sial! Susah sekali di stage ini!" umpatnya menidurkan dirinya dilantai kayu tatami kamar temannya.
"Hei Taiga! kau bilang akan membantuku membalas dendam. Aku sudah menunggu dari tadi dan kau hanya mengatakan nanti belum saatnya, kau serius membantu atau tidak sih?" tanyanya dengan nada kesal kepada sahabatnya.
"Sekarang jam berapa?"
"Jam 12.03, memangnya kenapa?"
"Baiklah, kita akan membuka situsnya" jawab Taiga tersenyum licik membuka sebuah situs dengan domain tertentu. Mengetik alamatnya dan hasilnya keluar pada layar PC.
"Capacipty Game" gumam Chiba tak mengerti.
"Iya, disinilah permainan serunya akan dimulai, Ryuu!" terang Okajima.
"Isi datamu disitu dan kau akan mendapatkan target yang ingin kau lampiaskan untuk balas dendammu!" ujarnya kembali.
"Sudah, lalu setelah ini apa?" tanyanya kembali, sesudah mengisi form persyaratan.
"Ini dia, siapa yang akan kau jadikan targetmu. Perlu diingat ya! hanya satu orang dan hanya sekali saja boleh memasukan nama dalam data ini. jika sampai salah kau yang rugi. lalu siapa orang yang ingin kau balaskan dendammu?" ujar Taiga menyeringai licik, Chiba masih berpikir keras dan sudah terpikirkan olehnya.
Wajah pemuda surai hitam itu menunjukkan kemarahan dan kebencian yang mendalam, ditulislah namanya. Hayami Rinka orang yang merusak hidup damai dan tentramnya. Wanita pembawa masalah yang merupakan aib dalam hidupnya.
"Enter!" menunggu namun belum ada tampilan desktop pada layar PC nya.
"Oi, Taiga kok lama sekali sih, jangan-jangan situs ini dibanned!" tanyanya dengan nada khawatir.
"Tunggu saja, nanti juga muncul" sahutnya masih asyik memakan cemilan kripiknya. Dan betul saja nama beserta foto sudah tertera pada target di layar PC. Chiba yang melihat itu tak percaya bahwa situs ini begitu akurat dan disitu tertera alamat bertemu dengan penjemput.
"Hee… Targetmu cantik juga ya. boleh aku mejamah sedikit bagian tubuhnya?" ujarnya menyeringai mesum yang sudah menjadi kebiasaannya. Chiba hanya terbelalak tak percaya bahwa situs ini benar-benar akurat.
"A-Apa ini Taiga? kok bisa ada foto Hayami pada situs ini?" Chiba benar-benar terkejut dan tak mempercayai situs yang mereka masuki benar-benar real datanya.
"Sebuah permainan, game penangkaran. Cepat catat alamatnya nanti hilang loh!" ujarnya kepada Chiba, tanpa diajak berunding dan bertanya. Dirinya hanya menurut mengikuti perkataan Okajima.
"Jangan lupa datangi supervisormu itu. jangan telat atau kau akan dipatahkan lehernya oleh pihak Capacipty game. Aku pulang dulu Ryuu-…"
"Enak saja pergi seenaknya tanpa memberitahuku detailnya. Kau harus ikut besok" Chiba menarik baju Naruto yang tidak terima ditinggalkan tanpa penjelasan yang detail tentang game ini.
"Hee… tidak mau besok aku akan kencan dengan tawananku, aku tak mau berurusan dengan orang lain, jika menyangkut urusanku!" ujarnya malas.
"Ayolah, Bro! Temani aku. Kalau nanti aku diapa-apakan oleh mereka bagaimana?" ujar Chiba khawatir.
"Huh,… baiklah, tapi tidak gratis ya!" ujar Taiga penuh kemenangan.
EH?!
Capacipty Game
Disebuah kedai makanan bersama dengan temannya. Chiba benar-benar skatmat dan dibuat kesal karena kelakukan temannya. dirinya harus mentraktir Okajima yang sudah nambah tiga porsi Takoyaki ukuran spesial. Menghela dirinya hanya bisa pasrah menerima kenyataan ini.
"Ayolah ini hanya Takoyaki saja. Pelit sekali kau sama sahabatmu ini" ucapnya dengan santai. Sedangkan Chiba melihat isi uang saku dompetnya yang tinggal setengah dari uang jajannya.
"Aku mengerti" helanya pasrah.
…
Setelah selesai makan, mereka berdua menunggu disebuah stasiun. Seorang pria surai hitam dewasa dengan stelan pakaian tuxedo hitam, memakai kacamata menghampiri kami berdua. Tangannya dia masukan kedalam saku celananya dan berjalan dengan angkuh, aura suram menakutkan terlihat padanya yang mengintimidasi kearah Chiba. dirinya yang baru pertama kali dihadapkan dengan orang misterius seperti ini.
"Dia seperti mafia saja" bisik Chiba bergidik ketakutan. Saat akan mau sampai sebrang jalan menuju mereka. pria itu menabrak seseorang dan mendapatkan deathglare dari orang dia tabrak.
"Jalan pakai mata! Bego!" maki orang itu kepadanya.
"M-Maafkan aku!" ucapnya dengan cepat meminta maaf. Chiba dan Okajima yang melihat itu hanya sweatdrop melihat tingkah laku supervisor Chiba yang ternyata bisa bertingkah konyol.
"Maaf… maaf tadi aku tak sempat melihat, ahahaha… perkenalkan kami dari asosiasi game penangkaran, sebutanku adalah Koro. Aku adalah supervisormu Chiba-san" ujarnya dengan nada santai seperti tidak terjadi apapun dan mulai kembali ketopik masalah.
"Chiba Ryuunosuke, yorushikune" jawabnya dengan formal.
"Ahahah… pria ini sangat polos sekali. Okajima-kun" katanya sambil tertawa melihat sikap Chiba yang terlalu kaku.
"Ya begitulah, ngomong-ngomong dimana Yukimura-san?"
"Dia ada dimobil, ayo kita berangkat" ajaknya kedalam mobil. mereka berdua hanya menurut dan mengikuti intruksi dari supervisor Chiba. Memasuki mobil dan ditemuilah seorang wanita paruh baya bersurai hitam sebahu
"Kau membawa teman baru, Taiga-kun?"
"Yah, dia terlihat seperti kucing malang yang dianiaya oleh beberapa ekor anjing!" ujarnya dengan santai, Chiba yang berada disitu memberikan tatapan kesal kepada sahabatnya.
"Tak perlu diambil hati, Pernyataan yang dikatakan Taiga-kun memang benar, jadi biasakan dirimu untuk menerima hal yang tidak rasional Chiba-san" sahut Koro membenarkan perkataan Okajima.
"Baiklah kita akan berangkat, namun seperti biasa gunakanlah penutup mata yang berada ditempat duduk kalian. tempat ini sangat rahasia. Termasuk dirimu juga Chiba-san" ujarnya tanpa membantah mereka berdua menurut mengikuti intruksi Koro.
"Kita berangkat" ucapnya memacu mobil sedan hitamnya menuju lokasi yang dirahasiakan.
Capacipty Game
Lokasi yang cukup tertutup entah mereka berada dimana sekarang, yang pasti mereka sudah dikelilingi beberapa pohon besar dan jalan yang masih alami dan sebuah bangunan gedung putih yang terlihat usang dan tak layak pakai karena termakan usia.
"Kita sudah sampai bukalah penutup kalian, ikuti kami" ujar Koro menjadi pemandu dan mengajak kedua klien itu kedalam bangunan. Chiba yang terkejut karena bagian dalam ruangan begitu rapih dan bersih. Mungkin ungkapan kita tak boleh melihat hanya dari sampul covernya cocok dengan kondisi tempat ini.
"Kita sudah sampai disini. Koro-kun pandulah Chiba-san dalam aturan Capacipty Game ini"
"Aku tahu!"
"Hei, Ryuu, aku permisi disini ya. aku ingin menemui tawanan cintaku dulu. Dah~" kata Okajima meninggalkan Chiba bersama kedua supervisornya.
"O-Oii, sialan kau Taiga!. A-Apa yang harus aku lakukan sekarang?" gumamnya.
"Heee… tentu saja bukankah sudah jelas membalas dendam. Itu tujuanmu bukan? Lagipula tawananmu sudah berada dibalik ruangan ini. jadi berilah sambutan hangat padanya" ujar Koro menerangkan sambil menyeringai memberikan senyum jahat.
"Bacalah aturan dari Capacipty Game dan kau akan mengerti. Jika setuju dengan persyaratan yang ada maka ceklislah, namun jika kau ragu maka ceklislah dan kami akan segera mengantarmu kembali pulang. Pilihlah dengan bijak" Lanjut Koro menerangkan. Chiba sudah membaca peraturannya dan memilih mengikuti permainan. Senyum dingin tersirat dari wajahnya. Kedua supervisor itu menyetujuinya dan dirinya diberikan kunci dan topeng Shinigami.
"Perlu diingat berhati-hatilah jika rekanmu mengetahuimu. Maka permainan berakhir. Chiba-san" ujar Yukimura memperingati. Pemuda itu mengangguk dan memasuki pintu dibalik ruangan, tempat yang Nampak gelap dan terlihat gadis surai jingga yang masih tak sadarkan diri. Seragamnya masih terlihat lengkap dia kenakan. Cahaya yang dia rasakan saat ini membuat gadis itu mulai tersadar kecil, akibat sakelar lampu yang Chiba nyalakan. Inilah saatnya membalas dendam kepada orang yang dihadapanku, orang yang menghancurkan kehidupanku, orang yang membuat diriku terasa hina bagi semua orang. Kutarik kerah baju gadis itu yang masih belum tak sadarkan diri sepenuhnya dilantai kotor dan berantakkan disana.
.
"Oi,Bangun bodoh!" perintahku kepada wanita surai pink. Mengerjapkan matanya perlahan dan melihat diriku dengan perasaan was-was khawatir tersirat pada wajahnya. Tangan dan kakinya terbelenggu rantai besi.
"S-Siapa?!" tanya Hayami dengan hati-hati
"Kau tidak mengenalku Rinka-chan?" sapa ku dengan nada mengejek membuat gadis itu menegang kesal dan marah.
"Jangan memanggilku dengan sebutan itu. Sampah!" ujarnya dengan tinggi.
"Hoo… !" dengan cepat kepala gadis itu kubenturkan ketembok beberapa kali, ringisan rasa sakit gadis itu mencoba meronta meminta dilepaskan. Pelipis kepalanya mendapatkan luka goresan kecil hasil dari perbuatanku kepadanya.
"Augh… H-hentikan! Ha… ha…" mohonnya ingin melawan namun tangannya berada dibalik punggung, terbelenggu oleh rantai panjang.
"Oh ya, aku akan memberitahukan sesuatu padamu. Saat ini kau dan aku sedang bermain dalam sebuah permainan Capacipty Game, lihatlah!" ucap Chiba dari balik topeng dengan nada dingin. Memperlihatkan layar tab kepada Hayami.
Halo semuanya, selamat datang pada game penangkaran.
Aku akan menjelaskan cara permainan ini berlangsung. Permainan akan berjalan selama 1 bulan, misimu yang harus dilakukan adalah mencari tahu nama bajingan yang menahanmu sebagai tawanan. Tapi ingat! Kamu hanya bisa mencobanya sebanyak 4 kali dalam satu bulan, jadi pikirkan jawabanmu dengan hati-hati, tehe…
"Jangan macam-macam untuk apa aku melakukan itu!" geram Hayami tak terima.
"Dengarkan saja sampai selesai, bodoh!" perintahku kepadanya, menahan kepala dan menjambak rambutnya dengan kuat untuk melihat layar tab kembali.
Namun, tawanan tidak bisa menentang orang yang menahanmu, itu sedikit kejam… tapi tak apa, kamu punya beberapa pilihan kok! Jika kamu membayar sejumlah barang yang akan kamu pilih dalam item tertentu disini, kamu akan mendapatkan perlakuan khusus dan uang itu akan ditangguhkan kepada bajingan yang mengurungmu, tetapi jika kamu menang maka orang yang menahanmu akan membayar denda sebesar 10 juta yen begitupun sebaliknya jika kamu tak mampu menebak siapa yang menahanmu sampai batas waktu yang ditentukan kamu akan membayar denda sebesar 10 juta yen, jadi berhati-hatilah! Ok!
"Jika kau ingin keluar dari tempat ini, maka cari tahu namaku, Rin-ka-chan!" ejek Chiba sambil mendorong tubuh gadis itu kembali kelantai yang dingin dan kotor dengan kasar.
"Karma kah? atau orang yang kubenci Chiba? Atau Touka? Atau Itona…" sebuah tendangan telak berhasil mengenai perut wanita itu hingga merintih nyeri dan terbatuk berulang kali, menahan rasa sakit akan kekerasan yang diterimanya.
"Ada banyak orang yang sudah kau bully, pikirkan dengan baik-baik tolol! Dan aku yakin keluargamu akan sangat kecewa melihat putrinya menjadi berandalan dan melakukan pembullyan yang selama ini kau lakukan, kalau kupikir-pikir ini baru hari pertama ya, bagaimana jika kita pemanasan, mungkin mematahkan salah satu jarimu menyenangkan, uhm… yah aku pikir kita harus mulai dari jari kelingkingmu?" ujarnya dengan nada dingin mendekati Hayami
"Hei… kau bercanda kan?!" Rinka yang mendapatkan pernyataan tersebut mencoba kabur namun tak bisa bergerak lebih, karena rantai yang menahan pergerakan tangan dan kakinya sudah sampai batasnya. Chiba memutari tubuh gadis surai jingga berkuncir itu dan menarik tangannya. Kirinya.
"Hentikan!"
"3… 2… 1…- ho?" ancaman hitungan mundur dari Chiba, membuat gadis itu berkeringat dingin ketakutan dan takut terhadap sosok pria misterius didepannya saat ini.
"Jika kau adalah salah satu orang yang aku bully maka kau lemah! Itu adalah hal yang wajar saja jika kau dibully dan akan kupastikan kau akan menyesal setelah melakukan ini kepadaku, jangan berpikir kau bisa bebas dariku dan akan kupastikan kau akan mati ditanganku. Keparat!" ancam Hayami dengan nada dingin.
"Kita lihat saja!" sahutnya meninggalkan ruangan permainan.
ATURAN GAME
Berlangsung selama satu bulan.
Peserta harus memilih salah satu orang dengan umur lebih dari 10 tahun, orang akan dipanggil dengan sebutan "rekan".
Asalkan peserta tidak membunuh rekan mereka, mereka bebas untuk melakukan apapu yang mereka inginkan.
Rekan dapat membeli pilihan khusus seperti menggunakan kamar mandi dan buang air kecil/besar.
Setiap minggu rekan dapat menebak nama peserta mereka dengan total sebanyak 4 kali dalam satu bulan, hal ini hanya berlaku 1 minggu untuk 1 jawaban.
Jika peserta menang mereka akan menerima uang 10 juta yen dan jumlah pilihan item khusus yang dibeli.
Jika rekan yang menang maka peserta harus membayar denda uang 10 juta yen dan membayar pilihan item khusus yang dibeli.
Hanya ada 5 cara agar permainan ini dapat berakhir: 1. satu bulan telah berlalu, 2. Rekan menebak nama dengan benar, 3. Rekan meninggal, 4. Peserta membeli pilihan khusus untuk mengatur rekan agar terbebas (hanya saat keadaan khusus), 5. Host/pengawas menentukan game berakhir.
To be continue…
Yukishiro Dan
