Sweet Thing that He Does by AMEUMA

Disclaimer Tadatoshi Fujimaki

#1

Hari ini Takao mengernyitkan keningnya. Tidak seperti biasanya Midorima Shintarou memintanya pergi tanpa mengendarai gerobak—kencana. Ya, memang sih hari ini tidak ada latihan basket dan merupakan hari libur musim dingin. Mungkin alasan Midorima tidak menggunakan gerobak kesayangan mereka—dirinya lebih tepatnya—karena suasana hari ini begitu ramai, mengingat hari ini adalah christmas eve.

Takao sudah cukup lama menunggu didepan patung dekat taman, namun sang surai hijau tak juga menampakkan dirinya.

"Ternyata kau menunggu disini-nanodayo ."

Panjang umur.

"Shin-chan tak biasanya kau ngaret," cemooh Takao pada sosok yang berbalut jas coklat tebal dihadapannya sekarang.

"Aku menunggu di pintu masuk taman-nanodayo," ucap Midorima, mendengus pelan.

"Kau kuhubungi tapi tak mengangkatnya," lanjutnya.

"Aku tak membawa ponselku," balas Takao, mengeluarkan isi saku jaketnya dan menampakkan bahwa tak ada isinya.

"Aku menyuruhmu tidak membawa gerobak, bukan ponsel-nanodayo," kali ini Midorima terlihat kesal, namun tak lama rautnya kembali seperti biasa setelah melihat kekehan Takao yang seperti biasanya. Ia pun mulai melangkahkan kakinya dan meninggalkan Takao. Takao tahu itu tanda bahwa mereka harus segera pergi, oleh karena itu, Takao pun mengejar Midorima.

"Jadi hari ini kita mau kemana, Shin-chan?"

"Kau akan tahu nanti-nanodayo."

Takao memajukan bibirnya, ia tak suka kalau Midorima sudah bertingkah sok misterius seperti ini. Tapi pada akhirnya Takao tetap mengikuti kemana Midorima pergi. Mereka menjauh dari keramaian, menuju ke perbukitan yang lumayan sepi. Takao menggigil, dia tak tahu bahwa daerah perbukitan—yang notabene sepi pengunjung, akan menjadi sedingin ini.

"Shin-chan, disini dingin," protes Takao, ia meresleting jaketnya hingga leher dan memasukkan tangannya pada saku jaket.

"Salah kau sendiri kenapa hanya memakai jaket-nanodayo."

Takao mengernyit. Hatinya mencak-mencak, ingin raanya ia pergi saja meninggalkan partner setimnya tersebut, namun rasa penasaran mengalahkan rasa dingin yang menerpa fisiknya.

"Sebenarnya kita ini mau kemana?" tanya Takao kembali, namun tetap tak mendapatkan jawabnya. Hingga Midorima berhenti dan membalikkan badannya.

"Kita sudah sampai-nanodayo."

Takao berharap ini tempat yang menyenangkan dan asik, atau tempat dimana mereka bisa melihat pencahayaan lampu kota dari sini. Namun yang dia dapati hanya puncak yang sepi, bahkan suara serangga pun tidak bergeming—mengingat hari ini musim dingin.

"Shin-chan, kalau kau bercanda, ini tak lucu," Takao menggerutu, cairan bening sudah mulai keluar dari hidungnya.

Tingkah Midorima selanjutnya tak pernah disangka oleh Takao. Midorima menyampirkan sebuah syal pada Takao, melingkarinya hingga menutupi bagian lehernya. Lalu tangannya yang dibalut oleh sarungpun menarik tangan Takao dari sakunya kemudian menggenggamnya. Takao menatap ke wajah lelaki yang bertingkah manis tersebut.

"Pfft—Shin-chan apa-apaan—" Takao tertawa, seorang Midorima yang biasanya tsundere, tiba-tiba bertingkah bak pangeran ikemen yang gentle.

Midorima menarik sosok lelaki dengan tinggi 176 cm tersebut kedalam pelukannya. Seketika Takao berhenti dari tawanya.

"Kita kurang waktu berduaan-nanodayo," ungkap Midorima pada akhirnya, membuang segala gengsi. Takao yang awalnya tertawa pun melembut ketika merasakan pelukan hangat lelaki yang selama ini selalu mengisi pikiran—dan hatinya.

"Shin-chan seperti bocah," kekeh Takao, menepuk-nepuk pucuk hijau yang tenggelam dibahunya.

"Aku bertingkah begini karena kau-nanodayo."

;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;

N.B.

AAAAAAAKKKKK! Saya malah buat drabble beginian bukannya lanjutin yang berchapter dan menyelesaikan request OTP. ;w; /gomenneeeee

Terimakasih untuk Project 10 harinya Shin yang membuat aku menggebu-gebu, doki-doki, dan ingin berada diposisi Takao. /hush

Dan malah ikutan ingin buat drabble unyu MidoTaka. ;;w;; /guling

Terima kasih sekali lagiii. \\\\\QwwQ/

N.B.B.

Maaf kalau grammar untuk judulnya rada ngaco. ;;w;;/

#AMEUMA