Pertama kali bikin FF nih xD maklumin yah kalau ceritanya tidak masuk akal dan keluhan lainnya. Huahahahaa!

Langsung sajaaa ke ceritanya .. Bingung judulnya jadi sedapetnya aja yah .-.

.

.

.

I LOVE YOU

Naruto Masashi Kishimoto

By Meganeko

.

.

.

"S-Sakura!" Haruno Sakura tersentak mendengar suara dari Hyuuga Hinata yang memanggilnya. Sekarang Sakura sedang duduk di pinggir air mancur yang ada disekolahnya sambil membaca buku favoritnya yang berjudul 'Subarashii no Yume'. Sudah berapa kalipun Sakura membaca buku itu, ia selalu menangis setelah membacanya.

"Sudah berapa kali kau membacanya, Sakura?" Kata Hinata pada Sakura yang tidak kunjung membalas panggilannya. Dia sudah bosan melihat Sakura selalu membaca buku itu. "Kau ingin ikut klub apa?" Tanya Hinata lagi yang tidak memberikan kesempatan Sakura untuk menjawabnya.

"Aku tidak tau. Sepertinya aku tidak iku—Hey!" Naruto menghampiri Sakura dan menepuk kepala berambut merah muda milik Sakura. Sakura memegang kepalanya yang habis dipegang oleh Naruto.

"Kau sudah SMA, kegiatan klub juga akan dimasukkan ke nilai, sebaiknya kau mengikuti kegiatan klub." Kata Naruto tenang. "Aku masuk klub penyiar, kalau kau bingung, aku bisa membantumu disana." Lanjut Naruto dan lagi-lagi tidak memberikan waktu untuk Sakura merespon—seperti Hinata.

"Kau. Sama. Seperti. Hinata." Jawab Sakura dengan penekanan di setiap kata dan sukses membuat Hinata blushing.

"Hei hei, aku hanya menasihati adikku tersayang. Daah aku harus mengurusi formulir pendaftaran anggota baru. Sampai jumpa Sakura." Dan Naruto meninggalkan Sakura—dan Hinata tentunya—begitu saja.

"Ne, Sakura.. Apakah kau menyukai Naruto?" Pertanyaan membosankan yang sering terlontar dari mulut pemilik Hinata itu. Sakura tidak tau harus dengan cara seperti apa ia memberitahukannya supaya Hinata tidak bertanya pertanyaan seperti itu lagi.

"Dengar Hinata, aku dan Naruto HANYA TEMAN MASA KECIL. Ingat itu baik-baik." Jawab Sakura pada Hinata dengan tidak sabaran. "Sudahlah, kau mau masuk klub apa?" lanjut Sakura yang malas membicarakan itu.

"Tentu saja klub penyiar! Naruto-senpai ikut klub itu kan! Bagaimana denganmu? Ikut klub penyiar juga kan?"

"Tidak."

"Kau ikut."

"Aku tidak ikut."

"Ya, kau ikut."

"Tidak, aku tidak ikut."

"Dan kau harus ikut."

"Sudahlah, aku ingin melihat kelas kita, kau mau ikut?" ucap Sakura yang mengalihkan pembicaraan konyol seperti itu.

"Baiklah, aku ikut."

.

.

TENG TENG

Bel pulang yang sudah ditunggu-tunggu semua murid berbunyi, seluruh siswa berhamburan keluar kelas, tidak terkecuali Hinata. Tapi Sakura lebih memilih duduk diam sambil membaca buku favoritnya itu di kelasnya menunggu Hinata yang ada kegiatan klub. Sahabatnya itu memang sangat menyukai teman masa kecilnya itu—Naruto.

"Buku yang sangat tidak menarik." Suara yang membuat Sakura menoleh ke arah si pemilik suara. Rambut raven dengan mata onyx yang membuat semua wanita di sekelilingnya melihat kearahnya. Memang Sakura mengakui dia sangat tampan. Yah, memang tampan, tetapi kata-katanya tidak bisa dimaafkan karena sudah menjelekkan buku favoritnya itu.

"Memangnya kau tau buku ini?" kata Sakura sinis sambil memalingkan kembali wajahnya kearah buku yang tengah ia baca. Sepertinya Sakura mencoba untuk tidak memperdulikan si pemilik mata onyx itu.

"Penulis buku itu pasti orang yang menyedihkan." Kata orang itu lagi tanpa memperdulikan pertanyaan yang Sakura lontarkan. Tidak mengejek buku itu, tetapi mengejek penulis buku itu. Malah menjadikan Sakura bertambah kesal mendengar omongannya.

"Hei! Kau tidak mengetahui apa-apa sebaiknya diam saja. Memangnya kau kenal dengan penulis buku itu? Tidak kan! Yasudah diam saja." Bentak Sakura kesal—tentu saja siapa yang tidak kesal mendengar ejekan yang dilontarkan pada buku favoritnya?

Orang itu mendengus lalu pergi. Sakura merutuki dirinya dalam hati. "Memangnya dia siapa? Sok tau sekali. Memangnya dirinya bisa membuat cerita sebagus ini?" Sakura dengan kasar turun dari tempat duduknya itu dan pergi menuju pintu kelasnya. Tiba-tiba Naruto datang didepannya.

"Sakura? Kenapa kau? Sepertinya sedang tidak senang?" Tanya Naruto jujur. Yah tentu saja, muka Sakura cemberut dan itu jarang terjadi. Sakura yang Naruto tau tidak akan cemberut kecuali sedang kesal pada sesuatu atau seseorang.

"Sudah lah! Tidak usah dipikirkan. Ayo pulang Sakura, lebih enak naik sepeda dengan ku kan daripada harus berdesak-desakkan dibus?" Ajak Naruto yang sekalian menghiburnya itu. Sebenarnya Naruto penasaran siapa yang bisa membuat muka Sakura seperti itu—cemberut maksudnya—tapi ia bertekad akan bertanya pada saat yang tepat. Mungkin pada waktu luang, atau kapan saja. Naruto memiliki banyak kesempatan, rumahnya saja bersebrangan.

.

.

Keesokan harinya, saat kegiatan ajar-mengajar disekolah telah usai, Sakura beranjak dari bangkunya dan berjalan pergi ke atap sekolah untuk menunggu Hinata menyelesaikan kegiatan klubnya. Tadi pagi Hinata marah-marah karena ditinggal begitu saja oleh Sakura. Terlebih lagi Sakura tidak sengaja bilang pada Hinata bahwa Naruto mengajaknya untuk pulang bersama. Tentu saja itu sukses membuat Hinata sangat iri.

Sakura sangat menikmati pemandangan dari atap sekolah, sungguh melupakan kejadian yang kemarin. Saat orang asing yang sangat keren itu menghina buku kesayangannya. Tiba-tiba terdengar suara pintu yang menghubungkan antara tangga dan tempat Sakura berada sekarang.

"Ngapain kau kesini?"

.

.

.

TBC

.

.

.

Dahh.. Selesai deh chapt pertama.. Gaseru yah .-. Gomen yah, baru pertama kali bikin kaya ginian.. Minta review nya yah minna.. Kritikan berserta saran sangat diterima dengan senang hati (: kata-katanya pedes juga gpp, yang penting ga ngeledek" tanpa ngasih tau apa kesalahannya dan tanpa ada saran :3 arigatou minna ~~