Aku menatap langit yang bewarna kelabu itu dengan wajah yang datar, melihat langit yang mendung saja sudah mengingatkanku akan seseorang, aku menghela nafas dan menatap jam tangan yang aku kenakan, aku sudah menunggu selama sekitar 20 menit di depan pintu masuk gedung sekolah, kenapa hanya ganti baju memakai seragam lama sekali?

Tik Tik Tik

Tetesan air turun dari langit, aku kembali menatap langit dan melihat ribuan tetesan air turun.

"Ah, Hujan..."

Untung saja aku membawa payung, kalau sudah hujan seperti ini, itu artinya musim panas sudah dekat, sebenarnya aku sangat ingin pulang sekarang, tapi aku harus menunggu Yuri-chan datang, karena aku sudah berjanji dengannya untuk pulang bersama. Tapi kenapa dia lama sekali?

Aku terus memerhatikan awan kelabu yang mengeluarkan air hujan itu, tiba-tiba aku mendengar suara langkah kaki yang mendekat, refleks—aku menolehkan kepalaku mencari siapa orang yang datang, aku sempat berpikir kalau itu adalah Yuri-chan, tapi ternyata bukan.

Aku melihat sosok lelaki, dengan surai bewarna merah cerah, entah kenapa aku tidak bisa mengalihkan pandanganku darinya, warna rambutnya benar-benar menarik perhatianku. Sepertinya dia sadar kalau aku memerhatikannya, karena dia menatapku juga. Disitulah, aku terpesona dengan warna matanya, dia memiliki warna mata heterokom, yang sebelah kanan senada dengan warna rambutnya, sedangkan yang sebelah kiri bewarna orange, ternyata memang ada—orang yang memiliki mata heterokom.

aku baru sadar, kalau dia sedang menatapku dengan tajam.

"Kau berani menatap mataku seperti itu?"

Aku langsung kaget dan malu saat dia mengatakan itu.

"Ma-maaf."

Aku langsung menundukkan kepalaku, memfokuskan pandanganku kepada sepatu yang aku kenakan, aku benar-benar merasa malu disini, kenapa aku menatapnya seperti itu? Menatap orang lain lama-lama kan tidak sopan! Aku rasa dia sedang menatapku sekarang,

"[Name]-chan! maaf lama menunggu!"

Aku merasa lega saat mendegar suara Yuri-chan, akhirnya aku bisa pergi dari situasi yang canggung ini sekarang.

"Tidak apa-apa, kau bawa payung kan?"

"Hehehe~ tentu saja! Bagaimana kalau kita pulang sekarang?"

Yuri-chan membuka payung bewarna Hijau miliknya, aku juga mau membuka payung hitam milikku, tapi entah kenapa aku menghentikan pergerakannku dan kembali menatap laki-laki itu.

Apa dia mau pulang? Kenapa dia hanya diam berdiri disana sambil menatap jalanan?

Aku menatap payungku, dan menatap lelaki itu secara bergantian, sampai Yuri-chan yang sudah berada di depanku memanggilku tidak sabaran

"[Name]-chan, ayo cepat! Aku ingin menonton J-Drama favoritku!"

"Ah, tolong tunggu sebentar."

Aku meneguk ludahku, dan akhirnya aku memberanikan diriku untuk mendekati laki-laki itu.

"A-ano..."

Aku menundukkan kepalaku, menghindari kontak mata dengannya—atau lebih tepatnya aku tidak berani menatap matanya karena barusan. Aku menyodorkan payungku kepadanya.

"K-kau mau pulang kan?" tanyaku takut-takut.

"..."

Tapi dia sama sekali tidak memberi jawaban. Aku merasa seperti orang bodoh disini.

"Ka-kalau mau, kau bisa menggunakan payungku!"

Lagi, dia tidak memberiku jawaban, melainkan aku bisa mendengarnya menghela nafas. Aku mengejamkan kedua mataku, dan memberikan payungku kepadanya dan mengatakan;

"Pakailah, itu lebih baik daripada menunggu hujan selesai bukan?" kali ini aku menatap matanya

Setelah mengatakan itu aku langsung membalikkan badanku dan berjalan ke arah Yuri-chan, dia bertanya kenapa aku memberi payungku kepada laki-laki itu.

"Entahlah, perasaanku mengatakan kalau aku harus memberikan payungku kepadanya." aku sendiri tidak tahu kenapa, barusan tubuh dan mulutku bergerak dengan sendirinya...?


What is Love?

Rated: T

Genre: Romance, Drama?

Warn: kemungkinan OOC, TYPO, Tidak sesuai dengan EYD. Dan masih banyak kekurangan lainnya.

IF YOU DON'T LIKE IT, THEN DON'T READ IT.

ENJOY! HOPE YOU LIKE THIS ONE~


"Kalau begitu sampai disini saja ya." ucapku sambil melambaikan tanganku kepada Yuri-chan.

"Eh? aku antar saja sampai apartemen mu!"

"Tidak usah, lagipula sudah dekat—lari sebentar juga sampai, kalau kau mengantarku sampai apartemen nanti Ibumu khawatir kalau kau pulang telat."

"Tapi kan sekarang hujan—eeh! [Name]-chan!"

Aku mulai berlari menuju apartemenku, Yuri-chan terus memanggilku tapi aku hanya melambaikan tanganku sebagai tanda dia tidak perlu mengantarku lagi. Tapi kenapa hujannya malah menjadi deras begini?! Air hujannya mengenai wajahku, dan itu sakit sekali, sepertinya aku harus berteduh sebentar.

Aku berteduh didepan mini market, aku melihat seragamku yang basah kuyup. "Aah... basah." Tapi sebentar lagi aku sampai ke apartemenku, kalau diam saja disini pasti aku akan sakit, apa aku lari lagi saja ya?

"[Name]?"

Aku menatap lelaki yang aku kenal, dia biasa memasang tampang datarnya, dia menatapku disana—berdiri sambil membawa payung bewarna abu-abu miliknya. Kami berdua saling menatap sesaat, hanya suara hujan yang memenuhi suasana diantara kami berdua, dia menghela nafas dan berjalan mendekatiku.

"Dimana payungmu?"

"Eeto... aku pinjamkan kepada seseorang..."

"Kalau begitu ayo, pulang bersamaku saja, kau sudah basah kuyup begitu."

"Tidak apa-apa nih?" tanyaku ragu.

"Tidak apa-apa, lagipula kita tinggal di komplek apartemen yang sama bukan?" tiba-tiba ia membuka blazer yang ia kenakan, dan memberikannya kepadaku.

"Pakailah, kalau tidak kau bisa masuk angin." Aku tersenyum tipis seraya mengambil blazer miliknya, kemudian aku memakainya—walaupun blazer ini kebesaran untukku, Tapi blazer ini cukup untuk menghangatkan tubuhku.

"Makasih ya, Chihiro-senpai."

.

.

.

Mayuzumi Chihiro-senpai, kami tidak begitu dekat, karena aku baru mengenalnya beberapa bulan ini. kami tinggal di komplek apartemen yang sama, tapi dia tinggal di lantai 5, sedangkan aku di lantai 4. Kalau berdua seperti ini kami selalu mengobrol hal-hal kecil seperti buku, dan apa yang kita alami hari ini.

"Eh? Senpai mau keluar dari klub basket?"

"Hm, aku sudah memutuskannya dengan bulat."

"Kenapa?"

"Untuk apa aku mengikuti sebuah klub, dimana para anggota lainnya sama sekali tidak tahu dengan keberadaanku? Lagipula aku tidak begitu menyukai olahraga basket."

Mendengar jawabannya membuatku terkekeh, Chihiro-senpai ini memang mempunyai hawa keberadaan yang tipis, terkadang aku suka kaget dengan keberadaannya yang selalu tiba-tiba hilang dan tiba-tiba muncul seperti hantu itu.

"Kalau begitu, apa yang akan senpai lakukan kalau sudah keluar dari klub?"

"Mungkin aku akan menyelesaikan semua bacaan Light Novel milikku, sebelum aku sibuk saat sudah mulai kuliah."

Jawaban yang benar-benar khas Chihiro-senpai.

Kami sudah sampai di gedung apartemen, menaiki lift bersama, saat sudah mau sampai di lantai empat, aku mau melepaskan blazer milik Chihiro-senpai, tapi Chihiro-senpai melarangku untuk melepaskannya dan mengatakan.

"Pakai saja. Memangnya kau mau berjalan menuju apartemenmu dengan baju yang basah kuyup seperti itu? Pasti orang-orang disekitar memerhatikanmu."

Ah, benar juga...

"Kalau begitu, aku kembalikan besok saja ya."

DING

Sudah sampai di lantai empat, pintu lift terbuka, aku berterima kasih kepada Chihiro-senpai yang sudah meminjamkanku blazer miliknya. Aku harus mencuci blazernya,


"Yuri-chan, apa kau tahu siapa nama laki-laki yang kemarin aku pinjami payungku?" tanyaku saat memasuki kelas, Yuri-chan yang sedang meminum susu vanilla miliknya menatapku tidak percaya, dia bahkan tersedak dengan minumannya, dia menepuk-nepuk dadanya,kemudian menjepit poni coklat nya ke belakang dan menatapku serius.

"[Name]-chan, kau benar-benar tidak tahu siapa namanya?"

Aku menggelengkan kepalaku. Yuri-chan menghela nafas dan kembali bertanya "Kau serius? Padahal dia itu teman sekelas kita."

Aku hanya mengedipkan mataku saat Yuri-chan mengatakan kalau laki-laki yang aku pinjami payungku kemarin itu ternyata sekelas denganku.

"[Name]-chan, kau ini jahat sekali, padahal sudah beberapa bulan ini kita satu kelas dengannya, tapi kau sama sekali tidak tahu kalau dia teman sekelas kita dan tidak tahu namanya?"

Aku hanya tersenyum, malu kalau aku sama sekali tidak tahu kalau dia adalah teman sekelasku.

"[Name]-chan, kau ini harus lebih memerhatikan orang-orang yang disekitarmu!"

"Hehehe, gomen.. gomen.. tapi Yuri-chan tahu kan siapa namanya?" tanyaku. Yuri-chan melihat sekeliling, sebelum meberitahuku siapa namanya

"Namanya Akashi Seijuurou, dia kapten klub basket, dan ketua osis baru kita. Bayangkan saja, dia baru kelas satu seperti kita, tapi dia sudah menjadi kapten dan ketua osis!"

"Eh? jadi dia ketua osis baru kita?" aku tahu kalau beberapa minggu yang lalu ada pengumuman bahwa SMA Rakuzan memiliki ketua osis yang baru, tapi aku sama sekali tidak tahu nama dan orangnya.

Yuri-chan mengibaskan rambutnya kebelakang, sepertinya dia gemas dengan ke kudet-tan ku ini. "Padahal waktu itu dia mengumumkan visi dan misinya menjadi ketua osis saat kita dikumpulkan di aula waktu itu, dan disitu ada kau juga! Ya ampun, [Name]-chan..." Yuri-chan memijat keningnya, mau bagaimana lagi, aku ini memang jarang memerhatikan orang-orang yang ada disekitarku, kecuali kepada orang-orang yang aku kenal—yang sudah pernah aku ajak bicara. Tapi sepertinya aku harus menghilangkan kebiasaan jelek itu.

"Daripada itu, kenapa kau bertanya tentangnya?"

"Eh, tidak.. aku hanya penasaran saja, soalnya warna matanya unik—dan juga indah."

"Kau bisa melihat matanya? Aku saja tidak bisa melihatnya, soalnya poninya sangat panjang dan menutupi matanya, memangnya unik seperti apa?" tanya Yuri-chan dengan antusias, sepertinya dia penasaran seperti apa warna mata Akashi-kun itu.

"Euhm... aku cukup yakin, kalau dia memiliki mata heterokom, yang sebelah kanan warnanya sama dengan rambutnya, dan yang satu lagi warna orange."

"Mungkin kau salah melihatnya, atau mungkin dia memakai kontak lensa! Ppft—!" Yuri-chan menahan tawanya. Aku membayangkan apa yang Yuri-chan katakan barusan, dan itu membuatku hampir tertawa.

"Benar juga, mungkin dia memang memakai kontak lensa... mengikuti tren-tren sekarang ini."

"Pfft! Ya ampun [Name]-chan!"

Kami berdua pun tertawa membicarakan tentang mata heterokom Akashi-kun, entah itu memang asli atau dia memang memakai kontak lensa, kami terus tertawa sampai orang yang kami bicarakanpun muncul di depan kami berdua, menatap kami—atau lebih tepatnya menatapku dengan tajam.

Astaga, tatapannya benar-benar mengintimidasi, dia terus menatapku dengan tajam, aku menelan ludahku.

"Kau [Name]-san 'kan?" tanyanya

Aku tidak menjawabnya, aku terlalu gugup untuk menjawabnya. Dia menghela nafas, dan bertanya lagi dengan pertanyaan yang sama.

"Aku tanya sekali lagi, kau [Name]-san 'kan?"

Aku masih diam—sampai Yuri-chan menginjak kakiku, akupun berteriak

"I-iya!"

Akashi-kun mengangguk. "Apa setelah pulang sekolah nanti kau ada waktu? Ada sesuatu yang akan aku katakan padamu."

Aku menggelengkan kepalaku, terpaku dengan tatapan matanya, matanya benar-benar indah! Aku tidak bisa mengalihkan pandanganku. Bagaimana ya mengatakan nya, seperti ada mangnet dimatanya!

"Ti-tidak, aku bebas..."

"Kalau begitu, aku tunggu kau di depan Gym saat pulang sekolah nanti, mengerti?"

Apa dia sedang memerintahku?

"Iya, aku... mengerti."

Setelah itu dia pergi meninggalkan kami berdua, duduk di bangkunya yang letaknya paling depan.

"[Name]-chan, apa yang kau lakukan!?"

"Aku tidak melakukan apa-apa!"

"Kalau begitu kenapa dia menatapmu seperti dia mau membunuhmu?!"

"Mana aku tahu, mungkin karena aku menatap matanya!?"

Aku tidak tahu kenapa, tapi kenapa jantungku berdetak kencang seperti ini setelah berbicara dengannya ?!

Haha... pasti itu karena aku gugup!

Iya kan?

.

.

.

.

.

Halo. Misa balik bikin ff baru lagi. kenapa Misa bikin ff baru?

oke, Misa bener-bener gak tau FF ITCAL harus dilanjutin kayak gimana, file nya kehapus, diketik ulang misa hapus-hapus lagi, dibikin susunan di buku tulis-makin kesana makin geje. terus ff itcal itu sumpah, menurut misa alurnya ancur banget, OOC to the max. pokoknya acakadut banget.

iya, Misa PHP. tapi tolong ngerti lah, Misa bener-bener gak tau harus lanjut kayak gimana, blank aja kalau mau lanjut lagi, malah Misa muncul ide buat re-written, dan lahirlah ff ini.

ini kayaknya gak ada sangkut pautnya sama ff 'My Love'

Maaf Misa seenak jidat gak lanjut FF ITCAL, padahal kalian udah nunggu lama-lama. Misa usahain ff yang ini karakternya gak OOC kayak ff ITCAL. :'))

sekali lagi Misa minta maaf sebesar-besarnya. Misa harap kalian suka awal cerita ff ini.

ditunggu pendapat kalian