Tittle : My wife is a mafia
Author : Selena Kim
Cast:
Kim Jaejoong a.k.a Mrs Jung a.k.a Hero
Jung Yunho a.k.a Mr Jung a.k.a U-Know
Support Cast:
Shim Changmin
Kim Junsu
Park Yoochun
Cho Kyuhyun
Kim Kibum
Choi Siwon
Lee Dong Hae
Lee dong wook
Genre: Crime, Romance
Pairing:
Yunjae (yang lain masih dipikirkan 8P )
Disclaimer: Semua Cast di ff ini bukan punya saya. Tapi, cerita, alur-nya asli punya saya.
WARNING!
OOC, AU, BL, YAOI, TYPO bertebaran, GAJE sangat, alur ancur, konflik ancur, cerita ancur (Loh, apa yg mau di baca lagi?). yang gak suka YAOI jangan baca atau singkatnya DLDR, DON'T LIKE DON'T READ
A/N: Uwaa mian. . padahal masih ada utang ff Yunjae Flower and the beast, tapi selena udah ngeluarin ff baru. Hiks Mian! Habis, pegen banget publish ff yang ni. Nggak bisa nahan, udah gatel ni tangan, walopun ni cerita juga ancur banget, maklum masih tahap belajar sedikit demi sedikit readers.
chapter 1
"Good morning honey!" sapa Yunho sambil mencium bibir Jaejoong sekilas yang sedang menyiapkan sarapan di meja makan, kemudian duduk di kursi.
"Morning!" balas Jaejoong,
"Apa menu sarapan kita pagi ini?" tanya Yunho sambil membuka koran lalu membacanya.
"french toast" Jaejoong menaruh sepiring french toast dan segelas kopi didekat Yunho.
"French toast? again?" Yunho mengalihkan pandangannya dari koran yang ia baca. Yunho tau kalau Jaejoong itu sangat pandai dalam hal masak, tapi untuk beberapa hari ini istrinya suka sekali membuat French toast untuk sarapan. bukannya french toast buatan Jaejoong tidak enak, tapi apakah salah jika Yunho ingin sedikit perubahan dalam menu sarapan mereka pagi ini?
"Wae? tidak suka?" Tanya Jaejoong balik kemudian ikut duduk dimeja makan sebrang Yunho.
"Yeah, aku tidak suka! aku bosan. apa kau tidak bosan?"
"Ani, makan saja, kalau kau tidak mau aku bisa buang itu!" Jawab Jaejoong santai lalu mencomot rotinya.
Yunho memandang Jaejoong frustasi, namun Jaejoong tidak menganggapnya dan terus memakan sarapannya. akhirnya Yunho menyerah dan memakan french toastnya.
...
"Apa kau akan pergi?" Tanya Yunho saat memasuki kamar mereka dan melihat Jaejoong yang sedang bersiap-siap didepan cermin.
"Hmm... aku harus melihat seorang klien yang mengeluh desain yang kuberikan kemarin tidak sesuai dengan keinginannya" Jawab Jaejoong kemudian menyemprotkan parfum ke tubuhnya lalu merapikan rambutnya sedikit.
"Kalau begitu, kita berangkat bersama saja" tawar Yunho, karena memang ia juga akan pergi kekantor.
"Ani. aku bawa mobil sendiri" jawab Jaejoong sambil berbalik menghadap Yunho dan membenarkan dasi sang suami. "Ingat, makan malam di rumah" ucap Jaejoong memandang mata musang suaminya.
padahal walaupun tidak diingatkan Yunho akan tetap makan malam dirumah, karena Jaejoong tidak suka jika Yunho makan malam diluar. karena bagi Jaejoong malam adalah waktu untuk mereka berdua setelah siangnya mereka sibuk berkerja
"Hemm.. aku tahu!" Jawab Yunho. kemudian Jaejoong mencium bibir sang suami cukup lama, sedikit melumat lalu
segera dilepas. Jaejoong takut jika terlalu lama mencium bibir suaminya bisa membuat suaminya meningkatkan kegiatan mereka ketahap yang lebih tinggi. karena ia masih ingin berkerja hari ini.
setelah melakukan kegiatan mereka dipagi hari Yunho dan Jaejoong pun segera pergi menuju kantor mereka masing-masing, hingga mlam mempertemukan mereka kembali.
.
.
.
YUNHO POV
Namaku Jung Yunho. Aku berumur 28 tahun. Aku adalah suami dari seorang namja bernama Jung Jaejoong yang sudah resmi menjadi istriku sejak 3 tahun lalu...eh 3 atau ... (Jung Jaejoong scream : 4 tahun kurang 1 minggu PABOO!)
Arraseo araseo. sejak 4 tahun kurang 1 minggu lalu (gemetaran karena Jaejoong ngancungin pistol ke arah Yunho)
kalian bingung kenapa aku memperistri seorang laki-laki? eeii.. kalian tahu kan ini fic YAOI, jadi wajar saja kan? (wakaka)
ehem..ehem oke back to the story!
Jaejoong dan aku adalah sepasang suami istri biasa dengan perkawinan yang biasa-biasa saja. Namun seperti pasangan yang lainnya, tentu saja ada sisi lain kehidupan kami yang tetap kami simpan sebagai hal pribadi.
sebenarnya wajar-wajar saja jika ada sebuah rahasia dalam hubungan kami, hanya tergantung seberapa besar kadar 'Kerahasian' yang disembunyikan.
seperti halnya aku yang tidak mengatakan dengan Jujur kepada istriku tentang pekerjaanku sebagai Agen rahasia yang menangani semua bentuk kejahatan yang mengancam keamanan Nasional. aku berkerja di badan intelegence pusat keamanan Korea. namanya juga Agen Rahasia, jadi wajar saja jika aku menyembunyikan hal itu dari istriku #Ngarang :'). dan aku mengatakan pada istriku bahwa aku berkerja sebagai pengacara di pengadilan negri Seoul.
sedangkan istriku, Jung Jaejoong berkerja sebagai arsitek di sebuah perusahaan material terbesar di Seoul. aku sebenarnya ingin melarangnya untuk berkerja dan menginginkannya untuk menjadi ibu rumah tangga biasa yang hanya mengurus suaminya dan fokus untuk memikirkan soal anak.
namun sayang sekali istriku bukan tipe seperti itu. ia adalah orang yang sangat keras kepala, egois, dingin, sensitif dan selalu mengerjakan sesuatu sesuai kehendaknya sendiri. tapi, walaupun begitu aku sangat mencintainya. selain wajahnya yang cantiik untuk ukuran seorang namja, aku juga suka dengan sifatnya yang seperti itu membuatnya menjadi seseorang yang tidak gampang ditebak hingga membuatnya seperti sesuatu yang misterius untuk ku. seperti kode yang harus kupecahkan, itulah Jung Jaejoong.
suatu hari, sesuatu terjadi pada rumah tangga kami yang membuat semuanya menjadi berantakan. Apa kalian bilang? aku selingkuh? WTH, untuk apa aku melakukan hal bodoh seperti itu? i mean, aku sudah mempunyai seseorang yang sempurna yang kecantikannya bahkan mengalahkan seorang yeoja sekalipun. aku sudah sangat puas dengan apa yang kumiliki sekarang. (Jaejoong terharu)
ini bukan masalah tentang perselingkuhan atau semacamnya. tapi masalah ini lebih gawat dari itu. dan inilah kisah kami...
YUNHO POV END
.
.
.
"Bagaimana apa kalian sudah dapat informasinya" Tanya U-Know kepada anak buahnya pada pembukaan rapat siang itu setelah keempat anak buahnya berkumpul di ruang rapat.
"Untuk sementara hanya ini yang dapat kami kumpulkan" anak buah U-Know bernama Lee DongHae menyerahkan sebuah dokumen kepada U-Know. U-Know membaca Dokumen itu dengan seksama lalu menatap tajam pada Lee Donghae.
"Kenapa sama sekali tidak ada perkembangan dalam informasi yang kalian dapat? Apa hanya sebatas ini kemampuan kalian? Kenapa sekedar mendapat gambar wajahnya saja kalian tidak bisa, HUH?!" bentak U-Know. Ia membanting dokumen itu di atas meja dengan kasar. Sedangkan 4 anak buah yang ada di depanya hanya menunduk.
"Sudah 6 bulan ku beri kalian waktu untuk menyelidiki laki-laki ini, DAN INFORMASI YANG KALIAN DAPAT HANYA SEBATAS ASAL USUL DAN BARANG YANG MEREKA PERJUAL BELIKAN?!" Bentak U-Know lagi, dengan nyalang ia menatap anak buahnya satu persatu.
"APA KALIAN BISU?!" Marah Yunho, saat ia merasa anak buahnya tidak ada yang menjawab pertanyaannya.
"I..itu k-kami sudah berapa kali mencoba mengirim anak buah kita untuk memata-matai mafia itu, tapi tidak satupun dari mereka kembali dengan selamat. Mereka selalu tertangkap dan terbunuh dengan sadis. Penjagaan mereka begitu ketat, dan mereka pintar sekali menyamar. Hingga kami kesulitan untuk melacaknya," ujar salah seorang anak buah U-Know yang bernama Choi siwon, yang akhirnya memberanikan diri untuk menjelaskan kepada ketua mereka yang terkesan sangar itu. "Apalagi sepertinya anak-anak buah yang menjadi pengawalnya itu benar-benar ahli dan terlatih. Mereka berkerja sangat rapih"
"Jadi yang ingin kalian katakan padaku kalian tidak sanggup untuk melawan mereka? Jadi apa gunanya pelatihan kalian selama ini? Tak kusangka, orang yang kupilih menjadi anak buahku semuanya PENGECUT!" Lagi-lagi U-Know melempar tatapan super sinis pada keempat anak buahnya yang hanya mematung di tempat.
BRAK!
Seseorang membuka pintu dengan kasar. Sontak semua kepala di ruangan itu menoleh ke asal suara.
"Sir!" sambut Yunho seraya membungkuk memberi hormat kepada kepala devisi penyelidikan dan anti terror, diikuti dengan keempat anak buah U-Know yang juga membungkuk hormat.
"Jadi benar yang aku dengar U-KNOW-ssi?" Tanya Hangeng sang kepala Devisi penyelidikan dan anti terror dengan nada dingin.
"Sir?"
"Bahwa kau gagal menyelidiki Hero?"
Kini gantian Yunho yang tertunduk. "Bukan begitu sir. Mungkin memang kami kurang sigap. Tapi untuk kedepanya kami akan berusaha lebih keras lagi untuk menangkapnya"
"Menangkap? Bagaimana kalian bisa menangkapnya sedangkan mendapatkan gambar wajahnya saja kalian tidak bisa?!" Kata Hangeng Sinis dengan wajah stoic-nya.
Kini U-Know tidak bisa menyanggah lagi. Ia sadar, ini benar-benar kesalahanya yang kurang sigap membaca pergerakan musuh. Ia sadar betul jika red dragon bukan penjahat kelas teri yang bisa dianggap main-main . Tapi ia adalah Mafia buronan Internasional yang terkenal berdarah dingin. dengan beberapa anak buah yang terlatih membuat mereka sulit tertangkap. red dragon adalah mafia penghasil dan penyeludup senjata-senjata berbahaya kepada Negara-negara yang sedang berperang. Dengan pabrik underground yang tersebar di beberapa Negara di selalu berpindah-pindah dari satu Negara ke Negara lain untuk menghindari pengejaran polisi, dan tiga tahun belakangan ini, kabarnya Hero anak dari pimpinan red dragon yang berkerja sebagai asasins ternama menetap di Korea dengan penyamaran yang sangat rapi hingga tak terlacak. Oleh karena itu demi membongkar organisasi Red Dragon kami mati-matian berusaha melacak keberadaan Hero dan anak buahnya yang sudah berhasil membunuh para penjabat tinggi Korea.
"Jangan membuat aku kecewa karena telah melimpahkan kasus ini untuk kau tangani. Selama ini kau adalah salah satu agen yang terbaik dan selalu berhasil menyelesaikan misi. Jadi aku minta tetap pertahankan predikat itu. Dan jangan membuatku mencabutmu dari jabatan ini." ancam Hangeng sekali lagi sebelum keluar dari ruangan Yunho dengan diakhiri bantingan keras dipintu oleh Hangeng.
.
.
YUNHO POV
Setelah kepergian Mr Hangeng aku terduduk dikursi. Rasanya kepalaku berdenyut sakit. Aku mengusap wajahku lalu beralih memijit pelipisku. Kasus Hero benar-benar membuatku setres belakangan ini, biasanya aku dan anak buahku akan dengan mudah menyelidiki bahkan menangkap penjahat-penjahat kelas kakap sekalipun. Tapi tidak kali ini, aku dan anak buahku benar-benar dibuat Hero mati kutu. Ia membuat kami merasa benar-benar tidak ada keahlian untuk menghadapinya.
"Damned!" makiku pelan. Otakku serasa iritasi setiap mendengar nama itu. Hero? Lucu bukan. Penjahat biadab itu bergelar 'Pahlawan'. Benar-benar sulit dipercaya. Apa baginya itu adalah sebuah lelucon?
'Hero' seharusnya yang artinya Pahlawan yang identik dengan sifat penolong kini berbalik untuk sebutan seorang pembunuh berdarah dingin. cih..benar-benar menggelikkan.
Kalau sudah penat begini rasanya aku ingin cepat pulang dan memandang wajah istriku yang selalu sukses mengembalikan moodku. Wajahnya yang cantik untuk ukuran seorang namja, kulit seputih susu, mata bulat dengan warna mata sekelam malam, hidung mancung dan ramping, dan jangan lupakan bibir ranumnya yang semerah buah delima, yang membuatku tidak pernah puas melumat atau sekedar mengecup dan menyesap rasa manisnya. Ah… aku jadi merindukannya.
Ku lirik Jam ditanganku yang telah menunjukkan pukul 06.35. aah sudah hampir malam rupanya, aku jadi ingat janji makan malam kami. Aku tidak ingin membuatnya menunggu terlalu lama. Aku mendongakkan kepalaku. Aku baru sadar jika 4 sosok anak buahku masih berada diruangan ini dengan raut sama lelahnya denganku. Aku tahu tugas ini juga membuat mereka stres. Aku bangkit dari tempat dudukku membuat ke empat anak buahku menoleh kearahku. Mungkin terkejut karena sebelumnya kami diliputi suasana canggung.
"Baik. Untuk saat ini kita cukupkan sampai disini saja. Kita susun strategi mulai besok. Sekarang pulang dan beristirahatlah. Kabari aku jika ada sesuatu" ucapku kemudian melangkah menuju pintu keluar diiringi desahan nafas lega dari keempat anak buahnya yaitu Yoochun, Siwon, Donghae, dan lee dong wook.
Yunho Pov End
.
.
.
"Hyung kenapa kau pergi sendiri?" Tanya sebuah suara tenor milik seorang namja Tinggi bernama Shim Changmin dengan nada khawatir, saat melihat Jaejoong masuk ke base camp mereka dengan membawa sebuah case berwarna hitam dengan isi sebuah senjata sniper di tangannya.
"Kenapa tidak meminta kami menemanimu Hyung?" Sahut seorang namja imut bersuara lumba-lumba yang juga menghampiri Jaejoong sambil mengambil alih tas sniper dari tangan Hyungnya itu dan menempatkannya ketempat penyimpanan senjata.
"Kau membuat kami khawatir" cecar Changmin lagi.
Jaejoong tidak langsung menjawab pertanyaan Dongsaengnya melainkan langsung berjalan menuju sofa yang tersedia di dalam ruangan yang dipenuhi computer dan berbagai alat canggih, dan langsung menyamankan diri diatasnya.
"Kenapa aku harus meminta bantuan kalian hanya untuk membunuh satu tikus saja? Kalian meremehkan kemampuanku?" ucap Jaejoong enteng sambil melepas sarung tangan kulitnya, topinya lalu kemudian mantel hitamnya.
"Bukan begitu Hyung. Kami Tahu kau hebat. Tapi setidaknya izinkanlah salah satu dari kami menemanimu. Kau mau membuatku mati berdiri karena khawatir?!" sungut Changmin kesal.
"Araseo Araseo.. Mian, lain kali aku akan mengajak kalian. Jadi, bisakah kau berhenti mengoceh? Telingaku sakit, dan aku lelah!"
Changmin merengut sambil mengerucutkan bibirnya kesal. Apa salah ia khawatir pada Hyung semata wayangnya?
"Aku akan ambilkan kau minum hyung!" Ujar Junsu kemudian berlalu kedapur kecil yang terdapat diruangan itu lalu kembali dengan secangkir kopi ditangannya.
"Gomawo" balas Jaejoong sambil meminum kopi buatan Junsu, "Oh ya, dimana Kyuhyun dan Kibum?" Tanya Jaejoong saat sadar ia tidak melihat kedua dongsaengnya itu bersama mereka.
"Kyuhyun dengan aktivitas biasanya 'bermain game'. Kibum sedang membeli makanan" Jawab Junsu, dibalas decakkan oleh Jaejoong saat mengetahui kebiasaan Kyuhyun yang tidak berubah. Ia menyesap kembali kopinya menikmati rasa pahit dan manis yang terasa pas dilidahnya.
"Hyung kau tahu, belakangan ini Badan pusat Intelegence Korea sedang memburu kita, jadi ku harap kau bisa berhati-hati. Sepertinya mereka benar-benar terobsesi menangkap kita hingga tidak kapok mengirim anak buah mereka walaupun selalu saja berakhir dengan kematian." Cerita Changmin di dukung oleh anggukan dari Junsu.
"kalian benar, kita harus berhati-hati" kata Jaejoong diiringi seringaian di bibirnya.
"Kenapa kau menyeringai seperti itu Hyung? Kau mengerikan!" celetuk Changmin bergidik saat melihat seringaian Jaejoong yang mirip seorang Sycho. #larrrriii… author di amuk masa.
"Anio, aku hanya penasaran. Apakah kali ini mereka berhasil memaksa kita keluar dari Korea?" Jawab Jaejoong dengan senyum aneh menghiasi wajahnya.
Jaejoong meletakkan cangkirnya yang telah kosong di atas meja, lalu melirik Jam tangan yang melingkar manis ditangannya.
"Aku harus pulang, aku harus menyiapkan makan malam sebelum Yunho pulang" Ujar Jaejoong sambil beranjak dari duduknya dan menuju tas ransel yang tadi Ia tinggalkan di basecamp mereka. Jaejoong mengambil Sweater berwarna putih gading, lalu memakainya menggantikan kemeja hitam yang tadi ia kenakan.
"Hyung!" Panggil Changmin pada Jaejoong yang saat itu telah berada didepan pintu keluar. Jaejoong menoleh pada Dongsaeng kesayangannya itu, "Apa kau tidak khawatir dengan hubungan pernikahan kalian? Bisa saja itu berbahaya untuk kita"
Jaejoong tersenyum tenang kearah Changmin. "Tenanglah, semuanya akan baik-baik saja!" jawab Jaejoong sebelum berbalik keluar dari ruangan itu.
Changmin memandang pintu tempat Hyungnya keluar tadi dengan tatapan khawatir. Entah kenapa akhir-akhir ini perasaanya menjadi tidak enak tentang pernikahan Hyungnya dengan namja bernama Jung Yunho. Ia merasa pernikahan itu akan berakibat buruk untuk Hyungnya. Jaejoong memang melarang Changmin, Junsu, Kyuhyun dan Kibum untuk bertemu langsung dengan Yunho. Mereka hanya boleh melihat dari jauh tanpa harus menyapa Jung Yunho dari dekat. Karena Jaejoong mengatakan pada Yunho kalau dia adalah seorang yatim piatu. Bukankah lebih sedikit Yunho tahu tentang dirinya, lebih bagus?
.
.
.
Mobil Audi Yunho memasuki garasi rumah mewahnya yang terletak di pinggir kota Seoul. Ia melihat lambhorgini milik Jaejoong telah terparkir rapi di garasi rumahnya, menandakan sang istri sudah berada dirumah. Yunho turun dari mobilnya sambil membawa bunga lili dan boneka gajah ditanganya, ia menekan tombol di dinding untuk menutup garasinya kemudian masuk kedalam rumahnya melalui pintu yang ada di garasi yang langsung terhubung dengan dapur.
"Kau sudah datang?" Tanya Jaejoong saat mearasa seseorang sedang mengendus tengkuknya saat ia sedang sibuk memasak.
"Hmm..! aku merindukanmu" Manja Yunho sambil terus menciumi tengkuk istrinya. Membuat Jaejoong sedikit melenguh lalu berbalik menghadap suaminya.
"Ini untuk mu!" Yunho menyerahkan oleh-olehnya untuk sang istri. Jaejoong meraih Bunga dengan boneka gajah itu dengan wajah sumringah.
"Thank You honey!" balas Jaejoong lalu meletakan kedua hadiah itu di counter dapur, lalu beralih mengalungkan lengannya ke leher Yunho. Sedangkan Yunho menarik pinggang Jaejoong lebih dekat, mereka saling tersenyum sesaat kemudian langsung melumat bibir masing-masing. Hanya di saat seperti ini istrinya bisa bersikap manis.
Ciuman Yunho beralih ke telinga lalu keleher saat Jaejoong mendongakan kepalanya. Sesekali Jaejoong mendesah menikmati setiap sentuhan suaminya, namun tak berapa lama kemudia suara mendidih membuat Jaejoong mencoba melepaskan Yunho dari tubuhnya.
"Yu-yunie..ahh" Panggil Jaejoong ditengah desahannya mencoba mendorong Yunho yang masih asik menyesap lehernya.
"Hmm, wae Boo?" Tanya Yunho yang masih terus menikmati kegiatanya sambil sesekali menjilat, menggigit dan menghisap leher Jaejoong dan meninggalkan beberapa jejak kemerahan dileher putih itu.
"Hen..tii..kan! sup-ku mendidih" Jaejoong mencoba sekali lagi mendorong Yunho dengan Kuat dan akhirnya berhasil, Yunho melepas pelukannya ditubuh Jaejoong. Suaminya sedikit merengut karena keasikannya telah di ganggu.
"Kau mandilah dulu, sebentar lagi makanan siap. Setelah makan baru kita lanjutkan yang tadi" ujar Jaejoong mengerling nakal. Yunho sumringah mendengarnya, mengecup bibir Jaejoong sekali lagi, lalu segera melesat kelantai atas untuk membersihkan diri.
"Dasar beruang mesum!" cibir Jaejoong lalu melanjutkan aktivitas masaknya.
.
.
"Jadi, bagaimana dengan kerjamu hari ini?" Tanya Yunho pada Jaejoong disela makan malam mereka.
"Aku berhasil memenangkan sebuah tender besar hari ini. Dan kau tahu? Aku memperolehnya tanpa kesulitan yang berarti!" jawab Jaejoong sumringah.
"Haha.. aku tidak heran lagi. Kau memang hebat sayang!" Jaejoong mengangguk-angguk dengan bangga. (Yunho tidak tahu saja apa yang dimaksud 'Tender Besar' oleh Jaejoong.
"Lalu bagaimana denganmu?" Tanya Jaejoong balik.
"Huhh.. cukup melelahkan!" kata Yunho lalu meminum airnya, "Banyak perkara yang harus kutangani. Tapi semua pihak berwenang sepertinya sedang kelabakan menangani kasus pembunuhan yang akhir-akhir ini semakin banyak terjadi di kalangan penjabat. Namun sayangnya sama sekali belum ditemukan pelakunya"
"Benarkah?" Tanya Jaejoong pura-pura peduli.
"Hmm.. bahkan tadi sore seorang mentri terbunuh. Aku heran, apakah pembunuh macam itu tidak memiliki sisi kemanusiaan lagi? Hingga seenaknya jidat mereka mengambil nyawa orang seperti binatang. Apakah hati mereka benar-benar sudah dikuasai iblis? Ah tidak, mereka bukan iblis, bahkan mereka lebih rendah dari iblis sekalipun" Cerocos Yunho tanpa Tahu raut wajah Jaejoong yang berubah saat mendengar kata-kata Yunho barusan.
"Ehem..hemm, aku sudah selesai" Jaejoong sedikit berdehem lalu beranjak berdiri dari meja makan, lalu mengambil piring kotornya dan segera mencucinya.
"Boo, kenapa tidak menungguku?" Tanya Yunho saat Jaejoong menuju tangga.
"Kau makan sendiri saja, aku lelah" balas Jaejoong lalu menapaki satu persatu anak tangga menuju lantai atas. Yunho mengerutkan keningnya saat melihat tingkah aneh Jaejoong. Ia segera cepat-cepat menyelesaikan makannya lalu menyusul Jaejoong ke lantai atas saat mengingat makanan penutup yang di jamjikan Jaejoong tadi.
Yunho membuka pintu kamarnya yang terlihat gelap gulita.
"Boo, apa kau sudah tidur?" Tanya Yunho menghampiri Jaejoong yang sedang bergelung dengan selimut. Kemudian ia duduk di lalu menghidupkan lampu tidur dimeja nakas di samping ranjang. Tidak ada jawaban dari dalam selimut.
"Boo, mana 'makanan penutupku'?" rengek Yunho.
"Matikan lampunya Yunie. Aku lelah, ingin istirahat"
"Anio..!"
"Kalau begitu kau tidak akan dapat jatah selama satu bulan!" Ancam Jaejoong tanpa menoleh kearah Yunho.
"Arraseo!" Kata Yunho dengan lesu, lalu mematikan lampu dimeja nakas dan ikut berbaring di samping Jaejoong. Ia terpaksa menahan nafsunya kali ini, Yunho tidak ingin memaksakan khendak kepada istrinya jika itu menyebabkan Jaejoong enggan disentuh selama sebulan.
'God apa salahku?" Batin Yunho nelangsa.
T.B.C
REVIEW PLEASE
(gada yg review ga di lanjut deh...hiks)
A/N lagi, mian
Maaf ya kalau ceritanya gak menarik dan ide ceritanya pasaran. soalnya gak tau lagi mo nulis apa.
Oya, kalo ada yang nunggu (kalau ada ni ya, klo gak ada sih ya…. :') Hiks) Flower and the beastnya di chap 4 bakal jelas tuh persaingan antara Yunho dengan Changmin, soalny MinJae bakal jadi pasangan yang di akui satu sekolah, akibat ketidakhadiran Yunho di sebuah event. Disini changmin bkal berusaha menarik simpati jae. Dibalik sikap dingin Changmin, ada sosok lembut yg hanya diperlihatkan untuk Jae. Apakah Jae terpengaruh? Bagaimana dengan Yunho? minggu ini update(author numpang promosi) #PLAK digeplak reader :'(
