Summary: Legolas kabur dari Greenwood, pergi ke Imladris. Apa yang dia lakukan disana? Rolas's Moments from SHADOW.

Disclaimer: This's not mine. Translated from Luthorin's story, only for Rolas's Moment.

Warning: Slash.


Chapter 1. Missing Princeling

~o~

"Kau belum berbicara dengannya, bukan?"

Elrond, Lord Imladris atau Rivendel, bertanya pada Erestor, kepala konselornya. Mereka berdua sedang duduk di ruang kerja Elrond, sambil menyelesaikan pekerjaan mereka. Erestor tidak memerlukan penjelasan untuk pertanyaan Elrond, yang mana ia tahu Elrond sedang berbicara tentang kekasihnya, Glorfindel, kapten Imladris. Erestor menghela napas dalam-dalam.

"Belum."

"Mengapa?" Elrond tahu ini adalah masalah Erestor, tapi ia merasa penasaran tentang keputusan konselornya ini, atau lebih tepat, keragu-raguannya. Erestor tidak pernah merasa tidak yakin, dan Elrond khawatir tentang itu.

"Dia masih sering bermimpi buruk. Hal itu menyakitinya. Aku tidak ingin memberinya lebih banyak beban." Erestor memikirkan saran Elrond untuk memberitahukan masa lalu Glorfindel. Glorfindel yang meninggal pada perang Gondolin, terlahir kembali ke Bumi Tengah tanpa ingatan tentang masa lalunya, tanpa ingatan tentang hubungannya dengan Erestor.

"Hal itu mungkin bisa membantunya mengurangi rasa sakitnya." Balas Elrond.

"Mungkin juga tidak."

"Erestor, aku yakin Glorfindel cukup kuat. Percayalah padanya." Saran Elrond.

Erestor tetap diam. Ia tahu Elrond benar. Ia harus memberitahukan Glorfindel tentang kisah mereka di masa lalu ketika ia memiliki kesempatan, mungkin hari ini. Erestor mengangguk setuju akan saran tuannya.

"Baiklah, aku akan memberitahunya hari ini."

"Baik!" Elrond tersenyum lega. "Kau bisa memberitahunya sekarang, dia akan datang kesini…"

Terdengar ketukan di pintu bahkan sebelum Elrond menyelesaikan kalimatnya.

"Kau tahu dia akan datang?" Erestor mengankat alisnya, bertanya.

"Tidak, aku hanya merasa kehadirannya, seperti yang selalu kau rasakan." Elrond tertawa.

"Tentu saja." Erestor menggerutu.

"Silahkan masuk Glorfindel!" Kata Elrond.

"Selamat pagi, Elrond, Erestor!" Glorfindel menyapa mereka berdua.

"Selamat pagi, ada yang bisa kubantu, Glorfindel?" tanya Elrond.

"Aku punya sebuah rencana pelatihan yang ingin kubicarakan dengan anda." Peri pirang yang kekar itu menunjukkan sebuah gulungan kertas di tangannya.

"Apakah itu penting? Aku harus menghadiri… sesuatu."

"Eh…tidak."

"Baik!" Elrond berdiri, siap untuk berangkat. "Kau bisa mendiskusikannya dengan Erestor. Aku akan kembali setelah aku menyelesaikan… apapun yang kulakukan. Aku akan meninggalkan kalian berdua…"

Terdengar ketukan keras di pintu. Ketiga peri tersebut saling menatap dengan heran.

"Masuklah!"

Melphomian memasuki kantor diikuti oleh si kembar, anak-anak Elrond.

"Tuan-tuanku." Melphomian membungkuk pada para petinggi tersebut.

"Ya?" tanya Elrond.

"Ada pesan dari Greenwood, tuan-tuan. Dibawa oleh seekor merpati." Jawab Melphomian.

"Merpati? Ini pasti mendesak." Kata Glorfindel.

"Dan kalian berdua?" Elrond bertanya pada kedua putranya yang berdiri di belakang Melphomian seperti pengawalnya.

"Kami melihat merpati. Kami hanya ingin tahu, Ada." Elladan tesenyum polos, atau setidaknya mencoba untuk terlihat polos.

Elrond mengambil surat tersebut dari Melphomian dan membacanya dengan keras.

"Greenleaf kabur. Mungkin menuju ke tempatmu. Tolong cari dia. Thr."

"Apa artinya?" tanya Elladan.

"Legolas telah melarikan diri dari rumah. Dia mungkin datang kesini. Raja Thranduil meminta bantuan kita untuk mencarinya." Kata Elrond, menatap si kembar. "Apa kalian tahu tentang hal ini?" tanyanya.

"Uh… Roh?" Elladan menghindari mata ayahnya sementara Elrohir mengabaikan pelototan ayahnya dan mencoba untuk memikirkan sesuatu.

"Di surat terakhirnya dia bilang dia punya urusan yang ingin diselesaikan. Dia mungkin akan segera ke sini. Tapi dia tidak menyebutkan kalau dia akan pergi tanpa izin." Kata Elrohir.

"Pergi tanpa izin? Benar-benar kalimat yang bagus." Guman Elladan.

"Aku akan menyiapkan regu pencari." Kata Glorfindel dan segera meninggalkan ruangan.

"Aku ikut denganmu!" Elladan berlari mengejar Glorfindel.

Elrohir menatap Elrond dan Erestor. "Bolehkah kami ikut dengan Glorfindel?" katanya meminta izin.

"Berhati-hatilah." Elrond melambaikan tangannya, memberi izin untuk anaknya.

"Terima kasih, Ada." Elrohir tersenyum dan meninggalkan ruangan.

"Terima kasih, Melphomian."

"Tuanku." Asisten menundukkan kepalanya dan meninggalkan ruangan.

"Aku tidak tahu apa yang ada di kepala pangeran kecil itu." Elrond menggerutu.

"Kupikir kau memiliki satu atau dua ide tentang itu. Pangeran Legolas mirip dengan anak-anakmu." Erestor tertawa.

"Sepertinya kau tidak khawatir tentangnya." Elrond memandang konselornya, terkejut.

"Aku tidak akan khawatir. Legolas itu pintar. Dia bisa bertahan pada apa pun yang akan dia hadapi. Aku hanya ingin tahu urusan apa yang membawanya ke sini."

"Aku mulai sakit kepala memikirkan masalah yang akan disebabkan oleh ketiga anak itu jika mereka bersama."

"Kau adalah seorang peri. Kau tidak bisa sakit." Erestor mengejek tuannya.

"Aku seorang Peredhel." Elrond memelototi konselornya.

"Ya, dan aku adalah pengasuhmu." Erestor tertawa dan kembali menyelesaikan pekerjaannya.

~o~

Regu pencari, yang dipimpin oleh Glorfindel, sedang menuju utara, rute di mana para pengunjung dari Greenwood gunakan untuk melakukan perjalanan ke Rivendell. Sudah empat hari sejak mereka meninggalkan lembah Imladris, tapi tetap saja masih tidak ada jejak Legolas ataupun makhluk lain, selain binatang-binatang lokal.

"Ini mustahil! Yang kita lacak adalah Legolas!"kata Elladan yang sudah mulai putus asa karena belum berhasil menemukan temannya selama empat hari ini.

"Tenang, Dan." Elrohir memperingatkan kakaknya. "Kita akan menemukannya, aku yakin."

"Jika dia terluka…" Elladan tidak bisa menyelesaikan kalimatnya. Legolas sudah seperti saudara baginya. Jika sesuatu yang buruk terjadi pada sang pangeran, ia tidak tahu bagaimana ia akan mengatasinya.

"Kapten!"Seorang prajurit menghampiri mereka dengan tergesa-gesa. "Kami menemukan jejak adanya pertempuran di dekat sini. Ada jejak darah, beberapa senjata yang rusak dan ini." Ia memberikan sebuah anak panas yang sudah rusak dan penuh noda darah pada Glorfindel.

"Ini panah peri Greenwood!"kata Elladan ketika ia melihat simbol kecil di panah itu. "Pasti milik Legolas!"

Mereka melacak jejak darah sampai mereka melihat asap dari depan. Para peri itu mulai merayap lebih dekat dan lebih dekat ke arah sumber asap tersebut. Apa yang mereka lihat membuat mereka bahkan lebih terkejut.

Sumber asap adalah api unggun. Ada pot yang dipakai untuk memasak di atas api. Tidak jauh dari api tersebut, ada tiga pria, diikat dengan tali di sekeliling tubuh mereka dengan erat. Sebuah apel terjebak di setiap mulut mereka, menghentikan mereka untuk mengeluarkan suara sedikitpun. Jejak penculik mereka sama sekali tidak terlihat.

"Apa...!?" Seorang elf berkata pelan, dan kemudian menutup mulutnya ketika matanya bertemu dengan mata kaptennya, yang menyuruhnya diam.

"Mae g'ovannen, mellon-nin."

Salam terdengar dari atas kepala mereka! Para peri Imladris berpaling kearah sumber suara itu, dengan anak panah siap untuk dilepas.

"Legolas!"Si kembar berteriak dengan serempak.

Pangeran yang dipanggil tersebut kemudian melompat dari pohon, mendarat di depan teman-temannya, tersenyum lebar.

"Aku merindukanmu, teman-temanku."

"Kau! Pangeran brengsek!" kata mereka dan memeluk Legolas dengan erat.

"Aku tidak ingat kalau aku pernah mengubah namaku." Pangeran pirang itu tertawa.

"Ini tidak lucu!" Kata Elrohir. "Semua orang khawatir padamu! Kami telah mencarimu selama empat hari!"

"Baiklah! Maafkan aku!" Legolas mengangkat tangannya, menyerah.

"Boys," Glorfindel menyela pembicaraan mereka. "Ayo kita pindah ke tempat kosong di sana. Kita akan mendirikan kemah di sini. Setelah itu, sang pangeran akan mulai melakukan penjelasan untuk beberapa hal."

~o~

"Aku tidak kabur tanpa izin! Aku memberitahu sepupuku, Eryn, kalau aku akan datang ke Imladris!"

"Kenapa kau tidak memberitahu ayahmu sendiri?" Elrohir bertanya.

"Lalu dia tidak akan mengizinkanku untuk datang ke sini sendirian." Legolas tersenyum malu.

"Itu intinya!" teriak Elladan.

"Kau membuat ayahmu dan semua orang khawatir pen-neth." Glorfindel menggeleng, tidak setuju dengan perilaku sang pangeran.

"Maafkan aku." Guman Legolas.

"Ngomong-ngomong, ketiga pria itu mengapa? Mengapa kau menangkap mereka?" Tanya Elladan.

"Ketiga pria itu adalah bandit. Mereka mencoba untuk menyakitiku. Aku mendengar sesuatu tentang perdagangan budak. Kupikir ada banyak orang yang sudah ditangkap dan dijual oleh mereka. Kita harus melakukan sesuatu tentang hal ini."

"Tentu." Glorfindel menganggukkan kepalanya. Ia kemudian beralih pada sang letnan dan memerintahkannya untuk menyelidiki para bandit itu dan mengambil tindakan.

"Ketika aku melihat jejak darah, kupikir kau terluka." Kata Elladan pada sang pangeran. "Untungnya, kau bisa mengalahkan mereka tanpa ada goresan apapun."

"Aku sudah melihat yang lebih buruk dari ini." Legolas tersenyum.

"Ngomong-ngomong, apa urusan pentingmu yang akan kau lakukan di Imladris?" Tanya Elrohir ingin tahu.

"Uhm, itu urusan pribadi." Legolas menjawab dengan tenang. Ia menatap Glorfindel dan menganggukkan kepalanya pada sang Seneschal.

"Apa?" teriak Elladan penuh marah mendengar jawaban temannya, sementara Elrohir menyipitkan matanya dengan marah.

"Elladan, Elrohir, kurasa kalian perlu beristirahat sekarang. Kalian pasti lelah." Kata Glorfindel pada si kembar.

Si kembar menganggukkan kepala mereka. Mereka melirik Legolas untuk sesaat, dan kemudian meninggalkan Glorfindel dan pangeran.

"Terima kasih, Glorfindel." Legolas mendesah.

"Kau tidak perlu datang sendirian." Glorfindel berbicara kepada pangeran lembut .

"Tentu saja aku harus datang sendiri! Ini urusan penting!" Legolas tersenyum. "Selain itu, aku ingin melihat moment itu dengan mataku sendiri. Aku tidak akan melewatkan kesempatan ini!"

"Aku tidak berpikir hal itu lucu." Glorfindel memelototi Princeling tersebut.

"Oh, tentu saja." Legolas tertawa. "Aku percaya padamu, Glorfindel. Kau akan berhasil."

"Terima kasih atas dukungannya." Glorfindel mendesah.

"Dan aku percaya pada Erestor. Reaksinya akan sebanding dengan risikonya. Aku yakin."

"Itu sama sekali tidak membantu!"

"Percayalah pada dirimu sendiri dan percayalah pada Erestor. Aku tahu semuanya akan baik-baik saja."

"Aku harap begitu, pen-neth, semoga."


Elvish Translation:

Ada: Ayah

Peredhel: Sebutan untuk setengah peri & setengah manusia

Mae Govannen: Salam

Mellon-nin: Temanku

Pen-neth: Sebutan untuk seseorang yang lebih muda

Princeling: Pangeran kecil