I Never Thought To Be With You

Disclaimer : Masashi Kishimoto

Pair : Sasuke X Hinata

CHAPTER 1 : HINATA PART

the story is based on Hinata's

Ini sudah sekitar enam hari berlalu gumam hinata yang baru saja selesai dari latihan yoga-nya di beranda partemen yang dia tinggali bersama sasuke. Enam hari yang lalu, tepat di kala hujan deras turun dan seseorang menggedor pintu apartemenya, laki – laki berambut raven itu langsung menyerangnya, mencumbunya dengan kasar. Hinata tahu sasuke kala itu yang menggedor pintu apartemenya sedang mabuk, mulutnya mau alcohol ketika mereka bertukar ciuman tapi … hinata menikmatinya, menikmati bibir laki – laki itu melumatnya, tangan kokohnya yang menyentuh setiap inci tubuhnya, dan hentakan laki – laki itu di ranjang.

Ini gila, tapi memang benar terjadi. Pagi ketika mereka berdua terbangun di ranjang yang sama dan dalam pelukan satu sama lain. Sasuke membuat keputusan, "aku akan tinggal bersamamu" katanya. tapi ini sudah enam hari mereka tinggal bersama dan tidak terjadi apa – apa.

Hinata menggelengkan kepalanya berusaha tidak memikirkan apapun, "aku akan pergi ke kampus" katanya dari kamar mandi "… dan sepertinya akan kembali malam hari." Hinata menghentikan gerakanya yang sedang membuka pakaianya satu persatu untuk mendengar jawaban sasuke. Namun, tidak ada jawaban apapun yang dia terima.

Sasuke masih duduk diam di depan televise ketika hianta selesai bersiap – siap. "aku pergi"

"hn"

Kata pertama yang hinata dengar di pagi hari dari sasuke adalah 'hn'. Hinata merasa aneh, mereka adalah teman dekat selama lebih dari sepuluh tahun dan enam hari yang lalu tiba – tiba mereka bercinta lalu sekarang mereka tinggal di apartemen yang sama memang terasa aneh. Hinata melangkahkan kaki kearah sasuke dan menarik rambut laki – laki itu.

"ow! Ap-" sebuah ciuman mendarat di bibir sasuke dan matanya terbelalak kaget.

"aku pergi" kata hinata tepat di samping telinga sasuke. Lalu gadis itu melenggang pergi keluar apartemen.

Hinata menyandarkan diri di depan pintu apartemen. Tubuhnya terasa lemas tapi bibrinya tersenyum. Setelah lama terdiam, dia melangkah untuk pergi ke kampus.

XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX

"hinata!" panggil ino dari kejauhan. Gadis berambut blonde itu berlaki kecil menghampiri hinata, "tunggu aku."

"kau terlambat lagi rupanya, huh?"

"sai membuatku terjaga semalaman," katanya dengan wajah tersipu.

Hinata terkejut melihat kerah baju ino, "kau sangat berusaha menutupinya huh?"

Ino terkejut dan langsung menyatukan kerah pakaianya, "kau!"

Hinata hanya tersenyum kecil menanggapinya. "Ayo masuk. kelas pertama adalah kelas Arsitektur," meskipun senyuman kecil yang tersirat di bibir hinata tapi di dalam hatinya dia iri. Dia ingin merasakan sasuke menyentuhnya lagi, bahkan meskipun itu pengaruh alcohol.

Hinata tidak bisa melewatkan harinya tanpa berfikir mengenai sasuke, perubahan status mereka membuat mereka berdua menjadi canggung. Baik hinata maupun sasuke tidak pernah secanggung sekarang selama mereka berteman, selalu mengutarakan apapun yang ingin mereka katakan tanpa merasa ragu sedikitpun. Tapi semua keadaan itu berubah drastic enam hari yang lalu, entah darimana sasuke datang ke apartemenya dengan keadaan mabuk kemudian mereka bercumbu semalman, ketika bangun pagi mereka berdua terdiam dan sasuke menatap matanya dengan sendu. Berbeda dengan hinata yang benar – benar menikmati malam mereka, terlihat keraguan di dalam mata sasuke.

"hinata… hinata…" panggil Ino namun gadis itu masih dalam lamunannya " HINATA!"

Hinata terentak ketika namanya di panggil dengan suara keras oleh ino. "sai sudah menjemputku. Ingin aku antar pulang sekalian?" kata tambah ino ketika temannya itu menoleh kearahnya dengan kaget.

Hinata melihat ke kanan dan kiri, dia sibuk dengan lamunanya sampai bahkan tidak mengetahui kalau matahari sudah berganti dengan bulan dan dia bahkan tidak tahu isi tass belanja yang ada di genggaman tanganya, "tidak usah. Aku bisa pualng sendiri."

"kau yakin baik – baik saja?" tanya ino mencemaskanya.

Hinata langsung mengangguk cepat, "iya. Aku bisa pulang sendiri. Sampai bertemu besok di kampus." hinata mengenali tempatnya, dia langsung berlari kearah subway berada dan menaiki kereta sampai dekat apartemenya.

Buk! Hinata menabrak seseorang tanpa sengaja, "maaf."

"kau sedang terburu – buru rupanya?"

Hinata mengenali suara berat itu, sangat. "Sasuke?" katanya ketika mengangkat kepalanya.

"ingin pulang bersama?"

Hinata tersenyum kemudian langsung berjalan di samping sasuke, "kau baru kembali darimana?"

"kau pikir? Aku habis dari kampus dan mampir ke bengkel, Shikamaru membutuhkan banyak pertolongan untuk menyelesaikan project kami" katanya.

Hinata tersenyum sekilas mendengar jawaban sasuke, hatinya senang karena bisa berbicara seperti ini lagi dengan sasuke. hinata melirik kearah tangan sasuke dan berusaha meraihnya dengan jari – jari mungilnya. Hinata senang bisa meraih kelingking sasuke, kemudian dia memasukan jari – jari lainya ke dalam telapak tangan sasuke, ketika dia menggenggam tangan sasuke tiba – tiba sasuke menjauhkan tanganya. Langkah kaki hinata terhenti sesaat.

Sasuke tidak mengatakan apapun dan tetap berjalan menuju apartemen mereka. Sampai di apartemen pun sasuke bahkan tidak melirik kearah hinata. setelah membersihkan diri, sasuke langsung berada di ruangannya untuk mengerjakan cetak biru projectnya bersama Shikamaru.

Hinata hanya bisa menangis tanpa suara di kamarnya, mungkin dirinya terlalu berlebihan jika menganggap kalau dia dan sasuke saat ini sudah berkencan, dia terlalu percaya diri menganggap sasuke menyukainya. Sedikitkpun sebelumnya dia tidak pernah berfikir kalau enam hari yang lalu adalah sebuah kesalahan. Hinata masih terus menangis hingga dirinya sendiri terlelap.

CRASH! Suara benda jatuh yang sangat keras menyentakkan hinata dari tidurnya, dia segera berlari keluar kamar dan melihat tubuh sasuke yang terjatuh di dapur dengan pecahan gelas dimana – mana, "astaga! Sasuke!" hinata terlihat panic dan dia menenangkan dirinya dulu, cepat menelpon ambulan dan menyusul sasuke ke rumah sakit.

"dia kelelahan, mungkin karena terus terjaga sepanjang malam" kata dokter yang menangani sasuke, "sebenarnya apa dia sibuk sekali sampai lupa untuk tidur?"

Hinata kaget, "i-itu.. dia mengatakan sedang mengerjakan sebuah project dengan teman – temanya. Mungkin itu yang menyita waktunya," kata hinata.

"pastikan dia dapat tidur dengan cukup," kata dokter kemudian mengakhiri pembicaraan mereka.

XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX

Hinata masuk kedalam ruang perawatan sasuke dan mendapati laki – laki itu sedang melamun melihat keluar jendela, "hai… kau sudah bangun rupanya. Kau lapar? Aku akan mengambilkan makanan untukmu."

Sasuke tidak menjawabnya, tatapanya lurus keluar jendela. namun ketika hinata membawakanya makanan dan menyuapinya, dia menuruti perkataan hinata. "aku mengemasi beberapa pakaianmu, kalau kau ingin sesuatu katakan saja nanti akan aku ambilkan," kata hinata sambil menyingkirkan sisa makanan sasuke.

"hinata…" panggil sasuke.

"ya?"

"kau bisa membawakan laptopku kesini?" tanyanya menatap lurus kearah sasuke.

"tidak sekarang, kau harus istirahat paling tidak sehari" jawab hinata dengan tegas, "aku akan membawakannya untukmu besok."

Sasuke tidak berbicara lagi.

"aku ada urusan sedikit di kampus, aku harus pergi" kata hinata "pastikan kau meminum obatmu, ya?"

Sasuke tidak menjawabnya lagi.

Hinata pergi setelah merapikan barang – barangnya. Sikap dingin sasuke, tatapan mata sasuke, tolakan genggaman tangan kemarin masih membayangi hinata.

Hinata kembali ke rumah sakit setelah urusanya selesai dan itu malam hari, dengan hati – hati dia menggeser pintu kamar rawat sasuke dan menaruh barang – barangnya di sofa beserta laptop dan cetak biru yang di minta sasuke sebelumnya. Hinata melihat ada bunga lily di dekat jendela yang sebelumnya tidak ada di sana, seseorang berkunjung ucap hinata dalam hatinya. Hinata berjalan kearah sasuke yang sedang berbaring pulas di ranjang rumah sakit. Tangan mungilnya menyentuh dahi sasuke lalu bibirnya tersenyum, "selamat malam" bisik hinata yang mengecup dahi sasuke.

Tap! Tangan sasuke menyambar tangan hinata yang hendak menjauh dari dahinya, "tidak bisakah kau disini beberapa lama lagi?"

"kau tidak tertidur?"

"naiklah ke ranjang" kata sasuke menarik tubuh hinata untuk berbaring bersamanya di atas ranjang. "disini terlalu sunyi, aku tidak bisa tidur," sasuke menempatkan kepalanya di belakang leher hinata.

"tentu saja, ini kan rumah sakit" jawab hinata sambil tersenyum melihat jari mungilnya di genggam oleh sasuke, "kau sudah merasa baikan?"

"sedikit. Terimakasih sudah membawakan yang aku minta," kata sasuke "dan maaf tidak bisa memberikanmu apapun."

Hinata menggigit bibir bawahnya dan menahan air matanya, "hn… tidak apa – apa" suaranya bergetar "aku tahu ini juga canggung untukmu. Aku akan menjagamu sampai kau keluar rumah sakit, lalu kita melakukan hal yang biasanya kita lakukan sebelumnya."

Pelukan sasuke dari belakang hinata semakit erat, dia menenggelamkan kepalanya ke belakang leher hinata, "maaf."

Hinata tidak bisa lagi membendungnya, air matanya perlahan – lahan jatuh ke pipinya. Malam ini, dia menagis lagi tanpa suara.

Begitu pagi datang, dokter meminta hinata untuk menemuinya untuk menyampaikan kondisi sasuke. katanya sasuke sudah bisa pulang hari ini dengan catatan dia harus menyesuaikan pola tidurnya kembali dan tidak terlalu larut dalam pekerjaanya. Hal itu juga hianta sampaikan kepada sasuke.

"aku janji," kata sasuke

"kalau begitu, aku sampai disini saja. Shikamaru akan menjemputmu" kata hinata mengambil tasnya, "kalau ada barang yang tertinggal, hubungi saja aku nanti akan aku kirimkan. Sampai jumpa."

"hinata" panggil sasuke sesaat sebelum hinata keluar kamarnya, "terimakasih."

"tidak usah sungkan, kita ini kan teman" kata hinata sambil tersenyum kearah sasuke kemudian menutup pintu kamar sasuke.

Dengan dirinya melangkahkan kaki keluar kamar perawatan sasuke, menandakan dirinya juga keluar dari kehidupan sasuke. Dia berjanji untuk dirinya sendiri tidak ada penyesalan untuknya dan dia berjanji untuk menjalani hidup yang lebih baik.

Siang itu hinata berlari ke rumah ino sambil menangis, "h-hinata ada apa?"

"ino.. aku … aku mencintainya" isak tangisnya meledak siang itu di rumah ino yang sunyi. Ino hanya bisa menyambut sahabatnya itu dengan pelukanya untuk menenangkan.