Naruto dan HSDXD bukan milik saya, tapi punya pemiliknya masing-masing…

Yosh :v sembari menunggu lanjutan dari Dibalik layar yang memakan waktu yang lama karna panjangnya word :v Jadinya saya membuat cerita baru buat selingan :v sedikit mainstream sih :v tapi aku usahakan tak mainstream.

warning: FemNaru, SemiDarkVali, Good Kokabiel, Alur gaje, Mungkin charanya OOC, dan semacamnya

Prolog

Permintaan Bellial dan kemunculan sang cahaya

Dunia bawah kini dalam kondisi memanas. Terjadi peperangan antara kubu malaikat yang terbuang dan kubu makhluk yang dikatakan sosok jahat di kitab tiap agama, yaitu Iblis. Peperangan yang terjadi karena perebutan wilayah itu terjadi dalam waktu yang sangat lama. Tiada satu pihak pun yang memutuskan mengalah dan mengadakan perjanjian damai.

Peperangan yang makin lama makin memuncak itu memakan banyak korban. Peperangan tersebut merambat ke dunia manusia membuat sang God Of Bible(Tuhan dalam Anime ya :v ) memerintahkan para malaikat turun ke bumi untuk melindungi manusia. Dan akhirnya pihak malaikat tersebut terseret ke arus peperangan tersebut. Namun sisi baiknya, para malaikat berhasil mendesak pihak iblis dan malaikat jatuh untuk meninggalkan dunia manusia dan mulai mendesak para iblis dan malaikat jatuh.

Walaupun berada ditengah panasnya perang, ada kalanya mereka menghentikan sejenak peperangan dan mengganti taktik menjadi perang gerilya. Namun taktik seperti itu tidak pernah berhasil karena semua pihak, Iblis, malaikat, dan malaikat jatuh memperketat penjagaannya.

.

.

.

"Argh… bagaimana ini?! Kita dalam posisi terpojok!?" teriak frustasi salah satu petinggi pihak malaikat jatuh yang memiliki telinga panjang dan gigi-gigi yang runcing. Dialah Kokabiel, sosok yang mengerang frustasi karena melihat keadaan pihaknya dalam keadaan terdesak.

"Tenanglah Kokabiel, kita masih ada harapan untuk memenangkan perang ini." Seorang pria berambut hitam dengan sedikit warna kuning mencoba menenangkan Kokabiel yang sedang dalam kondisi frustasi. Tanpa dipungkiri, dia juga frustasi karena pihak mereka sedang terdesak.

Brak

Kokabiel memukul meja tersebut dengan sangat keras. Dia meluapkan semua emosinya dengan cara memukul meja bundar besar yang menjadi tempat rapat 6 petinggi malaikat jatuh.

"Ini semua salah Michael sialan tersebut, yang membantai pasukan kita dengan jumlah yang tidak main-main." Teriak Kokabiel dengan nada tinggi, membentak Azazel, pria yang mencoba menenangkan dirinya.

Kemudian Kokabiel menunjuk Azazel dengan tidak sopannya, kemudian mengejek Azazel. "Semua ini salahmu, kalau bukan kau yang menjadi pemimpin, maka kita akan menang dengan mudah. Berkat strategi bodohmu yang bertujuan saling membantu kawan, membuat sosok sosok pion kita yang kuat tumbang lebih dulu karena strategi bodohmu itu, Azazel!"

Perempatan imajiner muncul di dahi Azazel. Sosok yang dikenal paling santai dan tidak mudah marah itu sangat terlihat ekspresi kesal karena tuduhan Kokabiel. Dengan emosi yang memuncak, dia mengeluarkan energy suci yang ternoda dengan intensitas sangat besar. Hingga penjaga ruangan rapat petinggi malaikat jatuh tersebut langsung pingsan. Azazel yang daritadi menutup matanya, perlahan terbuka dan menatap galak Kokabiel yang sedikit ketakutan. Enam pasang sayap gagak milik Azazel pun menampakkan dirinya di punggung Azazel.

"Kau mengatakan bahwa kondisi kita yang terpojok karena kesalahan strategi yang aku terapkan guna kerjasama antar anggota, hah?! Kau tahu, kita dari awal sudah kalah jumlah. Jika kau menuduhku yang menjadi penyebab terpojoknya, bisa kau sebutkan, pasukan siapa yang mengalami penurunan jumlah secara dratis, kau atau aku, Kokabiel?!" teriak Azazel murka yang tidak terima dirinya dikambinghitamkan oleh Kokabiel. Dia menunjuk Kokabiel seraya menatap tajam sosok yang tadi menuduhnya itu.

Belial, sang gubernur malaikat jatuh tersebut memijit pelipisnya karena memikirkan banyak masalah yang menimpa pihaknya. Mulai dari kondisi mereka yang terdesak sampai masalah internal separate perdebatan dua petinggi pihak Malaikat jatuh. Beberapa petinggi lainnya menatap iba sang gubernur malaikat jatuh tersebut.

"Bisakah kalian berdua hentikan perdebatan bodoh kalian satu kali saja?" tanya Belial yang sudah muak dengan rutinitas dua sosok petinggi yang dia miliki. Dia pun berdiri dan memandang para petingginya yang tersisa 5 orang dari 15 petinggi yang masih hidup dari pertarungan yang tiada henti-hentinya. Sejujurnya Belial ingin menghentikan perang yang hanya memakan korban dari semua pihak. Namun, jika dia berhenti, dia memikirkan nasib fraksinya yang tidak memiliki tempat tinggal setelah fraksinya diusir dari surga. Belial menghela nafas panjang. Dia bisa melihat ekspresi tegang dari para petinggi lainnya, termasuk Azazel dan Kokabiel yang memutuskan berdamai sejenak.

"Pada pertarungan besok, aku akan turun tangan langsung untuk memangkas jumlah iblis dan malaikat." Para petinggi, yaitu Azazel, Shemhazai, Kokabiel, Sariel, dan Baraqiel menatap horror Belial yang memasang raut wajah serius. Tak lama kemudian, Azazel menatap khawatir Belial.

"Apa anda harus maju ke garis depan, Belial? Biarkan kami yang memangkas jumlah musuh." Bukannya bermaksud untuk merasa lebih hebat dari Belial, Azazel khawatir sebagai sahabat karib Belial, baik sewaktu di surga dahulu maupun sekarang. Walau bagaimanapun Azazel tahu, jika pemimpin maju ke garis depan, maka dia akan diincar oleh musuh, tak peduli berapa jumlah yang dikorban untuk menghabisi pemimpin tersebut. Ditambah lagi Belial tidak mendapat waktu istirahat yang cukup karena memikirkan nasib sahabatnya yang terjun ke medan perang dengan taktik yang dia rancang. Hatinya yang dulu hangat, sekarang menjadi dingin karena banyaknya penderitaan batin yang diderita oleh Belial, mulai dari sahabat-sahabatnya yang tumbang satu per satu di medan perang, kematian orang yang dicintai karena statusnya sebagai istri dari pemimpin malaikat jatuh, kematian keluarga dari istrinya.

Belial menatap Azazel dengan tatapan yang seolah mengatakan bahwa dia baik-baik saja. Dia sangat mengenal Azazel, sehingga dia tahu betapa khawatirnya sahabatnya terhadap dirinya. Setelah menatap Azazel, memberikan sebuah isyarat bahwa ia baik-baik saja, dia menatap tegas para petinggi fraksi malaikat jatuh tersebut.

"Aku sudah lelah Azazel, melihat kawan-kawan seperjuangan kita tumbang satu per satu. Aku tidak ingin hanya memandang para pejuang kita untuk yang berjuang menuntut hak kita untuk mendapat tempat tinggal. Disini, Underworld, merupakan tempat dimana pertama kali kita mendarat setelah diusir dari surga, yang berarti 'Ayah' secara tak langsung menyuruh kita untuk menjadikan tempat tinggal kita." Belial menghentikan pidatonya, menatap tegas para pemimpin. Aura kharismatik menyelimuti tubuhnya. Dia menggebrak meja tersebut.

" Maka dari itu, aku memutuskan untuk langsung terjun ke medan perang. Bukan sebagai pemimpin, tapi sebagai pejuang!" seru Belial dengan tekad yang sudah bulat dan tidak bisa diganggu gugat.

Azazel menghela nafas, begitupun juga dengan Baraqiel dan Shemhazai. Sedangkan Kokabiel menyeringai senang karena pemimpin mereka turun ke medan perang yang tentu akan menjadi kejutan yang sangat bagus untuk para iblis dan malaikat. Sementara Sariel tertarik dengan keputusan Belial untuk terjun ke medan perang yang tentu saja akan membuat para iblis dan malaikat kelabakan ketika melihat pemimpin tertinggi malaikat jatuh langsung terjun ke medan perang.

Kokabiel yang membayangkan para iblis tersebut kocar-kacir ketika melihat Belial turun ke medan perang. Dia tertawa jahat ketika membayangkan para iblis tersebut dibunuh dengan keji oleh sosok pemimpinya tersebut. "Hahahaha… menarik… Belial-sama, dengan kehadiran anda di medan perang, membuat mental musuh drop dan kita bisa memangkas dengan cepat jumlah lawan agar seimbang."

"Baiklah… kalian boleh kembali." Mereka berdiri dan memberi hormat. Setelah itu mereka semua kembali ke markas squad mereka masing-masing untuk memberikan informasi yang mungkin menaikkan moral mereka dalam perang besok.

Azazel dan Sariel yang markasnya satu arah pun berjalan beriringan. Sariel pun menatap lurus ke depan dan bertanya, "Ne Azazel, kenapa kita harus berperang sih?

"Aku juga tidak tahu, Sariel. Aku juga bingung, kenapa kita harus berperang. Padahal bisa melalui jalur diplomasi ataupun jalur damai." Azazel memandang langit yang juga terlihat suram dan angker dengan latar berwarna merah. Bahkan langit yang berwarna merah kehitaman itu pun terlihat sedih.

"Ya, sebenarnya aku kasihan dengan Bellial-sama. Dia terlihat tertekan mentalnya karena desakan para malaikat jatuh yang tak tahu diri itu yang mendesak Bellial . Eh Azazel, bukannya squadmu yang menjaga perbatasan markas kita?"Azazel terkekeh ketika mengingat hal yang dia lupakan.

"Hehehe. Aku lupa. Pantas rasanya aku melupakan sesuatu, ternyata shift jaga hari ini jatuh ke squadku." Azazel berkata demikian dengan memasang wajah polos yang membuat Sariel ingin menghajar wajah yang menurutnya menjijikkan tersebut.

"Baiklah aku duluan." Azazel menciptakan lingkaran sihir teleport dan berpindah ke markasnya dengan sihir teleport tersebut. Ketika Azazel menghilang, Sariel memasang raut wajah datar. "Keluar kau, Rizevim."

Sosok yang dimaksud oleh Sariel keluar dari tempat persembunyiannya dan memasang seringai menyebalkan bagi Sariel.

"Hehehe… ternyata kau menyadarinya, Sariel." Sariel mendecih kesal melihat ekspresi sombong yang tercetak di wajah Rizevim.

"Jadi… apa maumu kali ini, kusoyarou? Belum puas kah kau dengan informasi yang aku berikan, Rizevim?!" teriak Sariel dengan wajah yang tersiksa.

"Aku belum puas, Sariel. Cepat berikan informasi yang kau dapatkan atau kau akan mendapatkan kado yang tidak akan pernah kau lupakan, anggota tubuh istrimu serta ekspresi menderita istrimu yang akan ku perkosa dulu sebelum ku bunuh serta anak perempuanmu yang ku perkosa setelah ibunya lalu ku bunuh juga, Hah?! Ingat, nasib istrimu serta anakmu berada di tanganku." Sariel mengepalkan tangannya, geram mendengaar ucapan merendahkan Rizevim yang ditunjukkan kepadanya. Jika saja dia tahu bagaimana cara mengalahkan sosok putra dari pemimpin ras iblis tersebut yang mempunyai sacred gear yang sangat merepotkan, Canceller, maka dia tidak perlu menuruti perkataan sosok di depannya tersebut

Siapapun pasti sangat sakit karena harus memilih antara fraksi atau keluarga tercinta. Itulah yang dirasakan oleh Sariel sekarang ini. Penyebab keadaan terpojok fraksinya karena dirinya yang lebih memilih keluarga tercintanya yang membuatnya sadar kesalahan yang ia lakukan di masa lalu. Wajah cantik istrinya yang selalu menjadi acuan dirinya untuk bertekad untuk terus hidup. Dirinya tidak bisa membayangkan ekspresi penyesalan dan kesedihan terpancar di wajah istrinya itu. Dia lebih memilih mengorbankan segalanya untuk kebahagiaan istrinya serta keluarganya.

Sariel pun dengan hati yang terluka karena lagi-lagi mengkhianati fraksinya, memberikan informasi tentang turun tangannya Bellial ke medan perang. Sariel tertunduk malu karena menjadi pengkhianat dan dengan santainya berdiri diantara petinggi. Rizevim tertawa jahat ketika mendengar informasi tersebut.

"Hahaha… sepertinya besok merupakan puncaknya Great war."

.

.

.

Dibalik bangunan dekat pertemuan Sariel dan Rizevim, Azazel yang mengenakan jubahnya yang merupakan sacred gear buatannya yang mampu menghilangkan auranya serta keberadaannya. Dia awalnya marah karena Sariel yang ternyata membongkar semua strateginya dan menggiring fraksinya ke kehancuran. Namun setelah mengetahui alasannya, dia pun memaklumi, namun tidak dapat dipungkiri, dia kecewa dengan Sariel yang memilih mengkhianati fraksinya daripada membuat pilihan sendiri yang menguntungkan dirinya.

'Aku kecewa padamu bung. Pantasan aku merasakan energy sihir iblis dan kau tenang-tenang saja, rupanya kau mengkhianati kami.' Ternyata Azazel mengetahui keberadaan iblis walaupun awalnya tidak tahu siapa pemilik aura iblis tersebut. Maka dari itu, dia pura-pura teleport sembari mengambil jubah kebanggaannya yang merupakan salah satu sacred gear ciptaannya itu dari dimensi penyimpanan barang. Kemudian dia memakainya dan bersembunyi di salah satu bangunan dekat tempat Sariel dan Rizevim berada. Dia menatap sekeliling Sariel dan terkejut melihat tempat mereka dilapisi kubah pelindung tak kasat mata yang menutupi keberadaan mereka. Beruntungnya Azazel masuk radius kubah itu, jadi dia masih bisa mendengar dan melihat percakapan Rizevim dan Sariel. Azazel kemudian menggunakan lingkaran sihir teleport ke markasnya.

Deg

Rizevim merasakan lonjakan energy asing tiba-tiba dari arah barat sisinya. Dia menyeringai misterius ke arah Sariel yang terkejut karena juga merasakan lonjakan energy tersebut. Dia meninju perut Sariel dengan keras. Disaat bersamaan, Rizevim membuat serangan laser yang menembus dada Sariel. Laser tersebut menembus kubah kekkai yang dia buat. Seluruh malaikat jatuh terkejut ketika melihat laser yang muncul dari ketiadaan. Seluruh malaikat jatuh yang berada dekat laser tersebut keluar tambah terkejut karena tempat mereka berada dilapisi kekkai yang memisahkan dunia nyata dengan dunia alternative. Dalam hati mereka, hanya satu orang yang bisa membuat kekkai yang memiliki tingkat kesusahan tinggi, anak Lucifer, Rizevim.

Sementara itu Bellial yang sedang sibuk berfikir di ruangannya terkejut karena merasakan energy demonic dengan intensitas tinggi yang berasal dari base camp Sariel dan Azazel. Bahkan energy tersebut dua tingkat dibawah Lucifer. Dan hanya satu orang yang memiliki energy segila itu, anaknya, Rizevim. Namu n sedetik kemudian demonic energy yang dia rasakan menghilang dalam sekejap.

" Brengsek, aku kecolongan." Samar-samar Bellial merasakan energy Sariel yang melemah. Dia langsung teleport ke tempat energy Sariel yang kian melemah tersebut.

.

.

.

Satu jam kemudian.

Kabar duka yang diderita oleh fraksi malaikat jatuh. Salah satu petinggi dari fraksi tersebut. Sariel, salah satu petinggi yang disegani oleh para anggota fraksi malaikat jatuh, ditemukan tewas dengan lubang besar di tubuhnya, tepatnya di jantungnya, sebelum berubah menjadi bulu gagak. Mayat Sariel ditemukan oleh salah seorang anggota squadnya yang kebetulan melintas dekat mayat Sariel yang terkapar tak berdaya tersebut.

Para petinggi fraksi pun geram setelah mendengar berita kematian sahabatnya yang begitu mendadak. Berbeda dengan Azazel yang terdiam memandang dinding dengan pandangan kosong. Dia terlanjur kecewa dengan sahabatnya yang tidak berusaha melindungi fraksinya sendiri dan melindungi keluarganya disaat bersamaan. Walaupun terdengar mustahil, bagi Azazel itu lebih baik daripada tidak berusaha.

Seperti keputusan Bellial sebelumnya, dia terjun ke medan perang secara langsung dan meluapkan emosinya dengan cara membunuh para musuhnya dengan sadis. Dengan kecepatan diluar nalar, dia melesat sembari menebas musuhnya dengan sekali tebasan.

"Kalian… akan ku balas perbuatan kalian membunuh sahabatku, Sariel!" teriak murka Bellial sembari membuat ribuan light spear di atas kepalanya lalu dilesatkan ribuan light spear tersebut ke para iblis yang melayang ketakutan melihat Bellial beserta light spear dengan jumlah yang sangat banyak. Dengan serentak, mereka membuat lingkaran sihir pelindung.

Hingga suatu ketika, ketiga pemimpin, yaitu Lucifer, Bellial dan Kami-sama(Anime) saling bertatap muka. Mereka saling serang antar satu sama lain. Hal itu diperparah dengan kedatangan dua naga surgawi yang memilih bertarung di Underworld. Keadaan dunia bawah yang sudah hancur berantakan, tambah hancur saat kemunculan dua naga surgawi yang saling bertarung.

.

.

.

Singkat cerita, dengan tumbangnya para pemimpin dari tiga fraksi, Yondai maou, Gubernur malaikat jatuh dan kami-sama(anime). Ketiga fraksi memutuskan berdamai dan menandatangi surat perdamaian atas perwakilan tiap fraksi.

Azazel yang menjadi gubernur malaikat jatuh nampak sibuk, mulai dari penandatangan surat perdamaian dan surat perjanjian yang isinya tentang 30 persen wilayah di Underworld milik malaikat jatuh, yang dinamakan Grigory.

Azazel menghela nafas panjang, mengingat perbincangan terakhirnya dengan Bellial, malam terakhirnya, sebelum ajal menjemput Bellial, dan juga pemimpin fraksi lainnya.

Rembulan memancarkan sinar-sinar redup untuk menerangi langit yang sangat kelam di Underworld. Azazel menatap bulan itu, sembari bermonolog ria.

"Kapan perang ini berakhir? Aku sudah bosan membunuh satu sama lain." Azazel menatap tangannya dengan pandangan kosong. "Dengan tangan ini, aku merenggut nyawa musuhku, balas dendam atas kematian sahabatku, Sariel, serta membalas rasa sakit Sariel yang terpaksa mengkhianati fraksinya, demi melindungi keluarga tercinta."

"Disini kamu rupanya, Azazel." Azazel menoleh ke belakang ketika suara yang sangat ia kenali memanggilnya. Dia menautkan sebelah alisnya, pertanda bingung.

"Ada apa, Bellial?" Azazel bertanya dengan Bellial yang membawa sebotol besar sake dan dua gelas berukuran sedang. Bellial duduk disebelah Azazel dan membuka botol tersebut lalu menuangkan isinya ke dalam dua gelas tersebut.

"Minumlah." Tawar Bellial.

Azazel menerima tawaran yang disodorkan oleh Bellial. Dia menenggak habis minuman tersebut dan terkejut karena botol sake yang ia kira isinya sake ternyata air putih. Dia menatap tajam Bellial karena merasa dipermainkan oleh sosok pemimpin di sampingnya tersebut.

"Kenapa air putih?" tanya Azazel menatap tajam Bellial. Sedangkan sosok yang ditatap Azazel hanya terkekeh karena berhasil mempermainkan salah satu petinggi yang memiliki jabatan jendral tersebut. Pandangannya menjadi sendu, menatap ke langit.

"Jangan lihat dari sampulnya, tapi lihat isinya." Azazel paham dengan maksud perkataan Bellial. Dia melihat Bellial menatap bulan dengan senyuman kecil.

"Indah bukan, Azazel?"

Azazel hanya mengangguk, dia mengambil botol sake itu dan mengisi ulang gelasnya lalu menenggaknya lagi. "Ya, kau benar, Bellial." Setelah puas menenggak air putih, ia menatap tangan Bellial yang buntung karena pertempuran antar pemimpin tiga fraksi tersebut.

"Apakah kau tidak apa-apa besok, Bellial?" Bellial mengangguk pelan. "Aku tidak masalah mengorbankan seluruh jiwa ragaku, demi kelangsungan hidup fraksi kita ke depannya."

Keheningan pun kembali tercipta. Hanya hembusan angin malam yang menemani mereka berdua. Tiba-tiba Azazel bertanya, "Kenapa kau berjuang sampai sejauh ini, Bellial? Padahal kau bisa hidup damai di dunia manusia?"

"Ada kalanya aku berfikiran seperti yang kau tanyakan Azazel, kenapa aku harus repot-repot terjun ke medan perang, padahal aku masih ada pilihan hidup damai di dunia manusia, sampai ajal menjemputku, entah kapan. Tapi sekali lagi, ketika aku ingin mengambil pilihan yang kau tanyakan, entah kenapa terbesit rasa peduli kepada para malaikat yang nasibnya sama denganku. Oleh karena itu, aku mendirikan markas di Underworld, tempat pertama kali kita mendarat setelah diusir. Aku berkali-kali mengirim surat yang berisi permintaan 30 persen wilayah kepada Lucifer, namun ditolak mentah-mentah permintaan tersebut. Setelah beberapa kali mengirim surat yang sama tersebut, aku akhirnya sadar, seribu kalipun aku mengirim surat tersebut, tetap ditolak mentah-mentah. Maka dari itu, aku nekat mendirikan kota untuk para malaikat jatuh. Yah, akibatnya perang ini."

Azazel menganga ketika mendengar cerita Bellial yang menurutnya sangat nekat itu. Bagaimana tidak nekat, mendirikan kota untuk para malaikat jatuh tanpa izin yang memicu perang ini.

"Hahaha… Kau memang nekat bung." Azazel tertawa terbahak-bahak setelah sempat tercengang sebelumnya.

Bellial mengambil boto sake yang ada pada Azazel dan menuangkan isi botol sake itu ke gelas miliknya lalu menegaknya habis. Dia minum sebanyak tiga kali. Setelah itu dia menepuk pundak Azazel kemudian tersenyum tipis, "Sisanya aku serahkan padamu, Azazel." Setelah mengatakan itu, Bellial memunculkan sayap-sayap miliknya. Dengan sekali kepakan yang keras, ia melesat ke langit lalu terbang menuju gedung yang digunakan oleh gubernur malaikat jatuh. Azazel memalingkan wajahnya ke Bellial

Keesokan harinya merupakan puncak dari perang yang disebut Great War. Perang puncak, setelah sebelumnya Kami-sama berhasil menyegel Ddraig dan Albion, nama dua naga surgawi, menjadi artifact suci yang termasuk Longinus, dan mengalahkan Trihexa, Ouroboros dan Great Red yang memeriahkan perang tiga fraksi itu dan menyegel Trihexa ke suatu tempat yang tidak diketahui oleh siapapun. Namun, Ouroboros berhasil kabur. Di pihak Iblis yang tinggal Lucifer, setelah beberapa minggu ini para Maou lainnya tumbang di tangan Azazel, Michael, dan Gabriel.

Singkat cerita, setelah pertempuran panjang lima hari lima malam tersebut, pertarungan para pemimpin dari tiga fraksi tersebut yang berakhir dengan tumbangnya para pemimpin. Azazel yang menangis karena melihat 'Ayah'nya meninggal dengan senyuman yang sangat indah menurutnya. Dia tetap memiliki keyakinan dengan 'Ayah'nya walaupun diusir dari surga. Dunia manusia, Underworld yang sebelumnya hancur, kembali menjadi sedia kala.

"Azazel, suatu saat nanti akan ada cahaya yang akan memerangi kegelapan." Setelah mengucapkan itu, Kami-sama(Anime) terurai menjadi cahaya kecil. Azazel hanya terdiam.

"Sosok cahaya yang akan memerangi kegelapan, ya?" monolog Azazel menatap langit yang berwarna kemerahan itu.

.

.

.

Ratusan tahun kemudian, banyak kejadian yang terjadi selama ratusan tahun tersebut. Mulai dari perang saudara antara Anti-Maou dan Maou lama, yang terdiri dari keturunan Maou asli. Azazel bersyukur yang memenangkan perang saudara tersebut adalah golongan anti-maou, sehingga perasaan was-was terjadinya Great War jilid 2 pupus.

Azazel yang baru selesai menyelesaikan tumpukan dokumen yang menyebalkan tersebut kini bersantai di atap gedungnya tempat bekerja sebagai gubernur yang ditunjuk langsung oleh Bellial melalui surat wasiat. Dalam hati Azazel, dia mengumpat seribu umpatan yang ditunjukkan kepada Bellial. Ternyata maksud 'Sisanya kuserahkan padamu, Azazel' tersebut merupakan penunjukkan Gubernur baru yang ditunjukkan kepadanya. Dengan terpaksa, Azazel menerima jabatan tersebut, sekaligus menghormati permintaan terakhir sahabatnya.

Saat dia sibuk memikirkan bawahannya yang makin lama makin membelot karena tidak puas dengan kepemimpinan Azazel. Muncul black hole di langit-langit Grigory yang membuat Azazel kaget. Black Hole tersebut memuntahkan sesuatu yang melesat dengan cepat ke tanah yang Azazel perkirakan akan mendarat di dekat perbatasan Mekkai dan Grigory. Sontak Azazel tersenyum tipis.

'Akhirnya kau datang juga sosok cahaya.' Batin Azazel tersenyum. Dia yakin, sosok yang dimuntahkan Black Hole tersebut merupakan sosok yang ia tunggu. Disis lain, ia teringat dengan laporan anak buahnya yang menemukan gerak gerik organisasi misterius yang berbuat ulah dengan berbagai makhluk supernatural yang membut Azazel tak habis fikir, pemimpin dari organisasi itu adalah Ouroboros.

TBC :v

Yosh untuk cerita ini max seminggu sekali update karena dikitnya word yang ku buat. Namun tidak menutup kemungkinan lebih dari 1 minggu karena berbagai alasan.

Untuk cerita Dibalik layar, masih 30 persen :'v ngotak atik alurnya agar tidak terjadi WB yang ribet :v

Sekian

List musuh Naruto:

-Juubi

-Chaos Brigade

-?(Kejutan menanti)

-?

-?

List Alliance Naruto:

-Fallen Angel

-Angel

-AKATSUKI(?)

-?