Ini adalah projek pertamaku untuk genre romantic yang diharapkan menguras air mata (bila tidak mampu menguras airmata anggap saja menguras bak mandi ) *ditabok reader*. Bila FF ini failed karena saya juga tidak biasa bikin yang beginian, jadi mohon jangan memarahi saya *diinjak duluan sebelum baca*
Warning : typo, deskripsi tidak jelas,OOC,bahasa ala kadarnya
Pairing : Akashi X Reader X Kise
.
.
.
Perfection You
Fujimaki tadatoshi adalah pemilik Kuroko no basuke
FF gaje ini milik saya :D
.
.
"Kenapa…"
.
"Kenapa kamu menghindariku…. Aku-"
"Maaf…."
"Eh?"
"Maaf, pergilah sekarang dari hadapanku…"
"Kena-"
"Aku… sangat membenci…. dirimu yang terlalu sempurna itu…."
.
.
Reader's POV
Aku tersentak bangun dari tidurku yang lelap. Keringat dingin mengalir deras dan sekujur tubuhku basah olehnya. Kulirik jam dindingku yang menunjukkan pukul 7 pagi. Aku menghela nafas panjang dan mulai bangkit dari tempat tidurku. Mimpi buruk itu lagi. Aku menyeka keringat di dahiku dan mulai mempersiapkan diri pergi ke sekolah.
Televisi di ruang tamu aku hidupkan sambil menyisir rambut hitamku yang panjang sepinggang. Segera kulahap roti panggang dan minum segels susu di atas meja. Aku tidak punya waktu banyak untuk mempersiapkan diri ke sekolah. Tidak ada yang menemaniku di sini, di apartemen pribadiku ini. Sejak pindah kembali ke kota ini ,aku menolak tinggal di rumah bersama keluarga besarku. Aku ingin hidup sendiri, terlepas dari semua kenangan yang terjadi disana. Aku sangat ingin melupakannya.
Apartemen yang tempatku tinggal ini cukup luas. Terlalu luas untuk diriku sendiri. Namun aku sangat nyaman dengan kesendirian seperti ini. Aku baru pindah seminggu yang lalu ke tempat ini. Aku masih belum familiar dengan tetangga ataupun lingkungan di sekitar, karena aku lebih suka di dalam rumah. Aku mungkin punya jiwa hikkikomori, namun tidak separah itu. Walaupun aku lebih suka menghabiskan diri bermain game, menonton anime yang aku sukai, dan membaca manga. Aku otaku? Mungkin sedikit. Boleh dibilang apa yang ada sekarang adalah pelarian dari diriku yang dulu. Diriku yang begitu….. tidak! Aku tidak ingin mengingatnya lagi.
Aku menata rambutku yang panjang dengan menjalinnya satu ikatan. Aku menggunakan kacamataku yang tebal. Bukan karena minus, ini kacamata biasa. Tapi ini adalah bagian dari penolakan akan diriku yang dulu, topeng yang akan membuatku nyaman menatap dunia.
Suara soundtrack anime kesukaanku berbunyi dari handphone yang terletak diatas meja. Di layarnya terpampang nama kakak perempuanku, Ayaka. Segera kujawab panggilannya
"Halo?"
"Ohayou, [Name]-chaaan~~, lama tidak jumpa" suara manis nan manja itu membuat sedikit kangen.
"Aya-nee, bagaimana kabarnya? Masih sibuk pemotretan atau syuting?" Aku beranjak duduk di sofa.
" [Name]-chan, kamu kan tahu, kakakmu ini super sibuk banget! Tapi mendengar kamu datang kembali, kakak benar- benar senang lho! Ini sebentar lagi kakak mau pemotretan. Kamu tau ga? Kakak bakalan jadi couple-nya Kise-kun di pemotretan baju musim semi ini. Kamu tahu kan? Kise itu lho… yang kamu idolakan"
Dadaku berdegup mendengar nama laki- laki itu disebut. Kakakku seorang artis yang terkenal. Dia sangat cantik dan menawan. Rambutnya yang pirang dan mata hijaunya yang bersinar, tidak butuh waktu lama membuatnya menjadi terkenal. Sedangkan Kise Ryouta, model yang paling popular saat ini akan berfoto bersama kakakku. Entah kenapa ada perasaan senang dan juga iri bercampur dalam dadaku. Sudah lama aku mengidolakan dia. Kakakku yang seorang artis pasti dengan mudahnya bisa bertemu dengannya. Aku sungguh cemburu.
"Ne, [Name]-chan, kamu masih mendengar kakak kan?"
"E..eh! Iya Aya-nee! Kenapa?"
"Hum, kalau kamu mau datang saja ke tempat pemotretan kakak, nanti kakak kenalkan dengan dia, mau?"
Aya-nee mau memperkenalkan aku dengan dia? Perasaan senang seketika melupa dari dadaku. Tidak bisa aku bayangkan bisa berjabat tangan dengan dia dan mendengar suaranya langsung. Namun..
"Te.. Terima kasih kak, tapi aku mau berangkat sekolah sebentar lagi. Mungkin lain kali saja"
"Yah, sayang banget ya. Padahal bila kamu mau, kamu bisa jadi artis kayak kakak dan berfoto bersama Kise-kun. Kakak jadi rindu dirimu yang dulu tapi sekarang kamu malah…. "
"Sudahlah Aya-nee, aku sudah terlambat. Nanti aku telepon balik " potongku. Langsung kumatikan handphone dan mengambil tas sekolahku. Aku tidak ingin mengungkit masa laluku itu. Sekarang aku hanya ingin sendiri, itu saja.
.
.
.
.
.
Siang itu di sekolah aku makan siang sendiri di bawah pohon sakura di halaman belakang sekolah. Aku tidak mempunyai teman karena baru seminggu pindah ke sekolah ini. Aku tidak sempat membuat bekal tadi pagi, jadi aku membeli makan siang di kantin sekolah. Setelah menikmati makan siang dengan tenang aku bersandar di pohon itu sambil menikmati hembusan angin. Tidak lama kemudian aku tertidur.
.
"Meow"
Aku terbangun mendengar suara kucing entah dari mana. Aku beranjak dari dudukku dan melihat ke sekitar. Rupanya ada seekor kucing belang nampak ketakutan diatas pohon. Bagaimana dia bisa naik kesana? Aku bingung bagaimana harus menyelamatkan kucing itu. Akhirnya kuputuskan untuk memanjat pohon. Sedikit demi sedikit aku berusaha naik mendekati posisi kucing itu. Kucing itu gemetaran dan terus mengeong ketakutan.
"Sini , sini.. " Aku mengulurkan tanganku kearahnya. Sial dia terletak di ujung ranting yang kecil. Bila aku semakin mendekat aku akan terjatuh. Lumayan tinggi juga sekitar 6 meter dari tanah. Aku beranikan diriku mendekatinya dan.. ..aku berhasil menangkapnya! Dia masih gemetar di pelukanku. Aku menghela nafas karena berhasil menyelamatkannya, namun aku lupa bahwa posisiku sekarang juga membahayakan
Kraaaak!
.
Seperti yang aku perkirakantadi , ranting itu patah. Aku terjatuh sambil terus mendekap kucing itu di tanganku. Walau sempat tersentak kaget, aku memutar posisiku di udara untuk dapat mendarat dengan selamat. Namun saat itu, aku tidak menyadari…. Ada seseorang sedang berdiri di bawahku.. dan..
Bruukk!
.
.
Aku .. mendarat selamat dengan menginjak punggung orang itu. Kucing itu langsung lari dari dekapanku begitu dia melihat tanah.. Hilang entah kemana. Aku segera bangkit dan membantu orang itu berdiri.
"Ma… maafkan aku.! Tadi ada kucing diatas , dan a..aku menolongnya.. Dan ka..kami terjatuh" ujarku terbata- bata. Aku menolongnya bangkit namun tanganku dengan cepat ditepis olehnya. Aku kaget dengan sikapnya yang tiba- tiba itu. Segera dia bangun dan membersihkan wajahnya yang kotor oleh tanah.
Aku perhatikan lagi dirinya. Seorang laki-laki dengan rambut merah. Dengan tinggi yang tidak jauh tinggi dariku. Kulitnya putih dan saat aku melihat matanya, berbeda warna. Heterochromatic?! Aku pertama kali melihat mata seperti itu, mata yang sungguh indah. Terlena keindahan mata itu, aku tidak sadar bila orang yang dhadapanku ini sudah menunjukkan wajah dengan aura pembunuh.
"Ma…maaf " aku tidak tahu harus bilang apa. Nampaknya dia sangat kesal. Aku sudah menimpanya dan membuat wajahnya kotor. Aku melangkah mundur karena laki-laki itu tidak hentinya menatapku dengan death glare miliknya. Dia mengeluarkan sesuatu dari sakunya. Sebuah gunting! Apa.. Apa yang akan dia lakukan kepadaku? Memotong rambutku? Atau menusukku? Bukankah itu sebuah kriminalitas? Yang aku ketahui sekarang, laki-laki ini sangat berbahaya.
"Hei, aku minta maaf dengan yang terjadi tadi, tapi bisakah kau memasukkan kembali gunting itu?"
Laki-laki itu hanya terdiam. Seringai kecil nampak dari bibirnya. Aku mulai menganggap ini serius. Laki-laki ini berbahaya dan aku harus segera lari.
Saat aku mulai mengambil langkah untuk lari, dia segera menghunuskan gunting itu kearah wajahku. Dengan sigap aku menghindarinya. Dia tersenyum saat aku berhasil menghindari guntingnya. Dia berbalik dan menyerangku dengan guntingnya brtubi-tubi. Gila! Laki-laki ini sungguh gila! Selain tampan, dia juga tidak waras! Aku berusaha menghindari setiap gerakannya dan mengambil jarak menjauh dari dirinya, sampai akhirnya aku terjebak dengan dinding di belakangku. Aku tidak bisa lari lagi. Dia tersenyum seolah dia memastikan kemenangannya, dan dia kembali mennyerangku. Karena tidak bisa menghindar aku maju kearahnya dan..
Taaaakkk!
.
Dengan cepat aku memukul pergelangan tangannya dengan punggung tanganku. Gunting itu terlepas dari tangannya dan aku dengan sigap mengambilnya sebelum dia kembali menyerangku. Aku mengancungkan gunting itu kearahnya dengan gemetar. Beruntung, aku masih ingat dasar aikido saat masih kecil.
Laki-laki itu terdiam, dia melihat kearahku dan dia bersiul kecil, seolah kagum kepadaku.
"Wah, sudah lama tidak ada yang mampu menghindari guntingku. Kau cukup hebat juga cewek gila, hahahahha " dia tertawa lepas. Aku merasa terhina. Gila? Bukannya dia yang gila, menyerang seorang cewek dengan gunting begitu saja.
" Ka… kau yang sinting! Tidak sepatutnya menyerang seorang cewek dengan gunting!"
" Menyerang? Aku hanya ingin menakutimu tadi, malah kau bisa menghindarinya. Itu membuatku cukup bergairah untuk menyerangmu kembali" Dia kembali menatapku, namun kali ini dengan pandangan biasa, aura pembunuh itu sudah tidak terasa lagi.
"A.. Apa kau bilang! A.. Aku tidak suka dengan caramu itu!"
Aku menendang gunting itu jauh ke luar tembok sekolah dan berlari sekencang mungkin. Pandangannya langsung teralihkan ke arah gunting itu terlempar. Aku harap dia lebih sibuk mengejar guntingnya daripada mengejarku. Kenapa aku begitu sial hari ini. Padahal baru seminggu , kenapa malah mendapat musuh bukannya teman. Aku terus menggerutu sampai akhirnya tidak terasa hari itu waktu berlalu begitu cepat.
.
.
.
.
.
Bel pulang sekolah berbunyi. Semua siswa nampak berhamburan keluar kelas. Akupun beranjak meninggalkan kelas. Kulirik dari jendela kelasku, banyak siswa yang bergerombol pulang sekolah. Mereka asyik mengobrol dengan teman- temannya sambil meninggalkan gerbang sekolah. Irinya, aku sungguh iri. Ingin sekali menikmati pulang sekolah seperti siswa SMU pada umumnya. SMU Teikuo ini lebih banyak siswa laki- laki karena sangat terkenal dengan prestasi olahraganya, terutama basket. Aku masuk ke sekolah ini karena mendengar kabar model yang kusuka, Kise Ryouta bersekolah disini. Namun sampai sekarang aku belum bertemu dengannya karena dia sibuk dengan kerjaannya. Baru tadi pagi aku dengar dia sibuk pemotretan dengan kakakku, mungkin baru besok bisa bertemu dengannya.
Namun….. yang aku lihat adalah dia. Saat aku akan keluar dari sekolah, sekumpulan laki-laki berseragam basket berkumpul di gerbang sekolah. Salah seorang dari mereka dalah orang yang kau kenal. Satu- satunya yang bersinar, dengan rambut pirangnya yang berkilau diterpa sinar senja. Hatiku berdegup kencang.
"Ki… Kise Ryouta.."
Nama itu terucap pelan dari bibirku. Langkahku terhenti dan aku terdiam sejenak memandang pemandangan 'indah' di depan mata ku. Dia sedang dimarahi oleh anggota klub basketnya, mungkin karena dia tidak ikut latihan. Beberapa nampak meninju perutnya dan menjitak kepalanya. Dia hanya bisa tertawa sambil meringis kesakitan. Melihat dia sekarang di depanku, melihat dia secara langsung seperti ini, tanpa sadar wajahku sudah memerah dan tetes airmata mengalir melewati pipiku. Dengan cepat aku menyeka tangis bahagiaku sampai akhirnya aku mengenali seorang cewek yang berdiri dibelakang Kise. Cewek itu segera melambaikan tangannya dan menghampiriku.
"A… Ayaka-nee…?" Aku sangat terkejut dia bisa berada disini. Apalagi dia bersama dengan Kise, apa yang terjadi?
"[Name]-chaaannn!" Dia memeluk tubuhku erat." Kakak sengaja melihatmu berkunjung ke sekolah ini untuk melihat keadaanmu "
"Ya, aku begini- begini saja Aya-nee, tidak ada yang berubah dari diriku. Ngomong- ngomong kenapa Aya-nee bersama Kise disana?" Dengan malu- malu aku bertanya kepadanya. Aya-nee tersenyum menggodaku.
"Tau kan tadi pagi aku pemotretan bersama dengannya. Dan saat kami selesai, aku bertanya kepadanya kemana dia akan pergi setelah itu. Dia bilang akan kembali ke sekolah karena ada janji bertemu dengan klub basketnya. Karena kakak tahu kamu bersekolah disini juga, jadi kakak menawarkan diri mengantarnya dengan mobil kakak" jelas Aya-nee kepadaku.
"Tapi, Aya-nee tidak bercerita kepada dia kan kalau.."
"Kalau kamu itu mengidolakannya, juga kamu itu adik kakak yang paling manis kan? Gomen ne… kakak sudah cerita hohohoho "
Duaar! Seolah aku merasa kepalaku meledak saking penuh menahan malu. Pernyataan itu seolah menghancurkan diriku. Kenapa Aya-nee berani bercerita seperti itu kepada dia. Bagaimana nanti bila dia menghampiriku dan apa yang akan dia katakan nanti tentang diriku. Bagaimana bila dirinya berpikir buruk tentang diriku. Aku tidak sanggup memikirkan itu.
"Ayakacchii!"
Deg! Suara yang seksi itu dan panggilan '–cchii' itu hanya milik Kise seorang.. Dan dia sekarang.. sedang berlari kearahku! Jantungku berdebar tidak karuan. Dia semakin mendekat. Dengan wajah penuh sinar dewa itu membuatku silau. Dia berdiri d depanku sambil tersenyum. Ya Tuhan, jangan ambil aku sekarang, dia sungguh tampan!
" Ayakacchii, jadi inikah adik yang kau ceritakan itu?"
"Ya Kise-kun, manis kan?" Goda Aya-nee.
Dia melihatku dan tersenyum kembali. "iya, dia manis"
Oke Tuhan, bunuhlah aku sekarang, dia bilang aku manis. Perasaan ini sudah melayang ke awang- awang. Mengapai langit penuh dengan malaikat dan gemerlap surga. Namun sebelum aku menuju alam sana, tepukan tangan Aya-nee di pundakku menyadarkanku kembali.
"Eh.. Ano.. Salam kenal aku [Name]… " aku mengulurkan tanganku. Kise menatap tanganku dan menjabat dengan kedua tangannya. Kyaaaaaaa! Aku bisa merasakan seluruh bulu romaku berdiri, merinding!
"Aku Kise ryota, salam kenal juga! Aku dengar kau mengidolakanku ya.. Terima kasih ya"
Dia tertawa kecil sambil menggaruk belakang kepalanya seolah malu. Aku tidak bisa menghentikan warna merah di pipiku . Aslinya Kise memang sangat tampan, lebih tampan dari yang aku lihat di majalah atau tv.
"Kau berada di kelas apa sekarang [Name]"
"He?... Ano.. Ke ..kelas 2C" sahutku terbata-bata
"Benarkah? Wah kebetulan ya, kita sekelas! Yoroshiku!"
Heeeeeee! Demi Tuhan, aku mimpi apa semalam. Hari ini walaupun aku sedikit sial tapi akhirnya aku menemukan secercah harapan. Aku sekelas dengan Kise yang aku sukai! Huaaaa aku tidak bisa berharap lebih dari ini.
"Kiseee! Cepat kemari!"
Seseorang berambut biru dan berkulit gelap memanggilnya dari kejauhan. Kise segera menghampiri laki-laki itu setelah mohon diri dari hadapan kami.
"Yah, kalian cuma dapat bercakap sebentar. Semoga nanti kalian bisa lebih akrab lagi. Nanti kakak akan mampir ke apartemenmu pas wakttu senggang ya [Name], kakak pulang dulu "
Aya-nee mengusap kepalaku dan berjalan menuju mobilnya. Aku melambaikan tangan saat mobil Aya-nee beranjak meninggalkan depan sekolah. Aku ingin berterima kasih kepadanya. Dia mengubah hari ini menjadi hari yang menarik untukku.
Aku menghela nafas panjang. Aku menatap kebawah melihat bayang- bayang burung yang melintas diatas kepalaku. Sudah cukup sore rupanya. Aku harus segera pulang. Mungkin aku akan mampir ke supermarket terdekat untuk membeli bahan makan malam.
Saat aku beranjak dari tempatku berdri, aku merasakan seseorang berdiri di belakangku. Aku bisa melihat bayang- bayangnya terlihat di tanah. Aku membalikkan badan untuk melihat sosok itu. Sosok laki-laki yang tadi mencoba menyerangku. Aku mengambil sikap siaga melihatnya. Dia terdiam begitu saja, tidak bergerak sedikitpun. Namun itu tidak mengurangi kecurigaanku terhadapnya. Dia menatap lurus kearahku, tatapan penuh kerinduan. Aku bingung, kenapa dia melihatku seperti itu. Seolah kesepian terancar di dalam matanya, mata yang berbeda warna itu.
"A..apa lagi maumu?" Aku beranikan diriku bertanya lebih dulu. Dia tetap terdiam sampai akhirnya mulai berjalan kearahku. Aku perlahan mundur mengikuti langkah geraknya yang semakin mendekatiku. Aku takut dia menghunuskan guntingnya kembali kearahku.
Dia menjulurkan tangannya dan mengambil cepat kacamataku. Dilemparnya pelan ke tanah. Aku tidak sempat menghindar dan hanya bisa mematung . Dia memegang kedua pipiku dan menatap wajahku lekat- lekat. Aku takut, takut akan apa yang dia lakukan, tapi aku lebih takut apa yang akan dia katakan.
"Kamu… benarkah namamu [Name]" tanyanya dengan suara lembut.
"I..iya.. Me..me..mangnya kenapa? "
"Ayaka-san itu kakakmu?"
Kenapa dia bertanya juga tentang Aya-nee? Apakah dia mengenal kakakku juga? Aku berusaha melepaskan kedua tangannya dari pipiku dan mengambil langkah yang agak jauh dari dirinya. Dia kembali menatapku sebelum akhirna dia kembali berjalan mendekatiku
"A..apa yang kau inginkan.. Kenapa kau tahu tentang Aya-nee" aku semakin bingung dengan sikapnya. Dia menakutkan namun ada sesuatu dalam dirinya yang terasa familiar olehku.
" Ternyata kau baru kembali dari pelarianmu itu , [Name]"
"Apa maksudmu, pelarian apa? Kau tahu apa tentang diriku!" Aku mulai kesal dengan sikapnya. Seseorang yang entah darimana datang dan sekarang mengejek tentang kehidupanku.
" Aku tahu dirimu lebih dari kau tahu… tapi rupanya kau melupakan aku.."
Dia mendekatiku dan menarik tangan kananku. Aku tertarik jatuh di pelukannya. Wajahku kini menempel dengan dadanya. Kedua tangannya memeluk tubuhku. Aku bisa mencium aroma tubuhnya, aroma yang maskulin dan menggoda. Aku tidak bisa menyembunyikan rasa malu dan wajahku yang memerah. Ingin lepas dari pelukannya ini namun aku tidak sanggup. Dia terlalu kuat. Dia gila, tampan, dan kuat! Aku tidak tahu apa yang dia inginkan dariku.
" Lepaskan!" Aku meronta dari pelukannya malah pelukan itu semakin erat. Aku bisa melihat anggota tim basket dan juga Kise yang aku idolakan nampak melihat adegan yang terjadi diantara kami sekarang. Aku tidak ingin Kise melihatku dipeluk cowok lain. Akhirnya entah dari mana kekuatan itu muncul, aku lepas dari pelukan laki- laki itu dan menampar pipi kirinya dengan keras.
"Jangan kau berani lakukan itu lagi! " Dengan setengah menangis aku memarahi laki-laki itu dan berbalik meninggalkan dia, tapi..
" Bagaimana kau bisa dengan mudah melupakan seseorang, [Name]"
Aku menghentikan langkahku tanpa berbalik kearahnya, aku bertanya " Apa yang kau bicarakan "
"Apa kau memang memiliki bakat untuk melupakan semua yang penting bagimu…"
"A..aku tidak mengerti"
" Mungkin kau akan mengingatnya… saat aku mengatakannya lagi…."
"Mengatakan apa? Aku tida-"
"[Name]… aku… sangat membenci…. Dirimu yang terlalu sempurna itu…."
.
.
Normal pov
Kata- katanya seolah membuka kembali sebuah kamar yang terkunci rapat dalam hatimu. Sebuah kalimat yang diucapkan oleh seseorang di masa kecilmu, seseorang yang sangat berharga bagimu tapi dia telah membuat hatimu terluka melebihi siapapun yang kau sayangi. Kau menyukainya, kau mencintainya, tapi sekarang kau membencinya dan ingin melupakannya. Dia, orang yang telah membuat kau membenci dirimu yang dia benci.
Waktu seolah terhenti diantara kalian. Perasaanmu bercampur aduk. Kamu membalikkan badanmu dan melihat lagi laki- laki itu dengan lekat. Kau mencoba membayangkan dirinya dengan seseorang di masa lalu. Rambut itu, tatapan mata itu, bibir itu…. Semuanya seolah menggambarkan dirinya yang sudah pudar dalam ingatanmu. Mirip dengan dia ataukah..
"Se..sebenarnya kau siapa? Bagaimana kau mengetahui itu"
Laki- laki itu menatapmu tajam.
"Aku.. Aku adalah anak laki-laki yang telah mengatakan itu kepadamu. Aku yang telah membuatmu seperti sekarang….. Aku, Akashi Seijurou…. Mantan tunanganmu"
.
Dan kau tahu, hari itu adalah hari dimana mimpi burukmu menjadi nyata.
.
.
Biasanya saya akan menistakan char yang ada di dalam FF saya, tapi tidak apalah Akashi sedikit OOC disini. Mudah2an bisa dinikmati dengan bahasa saya ala kadarnya.. berkenan meninggalkan review di bawah ini :3
.
