CHIKARA

Chapter 1

Kekuatan yang di miliki naruto membuat dirinya selalu dikejar oleh anggota akatsuki, yang menginginkan kekuatan bijuu yang ada dalam tubuhnya. Semua teman-teman dan para guru konoha high school berusaha untuk melindungi naruto dari mereka. Bukan hanya naruto saja yang sedang dalam bahaya, begitu pun dengan desa konoha. Maka dari itu naruto harus lebih kat lagi agar biasa melindungi desa dan teman-temannya, mengumpulkan dan menggabungkan kekuatan mereka bersama-sama. Kekuatan yang sebenarnya adalah kekuatan yang tak terlihat, yaitu cinta.

Seorang pemuda berjalan gontai menyusuri jalanan yang lembab dan pohon-pohon yang berbau basah. Ternyata hujan baru saja reda dan pemuda itu tengah berjuang dari sakit yang dia rasakan akibat berkelahi dengan seoarng penjahat yang menyelinap masuk ke desa konoha. Salah satu keturunan uzumaki ini mempunyai kekuatan yang sangat besar dibandingkan dengan yang lain, bukan karena hanya turun temurun, tapi juga dia memiliki sesuatu yang bersarang ditubuhnya. Kekuatan monster yang luar biasa, hingga dia dijuluki sebagai jinchuriki kyuubi. Seoarng jinchuriki disemua negara pasti dilindungi agar kekuataan kyuubi didalam dirinya tidak diambil oleh sebuah organisasi yang selama ini mengincar banyak jinchuriki.

Akatsuki adalah organisasi dengan sekumpulan orang-orang yang memiliki kekuatan besar dan berusaha mengambil setiap monster yanga ada didalam tubuh seoarng jinchuriki. Naruto adalah salah satunya, dari dulu akatsuki selalu menyerang desa dan berusaha mengambil kyuubi dari dalam tubuhnya. Dan sekarang ini pun dia baru saja lolos dari kejaran salah satu anggota akatsuki yang menyelinap masuk ke desa. Tubuhnya tidak bisa lagi bergerak, rasa sakit semakin tak tertahankan, dia hampir terjatuh, "naruto," seorang gadis cantik memanggil namanya, naruto menatapnya sekilas, "hinata". Gadis itu adalah hinata, dia adalah pewaris dari clan hyuuga, kekuatan yang dia miliki tidak kalah hebat dengan clan uzumaki. Hinata membawa naruto berteduh dibawah pohon yang tanahnya tidak lembap, salah satu tempat favoritnya.

Kekuatan medis yang dia pelajari dari temannya sakura cukup berguna untuk saat ini. "apa yang terjadi, tanya hinata, "akatsuki, salah satu anggotanya menyelinap masuk ke desa dan mendobrak masuk ke rumahku, aku sempat terkena serangannya, ujar naruto. "beruntung kau bisa lolos darinya," ujar hinata khawatir.

"apa yang kau lakukan ditengah malam seperti ini?

"aku sedang mengambil ramuan ini, kekuatanku memerlukan ramuan ini."

"malam-malam seperti ini? Kau bisa saja bertemu dengan anggota akatsuki itu!

"kalau siang kita kan sekolah, aku tidak mau membolos. Seharusnya kau tidak marah-marah seperti itu. Kau beruntung bertemu denganku, kalau tidak kau akan tergeletak dijalanan sampai pagi."

Naruto menghela napas berat, dan tidak mampu melawan kata-kata hinata. Hinata benar, dia beruntung bertemu dengannya, "punggung mu terluka parah, tapi aku sudah melakukan perawatan pertama, ujar hinata. Naruto berbalik menghadap hinata, dia menyentuh tangan hinata dan menaruh tangan itu di dadanya, "disini juga sakit." Naruto menyeringai, hinata hanya menyipitkan matanya, "baiklah, aku akan mengobatinya," hinata mulai menyembuhkan luka itu, naruto hanya tersenyum puas, matanya menyusuri wajah hinata yang terlihat serius, dan beralih ke tubuhnya, "jangan menatapku seperti itu, perintah hinata.

Naruto semakin menatapnya intens, "kau cantik!" hinata tersenyum. "tentu saja aku cantik, kalau tidak kau tidak akan menyukaiku, ujar hinata penuh kemenangan, "A-aaa, aku suka karena kau baik hati dan.. "dan apa? Tanya hinata. "dan cantik, manis, seksi, dengan nada menggoda, sempurna!" Hinata terkekeh. "sempurna? Tidak ada yang sempurna didunia ini, "tapi menurutku kau sempurna." Kata-kata yang membuat hinata tersipu malu. Mereka berdua bukan sepasang kekasih, tapi seperti kekasih. Walau tidak ada hubungan mereka tetap mesra dan bersikap romantis, hingga semua orang yang ada dikelas menganggap mereka berpacaran.

"kenapa pakaian mu kotor?'

"disana hujan, tunjuk naruto ke arah selatan, "tapi disini tidak, kenapa hujan pilih-pilih!" naruto tersenyum, menarik hinata kedalam pelukannya, agar bersandar di dadanya, "dada mu sakit, ujar hinata, "aku lebih sakit jika kau tidak bersandar, sahut naruto. "kau laki-laki yang aneh!"

"aku senang kalau aku aneh, karena aku tahu kau menyukainya kan?

Saling menatap dan terenyum. Mereka menghabiskan malam itu dengan bersandar dibawah pohon yang rindang nan teduh. Semilir angin terasa dingin, namun pelukan mereka saling menghangatkan. Malam yang indah!

Meninggalkan malam. Pagi kini menjelang. Sekolah ramai dengan murid-muridnya yang penuh dengan kekuatan yang bermacam-macam berjejer dilapangan tengah mempraktekan masing-masing kekuatan mereka. "sebelum prektek kita harus melakukan pelatihan, tapi sebelum itu akan aku ajarkan kalian sebuah jutsu namanya taijutsu."

Maito Guy adalah salah satu guru yang menguasai sihir taijutsu. Sekarang ia tengah mengajar dikelas dan menjelaskan metode-metodenya, "ingat yah anak-anak, taijutusu adalah kekuatan tanpa bantuan dari cakra, taijutsu dihasilkan karena kekuatan otot-otot dan kekuatan fisik kita, dengan berlatih dan berolahraga setiap hari, kalian pasti akan menguasainya... penjelasan yang panjang lebar ini tidak membuat mereka mengantuk atau pun bosan. Dalam dunia ninja ini banyak musuh yang saling membunuh antar orang, desa, bahkan negara. Para siswa ini tentu saja berjuang keras untuk dapat bertahan dari semua ancaman musuh.

Setelah mejelsakan metodenya, para siswa digiring ke lapangan untuk melakukan pelatihan taijutsu. Dengan bimbingan dan bantuan dari rock lee, salah satu murid yang menguasai taijutsu. "dengar yah teman-teman, aku akan mengajari kalian jutsu ku ini, naruto, panggil lee, "ayo, coba lawan aku, ujar lee, "kau yakin, sahut naruto, "jangan meremehkanku! Naruto maju dan mulai melawan lee, keduanya seimbang, naruto menghajar, lee pun menghajar. Tak ada yang serius dalam pertarungan ini, karena hanya latihan dan juga mereka adalah teman. Saling menghormati dan menghargai satu sama lain. Setelah melakukan pelatihan semua siswa beristirahat dan saatnya bagi naruto untuk menceritakan kejadian semalam.

"lalu kenapa kau tidak memberitahu master tsunade, naruto? ujar sasuke.

"tidak, aku tidak mau semua khawatir tentang masalah ini, aku sudah berhasil lolos darinya. Tapi aku khawatir dengan penjaga gerbang, mereka pasti terluka.'

"itu sudah resiko mereka naruto, kau seharusnya memberitahu kami kalau akatsuki menyerangmu, ujar shikamaru, "untung saja kau bertemu hinata, kalau tidak, luka-luka mu pasti terinfeksi, ujar neji. Dengan naruto menceritakan semua kejadian ini, dia sudah menduga kalau teman-temannya akan khawatir dengannya. Padahal dia tidak mau teman-temannya terluka hanya karena mereka melindunginya. "aku sudah berlajar banyak kekuatan, tapi mereka menggunakan genjutsu untuk melawanku,"

"genjutsu? Kau seharusnya belajar dariku, ujar sasuke, aku akan mengajarimu untuk bisa melawannya, "tidak, aku sudah menguasai senjutsu, itu bisa melawan genjutsu, ngomong-ngomong, ujar naruto yang sudah berada dalam mode sennin, "aku ingin tahu dimana hinata. "haaaaah, semua temannya menghela napas, "sialan kau, ujar sasuke. "yosh, sudah kutemukan, aku pergi! Naruto berlalu dari hadapan mereka dan menuju rooftop sekolah, dimana hinata tengah berada disana, "hey cantik, ujar naruto dan berhenti dibelakang hinata dengan mengulurkan tangannya di sekitar pinggang hinata, dan memeluknya erat.

"ada apa?" tanya hinata. Naruto hanya bermain-main dengan rambut panjang hinata, tangaynya lihai sekali memainkan rambut itu, hinata berbalik menghadap naruto dan menatapnya, "aku bilang, ada apa?" naruto hanya menggelang dan menyudutkan hinata di dinding, "jangan main-main naruto, apa kau tidak takut kalau akatsuki akan datang dan melukai mu lagi," naruto semakin menyudutkannya, "aku tidak takut, ujar naruto, "aku akan takut jika aku kehilangan dirimu," hinata terkekeh, "o yah?" naruto mengangguk. tangannya menyentuh rahang hinata dan membelainya lembut, "aku ingin...

"ooh ini dia mereka, hinata, naruto kita semua dipanggil master tsunade, ayo cepat!"

"di saat seperti ini? Keterlaluan!" hinata hanya tersenyum puas karena ten-ten baru saja menyelamatkan dirinya dari naruto. –hirashin- naruto memegang erat tangan hinata menggunakan hirashin agar cepat sampai di aula sekolah. Setelah mereka sampai, anak-anak sudah berkumpul, hinata menghampiri sakura dan teman-temannya yang lai. Master tsunade mengumumkan tentang anggota akatsuki yang semalam menyelinap masuk desa, para siswa terkejut mendengarnya. Naruto terlihat kesal karena tidak ada yang tahu kejadian semalam kecuali...

Padahal dia hanya memberitahu teman-temannya saat istirahat, dan beberapa menit setelah itu master tsunade mengetahui kejadian semalam, itu berarti teman-teman nya tidak memberi tahu master tsunade saat kejadian semalam. Hanya ada satu orang! Naruto bergegas untuk menemui hinata, tapi dia dipanggil terlebih dahulu oleh shizune untuk segera menemui master tsunade dikantornya. Di situ sudah ada guru kakashi dan kapten yamato, dan juga hinata. Naruto melihat sekilas ke arahnya lalu setelah itu dia berpaling darinya.

Hinata hanya terdiam dan dia tahu kalau naruto sedang merasa kesal padanya, "kau membahayakan dirimu sendiri dengan tidak memberitahu kami tentang masalah ini, apa yang sebenarnya kau pikirkan naruto," semua terkejut mendengar master tsunade begitu sangat keras, "aku hanya ingin kalian semua tidak terluka hanya karena menolongku," master tsunade terkekeh, "kau pikir untuk apa sekolah ini di bangun hah? Sekolah ini bukan hanya untuk mengembangka setiap kekuatan dari anak-anak di desa ini, sekolah ini bertujuan untuk melindungi mu juga naruto. setiap murid berusaha keras untuk melindungi desa dan juga untuk melindungi mu. Ayah mu sendiri yang membangun sekolah ini." Naruto terlihat marah dan hinata merasa bersalah.

"kau jangan seperti ini naruto," ujar yamato, "kami akan melindungi mu, kami sudah berjanji pada mendiang ayah dan ibu mu, sebelum mereka pergi ayah mu mempercayakan bijuu itu padamu, dia percaya kalau kau bisa mengendalikannya dan..

"dan kalian tidak akan percaya, kalau aku bisa mengendalikannya!"

Semua terkejut mendengarnya, "bagaimana mungkin? Ujar tsunade, "apa pun bisa terjadi master, saat bijuu itu berada didalam tubuhnya, rasa dan nyaman akan mempengaruhi sang bijuu. Mungkin bijuu itu merasa nyaman berada di dalam tubuh naruto, maka dari itu dia mampu mengendalikannya, bahkan dia bisa menjadikan bijuu itu sebagai temannya."

"kalau benar apa yang dikatakan yamato, itu berarti naruto juga mampu melindungi dirinya sendiri dan dan melindungi desa," ujar kakashi.

"aku sangat terkejut naruto, tapi aku sangat marah padamu, karena kau tidak memberitahu hal itu dari dulu dan kejadian semalam, kau harus benar-benar berterima kasih pada hinata, karena dia dengan cepat memberitahu kami soal semalam," naruto tidak melihat ke arah hinata sedikit pun, dia pergi tanpa mengatakan apapun. Perasaan kesal dan marah pada hinata tidak bisa terhhindarkan, tai perasaan rindu dan ingin sekali memluk hinata tidak bisa juga ia bohongi. Keduanya bercampur dan entah mana yang akan dimenangkan, marah atau rindu!

"jika aku yang menemukannya malam itu, aku tidak akan mengobatinya, aku akan meremas dan... "sudahlah sakura, ujar ino, "aku tahu kau akan melakukan hal itu, jadi jangan katakan apapun. Ino dan sakura tengah berdebat membicarakan kejadian naruto saat tadi malam. Hinata hanya duduk dan termenung, "dia benar-benar marah padaku,' ujar hinata. "kau tidak perlu sedih hinata, apa yang kau lakukan memang sudah benar," sakura dan ino duduk dihadapan hinata, "lagi pula, naruto tidak akan lama merasa marah padamu, aku yakin dia tidak akan tahan jika jauh-jauh dari mu," hinata memang yakin, tapi dia merasa kalau naruto tidak akan cepat melupakan kejadian ini. Dia sangat marah!

Beberapa hari kemudian. Naruto dan teman-temannya sedang berpiknik di bukit belakang sekolahnya, selain piknik mereka juga tengah berlatih taijutsu. Naruto hanya terduduk dibawah pohon dan memandangi hinata yang sedang bermain-main diatas air, "kau tidak bicara padanya selama satu minggu, ujar sasuke, "sakura yang memberitahu ku, apa kau masih tidak memaafkannya," naruto hanya terdiam, "naruto, panggil sasuke, "kau tahu aku tidak akan mampu melakukan hal itu, menjauh darinya adalah siksaan bagiku. Sasuke terkekeh, "lalu, kenapa kau tidak menemuinya sekarang dan berbaikan dengannya, sayangnya hinata tidak peduli dengan semua ini." Sasuke meledeknya.

Naruto berdiri dan tiba-tiba sudah berada didekat hinata, dia menarik tangan hinata dan memeluknya, setelah itu mereka menghilang. "hinata? Ujar sakura, "kemana dia? Tanya sakura pada sasuke, "aku tidak tahu," sasuke menyeringai, dan sakura mengerti apa maksudnya, "sebaiknya kita menyuruh para lelaki ini untuk segera mencari ikan, karena aku sudah lapar, ujar ten-ten, "kau benar, ujar ino, "aku juga sudah lapar. Heeey kalian semua, cepat cari ikan yang banyak disungai, kami akan menyipakan bumbunya,"

"dimana naruto? tanya kiba, "dia pergi, ujar sasuke, sudah jangan dipikirkan, ayo kita cari ikan!

"lee, chouji, shikamaru, sai, cepatlah, jangan berlatih terus! Ujar ino dengan ketus.

"hai! Ujar mereka serempak.

###

Saat semua tengah mencari ikan dan menyiapkan bumbu. Naruto dan hinata malah berduaan, tempat dimana hinata sering berlatih, tidak ada yang tahu tempat ini kecuali dia dan naruto, hinata penasaran, sejak kapan naruto tahu tempat ini, "kenapa kau membawaku kesini," tidak ada respon, "sejak kapan kau tahu tempat ini, dan untuk apa kau memebawaku ke tempat ini," hinata terlihat kesal dan marah, "kau jangan marah seperti itu, seharusnya aku yang marah. Kau tidak perlu tahu sejak, kenapa, mau apa aku membawamu kesini, terserah aku akan melakukan apapun." Hinata tambah kesal, naruto hanya terduduk dibawah pohon dan menyandarkan kepalanya di pohon itu.

"aku selalu melihat mu disini saat kau berlatih, indah dan seksi sekali!" hinata merona, dia selalu mandi di air terjun itu setelah berlatih, itu berarti naruto melihatnya saat dia telanjang. Hinata menghampiri naruto dan wajahnya sangat marah, "itu tidk sopan, sejak kapan... kata-kata nya terputus kala naruto berbicara, "sejak pertama kali kau datang ke tempat ini," itu berarti sudah lama sekali naruto tahu semua apa yang dikerjakan hinata, "jangan marah seperti itu, kau tambah cantik jika sedang marah," hinata hanya terdiam, dia berlalu dari naruto, tapi naruto segera berdiri dan meraih tangan hinata, "sebaiknya kita berlatih dan setelah itu kita mandi bersama," naruto menyeringai, dan jari-jarinya membelai rambut hinata, "terserah apapun yang ingin kau laukan, lakukan sendiri, aku tidak peduli." hinata melepaskan diri dari naruto.

"kau jangan seperti ini hinata, apa kau tidak peduli padaku? Aku sudah melupakan kejadian saat itu, dan aku tidak akan mengingatnya sama sekali, ayolah hinata, betapa aku menyesalinya. Aku tidak tahan selalu menghindar darimu, aku merindukanmu." Naruto tidak tahu bahwa saat ini hinata tengah tersenyum, "tapi aku sudah sangat kecewa padamu naruto," hinata hampir tertawa mengatakan hal itu, naruto tidak tahu kalau hinata tengah mengerjainya, "dan kau berani-beraninya membuntutiku ke tempat ini dan melihat ku mandi tanpa pakaian, aku sangat marah," naruto terlihat menyesal, "maafkan aku, aku sangat menyesal, aku tidak akan melakukannya lagi," naruto bersungguh-sungguh, hinata berbalik menghadap naruto dengan senyum penuh kemenangan.

"kau yakin? Naruto mengangguk, "padahal aku tengah berpikir untuk menerima ajakan mu tadi," naruto terlihat bingung, ajakan mana yang hinata maksud. Oooh sekarang naruto mengerti hinata tengah mengerjainya, "kau mengerjaiku," hinata tersenyum dan tertawa, setelah itu dia berlari. Naruto mulai mengejarnya, mereka bermain kejar-kejaran, karena hinata sudah sangat lelah berlari dia menyerah dan berhenti dibawah pohon willow, naruto menyusul dan berhenti dihadapan hinata dengan menyudutkannya di pohon itu, "kau memilih tempat yang tepat yah rupanya," naruto menyeringai, hinata masih terengah-engah akibat berlari lari tadi, "sekarang, apa kau menyerah?" hinata menggeleng pelan, tangannya terasa hangat, padahal udara saat ini bersuhu dingin. Apa yang membuat tangannya tetap hangat? Ah yah, naruto memegang tangannya erat saat ini.

Dan tangan yang satunya ia sandarkan pada pohon dan mengunci pergerakan hinata, "kau tidak bisa kabur sekarang," hinata hanya terdiam. Matanya terus terpaku dengan mata naruto. naruto berbisik ditelinganya, "kau milikku sekarang!"

"aku bukan milikmu," ujar hinata, 'aku milik diriku sendiri, naruto terkekeh, "benarkah? Kau milikku," saat itu juga naruto membatasi pergerakan hinata, matanya menatap lekat mata hinata, naruto semakin mendekat dan memegang pinggang hinata dan menariknya kedepan, hingga mereka saling bersentuhan. Tangan hinata tiba-tiba terulur dan sudah melingkarkan lengannya di leher naruto, mereka berdua saling maju hingga akhirnya berciuman. Satu ciuman yang begitu panjang dan mereka terengah engah, tanpa sadar hinata meremas rambut naruto dan lengannya semakin erat bergelanyut di bahu naruto.

Mereka berdua kini mengakhiri ciuman itu, hinata memeluk erat naruto begitu juga sebaliknya. Mereka saling terengah engah, tanpa sadar mereka sudah terduduk dibawah pohon willow, dan hinata menyandarkan kepalanya di dada naruto, "aku mencintai mu, hinata!" hinata tersenyum, "aku juga mencintaimu naruto," mereka kini saling menatap dan tersenyum senang. tiba-tiba mereka mendengar suara ino, ternyata ino menggunakan shintenshin untuk mencari keberadaan mereka, "kalian berdua sedang apa, cepat kemari, kami sudah memasak banyak ikan!" naruto dan hinata hanya tertawa, satu menit kemudian mereka sudah berada di bukit belakang sekolah.

"waaaaah, ikannya banyak banget nih," ujar naruto, "kau hanya setengah saja, ujar kiba, karena kau tidak membantu mengambil ikan," naruto hanya menyipitkan matanya, "kau tenang saja naruto, ujar lee, 'aku akan membagi ikan ku juga pada mu," naruto menghampiri lee, "waah kau teman terbaiku alis tebal," lee mengacungkan jempolnya.

"hinata, bagaimana dengan naruto?"

"dia sudah melupakan kejadian itu sakura, aku bahkan belum meminta maaf,"

"aku bilang juga apa, sahut ini, dia tidak akan tahan jika jauh-jauh dari mu,"

Hinata hanya tersenyum senang, pandangannya tertuju pada naruto, "perayan ulang tahun sekolah kita pasti akan kacau," hinata terkejut mendengar kata-kata ino, "kau benar, ten-ten dan aku sudah menyiapkan segalanya untuk peayaan itu," hinata semakin penasaran, "apa maksud kalian, kacau menyiapkan segalanya, apa itu?" hinata butuh penjelasan, "aku lupa, aku belum memberitahu mu hinata," sakura dan ino melototi ten-ten, "baik, aku akan menjelaskannya, begini hinata, perayaan ulang tahun nanti anggota akatsuki akan datang dan merusak semuanya, ini menurut firasat guru kakashi, saat itu mereka akan mencari naruto dengan kepanikan para murid-murid, saat itu pula mereka akan menculik naruto ditengah kekacauan itu,"

"tapi tenang saja, sambung sakura, master tsunade sudah memiliki rencana yang sempurna, kau ingat saat kau disuruh menemani narto berlatih, disaat itu kita mengadakan rapat untuk membicarakan hal ini, master tsunade menyuruh kami untuk memberitahumu,"

"kau, ujar ino, tugas mu yang paling berat hinata, mengajak naruto keluar dari perayaan dan membawanya ke tempat dimana master tsunade berada, dan tempat itu adalah di lorong bawah tanah, dekat dengan air terjun sebelah barat, ingat hinata, bawa naruto keluar sebelum akatsuki datang,"

"kalian tidak perlu khawatir, aku tidak perlu bersusah payah mengajaknya keluar, dia yang akan mengajakku, kalian lihat saja nanti," mereka bertiga menyeringai, "uuuuuh, itu pasti seru, sahut ino, "entah kapan aku dan sasuke juga punya kesempatan seperti itu," sakura tengah membayangkan sasuke, "semua punya kesempatan, ujar hinata, kalian semua beruntung bisa berpacaran, aku dan naruto, kami tidak berpacaran," sakura menyipitkan matanya, "kalian memang tidak berpacaran, tapi kalian seperti sepasang kekasih, terlihat jelas, benarkan teman-teman?" semua mengangguk setuju, hinata tersenyum.

Saat pesta sekolah berlangsung para murid tengah berdansa berpasang-pasangan. Tentu saja naruo berdansa dengan hinata, begitu juga teman temannya yang lainberpasangan dengan pasangan mereka, "apa yang kau lihat?" tanya hinata, "aku melihat bidadari cantik dihadapanku." Hinata terkekeh, "kau memang cantik, tidak ada seorang pun yang secantik dirimu, hanya kau." Sejak hinata mengenal naruto ia begitu yakin kalau mereka pasti bisa bersatu, dan sekarang disinilah ia, bersama orang terkasih dan yang akan selalu mencintainya, "apa yang ingin kau lakukan?" naruto maju kedepan tapi hinata mencegahnya, "tentu saja aku ingin mencium mu."

"disini banyak orang, apa kau tidak malu, para guru mungkin akan melihatnya."

"kalau begitu... tak butuh waktu lama naruto dan hinata sudah berada di bukit belakang sekolah, tempat dimana mereka akan kabur dari anggota akatsuki, "kau curang!" ujar hinata. Naruto sama sekali tidak peduli, dia dan hinata hanya berdua disini, "aku menginginkanmu, aku ingin memiliki mu, aku inginkan dirimu." Ujar naruto, "yah, miliki aku!" pinta hinata. Mereka mulai menatap lalu setelah itu berciuman, ciuman yang panjang dan juga menuntut. Hinata tidak mampu lagi berdiri, hingga naruto membawanya kedalam dekapannya, mereka berdua semakin terengah engah karena ciuman yang panas itu. Mereka terduduk hingga keduanya jatuh tertidur di rumput, tangan naruto tidak bisa lepas dari pinggang hinata dan rahangnya, kedua tangan itu masih aktiv walau dalam kegelapan.

"seharusnya kita berada dikamar, ujar naruto disela sela ciumannya, "aku akan membawamu ke kamarku." Kepala hinata tersentak, "tidak, jangan! Dibawah sinar rembulan, aku lebih menyukainya?" mendengar hal itu naruto tersenyum dan kembali melumat bibir hinata. Sekarang hinata lah yang terlentang dibawah naruto, tangan hinata meremas rambut naruto saat naruto memperdalam ciumannya. Naruto beralih menciumi leher jenjang hinata dengan sangat rakus hingga hinata berteriak karena kenikmatan. Mereka berdua beradu napas dan masih menempelkan bibir mereka masing masing, dan entah sejak kapan hinata yang sekarang menindih naruto, naruto bergumam, "aku selalu hilang kendali saat melihatmu, aku ingin menyentuhmu."

"tidak! Jangan sekarang, ini bukan waktu yang tepat, sambil menciumi bibir naruto, "ayo kita pergi." Tiba-tiba hinata terbangun dan mengajak naruto pergi, "pergi? Kita mau kemana?" hinata menoleh ke arah naruto, "ke tempat dimana mereka tidak akan bisa menemukan mu." Naruto tidak mengerti apa yang dikatakan hinata. Tapi setelah mereka sampai ditempat tujuan naruto sekarang mengerti, "ah! Hah, seharusnya aku sudah menyadarinya sejak dulu, kau... naruto menoleh kearah hinata, "kerja bagus hinata." Ujar tsunade, "dengar naruto, akatsuki tengah berada di sekolah saat ini, kakashi dan anggota yang lain tengah menghadapi mereka. Dan sekarang aku perintahkan kau untuk ikut neji dan kelompok yang lain untuk pergi dari desa konoha, pergi dan temui jiraya di gunung myoboku, hadang akatsuki disana, lalu kita akan mulai berperang?"

"kenapa harus digunung myoboku?" tanya naruto.

"karna kalau kita berperang disini atau meminta bantuan dari negara lain, kita akan terkena imbasnya. Berbeda dengan disana, kalian bisa dibantu oleh para petapa kodok yang mempunyai umur panjang, jadi kita tidak akan kalah, aku jamin itu. Dalam hal kelompok ini, aku menunjuk shikamaru sebagai ketua. Kalian haarus ingat, dalam perjalanan nanti mungkin akan ada banyak halangan dan rntangan, kalian harus siap menghadapinya. Kalian mengerti?"

"hai" ujar mereka serentak, kecuali naruto.

Kelompok ini tergabung 8 orang antara lain, naruto, sasuke, neji, shikamaru, sai, sakura, ino dan yang terakhir hinata, "kalian semua, ujar naruto, "kenapa kalian tidak memberitahuku masalah ini?" sasuke menjawab, "jika kau tahu, kau pasti tidak akan pergi, kau pasti akan melawan mereka," naruto menggelengkan kepala, "tentu saja aku akan melawan mereka, mereka semua akan menyakiti para penduduk konoha dan guru guru yang lain, aku tidak ingin mereka terluka hanya karena untuk melindungi ku."

"tidak naruto, ujar shikamaru, jika kau ada disana, mereka akan langsung merebut bijuu itu dan itu akan lebih berbahaya lagi ketimbang semua orang terluka. Akan ada luka yang lebih banyak lagi saat mereka memiliki bjiuu mu."

"jangan seperti itu, ujar sai, ayo kita berangkat, aku sudah menggambar burung untuk kita."

Mereka menggunakan jalur udara dalam perjalanan, itu lebih memudahkan mereka agar tidak terlihat akatsuki karna tertutup awan tengah malam, "kau tidak memberitahuku sama sekali tentang rencana ini," naruto menyelipkan kedua lengannya pada pinggang hinata. Mereka menaiki burung yang sudah sai gambar, "ini adalah rencana untuk melindungimu, aku ingin kau selamat agar aku tidak khawatir lagi," naruto semakin mengeratkan pelukannya, "jadi kau khawatir cantik? Aku senang mendengarnya," hinata menoleh kearah naruto yang memudahkannya untuk mengecup sekilas bibir hinata, "aku tidak mau kau terluka, aku pasti akan merasakan sakitnya juga, maka dari itu aku mmpphh... hinata tidak bisa melanjutkan kata katanya karena naruto menciumnya.

"dengarkan aku dulu.. mpphh.. naruto...dengar, tunggu!" hinata akhirnya bisa terlepas dari ciuman naruto, "mereka semua akan meihat, apa kau tidak malu?" naruto menggeleng, "dengar! Jangan membuatku marah, menurutlah dan jangan pernah membantah, ini demi kebaikanmu." Naruto mengangguk dan kembali lagi menciumi bibir hinata. Dalam gelap gulita diudara, semua teman temannya tak akan melihat aksi mereka.

"kita harus beristirahat dulu sebentar, ini tempat yang aman, ujar neji.

11