Beijing, 2013

"Baek, cepetan! Lelet amat. Entar Music Bank-nya keburu habis baru tau rasa kamu." Luhan yang sedari awal sudah stay di depan tv-nya mengamuk kesal karena Baekhyun lama sekali di dapur.

"Siapa tadi yang minta diambilkan bubble tea-nya, hah?"

"Hehehe, peace! Sorry, sorry, jangan ma—kyaaaaa ada Chanyeol!". Luhan yang memang fangirl dari EXO berteriak senang, hampir menumpahkan bubble tea di meja. Untung saja Baekhyun dengan sigap menangkap bubble tea-nya. Malang sekali nasib bubble tea satu ini.

"Chanyeol? Chanyeol yang anak pindahan waktu kita sekolah itu, Lu?" Baekhyun memperhatikan wajah pemuda yang nampak di tv. Sebenarnya, si Chanyeol ini bukan lagi perform, melainkan menjadi host di Music Bank.

"Iya! Kan kamu dulu pa—" Luhan untung saja masih sahabat yang pengertian. Dia mengalihkan pembicaraan supaya nanti malam Baekhyun tidak nangis-nangis di kamarnya, "Iya, Chanyeol yang dulu temenan sama kita! Dia sekarang sudah sukses. Ah..Iri aku!"

"Eum..dia sudah jadi artis, ya? Nggak kayak kita, kuliah aja nggak selesai-selesai!" Baekhyun kesal saja. Baekhyun bisa nyanyi, kok, tetapi malah teman tingginya yang jadi artis.

"Oh, iya, ada Sehun juga! Hei Baek, ke Korea yuk?"

"HAH? KE KOREA? NGAPAIN? KAMU JUGA PINGIN JADI ARTIS, LU?"

"Tidak, ayo kita ketemu Chanyeol sama Sehun!" Luhan yang tiba-tiba berpikiran tidak logis membuat Baekhyun tambah kesal, "Tidak, kau saja. Aku masih sayang sama Beijing, kok!"

"Jahat kamu, Baek!"

Baekhyun tidak punya pilihan dan harus mengiyakan ajakan sahabatnya ini, "Baiklah, Lu. Aku ikut"

.

.

Beijing, 2009

Hari ini hari Senin, hari yang paling Baekhyun benci. Hari ini berarti ada kelas Ms. Wang yang artinya Baekhyun harus menghapus papan setiap pelajaran selesai –siswa terhukum. Beberapa menit kemudian, bel berbunyi. Sial, Baekhyun terlambat lagi.

Baekhyun berlalu menuju kelasnya di lantai 1. Beruntungnya Ms. Wang belum ada, jadi yeoja berambut coklat ini menerobos masuk kedalam kelas. Tepat jam 07.15, Ms. Wang masuk dengan dua siswa yang rasanya berasal bukan dari Cina. Ms. Wang memperkenalkan mereka berdua yang ternyata murid pindahan, Korea! "Da jia hao, wo jiao Chanyeol" lalu yang satunya juga bilang, "Da jia hao wo shi Sehun." Baekhyun yang saat itu lagi badmood parah karena dua teman barunya mungkin sudah pernah bertemu Kim Woobin langsung, bukan dari layar hp.

"Ada yang bisa berbahasa Korea?" Baekhyun asal-asalan mengangkat tangannya, dia tau beberapa kok, gara-gara ngefans abis sama Kim Woobin!

"Ah, Chanyeol please take your seat beside Baekhyun, and Sehun please take your seat beside.. ah Luhan!"

Sejak hari itu, Baekhyun sama Chanyeol jadi sangat dekat. Kadang pulang sekolah bareng atau makan di kantin bareng, atau kadang berempat, karena ada tambahan Luhan dan Sehun. Baekhyun diam-diam menyimpan perasaan untuk Chanyeol. Tetapi, Baekhyun, cewek bergengsi tinggi, tidak akan mengaku, kecuali kalau sangat terpaksa.

Tepat saat salju pertama turun, Chanyeol menyatakan perasaannya pada Baekhyun. Baekhyun langsung menjawab ya. Chanyeol menghapus jarak diantara mereka, yang jelas mereka saling mencintai, bibir mereka bertemu.

Tepat di hari jadi mereka ke 1 tahun, saat itu 2010. Chanyeol bercerita, kalau dia sangat ingin menjadi artis. Dan bagusnya, bulan depan SM Entertainment akan mengadakan Global Audition di Beijing. Baekhyun meng-iyakan. Chanyeol terpilih menjadi salah satu trainee yang artinya harus ke Korea, berpisah dengan Baekhyun.

Waktu itu tangal 5 November 2010, tiba-tiba Baekhyun mendapat telepon dari Chanyeol, mereka sudah jarang bertelepon satu sama lain. SMS saja jarang karena Chanyeol yang sudah hampir debut.

"Halo, Chanyeol-ah!"

Suara Chanyeol bergetar, "Ha-halo B-baekhyun."

"Kenapa? Gimana trainee-nya, hm?"

"B-baik, Baek kurasa, kita harus mengakhiri hubungan kita disini. I'm sorry but—"

Baekhyun menangis sejadi-jadinya, "K-k-ken-kenapa?"

"T-tidak, m-maafkan aku Baek" yang jelas Chanyeol bisa mendengarkan suara tangisan gadis di sebrang sana.

"Jaga dirimu baik-baik, Yeol."

"Tunggu, dengar aku bukannya tidak mencintaimu lagi. Tetapi, kau tau, aku akan debut. Dan itu artinya, aku akan mempunyai fans. Fans pasti akan cemburu kalau aku mempunyai kekasih, kan?"

"…a-aku mengerti. Jaga dirimu baik-baik. Aku akan terus mendukungmu. Hwaiting!"

"Iya terima ka—"

PIP

Sambungan telepon terakhir mereka sebelum benar-benar berpisah, yang diputus secara sepihak oleh Baekhyun.

.

.

Pergi ke Korea dan bertemu Chanyeol sama saja membuka luka lama di hati Baekhyun. Memang, dia masih mencintai Chanyeol. Tapi, tetap saja, Chanyeol memutuskannya di saat yang tidak tepat.

"Baek, ayo, pesawatnya berangkat jam 8, kan?"

Baekhyun menyeruput kopinya, "Iya, ayo ke waiting room, atau mau ke toilet dulu?"

"Habiskan dulu, kopimu maksudku." Luhan membuang bubble-tea nya ke tempat sampah terdekat.

"Sudah, Lu. Ayo"

Mereka berdua bergegas ke waiting room, langsung masuk ke pesawat, karena ternyata pesawatnya akan take-off beberapa menit lagi. Kursi Baekhyun di nomor 48B dan Luhan 48C. Ada yeoja yang mungkin saja penggemar K-Pop duduk di sebelah Baekhyun. Mereka bertukar senyum.

"Ni hao!" kata gadis itu ramah.

"Ni hao, kamu salah satu penggemar K-Pop?" Baekhyun memang selalu penasaran terhadap segala sesuatu yang Baekhyun anggap lebih mending daripada sepupu Luhan, Yixing yang melupakan segala sesuatu.

"Iya!" katanya bersemangat sambil menunjukkan wallpaper HP nya, Chanyeol

"…Chanyeol" kata Baekhyun miris.

"Wah, jiejie juga menyukainya, hm?"

"Well.. tidak. Ehm… temanku, iya temanku yang menyukainya.", sambil menunjuk Luhan yang sebenarnya berusaha tidur karena phobianya akan ketinggian.

"Hah? Aku apanya? Aku tidak suka Chanyeol kok, aku suka Sehun. Hahahaha.." Luhan tertawa terbahak-bahak. Sebenarnya apa yang lucu.

"Yah, sayang sekali, Chanyeol itu tampan, lho!"

'Iya, dia sangat tampan.'

.

.

Baekhyun tidak tau kapan dia tertidur, yang penting sekarang Luhan membangunkannya, pesawat tujuan Seoul, Korea sudah mendarat dengan selamat di bandara internasional Incheon. Gadis di sebelah Baekhyun, namanya Sulli, sebenarnya warga Korea yang belajar di Cina, sudah turun kata Luhan.

"Ayo, Baek, aku sudah tidak sabar" Luhan memekik girang. Tidak sabar apanya?

Baekhyun memutar matanya malas, "Yaampun Lu, memangnya kita mau kemana?" Luhan jalan terus tanpa memperdulikan Baekhyun yang menyeret dua koper sendirian.

"Baek, cepat! Kata gadis itu EXO mengadakan fansigning di Busan, kesana saja!"

"YAA! Busan itu di luar Seoul, tau. Harus naik pesawat dulu. Sudahlah jangan pikirkan mereka!" Luhan memang sudah kelewatan, pikir Baekhyun. Uang hasil kerja part-time nya di café sudah habis begitu saja karena mengikut Luhan yang ingin bertemu 'teman lama'

"Yah…" Luhan berkata memelas, "Ayolah, Baek, sekali saja, hehehehehe"

"…tidak"

Tidak lama kemudian gerombolan gadis-gadis yang memegang banner-banner EXO berteriak, "fansign EXO dibatalkan! Jadinya di COEX Mall! Huaaaaaaaa"

Mata Luhan seketika berbinar karena mendengar kabar tentang EXO. Luhan langsung menarik tangan Baekhyun yang kerepotan membawa dua koper sekaligus. "Baekhyun, kita ikuti mereka!"

.

.

Sebelum ke COEX Mall, Luhan berpikir untuk tidak bertangan kosong ke fansign. Maka ia, sekaligus Baekhyun mampir ke cafe di seberang jalan. Café itu terlihat minimalis yang masih sepi, karena ini baru pukul 10. Mereka melangkah masuk, hanya ada bapak-bapak seperti seorang pengusaha membaca koran sambil menyeruput kopinya. Selain itu, hanya beberapa pegawai.

"Tolong vanilla choco-chip dengan banyak krim diatasnya satu dan…mocca cake satu, dibungkus ya." Setelah membayar pesanannya, Baekhyun menunggu Luhan yang sedari tadi diam saja sambil memandang daftar menu.

"Lu, kamu tidak pesan?" Baekhyun menghampiri Luhan, dan Luhan menggeleng, "Tidak, tidak ada bubble-tea. Kamu tau, kan, Sehun suka bubble-tea!"

"omong-omong, kamu juga ingat, kan. Chanyeol suka apa" Luhan berkata sambil sedikit atau banyak menggoda

"Setidaknya pesan cake saja", Luhan yang akhirnya setuju dan berakhir memesan strawberry mint cake serta orange juice disana. Sehabisnya, mereka keluar café dan menyebrang jalan. Di COEX Mall, sudah dipadati sejumlah remaja-remaja dengan banner exo dan beberapa hadiah.

"Baek! Fotokan aku di depan poster EXO ya!" Luhan berpose peace dengan lucunya. Poster EXO itu besar sih, Baekhyun cuma mengenali Chanyeol dan Sehun saja, selebihnya hanya namja-namja asing yang tidak errr terlalu menarik.

"Sudah, ayo." Baekhyun menggandeng Luhan yang sebenarnya belum puas foto-foto. Mereka seperti orang gila sekarang, masuk mall membawa koper. Apalagi, boneka rusa Luhan yang menyembul dari tas MCM beige-nya.

"Sana, Luhan, mengantrilah." Luhan balas menarik tanganku. Alhasil, aku di dalam barisan juga. Setelah lamaaaaa sekali mengantri, akhirnya setelah ini giliranku. Entah apa yang dilakukan gadis satu ini, yang didepan Baekhyun, hampir satu jam sendiri!

'Chanyeol-oppa, tolong tanda tangani, ya!'

'Iya, siapa namamu?'

'Park Yura imnida! Chanyeol-oppa tampan sekali! Kyaaaa..'

'Ahahaha terima kasih..terima kasih'

Baekhyun terdiam, HAH dia antri di barisan Chanyeol. Tak lama, gadis di depannya kini sudah pergi dengan muka berseri-seri.

Baekhyun melangkah maju setengah percaya diri, setengah ragu, tinggal mengganti nama saja, enaknya namanya siapa ya? Vict— "Baekhyun?", kata sosok yang diketahui Chanyeol itu. Mukanya tampak kaget.

"…haha hai.", Baekhyun sambil tersenyum sangat canggung.

"Kenapa bisa disini? Bagaimana kuliahmu?" Chanyeol sambil mengambil posternya, menandatangani fotonya langsung menuliskan, To: Baekhyun (love).

Baekhyun memendelikkan matanya, apa yang dilakukan Chanyeol saat ini sudah kelewatan. Akhirnya, ia memberikan bungkusan cake nya tadi, "Ah, Kuliah…biasa saja. Ini semua gara-gara Luhan, kangen sama kalian, teman lama. Em, ini aku belikan cake tadi"

"Trims, Baek! Ternyata kamu masih ingat"

Baekhyun tersenyum, "Tentu."

"Teman lama… Maksudmu sama Sehun juga?"

"Menurutmu? Masa teman sebelahmu itu. Dia siapa juga aku tidak tau." Chanyeol mendelik

"Jadi, kamu bukan fans kami?"

Baekhyun menggeleng, "Bukan memang, aku sudah bilang, aku kesini gara-gara Luhan, kok. Sudah ya, oppa banyak yang mengantri tuh", Baekhyun menunjuk antrian panjang.

Baekhyun yang mengambil posternya lalu meninggalkan barisan. Chanyeol dengan muka bingung menatap bungkusan cake tadi, "…sejak kapan dia memanggilku oppa"

.

.

"Yaampun, Baekhyun! Ternyata Sehun masih mengingatku hahaha…"

"Tentu, Chanyeol juga masih mengingatku"

"Tentu saja. Cinta pertama kan tidak mudah lupa, bodoh."

Luhan bercerita panjang lebar. Entah apa saja, tentang rambut Sehun lah atau pemuda di sebelah Sehun yang namanya Jongdae atau siapa itu atau tentang Baekhyun dan Chanyeol. Itu mengerikan. Tidak lupa, Luhan juga bercerita kalau Sehun memberinya nomer ponselnya.

"Baiklah, Baek. Aku saja mendapat nomer ponselnya, masa kamu nggak dapet sih?" Enggg… jujur atau tidak ya. Tidak usah, deh. Nanti repot jadinya, "Tidak, aku mendapat tanda tangannya itu saja."

"Bohong" Luhan berkata tegas, "Bohong, pasti ada sesuatu-sesuatu"

"Hah? Sesuatu apanya? Apa yang kau pikirkan, masa iya dia..dia apa ya…nggak tau deh"

Luhan menarik Baekhyun, lagi ke bangunan dekat Seoul Station, kalau tidak salah. K-Pop Hostel. Dengan koper-koper, mereka masuk dan disambut receptionist yang ber-name tag Minseok. "Annyeonghaseyo!", kata Minseok ramah.

"Annyeonghaseyo, we've been booked a room for two people errr yesterday", Luhan berbicara dengan terpatah-patah, maklum saja bahasa Inggris nya tidak begitu bagus. "Sorry, but we only received booking form from—ah—Sehunnie Chagiya?", Minseok mengerutkan keningnya.

"Yes! It was me!" Baekhyun hampir tidak percaya Luhan menggunakan nama itu.

Setelah memastikan Luhan adalah orang dibalik 'Sehunnie Chagiya', mereka—beserta koper-koper mereka naik ke lantai 5! Bayangkan nasib Queen Baekhyun. Bodohnya, Luhan mengeluh kenapa hostel ini tidak mempunyai lift. Apa yang bisa diharapkan dengan hostel biaya 50.000 won per malam?

Kamar mereka terletak di lantai 5 dimana mereka bisa langsung melihat ke bawah. Tidak seperti Luhan yang masuk ke kamar langsung ke khayangannya—kasur dan menjelajahi alam mimpi (bisa saja dia bermimpi Sehun,kan?), Baekhyun melihat ke bawah, hanya ada tukang penjual es krim yang memakai topi kuning, ada mungkin sekitar 2 orang pegawai dan ada segerombol remaja ber-banner EXO. EXO…EXO….. EXOOOOOO….YAAMPUN EXO! Kenapa mereka disini. 'Berpikir positif, Baekhyun. Siapa tau, EXO itu adalah sesuatu yang lain' Baekhyun tersenyum puas kalau saja—

"YAAMPUN ITU ADA PARK CHANYEOLLL KYAAAAAAAAA"

Baekhyun ikut-ikutan tidur sama Luhan. Kalau sampai dia ketahuan ada disini, dan Chanyeol datang, langsung tamat riwayat Baekhyun.

Hampir saja Baekhyun tertidur kalau saja tidak ada orang menyebalkan yang mengetuk pintunya. Baekhyun segera beranjak dari kasur masih menggunakan celana panjang dan atasan kuning-hitam, belum sempat mengganti baju dari tadi. "Iya, ada apa?". Minseok langsung menjawab, "Ada orang diluar, itu Park Chanyeol dari EXO! Kamu pacarnya ha? Yaampun beruntung sekali~" Serius, Baekhyun hanya mengeri kata Park Chanyeol EXO.

Baekhyun turun ke bawah sambil sedikit mengantuk. "Oh, hai. Ada apa?" kok jadi canggung. "Hei Baek! Mana Luhan?" Ternyata Chanyeol mencari Luhan. "Ada, diatas kalo kamu mau, aku panggilkan tunggu seb—"

"Tidak juga, aku mencarimu. " Gawat. Fans-fans Chanyeol yang ada disana hampir saja mencincang Baekhyun. Kata Luhan, fans-fans disana sangat menyayangi idolnya, mereka tidak akan melepas siapa saja yang mendekati idolnya, kecuali gadis baik-baik. "Mencariku kenapa? Seingatku tidak ada barang tertinggal di fansign tadi." Baekhyun berkata sambil mencomot cookies yang disediakan untuk para tamu.

Chanyeol hanya diam. Baekhyun yang merasa terabaikan mulai iseng bertanya Chanyeol,"Hei, kamu menyukai Luhan kan, sejak kapan? hahahaha" Yang ditanya-pun hanya melotot, tidak terima dengan Baekhyun,"Tidak lah, lagian, Luhan suka sama Sehun kan? Kamu pasti tau."

Belum sempat Baekhyun menjawab, sejumlah fans sudah uring-uringan, "Siapa itu Luhan? Sehun itu punya kami jangan merebut Sehun kami!"

"Tenang, tenang semuanya! Luhan itu hanya teman lama kami, tentu saja, Sehun tau kok Luhan siapa. Yang jelas, dia anak baik-baik!" Chanyeol semacam mempromosikan Luhan.

"Tapi mereka tidak berpacaran kan, oppa?" seorang gadis yang membawa banner Chanyeol itu bertanya sambil memasang muka memelas. "Tid—"

Belum sempat Chanyeol menjawab, Baekhyun langsung menyela Chanyeol karena jika tidak, Chanyeol akan berkata hal-hal non-sense lainnya, "Tidak, mereka tidak berpacaran."

Baekhyun yang tidak bisa menahan rasa laparnya mengambil cookies lagi, "Ada apa kamu kesini?"

Chanyeol tersenyum, "Baekhyun—"

Semua orang disana menanti apa yang akan diucapkan oleh superstar Park Chanyeol, "—ikutlah WGM denganku." Chanyeol beranjak dari kursinya dan menyelipkan sticky-notes kuning di tangan Baekhyun.

+XXX3789390239

Park Chanyeol

Hubungi jika setuju

Dan saat itu juga Baekhyun pingsan.

TBC

.

.

Author's Note: Ini udah dikasi pembatas, ya, jadi nggak bingung Thank you buat yang sebelumnya udah review, thank you buat semua saran yang udah dikasi ini beberapa part aku ganti hehe. esp buat deerlohan yes let's be friend, hehe, by the way aku udah membaca beberapa ceritamu, lho. Last: Review please?