Title : He's Mine Not Yours
Fandom: Infinite.
Pairing : All x Woohyun like always~. But you know me so well(?) that it's gonna be WooYa and MyungHyun. And this fic had WooGyu friendship by the way.
Rating : T
Warning: Shonen ai, crack pair, harem(?), OOC, typo(s) etc
.
..
...
26012015
.
"Gyu!"
"Gyu hyung!"
"Grandpa!"
"Hamster!"
"Old Man!"
Seorang pria berambut merah menyala yang terlihat sangat lembut meletakkan telunjuknya dibibir kemudian melayangkan deathglare pada tiga pemuda yang terakhir memanggilnya.
"Mianhae Woo ah, tapi aku ada urusan mendadak. Bagaimana jika nanti aku jemput di bandara? Ah ok, baiklah. Hati-hati dijalan nde!"
Lima namja disana berpandangan tak mengerti melihat Ketua grup mereka terlihat berbunga-bunga di pagi mendung hari Senin yang menyebalkan setelah menutup pembicaraannya.
"Gyu? Berhentilah tersenyum, kau membuatku merinding."
Tuh 'kan, lihat saja. Sindiran Dino berambut abu-abu itu malah membuat pipinya memerah sekarang. Dasar Hamster aneh, entah kemana deathglare mematikan yang sukses membuat tiga dongsaengnya terdiam pucat tadi.
Sungjong terkekeh, "Apa yang membuatmu merona seperti itu hyung?"
Untuk pertama kalinya selama enam namja tersebut berteman, mereka melihat mata Sunggyu melebar sebesar mata Sungjong.
"Hah? Pipiku memerah? No way!"
Beberapa gadis di komplek taman Universitas melihat grup tadi dengan aneh. Tapi nampaknya mereka tidak memperdulikan itu karena mereka semua memang orang yang aneh.
"Sungjong ah, Dongwoo, hey." Panggil Sunggyu dan ketika dua pemuda yang memanggil namanya dengan benar menoleh, ia segera menarik keduanya menjauh dan berbisik-bisik dengan senyum yang terus menghias wajah.
Ketika namja berambut Chesnut dan memiliki tinggi diatas rata-rata mendekati trio tadi, Sunggyu berteriak "Jangan mendekat atau kutendang bahumu Yeol!" tanpa mendongak. Refleks saja Sungyeol memegang bahu kanannya yang bulan lalu tergeser karena kecelakaan.
"Aish hyung, kau jahat." Rengeknya dan mengabaikan cekikikan dua temannya yang biasanya pendiam.
"Ah jinjja?" Tiba-tiba Dongwoo ikut berteriak diikuti Sunggyu yang mengangguk-angguk semangat. Dongwoo menyengir, "Aku sudah lama tidak melihatnya, kenapa lima tahun yang lalu kau tidak bilang dia datang ke Korea?"
"Yah, meskipun aku memberitahumu, tidak mungkin kau mengambil penerbangan dari Kanada ke Seoul hari itu juga."
Pria berbibir tebal itu bengong sebentar kemudian menepuk kepalanya sendiri, "Benar juga, lima tahun lalu aku ke Kanada."
"Eh tunggu, tunggu, tunggu hyungdeul. Kenapa aku lupa siapa itu Woohyun hyung?" Tanya Sungjong dan merasa ingin menangis karena tidak mengingat teman semasa kecilnya.
"Gwaenchana," Sunggyu mengacak rambut saudara tirinya masih dengan kebahagiaan berlebih, "Kau ingat rumah besar disamping rumah kita?"
Sungjong berpikir sebentar kemudian mempoutkan bibir, "Rumah yang sangat-sangat besar maksud hyung?" Ralatnya dan Sunggyu bisa mendengar tawa Dongwoo ketika dalam hati ia menepuk kepalanya sendiri.
"Terserahmu saja. Pokoknya rumah besar didekat rumah kita, mengerti?" Maknae itu mengangguk horror ketika kali ini deathglare Sunggyu terarah kearahnya.
"Yah, ada apa dengan rumah itu? Ada yang akan datang?" Lee Howon tiba-tiba menyahut dan Myungsoo juga Sungyeol seakan bisa melihat background suram dibelakang Sunggyu berubah menjadi pelangi.
"My childthoodt friendt." Ujar Sunggyu bangga dan tidak menyadari teman-temannya menertawakan aksen yang dimilikinya.
"Teman masa kecilmu hyung?" Sungyeol tergelak, "Pasti tidak lebih payah daripada hyung." Lemparan batu kerikil dan geraman pelan dari Sunggyu membuat empat pemuda disana tertawa.
Dongwoo menggeleng pelan kemudian membatin, 'Tunggu sampai kalian melihat Innocent Baby Woo.'
Hari itu adalah pertama kalinya selama mereka bersekolah hingga kuliah Dongwoo merasa Senin tidak terlalu buruk.
Ia kemudian berbaring di taman kemudian menoleh ke arah Sunggyu yang melihat kearahnya seraya tersenyum hingga bola matanya hampir tak terlihat.
Melihat dari reaksi sang Leader.. sepertinya Hamster itu juga berpikiran sama dengannya.
.
..
Waktu pulang telah lewat lima belas menit, sekarang Sunggyu menyeret Sungjong dan Sungyeol ke tempat mobilnya terparkir. Disana, Dongwoo telah menunggu dengan senyum lebar sementara Myungsoo dan Howon menunggu dimobil dengan bosan.
"Kita mau kemana hyung?" Tanya Sungjong antusias ketika memasang seat belt. Sungyeol berada dibelakang, menguap lebar.
"Menjemput Woohyun, dia akan menempati rumah yang sangat besar itu."
"Benarkah? Aku lupa wajah Woo hyung itu bagaimana."
Sungyeol menggaruk kepala, "Siapa itu Woohyun?"
"Teman masa kecilku. Awas saja jika kalian jatuh cinta padanya," Goda Sunggyu seraya terkekeh.
"Like it will happen," Gumam Sungyeol.
Di mobil Dongwoo, kedua penumpangnya malah sudah tertidur. Howon, atau memiliki nama lain Hoya, mungkin lelah berlatih menari dan akhirnya tertidur. Tapi Myungsoo? Anak itu tidak mungkin lelah karena selama mereka memiliki jadwal yang sama, Myungsoo selalu tertidur di kelas.
Tapi Dongwoo masih teringat keduanya berteriak 'Tidak akan!' ketika ia menggoda mereka dengan pertanyaan yang sama dengan Sunggyu. Mereka berkilah jika mereka not swing that way. Tapi kita lihat saja nanti...
Sunggyu menoleh dua kali ke arah cafe kecil tak jauh dari bandara karena merasa familiar dengan salah satu pengunjung yang asyik memainkan ponselnya. Ia menghentikan mobilnya tiba-tiba dan Dongwoo juga mengerem mendadak hingga membangunkan teman-teman mereka.
Tak ambil pusing, Sunggyu dengan cepat turun dari mobil dan membuka pintu cafe.
"Namu," Panggilnya ke namja yang tadi ia lihat dan benar saja, namja itu menoleh dan tersenyum sumringah.
"Sunggyu hyung?"
"Waaaaah Woohyun ah!"
Keduanya berpegangan tangan dan meloncat-loncat childish. Untung saja cafe itu sedang sepi dan mereka berada di pojok, jadi mereka tidak mempermalukan diri mereka sendiri.
"Wow, sudah lima tahun kau terlihat lebih manis dan.." Sunggyu tersenyum evil, ".. Semakin terlihat Greasy."
"Yah hyung, jika kau dibesarkan dilingkungan dengan orang-orang seperti yang kumiliki, kau akan tumbuh sepertiku." Ujar Woohyun tertawa seraya memukul ringan lengan temannya.
"Ah sudahlah, mau 'pulang' sekarang?"
"Tentu saja. Aku sudah lelah dan.. dimana Dongwoo hyung? Bukankah dia sudah kembali dari Kanada? Sungjong ah juga tidak ada."
"Mereka ada di mobil. Ayo, kau hanya membawa ini 'kan?" Sunggyu menunjuk dua koper berukuran besar dan Woohyun mengangguk, "Bagus, bawa sendiri nde~"
"Aish hyung!"
"Hahaha, bercanda Nam ah. Sini, kubawakan satu."
Sunggyu mengajak Woohyun ke mobil putih yang masih mengkilap hingga Woohyun bersiul kagum, "Aku ragu bagaimana kau bisa menyetir mobil sebagus ini tanpa SIM."
Koper yang dibawa Sunggyu terjatuh dan Woohyun mendapati temannya menganga lebar.
"Yah! Bagaimana kau bisa tahu?!" Tanyanya ribut lalu memukuli lengan Woohyun.
"Aduh, aduh... hahaha, aku tahu dari Kibum hyung. Aduh hyung, sakit tau!"
"Weeek, salah sendiri."
Setelah memasukkan dua koper tadi ke bagasi mobil, Woohyun membuka pintu mobil lalu mengangkat sebelah alis melihat sosok pemuda berkaki panjang sedang mendengkur dengan posisi aneh.
"Namanya Lee Sungyeol." Kata Sunggyu seolah membaca pikirannya, "Dia Choding di grupku."
"Oh hyung punya grup ternyata, tak kusangka." Ledek Woohyun yang segera menunduk sebelum sebuah boneka beruang berwarna coklat yang lumayan besar mengenai kepalanya. Ia kemudian mendudukan diri disamping Sungyeol setelah membenarkan posisi tidurnya.
"Dongwoo hyung mana? Katanya di mobil."
"Ya, dia di mobil hijau dibelakang kita."
Woohyun mengeluarkan kepalanya dari jendela mobil dan melihat mobil hijau yang sangat keren dibelakang. Pengemudinya yang berambut abu-abu melambaikan tangan dan namja brunet di mobil Sunggyu ikut melambai.
"Wow, Dongwoo hyung sekarang keren. Tidak seperti dulu yang-"
"-Cengeng." Ucapnya dan Sunggyu bersamaan lalu terbahak.
Dan tawa itu membangunkan Sungjong yang memang bukan heavy sleeper seperti Sungyeol, Myungsoo dan Dongwoo.
"Ah, kau Sungjongie 'kan? Kau semakin cantik saja."
Wajah Maknae tersebut memerah karena baru bangun tidur dan mendapati dirinya dipuji namja tampan didepannya.
Ia menoleh kearah Sunggyu dengan gugup, "Hyung, dia..."
"Ya, dia Nam Greasy Woohyun."
"That was not my middle name." Rajuk Woohyun seraya mendeathglare Sunggyu.
'Gosh! Aku tidak tahu jika dulu memiliki teman setampan, semanis dan seimut ini!' Batin Sungjong dan melihat Woohyun tanpa berkedip.
"Lucky I'm in love with my childhood friend~"
Sungjong dan Woohyun berpandangan mendengar lagu ngawur Sunggyu kemudian akhirnya Sungjong paham hyungnya itu menyindir dirinya.
"Kau masih memiliki suara bagus seperti dulu hyung."
Namja paling tua disana menyengir dan melirik Sungjong. "Gomawo Woo ah. Ngomong-ngomong apa jurusan yang akan kau ambil di Universitas besok?"
"Eh? Sepertinya Musik Major hyung."
"Kau satu jurusan denganku!"
"Benarkah?! Horeeee!"
"Woohyun hyung masuk Universitas kita hyung?" Tanya Sungjong berbinar dan kedua hyungnya mengangguk bersamaan.
"Yay!"
"Kau sendiri Sungjongie? Jurusan apa yang kau ambil?"
"Um, Fashion Major.."
"Wow kau hebat Jongie!"
"Gomawo hyung."
"Ne, kalau Dongwoo hyung dan Sungyeol ini?"
"Dongwoo hyung Dance Major, kalau Yeollie hyung.."
"Yang jelas dia calon Arsitek. Keren 'kan?" Cengir Sunggyu dan Woohyun menatap orang disampingnya dengan kagum.
Beberapa menit kemudian mobil Sunggyu melewati jalan bebatuan dan kepala Sungyeol berada dipundak Woohyun yang setengah tertidur. Didalam mimpinya, pria yang memiliki warna rambut coklat kepirangan itu mencium aroma yang menenangkan yang menguar dari seseorang. Dengan berat hati ia membuka kelopak matanya dan melihat wajah seseorang dengan kelopak mata lembut, hidung lurus, serta bibir pink yang sensual.
"Ngh," Erangnya dan sapaan Sunggyu mengagetkannya.
"Akhirnya kau bangun juga Choding ah."
"Kita mau kemana?"
"Kerumahku. Atau tepatnya kerumah Woohyunnie."
"Dia Woohyun?" Tanyanya kaget dan menunjuk namja disampingnya. Pria berambut merah mengangguk lucu.
'Damn him! He's so cute.'
"Hey Yeol, kau bilang tidak akan jatuh cinta padanya 'kan?"
Mata Sungyeol melebar lalu mengerjap, "Aku bilang begitu?"
"Yah.. kalau kau tidak ingat, mau tidak mau aku akan menyanyi 'Lucky I'm in love with my bestfriend'~"
"Memangnya dia temanku?" Dengus Sungyeol.
"Calon teman. Temanku, teman kalian juga."
Sungyeol hanya tersenyum mendengarnya dan menahan diri untuk tidak mengacak surai coklat Woohyun.
Ciiiiiiittt...!
Duk!
"Hyung!" Ringis Sungjong dan Woohyun bersamaan yang terbangun karena rem dadakan Sunggyu. Sungyeol menahan tawanya melihat pout adorable kedua namja itu.
"Tehee, mianhae, tapi kita sudah sampai lho."
Woohyun melihat keluar dan pemandangan rumah tingkat tiga yang besar dan lebar menyambutnya.
Empat pemuda itu keluar dari mobil Sunggyu sementara Dongwoo juga keluar dari mobilnya.
"Dong hyung!" Woohyun langsung memeluk pemuda yang hobi tersenyum itu.
"Aigoo Woo ah, kau semakin tampan saja. Tapi juga cantik."
"Hieeeh? Tapi tetap saja Jongie lebih cantik dariku."
"Whatever. Sudahlah ayo masuk, diluar gerah sekali tahu." Desis Sungyeol yang hanya alasan supaya adegan lovey-dovey didepannya cepat berakhir.
Dengan cemberut kedua pria yang berpelukan tadi mengeluarkan koper Woohyun dan membawanya ke teras.
Ting tong..
Ceklek.
"Mansion Nam, ada yang-"
Dua pasang mata sipit sama-sama melebar.
"Baekhyun ah!"
"Woohyun hyung!"
Sungyeol dan Sungjong mengerang melihat Woohyun kembali berpelukan. Sepertinya pria yang terlihat clingy itu menyukai skinship.
"Baekhyunnie, bagaimana kabar Daehyunnie?" Tanya Woohyunantusias setelah melepaskan pelukannya.
"Nde hyung, aku juga akan menanyakan hal serupa tentang Kyuhyun hyung. Daehyun hyung baik-baik saja dan operasinya berjalan lancar."
"Oh syukurlah kalau begitu. Kabar Kyu hyung juga baik-baik saja dan dari tahun ketahun dia..."
Woohyun menarik Baekhyun mendekat dan berbisik, "...Semakin pervert."
'Kyuhyun?' Batin Sungyeol heran, 'Rasanya dulu Hoya dan L sering menyebut nama itu.' Ia lalu menoleh ke mobil Dongwoo dan ternyata kedua teman sejak bayi itu masih tertidur pulas. Ia kembali ke realita berkat suara tawa Baekhyun.
"Bukankah Kyu hyung memang pervert? Kekeke, dasar. Oh ya, mianhae. Silahkan masuk yeorobeun."
Keenam pemuda tersebut memasuki rumah dan Sungyeol serta Dongwoo membuka mulut mereka dengan lebar karena rumah itu bukan hanya sangat-sangat besar, tapi super besar. Dan dalam hati Sungyeol menghitung biaya pembangunan rumah ini.
"Apakah ada makanan? Aku lapar." Sunggyu mempoutkan bibirnya dan Baekhyun meletakkan telunjuk di pelipis, berpikir.
"Tapi kokinya sudah pulang."
Beberapa detik kemudian para pemuda kelaparan itu mengerang.
Woohyun menjentikan jari, "Aku saja yang memasak."
"Memang kau bisa masak?"
Bukannya Woohyun yang dongkol ditanya seperti itu, ingin rasanya Baekhyun melemparkan lap yang ia bawa ke wajah Sungyeol.
'Cih, dia belum tahu masakan Woohyun hyung. Kalau tidak tahu jangan menyolot dong pabbo.' Batin Baekhyun keki.
Sungyeol tidak menyangka ledekannya dibalas oleh senyuman. "Tentu saja. Baek ah, ada bahannya 'kan?"
"Ne hyung, ada banyak. Hyung mau masak apa? Biar aku bantu."
"Nah tidak usah. Aku pakai dapurnya yaaaaa~"
"Ne hyung, yang jelas jangan menghanguskan seteko air!"
Baekhyun langsung berlari menjauhi dapur seraya tertawa saat sebuah spatula melayang kearahnya. Ia kemudian mendudukan diri didekat Sungjong yang mengelus permadani yang ia tiduri.
"Gyu hyung, kenapa kau tidak menelpon kemari dan memberi tahu Woohyun hyung datang?"
Sunggyu mendengus, "Kau tahu sendiri anak itu sering membuat kejutan. Tadi saja ketika aku di kampus tiba-tiba dia menelpon dan mengatakan dia sedang di Incheon."
Mulut Baekhyun membentuk 'O' mendengarnya. Tak lama kemudian ia mendengar sesuatu yang dipotong dengan cepat lalu ia dapat mencium aroma nasi goreng Kimchi.
Suara perut yang sangat berisik membuyarkan lamunannya dan ia melihat empat pemuda lain memegangi perut masing-masing dengan pipi memerah.
"Woo hyung! Para fansmu kelaparan, cepatlah~!"
"Neeee!"
"Yah!" Teriak teman-teman Woohyun yang beru dan mereka memukul ringan tubuh mungil Baekhyun yang hanya terkekeh.
"Tararara~ Nasi goreng kimchi ala Chef Namu.." Woohyun datang membawa dua piring dan memberikannya pada GyuYeol yang telah mengangkat tangan mereka. Sungjong dan Baekhyun berlari kedapur mengambil empat piring lain.
"Woah, ini enak sekali!" Seru Sungyeol yang makan dengan lahap. Dongwoo mengacungkan dua jempolnya dan Baekhyun bertepuk tangan seperti anak kecil.
"Ekh?!" Tiba-tiba Sunggyu memekik dan sukses membuat Sungjong tersedak kaget. Woohyun memberinya segelas air.
"Ada apa sih hyung?"
"Woo ah, boleh aku minta sisa nasi gorengnya untuk dua porsi?"
Jika bukan karena Sunggyu jarang memohon, Woohyun akan menertawakan puppy eyesnya yang –seriously ridiculous itu. Atau hamster eyes barangkali?
"Baiklah."
Sunggyu mengikuti Woohyun yang mengeluarkan dua tempat bekal dari lemari dan mengisinya dengan nasi goreng.
"Untuk siapa hyung? Apa kau masih lapar?" Tanya Woohyun, serius sekali menata nasi goreng dan Sunggyu berpikir jika pemuda didepannya tidak menjadi penyanyi seperti impiannya, mungkin ia akan terkenal sebagai 'Koki pria muda berwajah cantik'. Gezzz, ia bahkan tidak sempat menahan tawanya memikirkan itu. Woohyun mendengarnya lalu mendongak dan menatapnya dengan aneh.
"Ignore me, itu untuk dua temanku."
"Teman satu apartemen?"
"Bukan, teman satu grup."
"Tapi aku tidak melihat mereka."
Sunggyu mengangkat bahu, "Mungkin mereka tertidur dimobil Dongwoo. Jadwal mereka akhir-akhir ini ketat sekali."
"Oh ya? Apa fakultas mereka?"
"Yang satu Dance Major seperti Dongwoo, satunya Musik Major seperti kita."
"Wow keren, kau punya banyak teman beda fakultas. Kau bukan Sunggyu hyung yang pemalu seperti dulu- aww!"
"Ck, dan kau tetap sering menggoda orang seperti dulu." Mereka berdua tertawa bersama mengenang masa lalu sampai kemudian mereka mendengar Sungyeol dan Sungjong merengek ingin tambah. Woohyun datang membawa dua piring lagi lalu duduk disamping Dongwoo.
"Bagaimana kau bisa memasak nasi goreng seenak ini? Sedangkan mantanku yang jelas-jelas gadis tidak bisa membuatnya." Woohyun hampir bergubrak ria mendengar ucapan lugu Sungyeol.
"Hmm aku belajar masak dari seseorang bernama Kibum. Dia baik, tampan, perhatian dan- kenapa kalian memandangiku seperti itu?"
"Dia pria?" Tanya Sungjong tak percaya. Hyungnya mengangkat bahu, "Tidak apa-apa 'kan? Toh bukannya disini juga seperti itu?"
Sunggyu terlihat berpikir, "Bukannya Kibum itu Key hyung ya?"
"Ahh! Kau masih mengingat Key hyung! Ne, waktu itu aku sedang berbelanja dan tanpa sengaja menabraknya. Aku tidak tahu jika ternyata dia ada di Jepang."
"Dan kalau aku tidak salah ingat, dia mantan pacarmu 'kan?"
Hening... Woohyun hanya menggaruk belakang kepalanya, tersipu.
Tiba-tiba mereka mendengar suara klakson yang sangat aneh dan keras. Dongwoo mengerang.
"Apa yang mereka lakukan pada mobil baruku?!"
"Mungkin mereka kelaparan. Hyung tahu mereka." Ujar Sungyeol dengan ekspresi datar.
"Baiklah kalau begitu. Mianhae Woohyun ah aku tidak bisa lama-lama disini."
"Aku juga, aku harus mengantar Choding ini pulang dan memberikan nasi goreng yummy ini. Gomawoyo Woohyun ah, Baekhyun ah. Bye~"
"Gomawo nasi gorengnya. Kalau aku kesini lagi buatkan lagi dong."
"Bye Hyun hyungdeul."
"Bye hyungdeul, Sungjongie. Ne Sungyeol ssi, akan kubuatkan. Hati-hati dijalan!"
Baekhyun, being good butler he is, menutup pintu, meletakkan piring-piring kotor ke wastafel lalu membawa koper Woohyun naik.
"Bagaimana rasanya kembali ke Korea hyung?"
"Tentu saja aku senang. Tapi aku tidak mau bertemu dengan orang-orang masa laluku."
Meskipun tidak melihat, Baekhyun bisa merasakan senyum pahit Woohyun di kata-katanya. Dan ia paham itu.
Di bully sama sekali tidak meninggalkan kesan yang baik bagi yang mengalami.
Ditempat lain, Dongwoo hampir saja melemparkan tempat bekal berisi nasi goreng tadi ke Hoya dan L karena keduanya tertawa seperti orang bodoh dan memainkan klakson mobilnya ditengah malam buta. Untungnya tidak ada tetangga Woohyun yang melemparkan barang ke mobil barunya.
'They gonna pay it.' Batin Dongwoo dengan ekspresi masam.
"Apa ini?" Hoya mengangkat kotak bekal berbentuk kepala kelinci dan melihat isinya, "Wow kebetulan sekali aku lapar. Kalian semua dari mana saja?" Tanyanya dengan alis kiri terangkat.
"Ke rumah teman lamaku. Dia pindahan dari Jepang, dan besok kita akan menjemputnya karena dia akan kuliah di Universitas kita."
L mendengus, "Kenapa kita yang harus ikut repot?"
"Dia akan masuk di Music Major. Jika kau cari gara-gara dengannya, aku tidak akan segan untuk menghantammu, L. Dan itu juga berlaku untukmu Hoya ah karena aku tahu kalian sering mencari masalah dengan anak baru."
"Dia tidak terdengar seperti teman lama biasa." Hoya menutup tempat bekal yang sekarang telah licin kemudian menatap ke mata Dongwoo lewat spion. Dilihat dari kemurungan pemuda yang selalu tertawa itu, sepertinya tebakannya memang benar.
"Jezz yang sedang jatuh cinta. Siapa nama yeojya beruntung itu eoh?"
Dongwoo terdiam, tidak segera menjawab tapi hanya serius menyetir sampai L kembali mengulang pertanyaannya.
"Ck, dia namja."
"Uhuk!"
Hoya tak menghiraukan L yang tersedak, tapi menatap kosong kedepan, "Kau bercanda 'kan hyung? Bukannya kita semua straight? Siapa nama pria itu?"
"Fine, kalian boleh membuat pengecualian 'Kami semua straight kecuali Dongwoo, Sungjong dan Sungyeol.' Terserah apa kata kalian."
L memegangi kerongkongannya yang sakit, "Sungyeol juga menyukai pria itu?!"
"Dan lagi, Sungjong? Diva itu ternyata menyukai pria." Sambung Hoya lalu menyeringai, "We can use this as blackmail."
"Tentu saja tidak bisa. Jika kau serius, aku akan keluar dari dance dan memukulimu agar kau juga tidak bisa melanjutkan dancemu."
Kedua sahabat tadi merinding mendengar nada serius Dongwoo. Karena jika Dongwoo sudah serius, ia akan melakukan apa yang diinginkannya dan memastikan itu terjadi.
"Kalian juga tidak memerlukan namanya sekarang karena besok Sunggyu dan aku pasti memperkenalkannya pada kalian dan tolong ingat baik-baik ucapanku tadi. Jika aku melihatnya pulang dengan sedikit luka, aku akan menganggap itu sebagai perbuatan kalian. Geng di Kampus tidak akan bisa bergerak tanpa perintah kalian."
'Siapa orang yang berani mengacaukan persahabatan kami?'
'Aku akan memastikan orang itu babak belur suatu hari nanti.'
"Satu hal lagi.. kalian secara tidak langsung sudah berjanji untuk tidak jatuh cinta padanya—"
"Tenang," Sela Myungsoo cepat, "Kami tidak akan melanggar itu."
"Bagus." Dengus Dongwoo dan berhenti didepan sebuah bangunan sederhana hampir mendekati reyot. Myungsoo dan Howon lalu turun dari mobil Dongwoo dan melihat mobil hijau tersebut menghilang di tikungan.
"Shit, apa yang harus kita lakukan?!" Geram Hoya. L mengangkat bahu dengan bingung.
"Won ah, katakan padaku jika ada ide sadis yang lewat diotakmu untuk menyakiti namja ini. Aku akan seratus persen mendukung dan membantumu."
Howon menyeringai lalu menepuk pundak namja yang hanya beberapa hari lebih tua darinya, "Tenang saja aku pasti akan mendapat ide itu. Rasanya sudah lama kita tidak membully orang." Katanya bersemangat dan membunyikan buku-buku jarinya.
"Kau benar. Terakhir kita melakukannya.. kapan?"
"Lima tahun yang lalu."
"Kau mengingatnya?"
"Yeah.." Hoya sedikit menahan nafasnya mengingat memori itu. Ia ingin bertemu namja itu lagi dan meminta maaf padanya. Tapi keesokan harinya tiba-tiba saja ada berita jika murid tersebut mendadak pindah.
L juga melamun dan menggumamkan kata 'That pretty little thing.'
Hembusan angin musim panas tak terasa panas bagi dua pemuda itu, mereka berjalan ke apartemen reyot mereka dalam diam.
Ketika sampai dikamarnya, L membuka jaketnya lalu membuka pintu lemari. Sebuah foto remaja SMP yang sedang tertawa tertempel disana.
"Aku ingin bertemu denganmu sekali lagi..." lirihnya mengelus foto tersebut.
Cinta pertama memang susah dilupakan meskipun kita sudah menyakiti orang itu.
Note: Happy Birthday Woohyun oppa! ^w^
